Anda di halaman 1dari 21

1

Skenario

Kelainan Genetik

Seorang dokter sedang melakukan penelitian terhadap ibu hamil untuk


mengetahui risiko kelainan genetik yang mungkin terjadi pada bayi. Pada
penelitian tersebut didapatkan kelainan struktur kromosom. Setelah dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut, kelainan struktur kromosom tersebut menyebabkan
gangguan pada sintesis protein.

STEP I

1. Genetik : Berkaitan dengan reproduksi atau kelahiran.


2. Forensik : Struktur nukleoprotein yang membawa informasi genetik dan
suatu unit genetik yang terdiri dari DNA, RNA dan protein yang berfungsi
untuk pembawa sifat.
3. Sintesis Protein : Suatu unit proses pembentukkan protein yang terdiri dari
proses transkripsi dan translasi

STEP II

1. Bagaimana fungsi gen pada tubuh?


2. Apa sajakah kelainan-kelainan pada genetik?
3. Bagaimanakah struktur kromosom? Dan sebutkan macam-macam
kromosom!
4. Bagaimanakah abnormalitas pada bentuk/struktur kromosom?
5. Apa perbedaan RNA dan DNA?
6. Bagaimana proses sintesis protein?
a. Proses transkripsi dan translasi
b. Macam-macam enzim yang berperan?
c. Peran asam nukleat dalam proses sintesis protein?

STEP III

1. Fungsi gen pada tubuh ;


Berperan sebagai pembawa informasi genetik.

2. Kelainan-kelainan genetik :
a. Sindrom Klinefelter
b. Sindrom Turner
c. Sindrom Down
d. Sindrom Edward
e. Sindrom Patau
2

f. Sindrom Jacob
3. Macam- macam kromosom :
a. Telosentrik
b. Akrosentrik
c. Submetasentrik
d. Metasentrik
e. Autosom
f. Gonosom
4. Bentuk abnormalitas pada kromosom adalah dikelompokkan menjadi 4,
yaitu :
a. Delesi
b. Duplikasi
c. Insversi
d. Translokasi
5. Perbedaan DNA dan RNA ada pada bentuk gula, ukuran, basa nitrogen,
fungsi, letak dan kadar
6. Proses sintetis protein
a. – Transkripsi : penyalinan DNA menjadi RNA di nukleus
- Translasi : Penerjemah kode di ribosom (RNA)
a. Macam- macam enzim yang berperan dalam sintesis protein :
- Enzim polymerase 1
- Enzim polymerase 3
- Enzim helicase
- Enzim ligase
- Enzim primase
c. Peran asam nukleat dalam proses sintesis protein adalah menyimpan,
mentransfer, mentransmisi, inflamasi dari gen.
STEP IV
1. Fungsi dari gen adalah :
Gen adalah bagian dari kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA)
dalam kromosom yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri-ciri genetis dari
suatu makhluk hidup. Gen diturunkan atau diwariskan oleh satu individu
kepada keturunannya, yaitu melalui suatu proses reproduksi. Oleh karena itu,
informasi yang menjaga keutuhan bentuk serta fungsi kehidupan suatu
organisme dapat terpelihara/terjaga.
Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog.
Dari masing-masing gen dalam pasangan tersebut disebut dengan alel. Kedua
alel dapat membawa ciri sifat yang sama ataupun sifat yang berbeda, seperti
misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek. Gen-gen merupakan
substansi hereditas yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Dapat memberikan informasi tentang genetika dari generasi ke generasi.
- Dapat mengendalikan, artinya bisa mengatur metabolisme dan
pertumbuhan tubuh.
3

