Oleh :
Jawab
1. DNA atau deoxyribonucleic acid adalah suatu asam nukleat yang merupakan
penyusun gen di dalam inti sel. DNA menyimpan segala informasi biologis dari setiap
makhluk hidup dan beberapa virus. DNA terdiri atas dua rantai polinukleotida yang
tersusun dalam heliks ganda. Setiap nukleotida terdiri atas tiga komponen, yaitu fosfat,
gula deoksiribosa, dan basa nitrogen.
Ada dua macam basa nitrogen penyusun DNA, yaitu basa purin yang terdiri atas basa
adenin (A) dan guanin (G) serta basa pirimidin yang terdiri atas basa timin (T) dan sitosin
(S). Nah, dua rantai DNA ini saling berikatan pada bagian basa nitrogen yang
dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Basa nitrogen A berikatan dengan T, sedangkan G
berikatan dengan S. Antara A dan T dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen, sedangkan
antara G dan S dihubungkan oleh 3 ikatan hidrogen. Fungsi DNA diantaranya:
DNA Berfungsi Sebagai Pembawa Informasi Genetik Sifat pada materi DNA yang
unik membuat peneliti tertarik untuk lebih lanjut lagi mempelajari tentang DNA.
Hasilnya DNA dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi sebuah kasus
pembunuhan, hingga kasus kematian seseorang yang tidak diketahui identitasnya. DNA
juga membantu kinerja penegak hukum, karena dapat mengenali atau mengetahui
informasi terkait siapakah pelaku atau siapakah korban melalui tes DNA. Berperan dalam
Duplikasi Diri dan Pewarisan Sifat DNA dibundel ke dalam 46 kromosom. Manusia
memiliki 23 masing-masing berasal dari laki-laki dan sel germinal perempuan. Hal ini
dapat terjadi melalui proses yang kompleks. Lebih jelasnya sel-sel germinal, spermatozoa
dari pria dan sel telur atau ovum dari perempuan masing-masing memasok setengah
DNA kamu. Hal inilah yang membuat DNA berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan
sifat.
Ekspresi Informasi Genetik DNA adalah dasar dari kehidupan. Ini adalah molekul
kompleks yang terdiri dari empat jenis basa, silang terhubung seperti tangga, dan
di pelintir menjadi spiral. Semua empat protein masing-masing terhubung dengan
satu dan yang lainnya. Dan urutan semua pasangan membentuk gen yang
mendefinisikan siapa kamu serta semua organisme lain di bumi. DNA juga
mengandung semua pengkodean genetik yang digunakan untuk mengontrol
fungsi, perilaku dan pengembangan suatu organisme.
Fungsi DNA untuk Forensik Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang
terletak dalam darah, sperma, kulit, air liur, hingga rambut yang tersisa di tempat
kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka.
Pengidentifikasian ini biasanya disebut dengan fingerprinting genetika atau
pemrofilan DNA.
Fungsi DNA dalam Komputasi DNA memiliki peran penting dalam ilmu
komputer, untuk riset dan juga sebagai salah satu contoh bentuk cara komputasi.
Contohnya saja teori database. Teori database juga dipengaruhi oleh riset DNA
yang memiliki masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA.
Database yang dikhususkan untuk riset DNA adalah database genomik.
Kromosom adalah benda-benda halus seperti benang yang mudah menyerap warna
dan berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan. Di dalam sel yang diploid, kromosom
tampak berpasang-pasangan. Sepasang kromosom disebut kromosom homolog, yaitu
kromosom yang memiliki bentuk, ukuran, dan urutan gen yang sama. Sementara
kromosom yang bukan pasangannya disebut kromosom nonhomolog. Setiap kromosom
memiliki bagian-bagian seperti sentromer, lengan kromosom, matriks, kromonema,
kromomer, telomer, dan satelit. Berdasarkan letak sentromernya, ada empat tipe
kromosom, yaitu: tipe metasentrik tipe submetasentrik tipe akrosentrik tipe telosentrik
Berikut ini adalah gambar kromosom dan bagian-bagiannya. Hereditas Kromosom –
Capture1 Nah, Quipperian, pada manusia, jumlah kromosom pada sel diploid adalah 46
buah atau 23 pasang.