- Dapat menentukan sifat-sifat pada keturunannya. Seperti yang dicontohkan


pada fakta di depan. Sifat-sifat itu bisa berupa bentuk rambut, bentuk
badan, warna kulit, dan lain sebagainya.
- Proses reaksi kimia di dalam tubuh bisa terjadi secara bertubi-tubi. Dan
pada tiap-tiap reaksinya dibutuhkan enzim. Pembentukan dan juga
pengendalian kerja enzim tersebut dilaksanakan oleh gen. Dan juga pada
proses perkembangan yang membutuhkan hormon juga diatur oleh gen.
2. Kelainan-kelainan genetik :
a. Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter adalah salah satu jenis penyakit kelainan
genetik. Penyakit ini diderita oleh laki-laki yang dilahirkan dengan
kromosom X tambahan.
Kromosom seks adalah gen dalam sel yang menentukan jenis
kelamin seseorang. Normalnya, laki-laki memiliki susunan kromosom seks
XY, sedangkan perempuan XX. Namun susunan kromosom seks pada
penderita sindrom Klinefelter adalah XXY, dengan jenis kelamin laki-laki.
Akibat duplikasi atau penggandaan kromosom X ini, laki-laki yang
menderita sindrom Klinefelter akan memiliki beberapa karakteristik
perempuan.
b. Sindrom Turner
Sindrom Turner adalah kelainan genetik yang terkait dengan cacat
kromosom. Kombinasi kromosom di dalam sel unik pada setiap orang dan
ini menentukan perkembangan masing‐masing orang. Defeksi kromosom
mengakibatkan berbagai gejala; mungkin ringan atau parah. Setiap orang
memiliki 23 pasang kromosom, termasuk kromosom ke‐23 yang
menentukan jenis kelamin (XY pada pria dan XX pada wanita). Pada
sindrom Turner, cacat terjadi pada kromosom X.
c. Down Syndrome
d. Syndrome Edward
e. Syndrome Patau
f. Syndrome Jacob
3.

STEP V

1. Struktur dari kromosom? Struktur DNA dan RNA (letak, hubungan,


perbedaan) dengan struktur sel secara keseluruhan ?
4

2. Proses Sintesis protein


a. Tahapan Proses transkripsi dan translasi
b. Peranan As. Nukleat dalam sintesis protein
c. Macam enzim yang berperan
3. Biosintesis purin dan pirimidin?

STEP VI
BELAJAR MANDIRI

Step VII

1. STRUKTUR KROMOSOM
Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein
histon. Dari Ikatan ini dihasilkan Nukleosom, yang memiliki ukuran panjang
sekitar 10 nm. Kemudian nukleosom akan membentuk lilitan-lilitan yang
sangat banyak yang menjadi penyusun dari kromatid (lengan kromosom) ,
satu lengan kromosom ini kira-kira memiliki lebar 700 nm. (Barret, 2014)

Gambar 1.1 Struktur Penyusun Kromosom (Hadi A, 2014)

Gambar di bawah ini merupakan bentuk kromosom secara umum.


5

Gambar 1.2 Struktur Kromosom (sumber : Hadi A, 2014)

Berikut adalah penjelasan dari bagian-bagian kromosom:

1. Kromatid
Kromatid merupakan bagian lengan kromosom yang terikat satu sama
lainnya, 2 kromatid kembar ini diikat oleh sentromer. Nama jamak dari
kromatid adalah kromonema. Kromonema biasanya terlihat pada pembelahan
sel masa profase dan kadang – kadang interfase.
2. Sentromer
Pada kromosom terdapat satu daerah yang tidak mengandung gen (informasi
genetik), daerah ini dinamakan Sentromer. Pada masa pembelahan, sentromer
merupakan struktur yang sangat penting, di bagian inilah lengan kromosom
(kromatid) saling melekat satu sama lain pada masing-masing bagian kutub
pembelahan. Bagian dari kromosom yang melekat pada sentromer dikenal
dengan istilah ‘kinetokor’.
3. Kromomer
Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan
akumulasi dari materi kromatid yang kadang-kadang terlihat pada
pembelahan masa interfase. Pada kromosom yang telah mengalami
pembelahan berkali-kali, biasanya kromomer ini sangat jelas terlihat.
4. Telomer
Telomer adalah bagian berisi DNA pada kromosom, fungsinya untuk menjaga
stabilitas ujung kromosom agar DNA nya tidak terurai.
5. Satelit
Bagian yang merupakan tambahan pada merupakan tambahan pada ujung
kromosom.tidak semua kromosom emiliki satelit jika kromososm memiliki
satelit maka disebut satelit kromosom.
6

6. Kromonema
Benang halus berpilin pilin yang terendam dalam kandungan yang berasal
dalam kandung yang berasal dari kromonema kromatin sendiri.