Kromosom tersebut terdiri atas 44 buah atau 22 pasang kromosom tubuh (autosom)
dan sepasang kromosom kelamin (gonosom), yaitu XX pada wanita dan XY pada pria.
Pada sel haploid seperti sel telur atau sel sperma, kromosom berjumlah 23 buah yang
terdiri atas 22 buah autosom dan sebuah gonosom. Sel telur memiliki 22 buah autosom
dan 1 X, sedangkan sperma memiliki 22 buah autosom dan 1 X atau 1 Y. Fungsi
Kromosom diantaranya Sebagai tempat penyimpanan informasi genetik yang akan
diturunkan dari induk ke anak sampai membentuk sifat dan ciri khas individu itu.
Berperan penting dalam proses pembelahan sel. Menentukan jenis kelamin sebuah
individu. Struktur Bagian Kromosom diantaranya:
Gen
Gen sebagai unit terkecil dari materi genetik yang mengendalikan sifat-sifat
hereditas organisme. Gen terdiri atas DNA yang terpintal oleh protein histon dan
tersusun dalam satu deret secara linear dan beraturan di dalam lokus-lokus pada
kromosom. Setiap kromosom memiliki ratusan lokus, sehingga di dalam sel, terdapat
ribuan gen. Misalnya, diperkirakan terdapat 26.000 hingga 40.000 gen pada tubuh
manusia dengan 46 kromosom. Hal ini juga menyebabkan satu individu dapat memiliki
ribuan sifat. Terdapat tiga macam komponen penyusun gen, yaitu Sistron (komponen
yang terdiri atas ratusan nukleotida), Rekon (komponen yang lebih kecil dari gen dan
terdiri atas satu atau dua pasang nukleotida), Muton (komponen yang lebih besar dari
rekon dan terdiri atas satu atau dua pasang nukleotid). Ada dua hal yang menentukan
tipe-tipe gen, yaitu sifat dan perannya.
Berdasarkan sifatnya, gen terbagi menjadi tiga yaitu Gen dominan dengan ekspresi
kuat yang dilambangkan dengan huruf besar. Gen setengah dominan dengan ekspresi di
antara gen dominan dan resesif. Gen resesif dengan ekspresi lemah yang dilambangkan
dengan huruf kecil. Berdasarkan perannya, gen terbagi menjadi dua yaitu Gen struktural
yang mengode protein (enzim) dengan ekspresi yang dikendalikan gen regulator.
Gen regulator yang mengatur ekspresi gen struktural. Pada sel eukariot, gen terdiri
dari Domain regulasi inisiasi transkripsi, yang terdiri antara lain dari deret
GCCACACCC, ATGCAAAT, kotak GC, kotak CCAAT dan kotak TATA, kemudian
Intron, Ekson, (Area kodikasi protein yang dapat ditranskripsi secara overlapping atau
nonoverlapping. Sebagai contoh, pada kode dengan tiga deret nukleotida (kodon triplet)
AUU GCU CAG, dapat secara dibaca nonoverlapping sebagai AUU GCU CAG atau
dibaca secara overlapping sebagai AUU UUG UGC GCU CUC CAG. Walaupun pada
sekitar tahun 1961, telah diketahui bahwa asam amino dikodikasi oleh kodon secara
nonoverlapping, telah ditemukan protein berbeda hasil transkripsi dengan pergeseran
overlapping kodon, Domain regulasi akhir transkripsi.
Dalam mempelajari gen yang menjadi pemebentuk diri kita, kehidupan, sifat, serta
nasib seseorang, Grameds dapat membaca buku Gen dari Siddhartha Mukherjee yang
membahas hal tersebut. Ekspresi gen adalah proses di mana kode-kode informasi yang
ada pada gen diubah menjadi protein-protein yang beroperasi hanya di dalam sel.