TIPE KROMOSOM
Apabila dibedakan berdasarkan letak sentromer pada lengan kromatid, maka akan
ada 4 tipe kromosom, yaitu:
1. Talosentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di ujung
kromosom.
2. Metasentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di tengah
kromatid sehingga secara relatif membagi kromatid menjadi dua bagian.

3. Submetasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya mendekati


bagian tengah, namun tidak pada bagian tengah, sehingga kromatid nya
terlihat sedikit panjang sebelah.

4. Akrosentrik, yaitu kromosom yang letak sentromer nya berada diantara tengah
dan ujung lengan kromatid.

Gambar 1.3 Tipe Sentromer (sumber : Hadi A., 2014)

Struktur DNA dan RNA


A. Struktur DNA
Struktur DNA pertama kali ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick.
Struktur DNA disebut struktur rantai berganda Watson-Crick. DNA merupakan
makro molekul atau molekul yang besar dan berisi 2 rantai polinukleoitida
yang saling berkaitan. Setiap nukelotida terbentuk tiga susunan komponen
7

yakni nitrogen, gula pentosa, dan gugus fosfat. Di dalam basa nitrogen terdapat
basa primidin dan basa purin. Basa primidin terdapat timin dan sitosin
sedangkan dalam basa puring terdapat adenin dan guanin.
Watson dan Crick:
Watson dan Crick menemukan bahwa DNA berbentuk doubel helix. Setiap
molekul DNA terdiri dari dua rantai polinukleotida yang tersusun secara anti
paralel membentuk struktur duobel helix.

Gambar 2.1 Struktur DNA (Sumber : www.4bp.com)


Fungsi DNA
Fungsi utama DNA adalah sebagai pembawa materi genetic. Namun
demikian fungsi DNA sangat luas yaitu sebagai berikut:
1. Membawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya
2. Mengontrol kehidupan secara langsung maupun tidak

3. Sebagai auto katalis atau penggandaan diri

4. Sebagai heterokatalis atau melakukan sintetis terhadap senyawa lain.

B. Struktur RNA
RNA merupakan polimer ribonukleotida purin dan pirimidin yang
disatukan oleh jembatan 3’, 5‘-fosfodiester, yang analog dengan jembatan
fosfodiester pada DNA. Pada RNA, gugus gula tempat fosfat serta basa
purin dan pirimidin melekat adalah ribosa, bukan 2’deoksiribosa, RNA
mengandung ribonukleotida urasil. RNA terdapat dalam bentuk untai
tunggal, RNA mampu melipat dirinya menyerupai jepitan rambut sehingga
8

memperlihatkan karakteristik untai-ganda: G berpasangan dengan C, dan A


dengan U.

RNA berbentuk untai tunggal yang komplementer dengan salah satu dari
kedua untai gen, kandungan guaninnya tidak selalu sama dengan
kandungan sitosin, demikian juga dengan kandungan adenin tidak selalu
sama dengan kandungan urasilnya. Informasi di dalam untai tunggal RNA
terkandung dalam sekuens nukleotida purin dan pirimidinnya di dalam
polimer. Sekuens bersifat komplementer dengan untai cetakan paa gen
tempat sekuens tersebut ditranskripsikan. Karena sifat komplementer ini,
sebuah molekul RNA dapat berikatan secara spesifik sesuai hukum-hukum
pembentukan pasangan basa dengan untai DNA cetakannya. Berikut
adalah gambaran struktur RNA.

Gambar 2.2 Struktur RNA (Sumber : Barret, 2014 )

RNA terbagi dalam beberapa kelas berbeda, yaitu :


1. RNA Pembawa atau mRNA
Mekanisme transkripsi maupun pascatranskripsi ikut berperan dalam
rentang kandungan mRNA yang sangat bervariasi. Berfungsi sebagai
pembawa yang menyampaikan informasi dalam suatu gen ke perangkat
pembentuk protein, dan mmasong-masing mRNA ini berfungsi sebagai
cetakan untuk membentuk polimer asam amino dengan sekuens spesifik
sehingga membentuk molekul protein spesifik, yaitu produk akhir suatu
9

gen. Molekul mRNA yang kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan


berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis protein. (Barret, 2014)

2. RNA Transfer

Gambar 2.3 RNA Transfer (Campbell, 2008)


Molekul tRNA memiliki panjang yang bervariasi dari 74 sampai 95
nukleotida. Molekul tRNA berfungsi sebagai adaptor untuk translasi
informasi dalam sekuens nukleotida mRNA menjadi asam-asam amino
spesifik. Terdapat paling sedikit 20 spesies molekul tRNA di setiap sel,
setidaknya satu yang berkorespondensi dengan masing-masing dari 20
asam amino yang diperlukan untuk membentuk protein. (Campbell,
2018)
Semua molekul tRNA mempunyai empat lengan utama. Lengan akseptor
berakhir di nukleotida CpCpAOH. Ketiga nukleotida ini ditambahkan
oleh enzim nukleotidil transferase spesifik pascatranskripsi. Asam amino
yang sesuai dengan tRNA dilekatkan, atau dimuatkan ke gugus 3’OH
pada bagian A lengan akseptor. Lengan ekstra membantu penentuan
tRNA spesifik membentuk sekitar 20% RNA selular total. (Yunita, 2016)
3. RNA Ribosom
Ribosom adalah struktur nukleoprotein sitoplasma yang berfungsi
sebagai perangkat pembentukan protein dari cetakan mRNA. Semua
molekul RNA ribosom, kecuali rRNA 5S yang ditranskripsi secara
independen, diproses dari satu molekul prekursor RNA berukuran 45S di
nukleolus. Molekul RNA ribosomal yang sangat banyak termetilasi
10

dikemas di nukleolus dengan protein-protein ribosomal khusus. Studi-


studi terakhir menunjukkan bahwa komponen rRNA yang besar memiliki
aktivitas peptidil transferase sehingga digolongkan sebagai suatu
ribozim. rRNA mewakili sekitar 70% RNA selular total. (Barret, 2014)

3. Sintesis Protein
A. Tahapan Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan suatu proses yang terdiri dari dua tahap utama yaitu
transkripsi sebagai penerjemahan DNA menjadi mRNA dan translasi sebagai
penerjemah mRNA menjadi polipeptida. (Sloane, 2015)
a. Transkripsi
Transkripsi merupakan tahap penyalinan kode basa pada molekul DNA
menjadi RNA,di mana tahap ini dilakukan untuk setiap satuan tiga
nukleotida atau kodon.Rantai DNA terbuka dan salah satu rantai berfungsi
sebagai pola untuk produksi rantai mRNA,Untuk melakukan transkripsi
diperlukan RNA polimerase,yang bertugas memasang basa-basa baru,dan
protein pengatur gen,yang terikat pada rangkaian basa khusus pada molekul
DNA dan menentukan segmen DNA yang harus disalin,segera setelah
salinan mRNA lengkap,rantai dobel heliks DNA asli terbentuk kembali dan
melepas mRN, mRNA keluar dari nukleus melalui pori-pori membran
nukleus dan bergerak ke sitoplasma. (Sloane, 2015)
(1) Pesan yang tertulis pada mRNA berbentuk kode genetik.Setiap kata pada
kode terdiri dari tiga nukleotida yang berdekatan,atau triplet basa,yang
membentuk kodon.
(2) Triplet menentukan satu dari 20 jenis asam amino yang lazim ditemukan di
protein.Misalnya,jika kodon berupa GAG,maka kode tersebut mewakili
asam amino asam glutamat (nukleotida pasangan terdapat dalam DNA
adalah CTC.