Ekspresi gen terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Transkripsi, proses pembuatan salinan RN
2. Translasi, proses sintesis polipeptida yang spesifik di dalam ribosom.
Proses transkripsi DNA menjadi mRNA dan translasi mRNA menjadi sebuah
polipeptida disebut dogma sentral (central dogma). Dogma sentral berlaku pada
prokariot dan eukariot. Namun, pada eukariot ada tahap tambahan yang terjadi di antara
transkripsi dan translasi yang disebut tahap pre-mRNA. Tahap pre-mRNA adalah untuk
menyeleksi mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan di ribosom.
Ekson merupakan mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan,
sedangkan intron merupakan mRNA yang akan tetap berada di dalam nukleus karena
kemungkinan mRNA tersebut akan membentuk protein yang tidak fungsional (tidak
berguna) jika ditranslasikan. Intron kemudian akan terurai kembali untuk membentuk
rantai mRNA baru. Ketahui pula bahwa beberapa kesalahan yang disebut mutasi dapat
terjadi pada proses ekspresi gen ini.
Ruang Lingkup Gen
Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang bagaimana sifat
diturunkan menjadi lebih luas, yakni ilmu yang mempelajari tentang materi genetik.
Secara luas, genetika membahas mengenai:
1. Struktur materi genetik, meliputi gen, kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan
elemen tranposabel.
2. Reproduksi materi genetik, meliputi reproduksi sel, replikasi DNA, dan lainnya.
3. Kerja materi genetik, meliputi ruang lingkup materi genetik, transkripsi, kode
genetik dan lainnya.
4. Perubahan materi genetik, meliputi mutasi dan rekombinasi
5. Genetika dalam populasi
6. Perekayasaan materi genetik
Protein sendiri adalah satu dari tiga jenis zat gizi makro yang begitu dibutuhkan
oleh tubuh manusia. Protein terdiri dari beberapa unsur kimia, mulai dari karbon (C),
hydrogen (H), oksigen (O) dan juga hydrogen (N). Selain beberapa unsur kimia
tersebut, terkadang di dalam protein juga masih ada unsur lain sebagai penyusunnya
seperti fosfor dan sulfur. Jika kita lihat dari tabel Angka Kecukupan Gizi atau AKG,
maka usia 17 hingga 60 tahun masih disarankan untuk mengkonsumsi protein dengan
takaran 62 hingga 66 gram per harinya untuk pria dan untuk wanita hanya sekitar 56
hingga 59 gram per harinya. Meski begitu, perlu diketahui juga jika kebutuhan akan
asupan protein harian juga akan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh masing-masing
orang. Semua bergantung pada usia, kepadatan aktivitas hingga tingkat stress metabolik.
Protein juga mampu membantu memperbaiki jaringan sel yang rusak agar kembali
bekerja secara lebih optimal kembali. Selain itu protein juga salah satu zat gizi yang
bisa ditemukan pada tubuh manusia, mulai dari rambut, oto, tulang hingga kulit. Bahkan
20 persen tubuh manusia terbentuk dari adanya protein. Protein dibentuk dari bahan
pembangun yang banyak kita kenal sebagai asam amino. Ada sekitar 20 jenis asam
amino dan sembilan diaranya adalah asam amino esensial. Sedangkan untuk sisanya
adalah asam amino non esensial. Asam amino non esensial dapat diproduksi secara
mandiri oleh tubuh manusia. Sedangkan untuk asam amino esensial membutuhkan
sumber lain agar tubuh secara terus menerus mendapatkan asupan asam amino esensial.