(3) Karena ada empat jenis nukleotida,maka kemungkinan 64,triplet kodon,dan


jenis asam amino yang dikodekan hanya ada 20,kode tersebut dikatakan
berdegenerasi karena banyak asam amino yang tersusun lebih dari satu
kodon,kode juga bersifat universal karena kodon yang sama mengandung
asam-asam amino yang sama pada seluruh makhluk hidup. (Sloane, 2015)
11

Transkripsi meliputi 3 tahapan, yaitu tahapan inisiasi, elongasi, dan terminasi.


a) Inisiasi (Permulaan)
Jika pada proses replikasi dikenal daerah pangkal replikasi, pada transkripsi ini
dikenal promoter, yaitu daerah DNA sebagai tempat melekatnya RNA
polimerase untuk memulai transkripsi. RNA polimerase melekat atau berikatan
dengan promoter, setelah promoter berikatan dengan kumpulan protein yang
disebut faktor transkripsi. Nah, kumpulan antara promoter, RNA polimerase,
dan faktor transkripsi ini disebut kompleks inisiasi transkripsi. Selanjutnya,
RNA polimerase membuka rantai ganda DNA.
b) Elongasi (Pemanjangan)
Setelah membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini kemudian
menyusun untaian nukleotida-nukleotida RNA dengan arah 5´ ke 3´. Pada
tahap elongasi ini, RNA mengalami pertumbuhan memanjang seiring dengan
pembentukan pasangan basa nitrogen DNA. Pembentukan RNA analog dengan
pembentukan pasangan basa nitrogen pada replikasi. Pada RNA tidak terdapat
basa pirimidin timin (T), melainkan urasil (U). Oleh karena itu, RNA akan
membentuk pasangan basa urasil dengan adenin pada rantai DNA. Tiga macam
basa yang lain, yaitu adenin, guanin, dan sitosin dari DNA akan berpasangan
dengan basa komplemennya masing-masing sesuai dengan pengaturan
pemasangan basa. Adenin berpasangan dengan urasil dan guanin dengan
sitosin. (Campbell, 2008)

Gambar 3.1 Tahap elongasi transkripsi. (Campbell, 2008)

c) Terminasi (Pengakhiran)
12

Penyusunan untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah promoter
berakhir di daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai DNA menyatu
kembali seperti semula dan RNA polimerase segera terlepas dari DNA.
Akhirnya, RNA terlepas dan terbentuklah RNA m yang baru. Pada sel
prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA, langsung berperan sebagai RNA
m. Sementara itu, RNA hasil transkripsi gen pengkode protein pada sel
eukariotik, akan menjadi RNA m yang fungsional (aktif) setelah malalui proses
tertentu terlebih dahulu. Dengan demikian, pada rantai tunggal RNA m terdapat
beberapa urut-urutan basa nitrogen yang merupakan komplemen (pasangan)
dari pesan genetik (urutan basa nitrogen) DNA. Setiap tiga macam urutan basa
nitrogen pada nukleotida RNAm hasil transkripsi ini disebut sebagai triplet
atau kodon. (Campbell, 2008)
13

b. Translasi
Translasi adalah sintesis protein berdasarkan translasi informasi rangkaian basa
yang ada dalam kodon mRNA.Translasi memerlukan keterlibatan tRNA dan
rRNA,molekul tRNA berukuran kecil,panjangnya hanya sekitar 70 sampai 90
nukleotida,dan berada sitoplasma.Setiap molekul tRNAberbentuk seperti daun
semanggi tiga dimensi.Salah satu ujung daun semanggi berisi antikodon,triplet
basa nukleotida yang merupakan pelengkap dari kodon mRNA.Ujung lainnya
berisi salah satu dari 20 jenis asam amino (ditemukan bebas dalam
sitoplasma),yang secara enzimatis telah terikat pada ikatan berenergi
tinggi(ATP).Molekul rRNA membentuk inti struktural ribosom,kompleks yang
terdiri dari RNA dan hampir 100 jenis protein.Ribosom berfungsi sebagai sisi
biokimia tempat molekul tRNA berada untuk membaca pesan berbentuk kode
pada mRNA. (Campbell, 2008)

Gambar 3.2 Proses Translasi (Campbell, 2008)


14

Langkah-langkah pada proses translasi adalah sebagai berikut:


a) Inisiasi Translasi
Ribosom sub unit kecil mengikatkan diri pada mRNA yang telah membawa
sandi bagi asam amino yang akan dibuat, serta mengikat pada bagian inisiator
tRNA. Selanjutnya, molekul besar ribosom juga ikut terikat bersama ketiga
molekul tersebut membentuk kompleks inisiasi. Molekul-molekul tRNA
mengikat dan memindahkan asam amino dari sitoplasma menuju ribosom
dengan menggunakan energi GTP dan enzim. Bagian ujung tRNA yang satu
membawa antikodon, berupa triplet basa nitrogen. Sementara, ujung yang lain
membawa satu jenis asam amino dari sitoplasma. Kemudian, asam amino
tertentu tersebut diaktifkan oleh tRNA tertentu pula dengan menghubungkan
antikodon dan kodon (pengkode asam amino) pada mRNA. (Campbell, 2008)

Gambar 3.3 Proses Inisiasi (Campbell, 2008)

Kodon pemula pada proses translasi adalah AUG, yang akan mengkode
pembentukan asam amino metionin. Oleh karena itu, antikodon tRNA yang akan
berpasangan dengan kodon pemula adalah UAC. tRNA tersebut membawa asam
amino metionin pada sisi pembawa asam aminonya. (Campbell, 2008)
b) Elongasi
15

Tahap pengaktifan asam amino terjadi kodon demi kodon sehingga dihasilkan
asam amino satu demi satu. Asam-asam amino yang telah diaktifkan oleh kerja
tRNA sebelumnya, dihubungkan melalui ikatan peptida membentuk polipeptida
pada ujung tRNA pembawa asam amino. Misalnya, tRNA membawa asam amino
fenilalanin, maka antikodon berupa AAA kemudian berhubungan dengan kodon
mRNA UUU. Fenilalanin tersebut dihubungkan dengan metionin membentuk
peptida. Nah, melalui proses elongasi, rantai polipeptida yang sedang tumbuh
tersebut semakin panjang akibat penambahan asam amino. (Campbell, 2008)

Gambar 3.4 Proses Elongasi (Campbell, 2008)


Keterangan :
a. tRNA membawa antikodon AAA & asam amino (fenilalanin)
b. antikodon AAA berpasangan dengan kodon mRNA
c. pembentukan ikatan peptida
d. pemanjangan rantai polipeptida & ribosom siap menerima tRNA selanjutnya.
16

c) Terminasi
Proses translasi berhenti setelah antikodon yang dibawa tRNA bertemu dengan
kodon UAA, UAG, atau UGA. Dengan demikian, rantai polipeptida yang telah
terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah membentuk protein fungsional.
(Campbell, 2008)

Gambar 3.5 Proses Terminasi (Campbell, 2008)

B. Zat yang berperan dalam sintesis protein


1. DNA helikase, berfungsi untuk membuka rantai ganda DNA induk.
2. Enzim primase, membentuk primer yang merupakan segmen pendek dari
RNA sebagai pemula untuk terjadinya sintesis protein.
3. Dari ujung 3´ RNA primer, DNA polimerase menambahkan pasangan basa
nitrogen (dari nukleotida-nukleotida) pada rantai tunggal DNA induk dan
terbentuk rantai DNA yang bersambungan secara kontinyu (tanpa terpisah-
pisah) yang disebut leading strand.
4. Pada rantai tunggal DNA induk yang lain, DNA polimerase membentuk
lagging strand (merupakan keseluruhan rantai kopian DNA yang
pertumbuhannya tidak kontinyu) dengan memperpanjang RNA primer di
beberapa tempat sehingga membentuk segmen-segmen DNA baru yang saling
terpisah. Segmen-segmen itulah atau hasilnya yang disebut fragmen Okazaki.
5. DNA polimerase yang lainnya, menggantikan RNA primer dengan DNA dan
enzim ligase menghubungkan segmen-segmen okazaki, sehingga terbentuk
salinan DNA baru. Nah, DNA baru yang telah terbentuk (identik dengan
DNA induk) akan melanjutkan tahapan untuk mensintesis protein yaitu
tahapan transkripsi dan translasi. (Barret, 2014)