Asam amino sendiri terdiri dari beberapa hal penting penting seperti:
1. Isoleucina
2. Lisina
3. Metionina
4. Treonin
5. Valina
6. Histidina
7. Leucina
8. Fenilalanina
9. Triptofan
Agar bisa mendapatkan 9 jenis asam amino di atas bisa dilakukan dengan
mengkonsumsi makanan yang kaya akan protein, baik itu dari sumber hewani ataupun
nabati. Setelah mengetahui apa itu protein, kita juga harus tahu lebih dalam mengenai
jenis-jenis protein. Protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan dibagi
menjadi beberapa jenis. Setiap jenis protein memiliki fungsi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu kita perlu tahu apa saja jenis protein secara lebih lanjut. Berikut adalah
beberapa jenis protein yang bisa kalian baca selengkapnya di bawah ini
1. Protein Enzim.
2. Protein struktural.
3. Protein antibody.
4. Protein hormon.
5. Protein transport.
6. Protein pengikat.
7. Protein penggerak.
Kode genetik adalah seperangkat aturan yang digunakan sel hidup untuk
menguraikan informasi yang dikodekan dalam materi genetik (urutan DNA atau
mRNA). Ribosom bertanggung jawab untuk melaksanakan terjemahan proses.
Menggunakan molekul tRNA (transfer RNA) untuk membawa asam amino dan
membaca mRNA tiga nukleotida sekaligus, mereka menghubungkan asam amino dalam
urutan yang ditentukan mRNA (messenger RNA). Karena DNA adalah substansi
genetik, ia mentransmisikan informasi genetik dari suatu substansi sel ke generasi
berikutnya dan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pada titik ini, akan dicoba untuk menentukan bagaimana informasi genetik
disimpan di dalam DNA molekul. Pada molekul DNA, apakah ditulis dalam bahasa
yang diartikulasikan atau disandikan? Dalam bahasa kode, apa sifat kode genetik?
Molekul DNA mengandung tiga jenis bagian: asam fosfat, gula deoksiribosa, dan basa
nitrogen. Informasi genetik dapat dikodekan dalam salah satu dari tiga molekul DNA.
Namun, karena tulang punggung poli-gulafosfat selalu sama, diragukan bahwa molekul
DNA ini menyampaikan informasi genetik. Namun, basa nitrogen bervariasi dari satu
segmen DNA ke segmen berikutnya, oleh karena itu informasinya mungkin bergantung
pada urutannya.
Faktanya, rangkaian basa nitrogen pada bagian DNA tertentu serupa dengan
rangkaian linier asam amino pada a protein molekul. Investigasi mutasi protein kepala
bakteriofag T4 dan protein A triptofan sintetase dari Escherichia coli memberikan bukti
awal kolinearitas antara urutan basa nitrogen DNA dan urutan asam amino dalam
molekul protein. Kolinearitas antara molekul protein dan polinukleotida DNA
memberikan bukti bahwa susunan empat basa nitrogen (misalnya, A, T, C, dan G)
dalam rantai polinukleotida DNA menentukan urutan asam amino dalam molekul
protein. Oleh karena itu, keempat basa DNA ini dapat dipandang sebagai empat abjad
dari molekul DNA. Oleh karena itu, semua informasi genetik harus dikodekan
menggunakan keempat abjad DNA ini. Pertanyaan yang sekarang muncul adalah
apakah informasi genetik ditulis dalam bahasa yang diartikulasikan atau dikodekan. Jika
informasi genetik dapat dikomunikasikan dalam bahasa artikulasi, molekul DNA akan
membutuhkan banyak huruf, sistem tata bahasa yang rumit, dan ruang yang memadai.
Semua ini bisa dibilang sulit dan juga bermasalah bagi DNA. Oleh karena itu, masuk
akal bagi ahli biologi molekuler untuk berasumsi bahwa informasi genetik berada dalam
molekul DNA sebagai bahasa khusus dari kata kode yang menggunakan empat basa
nitrogen DNA sebagai simbolnya. Setiap pesan yang disandikan disebut sebagai
kriptogram.
Kode genetik berperan membawa informasi tentang urutan asam amino yang
dibutuhkan oleh protein. Setiap gen punya peran untuk menyandikan suatu sifat tertentu
pada makhluk hidup. Berikut ini beberapa fungsi kode genetik: 1. Sintesis protein Kode
genetik dapat menyandikan informasi yang dibutuhkan saat sintesis protein. Proses ini
melibatkan transkripsi dan translasi. Transkripsi merupakan proses mengubah urutan
nukleotida DNA menjadi mRNA. Sementara itu, translasi adalah proses penerjemahan
urutan nukleotida dalam mRNA menjadi urutan asam amino. Proses translasi ini terjadi
di ribosom. 2. Ekspresi gen Kode genetik yang disimpan dalam DNA terlibat dalam
pengaturan ekspresi gen. Ekspresi gen tersebut yang akan memunculkan fenotipe dari
makhluk hidup. 3. Pewarisan sifat Kode genetik berperan dalam pewarisan sifat dari
ancestor ke generasi berikutnya. Dalam materi genetik, DNA mempunyai fungsi khusus
sebagai unit yang mereplikasi DNA baru. Dengan begitu, DNA induk bisa diturunkan
ke generasi selanjutnya.
Kode genetik DNA dan RNA memiliki beberapa ciri khusus. Empat ciri kode
genetik meliputi: 1. Triplet kodon Untuk menyandikan satu asam amino tertentu, kode
genetik menggunakan urutan tiga nukleotida. Hal itulah yang disebut dengan triplet
kodon. Contoh kode genetik dengan ciri triplet kodon adalah UGG, yang mengodekan
asam amino triptofan. 2. Universal Kode genetik bersifat universal untuk semua
organisme. Urutan ketiga basa tersebut akan selalu sama pada organisme apapun. Baik
manusia, hewan, maupun bakteri, akan membentuk asam amino yang sama. 3. Non-
overlap Setiap kodon dalam kode genetik tidak akan tumpang-tindih satu sama lain
ketika proses translasi berlangsung. Artinya, masing-masing kodon hanya akan
membentuk satu asam amino pada rantai polipeptida yang sedang disintesis. 4.
Degeneratif Kode genetik memiliki ciri degeneratif, yang artinya bahwa beberapa
kodon dapat menyandi asam amino yang sama. Meskipun sebagian besar triplet kodon
mengkodekan asam amino tertentu, ada beberapa asam amino yang dapat diwakili oleh
lebih dari satu triplet kodon.
Tabel ini menyajikan informasi terkait cara nukleotida disusun menjadi triplet kodon
yang menyandikan asam amino tertentu. Berikut contoh tabel kode genetik:
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 20 asam amino yang dibutuhkan
tubuh. Cara membaca kodon pembentukannya adalah dibaca dari atas ke bawah
serta dari kiri ke kanan.
Sebagai contoh, kode genetik tirosin adalah UAU-UAC . ada juga triplet kodon
yang mengkodekan asam amino yang sama (GGU, GGC, GGA, GGG) yaitu
asam amino glicin.
Tabel kode genetik juga memiliki tiga kodon stop, yaitu UAA, UAG, dan UGA.
Ketiga kodon tersebut tidak mengkodekan asam amino, tetapi berfungsi sebagai
sinyal untuk menghentikan sintesis protein.
RNA duta (messenger-RNA, mRNA) adalah RNA yang sintesisnya diarahkan oleh
gen pada berkas DNA sebagai pembawa pesan. Dengan kata lain, mRNA adalah RNA
yang merupakan hasil transkripsi DNA dan menjadi perantara pembawa urutan protein
dalam proses transkripsi. Molekul mRNA kemudian berinteraksi dengan perangkat
pensintesis protein dalam sel untuk memproduksi polipeptida. mRNA memiliki tugas
utama menjadi "pembawa pesan" kode dari DNA kepada rRNA untuk "dibaca" dan
selanjutnya diterjemahkan (translasi) menjadi urutan protein.
Bentuknya berupa rantai basa tunggal lurus dengan kerangka fosfat dan gula ribosa.
Molekul ini dihasilkan dari proses transkripsi di dalam inti sel oleh enzim RNA-
polimerase.[butuh rujukan] Pada eukariota setelah transkripsi dapat terjadi proses
pascatranskripsi, seperti penjalinan (splicing) dan penambahan poli-A. Setelah
"matang", mRNA berpindah tempat menuju sitoplasma dan akan ditangkap oleh rRNA
untuk dibaca.
Lokus (dari bahasa Inggris locus, jm. loci) merupakan letak suatu gen pada suatu
berkas kromosom. Karena kromosom berbentuk berkas panjang, ia dapat dianalogikan
sebagai suatu kalung. Lokus dapat dianggap sebagai satu posisi manik-manik pada
kalung itu. Dalam genetika molekular, posisi ini biasa dinyatakan dalam satuan base
(basa; maksudnya basa nitrogen) karena DNA merupakan rangkaian nukleotida dengan
satu basa N yang khas.
Meiosis merupakan kategori pembelahan sel dalam tubuh makhluk hidup untuk
fungsi reproduksi. Jadi, pembelahan meiosis dikhususkan hanya terjadi pada sel di
organ kelamin. Pembelahan meiosis menghasilkan produksi sel kelamin atau sel gamet,
seperti sel sperma dan sel telur. Jadi intinya meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi
pada makhluk hidup yang melakukan pengembangbiakan secara seksual untuk
memproduksi sel gamet. Meiosis dalam bahasa Yunani punya makna atau arti
berkurang. Sesuai dengan maknanya, meiosis bertujuan untuk mengurangi atau
membagi jumlah kromosom di dalam sel.
Agar kamu lebih mudah memahami tujuan dari Meiosis, coba bayangkan, semua
makhluk hidup dari generasi ke genaris punya jumlah kromosom yang tetap. Manusia
punya 46 kromosom (23 pasang), lumba-lumba punya 44 kromosom (22 pasang), tikus
punya 40 kromosom (20 pasang). Lantas bagaimana caranya seorang anak manusia
tetap memiliki 46 kromosom, padahal ia punya kedua orangtua yang masing-masing
juga memiliki 46 kromosom? Bukankah seorang anak yang merupakan hasil dari
peleburan sel sperma dan sel telur dari ayah dan ibu memiliki 92 kromosom, hasil dari
46 kromosom ayah ditambah 46 kromosom ibu? Bisa dikatakan tujuan dari meiosis
adalah untuk mempertahankan jumlah kromosom si anak tetap 46 kromosom, akhirnya
terjadi pengurangan jumlah kromosom, baik dari sel telur maupun sel sperma, sebelum
terjadinya fertilisasi atau melebur menjadi zigot.
Melalui meiosis, zigot hasil pembuahan sel telur oleh sperma dipastikan memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan kedua orangtuanya. Setelah memahami tujuan
meiosis, sekarang mari kita lanjut ke fungsi dari proses pembelahan meiosis
menggunakan bahasa yang lebih ilmiah. Jadi setiap sel induk (baik sel jantan maupun
sel betina), akan menghasilkan sel anak yang memiliki setengah dari jumlah kromosom
sel induk. Ini disebabkan karena pembelahan meiosis berfungsi untuk sel gamet yang
bersifat haploid atau hanya memiliki satu set kromosom.
Dengan memahami tujuan dan fungsi dari meiosis, maka kamu akan lebih mudah
membayangkan contoh meiosis yang dilakukan oleh sel gamet dalam proses reproduksi
atau pengembangbiakan baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Intinya, ketika
terjadi fertilisasi, sel telur dan sperma akan melebur dan menghasilkan 46 kromosom
dalam zigot. Pembelahan tersebut terjadi pada bagian sel makhluk hidup, contohnya sel
sperma dan sel telur pada manusia dan hewan, serta sel serbuk sari dan sel bakal biji
pada tumbuhan. Tahapan terjadinya meiosis dimulai dari fase siap-siaga untuk
melakukan pembelahan. Fase ini biasa disebut interfase. Dalam tahap ini, sel melakukan
peningkatan aktivitas metabolisme, replikasi DNA, pengadaan organel seperti sentriol,
hingga sintesis protein. Setelah tahap interfase, pembelahan meiosis pun terjadi dua kali.
Pada meiosis I terjadi reduksi kromosom (seperti yang sudah kita bahas sebelumnya)
serta rekombinasi gen (penggabungan sifat-sifat sel jantan dan sel betina). Proses
meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang punya sifat haploid. Adapun haploid
adalah kromosom yang belum berpasangan. Selanjutnya terjadi proses meiosis II, di
mana sel haploid kembali mengalami pembelahan sehingga menghasilkan empat sel
anakan dengan sifat yang berbeda-beda.
Fenotipe dan genotipe merupakan dua istilah yang sering digunakan dalam biologi
dan ilmu genetika. Fenotipe adalah apa yang dapat dilihat secara fisik dari seseorang,
seperti rambutnya, warna kulitnya, dan ciri-ciri lainnya. Fenotipe juga digunakan dalam
penelitian untuk menentukan wujud suatu organisme. Genotipe adalah kode genetik
yang berisi informasi tentang sifat-sifat seseorang. Genotipe dapat ditentukan dengan
menggunakan teknik seperti penentuan DNA. Perbedaannya adalah bahwa fenotipe
hanya mencerminkan sifat-sifat yang terlihat, sementara genotipe mencerminkan sifat-
sifat yang lebih mendalam, seperti respon terhadap penyakit dan kondisi tertentu.
Keduanya juga dapat digunakan untuk menentukan perbedaan antar individu.
Misalnya, genotipe dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang memiliki
genetik yang meningkatkan risiko penyakit tertentu. Fenotipe juga digunakan untuk
menentukan apakah suatu organisme memiliki sifat-sifat tertentu, seperti warna kulit
atau bentuk tubuh. Kombinasi genotipe dan fenotipe dapat digunakan untuk memahami
bagaimana kombinasi genetik tertentu dapat memengaruhi perilaku, penampilan, dan
kesehatan.
Genotipe dan fenotipe dapat digunakan dalam berbagai penelitian, seperti penelitian
evolusi, kultur, dan populasi. Dengan genotipe, para peneliti dapat mempelajari
hubungan antara sifat-sifat genetik dan fenotipik. Dengan fenotipe, para peneliti dapat
mempelajari bagaimana sifat-sifat tersebut berubah seiring berjalannya waktu. Dengan
demikian, kedua istilah ini sangat penting bagi para ilmuwan untuk memahami evolusi
dan perubahan yang terjadi pada organisme. Fenotipe dan genotipe juga dapat
digunakan untuk memahami konsekuensi dari mutasi dan kombinasi genetik. Mutasi
adalah perubahan secara acak pada struktur genetik dari organisme, sedangkan
kombinasi genetik adalah kombinasi dari sifat-sifat yang berbeda yang diturunkan dari
orang tua. Pengetahuan tentang genotipe dan fenotipe akan membantu para peneliti
untuk mengidentifikasi bagaimana kombinasi genetik dan mutasi berpengaruh terhadap
sifat-sifat fenotipik.
Secara keseluruhan, fenotipe dan genotipe merupakan istilah yang penting dalam
biologi dan genetika. Fenotipe adalah sifat-sifat yang terlihat secara fisik, sedangkan
genotipe adalah sifat-sifat yang lebih mendalam yang berasal dari kode genetik.
Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara sifat-sifat genetik dan
fenotipik, serta bagaimana mutasi dan kombinasi genetik memengaruhi sifat-sifat
fenotipik.
Gen adalah satu set kode yang mengatur bagaimana sel tubuh membentuk jaringan,
organ, dan sistem tubuh. Gen dapat diklasifikasikan berdasarkan ekspresinya, yang
dikenal sebagai gen dominan dan gen resesif. Gen dominan adalah gen yang selalu
menonjol dalam mendefinisikan sifat seseorang, sedangkan gen resesif adalah gen yang
tidak menonjol secara kasat mata, tetapi masih berpengaruh pada sifat seseorang. Gen
dominan mengandung informasi yang menentukan sifat yang lebih kuat dari sifat yang
diwariskan, sehingga menjadi lebih mudah dilihat dan menonjol daripada gen resesif.
Sebagai contoh, jika orang tua melahirkan bayi dengan warna kulit yang berbeda, warna
kulit yang lebih kuat akan menonjol. Ini disebabkan oleh gen dominan untuk warna
kulit yang lebih kuat.
Gen resesif adalah gen yang tidak mudah dilihat, karena sifat ini lebih lemah
daripada sifat yang diturunkan melalui gen dominan. Gen resesif harus diturunkan dari
kedua orang tua untuk menunjukkan sifat ini. Sebagai contoh, jika kedua orang tua
memiliki warna kulit yang berbeda, maka warna kulit yang lebih lemah dari kedua
orang tua akan diturunkan kepada anak. Ini disebabkan oleh gen resesif yang lebih
lemah yang diturunkan dari kedua orang tua. Kesimpulannya, gen dominan adalah gen
yang selalu menonjol dan lebih kuat daripada gen resesif. Gen resesif adalah gen yang
tidak mudah dilihat dan lebih lemah daripada gen dominan. Gen dominan menentukan
sifat yang lebih kuat dari sifat yang diwariskan, sedangkan gen resesif harus diturunkan
dari kedua orang tua untuk menunjukkan sifatnya.
2. (i) AA x AA : 100% individu dengan genotipe AA, karena kedua orang tua memiliki
genotipe homozigot dominan (AA), semua keturunan akan mewarisi alel yang sama dan
memiliki genotipe AA.
(ii) AA x Aa : 50% individu dengan genotipe AA, 50% individu dengan genotipe Aa,
ketika satu orang tua memiliki genotipe homozigot dominan (AA) dan yang lain
heterozigot (Aa), setiap keturunan memiliki peluang 50% untuk mewarisi alel dominan
dan 50% untuk mewarisi alel resesif.
(iii) Aa x Aa : 25% individu dengan genotipe AA, 50% individu dengan genotipe Aa,
25% individu dengan genotipe aa, karena kedua orang tua heterozigot (Aa), ada empat
kemungkinan kombinasi alel pada keturunan, dengan masing-masing memiliki
probabilitas 25%.
(iv) AB/AB x AB/AB (tidak terkait) : 25% individu dengan genotipe AB, 50% individu
dengan genotipe AB/AB, 25% individu dengan genotipe AB, kedua orang tua memiliki
alel yang berbeda untuk setiap lokus, sehingga keturunan dapat memiliki kombinasi alel
yang berbeda-beda.
(v) AB/AB x AB/AB (terkait erat, r=0) : 100% individu dengan genotipe AB/AB, karena
lokus A dan B terkait erat dengan rekomendasi nol, tidak akan terjadi rekombinasi
genetik, sehingga semua keturunan akan memiliki genotipe yang sama seperti orang tua.
3. (i) Jika lokus A dan B tidak terkait, individu dengan genotipe AB/ab akan menghasilkan
gamet dengan rasio 1:1:1:1 untuk kombinasi gen AB, Ab, aB, dan ab.
(ii) Jika lokus A dan B terkait dengan tingkat rekombinasi r, individu dengan genotipe
AB/ab akan menghasilkan gamet dengan rasio (1-r):r:r:(1-r) untuk kombinasi gen AB,
Ab, aB, dan ab.
Jadi, ketika lokus gen tidak terkait, kombinasi gen pada gamet dihasilkan secara
independen, sehingga setiap kombinasi memiliki probabilitas yang sama. Namun, jika
lokus gen terkait, rekombinasi dapat terjadi, mempengaruhi rasio gamet yang dihasilkan.
Semakin besar tingkat rekombinasi (r), semakin sering kombinasi gen direkombinasi
terjadi.