C. Peranan Asam Nukleat dalam Sintesis Protein


17

Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan


mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara (intermediary metabolism)
dan reaksi-reaksi informasi energi;koenzim pembawa energi; koenzim pemindah
asam asetat, zat gula,senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi
oksidasireduksi.Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA
(deoxyribonucleicacid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid )
atau uasam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel
terikat pada histon. Senyawa gabungan antara protein dan asam nukleat disebut
nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer seperti protein tetapi
unit penyusunnya adalah nukleotida. ATP adalah salah satu contoh nukleotida
asam nukleat bebas yang berperan sebagai pembawa energi. Asam nukleat
merupakan polimer besar dengan ukuran yang bervariasi antara 25.000 /1.000.000
s/d 1 milyar. Asam nukleat baik DNA maupun RNA tersusun dari monomer
nukleotida. Nukleotidatersusun dari gugus fosfat, basa nitrogen dan gula pentosa.
Basa nitrogen berasal dari kolompok purin dan pirimidin.Purin utamaasam
nukleat adalah adenin dan guanin, sedangkan pirimidinnya adalah sitosin, timin
dan urasil. (Yunita, 2016)
18

3. Tahapan Biosintesis Purin Dan Pirimidin

A. Tahapan Biosintesis Purin

Gambar 3.1 Biosintesis Purin (Sumber : Murray, 2014)

 Keterangan

1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho


ribosil pyrophosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP
dan ion Mg²+ sebagai aktivator.

2. Selanjutnya pembentukan senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi


PRPP dengan glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino
glutamat + Ppi.

3. Berikutnya pembentukan senyawa GAR (glycinamid ribosil-5P) dari hasil


reaksi ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaktipkan ATP dan
Mg²+sebagai aktivator dan yang dikatalisis oleh enzim GAR syn-thetase.
19

4. Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim


transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor
gugus formil, membentuk senyawa formilglisinamid ribosil-5P nya. Atom
karbon gugus formil tersebut menempati posisi atom C-8 inti purin.

5. Kemudian senyawa formilglisinamidribosil 5P melakukn reaksi aminasi


(pada atom karbon ke-4 nya) dengan senyawa donor amino (berupa
glutamin) dan terbentuknya senyawa formil-glisinamidin- ribosil-5P.atom
N gugus amino yang baru menempati posisi N-3 inti purin.

6. Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa


amino-imidazole-ribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino-
imidazole-ribosil-5P melakukan fiksasi CO2 dengan biotin sebagai
koenzim dan atom karbon yang difiksasi tersebut menempati atom C (6)
inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat membentuk senyawa 5-
amino-4-imidazole- N-suksinilkarboksamid ribosil-5P.

7. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan


reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan
koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, maka
terbentuknya senyawa 5- formamido- 4- imidazolekarboksamide-ribosil-
5P.

8. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya


terbentuklah derivat purin yang pertama berupa IMP
(inosinmonophosphate = inosinicacid) yaitu derivat hiposantin atau 6-
oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.

B. Tahapan Biosintesis Pirimidin


20

Gambar 3.2 Biosintesis Pirimidin (Sumber : Murray, 2014)

 Keterangan
1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang
dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh
enzim karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalamsitosol. Berbeda
dengan enzim karbamoil-P sinthase yang bekerjapada reaksi pembentukan
urea, dimana reaksi nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan
didalam mitokondria.
2. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat
menghasilkan senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim aspartattranskarbamoilase.
3. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari
molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidroorotat
(DHOA= dihidrooroticacid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim
dihidroorotase.
4. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA
dehidrogenase dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat
(OA=oroticacid).
5. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan
dihasilkan orotidilat OMP (orotidin monoposphate).
6. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi
dikarboksilasi orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono
phosphate) yaitu intesis pirimidin. (Murray, 2014)
21

DAFTAR PUSTAKA

Barret Kim E..2014.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong.Edisi 24.EGC,


Jakarta

Campbell, Neil A. 2008. Biologi. Ed. 8.Jakarta, Erlangga.

Hadi A.2014.http://www.softilmu.com.Gambar Struktur Kromosom.Diakses


tanggal 6 Desember 2016

Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Sintesis Protein dan Kode Genetik. Ed.
27. EGC, Jakarta.

Murray, Robert K. 2014. Biokimia Harper. Struktur dan Fungsi Asam Nukleat.
Ed. 29. EGC. Jakarta.

Sloane, Ethel. 2015. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. GGC, Jakarta.

Yunita, Oeke. 2016. Biologi Sel Pendekatan Aplikatif untuk Profesi Kesehatan.
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai