Anda di halaman 1dari 22

TUGAS EVOLUSI

Dosen pengampu : Prof. Dr. Drs. Abdul Syukur, M.Si

Oleh :

Nama : Yasina Balqis


Nim : E1A021105
Kelas : E/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
1. Review your understanding of the following genetic terms: DNA, chromosome, gene,
protein, genetic code, transcription, translation, mRNA, tRNA, rRNA, mutation,
synonymous, non-synonymous, frameshift, inversion, genetic locus, meiosis, genotype,
phenotype, homozygote, heterozygote, dominant, recessive, linked, unlinked, and
recombination.
2. What are the Mendelian ratios for the following crosses : (i) AA x AA, (ii) AA x Aa, (iii)
Aa x Aa, (iv) AB/AB x AB/AB, when the A and B loci are unlinked, and (v) AB/AB x
AB/AB, when the A and B loci are tightly linked (r=0)?
3. What are the ratio, or fractions, of gametes (according to their gene combinations)
produced by an individual with the two-locus genotype AB/ab if: (i) the A and B loci are
unlinked, and (ii) the A and B loci are linked and the rate of recombination between the
two loci is r?

Jawab

1. DNA atau deoxyribonucleic acid adalah suatu asam nukleat yang merupakan
penyusun gen di dalam inti sel. DNA menyimpan segala informasi biologis dari setiap
makhluk hidup dan beberapa virus. DNA terdiri atas dua rantai polinukleotida yang
tersusun dalam heliks ganda. Setiap nukleotida terdiri atas tiga komponen, yaitu fosfat,
gula deoksiribosa, dan basa nitrogen.
Ada dua macam basa nitrogen penyusun DNA, yaitu basa purin yang terdiri atas basa
adenin (A) dan guanin (G) serta basa pirimidin yang terdiri atas basa timin (T) dan sitosin
(S). Nah, dua rantai DNA ini saling berikatan pada bagian basa nitrogen yang
dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Basa nitrogen A berikatan dengan T, sedangkan G
berikatan dengan S. Antara A dan T dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen, sedangkan
antara G dan S dihubungkan oleh 3 ikatan hidrogen. Fungsi DNA diantaranya:
DNA Berfungsi Sebagai Pembawa Informasi Genetik Sifat pada materi DNA yang
unik membuat peneliti tertarik untuk lebih lanjut lagi mempelajari tentang DNA.
Hasilnya DNA dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi sebuah kasus
pembunuhan, hingga kasus kematian seseorang yang tidak diketahui identitasnya. DNA
juga membantu kinerja penegak hukum, karena dapat mengenali atau mengetahui
informasi terkait siapakah pelaku atau siapakah korban melalui tes DNA. Berperan dalam
Duplikasi Diri dan Pewarisan Sifat DNA dibundel ke dalam 46 kromosom. Manusia
memiliki 23 masing-masing berasal dari laki-laki dan sel germinal perempuan. Hal ini
dapat terjadi melalui proses yang kompleks. Lebih jelasnya sel-sel germinal, spermatozoa
dari pria dan sel telur atau ovum dari perempuan masing-masing memasok setengah
DNA kamu. Hal inilah yang membuat DNA berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan
sifat.
 Ekspresi Informasi Genetik DNA adalah dasar dari kehidupan. Ini adalah molekul
kompleks yang terdiri dari empat jenis basa, silang terhubung seperti tangga, dan
di pelintir menjadi spiral. Semua empat protein masing-masing terhubung dengan
satu dan yang lainnya. Dan urutan semua pasangan membentuk gen yang
mendefinisikan siapa kamu serta semua organisme lain di bumi. DNA juga
mengandung semua pengkodean genetik yang digunakan untuk mengontrol
fungsi, perilaku dan pengembangan suatu organisme.
 Fungsi DNA untuk Forensik Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang
terletak dalam darah, sperma, kulit, air liur, hingga rambut yang tersisa di tempat
kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka.
Pengidentifikasian ini biasanya disebut dengan fingerprinting genetika atau
pemrofilan DNA.
 Fungsi DNA dalam Komputasi DNA memiliki peran penting dalam ilmu
komputer, untuk riset dan juga sebagai salah satu contoh bentuk cara komputasi.
Contohnya saja teori database. Teori database juga dipengaruhi oleh riset DNA
yang memiliki masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA.
Database yang dikhususkan untuk riset DNA adalah database genomik.
Kromosom adalah benda-benda halus seperti benang yang mudah menyerap warna
dan berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan. Di dalam sel yang diploid, kromosom
tampak berpasang-pasangan. Sepasang kromosom disebut kromosom homolog, yaitu
kromosom yang memiliki bentuk, ukuran, dan urutan gen yang sama. Sementara
kromosom yang bukan pasangannya disebut kromosom nonhomolog. Setiap kromosom
memiliki bagian-bagian seperti sentromer, lengan kromosom, matriks, kromonema,
kromomer, telomer, dan satelit. Berdasarkan letak sentromernya, ada empat tipe
kromosom, yaitu: tipe metasentrik tipe submetasentrik tipe akrosentrik tipe telosentrik
Berikut ini adalah gambar kromosom dan bagian-bagiannya. Hereditas Kromosom –
Capture1 Nah, Quipperian, pada manusia, jumlah kromosom pada sel diploid adalah 46
buah atau 23 pasang.
Kromosom tersebut terdiri atas 44 buah atau 22 pasang kromosom tubuh (autosom)
dan sepasang kromosom kelamin (gonosom), yaitu XX pada wanita dan XY pada pria.
Pada sel haploid seperti sel telur atau sel sperma, kromosom berjumlah 23 buah yang
terdiri atas 22 buah autosom dan sebuah gonosom. Sel telur memiliki 22 buah autosom
dan 1 X, sedangkan sperma memiliki 22 buah autosom dan 1 X atau 1 Y. Fungsi
Kromosom diantaranya Sebagai tempat penyimpanan informasi genetik yang akan
diturunkan dari induk ke anak sampai membentuk sifat dan ciri khas individu itu.
Berperan penting dalam proses pembelahan sel. Menentukan jenis kelamin sebuah
individu. Struktur Bagian Kromosom diantaranya:

 Sentromer Bagian pusat kromosom yang bisanya berbentuk bulat. Pada


sentromer ada kinetokor mempunyai fungsi penting saat terjadinya
pembelahan sel. Pada bagian inilah benang spindel melekat kepada masing-
masing kutub yang berlawanan.
 Kromatid merupakan salah satu dari kedua lengan hasil replikasi pada
kromosom. Pada lengan kromosom ada kromonema, yakni pita yaang
berbentuk spiral. Pada kromonema bisa terlihat penebalan berupa manik-
manik yang disebut Kromomer. Biasanya kromomer susah untuk diamati, tapi
bisa terlihat jelas pada kromosom yang sudah banyak melakukan replikasi.
Kromonema dibungkus oleh substansi khusus yang disebut matriks. Kromatid
melekat satu sama lain kepada bagian sentromer.
 Telomer adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan bagian ujung dari
kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga DNA pada bagian ujung tak
terurai serta mencegah bertemunya satu lengan dengan lengan kromosom
yang lainnya. Telomer pun berfungsi untuk melindungi kromosom dari
ancaman lingkungan.
 Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan
akumulasi dari materi kromatin yang kadang terlihat saat interfase. Kromomer
sangat jelas terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang
sudah direplikasi berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak
berdampingan sampai bentuk kromosom seperti kawat).
 Satelit merupakan bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan berada di
ujung lengan kromatid.Satelit terbentuk karena adanya konstriksi sekunder di
daerah itu.
Susunan Kromosom
Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja. Ini dapat
dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula berupa DNA saja
misalnya pada virus T dan dapat pula mengandung keduanya yaitu DNA dan RNA
seperti pada bakteri Escherichia coli. Kromosom mengandung struktur yang terdiri dari
benang-benang tipis yang melingkar-lingkar. Disepanjang benang-benang inilah terletak
secara teratur struktur yang disebut Gen. Setiap gen menempati tempat tertentu dalam
kromosom. Tempat gen didalam kromosom disebut lokus gen. Jadi gen inilah yang
sebenarnya berfungsi mengatur sifat – sifat yang akan diwariskan dari induk kepada
keturunanya. Selain itu, gen juga berefungsi mengatur perkembangan dan metabolisme
individu. Gen terdiri dari DNA (asam Nukleat).
Sejumlah gen yang berderet pada kromosom masing-masing memiliki tugas
khusus. Ada gen yang mengatur warna bunga, tinggi rambut, bentuk hidung, jenis
rambut, warna rambut, golongan darah, warna bulu dan sebagainya. Jumlah kromosom
dalam setiap organisme berbeda pada organisme yang berbeda jenis. Ukuran kromosom
juga sangat bervariasi antara satu jenis organisme dengan jenis organisme lainya. Dalam
setiap sel tubuh, kromosom berada dalam keadaan berpasang- pasangan. Kromosom
yang berpasangan dan memiliki bentuk, ukuran dan komposisiyang sama disebut
kromosom homolog. Setiap pasangan kromosom homolog berbeda dengan pasangan
kromosom homolog lainya. Kromosom sel tubuh terdapat sepasang-pasang (alelik)
sehingga kromosom tubuh terdiri dari dua set. Dua set kromosom pada sel tubuh adalah
diploid (2n). Pada sel kelamin (gamet) tidak terdapat pasang-pasangan atau hanya
terdapat satu set kromosom. Satu set kromosom pada sel kelamin adalah haploid (n).
Bahan penyusun kromosom adalah benang kromatin yang terdiri dari DNA (asam
deoksiribonukleat), RNA hasil transkripsi dan protein (bersifat histon atau asam dan non
histon atau basa). Tiap kromatid membawa sebuah molekul DNA yang strukturnya
berupa untai ganda sehingga di dalam kedua kromatid terdapat dua molekul DNA. Pada
manusia memasukkan paling sedikit 7 protein penyusun kromosom , sedangkan protein
yang lain tidak mendapatkan tempat dalam kromosom. Salah satu protein, CENP-A,
Kromosom pada organisme eukariotik tersusun dari bagian-bagian berikut: DNA-DNA
menyusun kromosom sekitar 35% dari keseluruhan kromosom. RNA RNA menyusun
kromosom sekitar 5% dari keseluruhan kromosom. Protein Protein ini terdiri atas histon
yang bersifat basa dan nonhiston yang bersifat asam. Kedua macam protein ini
berfungsi untuk menggulung benang kromosom sehingga menjadi pudar dan berperan
sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopian DNA.

Gen
Gen sebagai unit terkecil dari materi genetik yang mengendalikan sifat-sifat
hereditas organisme. Gen terdiri atas DNA yang terpintal oleh protein histon dan
tersusun dalam satu deret secara linear dan beraturan di dalam lokus-lokus pada
kromosom. Setiap kromosom memiliki ratusan lokus, sehingga di dalam sel, terdapat
ribuan gen. Misalnya, diperkirakan terdapat 26.000 hingga 40.000 gen pada tubuh
manusia dengan 46 kromosom. Hal ini juga menyebabkan satu individu dapat memiliki
ribuan sifat. Terdapat tiga macam komponen penyusun gen, yaitu Sistron (komponen
yang terdiri atas ratusan nukleotida), Rekon (komponen yang lebih kecil dari gen dan
terdiri atas satu atau dua pasang nukleotida), Muton (komponen yang lebih besar dari
rekon dan terdiri atas satu atau dua pasang nukleotid). Ada dua hal yang menentukan
tipe-tipe gen, yaitu sifat dan perannya.
Berdasarkan sifatnya, gen terbagi menjadi tiga yaitu Gen dominan dengan ekspresi
kuat yang dilambangkan dengan huruf besar. Gen setengah dominan dengan ekspresi di
antara gen dominan dan resesif. Gen resesif dengan ekspresi lemah yang dilambangkan
dengan huruf kecil. Berdasarkan perannya, gen terbagi menjadi dua yaitu Gen struktural
yang mengode protein (enzim) dengan ekspresi yang dikendalikan gen regulator.
Gen regulator yang mengatur ekspresi gen struktural. Pada sel eukariot, gen terdiri
dari Domain regulasi inisiasi transkripsi, yang terdiri antara lain dari deret
GCCACACCC, ATGCAAAT, kotak GC, kotak CCAAT dan kotak TATA, kemudian
Intron, Ekson, (Area kodikasi protein yang dapat ditranskripsi secara overlapping atau
nonoverlapping. Sebagai contoh, pada kode dengan tiga deret nukleotida (kodon triplet)
AUU GCU CAG, dapat secara dibaca nonoverlapping sebagai AUU GCU CAG atau
dibaca secara overlapping sebagai AUU UUG UGC GCU CUC CAG. Walaupun pada
sekitar tahun 1961, telah diketahui bahwa asam amino dikodikasi oleh kodon secara
nonoverlapping, telah ditemukan protein berbeda hasil transkripsi dengan pergeseran
overlapping kodon, Domain regulasi akhir transkripsi.
Dalam mempelajari gen yang menjadi pemebentuk diri kita, kehidupan, sifat, serta
nasib seseorang, Grameds dapat membaca buku Gen dari Siddhartha Mukherjee yang
membahas hal tersebut. Ekspresi gen adalah proses di mana kode-kode informasi yang
ada pada gen diubah menjadi protein-protein yang beroperasi hanya di dalam sel.
Ekspresi gen terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Transkripsi, proses pembuatan salinan RN
2. Translasi, proses sintesis polipeptida yang spesifik di dalam ribosom.
Proses transkripsi DNA menjadi mRNA dan translasi mRNA menjadi sebuah
polipeptida disebut dogma sentral (central dogma). Dogma sentral berlaku pada
prokariot dan eukariot. Namun, pada eukariot ada tahap tambahan yang terjadi di antara
transkripsi dan translasi yang disebut tahap pre-mRNA. Tahap pre-mRNA adalah untuk
menyeleksi mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan di ribosom.
Ekson merupakan mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan,
sedangkan intron merupakan mRNA yang akan tetap berada di dalam nukleus karena
kemungkinan mRNA tersebut akan membentuk protein yang tidak fungsional (tidak
berguna) jika ditranslasikan. Intron kemudian akan terurai kembali untuk membentuk
rantai mRNA baru. Ketahui pula bahwa beberapa kesalahan yang disebut mutasi dapat
terjadi pada proses ekspresi gen ini.
Ruang Lingkup Gen
Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang bagaimana sifat
diturunkan menjadi lebih luas, yakni ilmu yang mempelajari tentang materi genetik.
Secara luas, genetika membahas mengenai:
1. Struktur materi genetik, meliputi gen, kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan
elemen tranposabel.
2. Reproduksi materi genetik, meliputi reproduksi sel, replikasi DNA, dan lainnya.
3. Kerja materi genetik, meliputi ruang lingkup materi genetik, transkripsi, kode
genetik dan lainnya.
4. Perubahan materi genetik, meliputi mutasi dan rekombinasi
5. Genetika dalam populasi
6. Perekayasaan materi genetik

Protein sendiri adalah satu dari tiga jenis zat gizi makro yang begitu dibutuhkan
oleh tubuh manusia. Protein terdiri dari beberapa unsur kimia, mulai dari karbon (C),
hydrogen (H), oksigen (O) dan juga hydrogen (N). Selain beberapa unsur kimia
tersebut, terkadang di dalam protein juga masih ada unsur lain sebagai penyusunnya
seperti fosfor dan sulfur. Jika kita lihat dari tabel Angka Kecukupan Gizi atau AKG,
maka usia 17 hingga 60 tahun masih disarankan untuk mengkonsumsi protein dengan
takaran 62 hingga 66 gram per harinya untuk pria dan untuk wanita hanya sekitar 56
hingga 59 gram per harinya. Meski begitu, perlu diketahui juga jika kebutuhan akan
asupan protein harian juga akan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh masing-masing
orang. Semua bergantung pada usia, kepadatan aktivitas hingga tingkat stress metabolik.
Protein juga mampu membantu memperbaiki jaringan sel yang rusak agar kembali
bekerja secara lebih optimal kembali. Selain itu protein juga salah satu zat gizi yang
bisa ditemukan pada tubuh manusia, mulai dari rambut, oto, tulang hingga kulit. Bahkan
20 persen tubuh manusia terbentuk dari adanya protein. Protein dibentuk dari bahan
pembangun yang banyak kita kenal sebagai asam amino. Ada sekitar 20 jenis asam
amino dan sembilan diaranya adalah asam amino esensial. Sedangkan untuk sisanya
adalah asam amino non esensial. Asam amino non esensial dapat diproduksi secara
mandiri oleh tubuh manusia. Sedangkan untuk asam amino esensial membutuhkan
sumber lain agar tubuh secara terus menerus mendapatkan asupan asam amino esensial.
Asam amino sendiri terdiri dari beberapa hal penting penting seperti:
1. Isoleucina
2. Lisina
3. Metionina
4. Treonin
5. Valina
6. Histidina
7. Leucina
8. Fenilalanina
9. Triptofan
Agar bisa mendapatkan 9 jenis asam amino di atas bisa dilakukan dengan
mengkonsumsi makanan yang kaya akan protein, baik itu dari sumber hewani ataupun
nabati. Setelah mengetahui apa itu protein, kita juga harus tahu lebih dalam mengenai
jenis-jenis protein. Protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan dibagi
menjadi beberapa jenis. Setiap jenis protein memiliki fungsi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu kita perlu tahu apa saja jenis protein secara lebih lanjut. Berikut adalah
beberapa jenis protein yang bisa kalian baca selengkapnya di bawah ini
1. Protein Enzim.
2. Protein struktural.
3. Protein antibody.
4. Protein hormon.
5. Protein transport.
6. Protein pengikat.
7. Protein penggerak.

Kode genetik adalah seperangkat aturan yang digunakan sel hidup untuk
menguraikan informasi yang dikodekan dalam materi genetik (urutan DNA atau
mRNA). Ribosom bertanggung jawab untuk melaksanakan terjemahan proses.
Menggunakan molekul tRNA (transfer RNA) untuk membawa asam amino dan
membaca mRNA tiga nukleotida sekaligus, mereka menghubungkan asam amino dalam
urutan yang ditentukan mRNA (messenger RNA). Karena DNA adalah substansi
genetik, ia mentransmisikan informasi genetik dari suatu substansi sel ke generasi
berikutnya dan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pada titik ini, akan dicoba untuk menentukan bagaimana informasi genetik
disimpan di dalam DNA molekul. Pada molekul DNA, apakah ditulis dalam bahasa
yang diartikulasikan atau disandikan? Dalam bahasa kode, apa sifat kode genetik?
Molekul DNA mengandung tiga jenis bagian: asam fosfat, gula deoksiribosa, dan basa
nitrogen. Informasi genetik dapat dikodekan dalam salah satu dari tiga molekul DNA.
Namun, karena tulang punggung poli-gulafosfat selalu sama, diragukan bahwa molekul
DNA ini menyampaikan informasi genetik. Namun, basa nitrogen bervariasi dari satu
segmen DNA ke segmen berikutnya, oleh karena itu informasinya mungkin bergantung
pada urutannya.
Faktanya, rangkaian basa nitrogen pada bagian DNA tertentu serupa dengan
rangkaian linier asam amino pada a protein molekul. Investigasi mutasi protein kepala
bakteriofag T4 dan protein A triptofan sintetase dari Escherichia coli memberikan bukti
awal kolinearitas antara urutan basa nitrogen DNA dan urutan asam amino dalam
molekul protein. Kolinearitas antara molekul protein dan polinukleotida DNA
memberikan bukti bahwa susunan empat basa nitrogen (misalnya, A, T, C, dan G)
dalam rantai polinukleotida DNA menentukan urutan asam amino dalam molekul
protein. Oleh karena itu, keempat basa DNA ini dapat dipandang sebagai empat abjad
dari molekul DNA. Oleh karena itu, semua informasi genetik harus dikodekan
menggunakan keempat abjad DNA ini. Pertanyaan yang sekarang muncul adalah
apakah informasi genetik ditulis dalam bahasa yang diartikulasikan atau dikodekan. Jika
informasi genetik dapat dikomunikasikan dalam bahasa artikulasi, molekul DNA akan
membutuhkan banyak huruf, sistem tata bahasa yang rumit, dan ruang yang memadai.
Semua ini bisa dibilang sulit dan juga bermasalah bagi DNA. Oleh karena itu, masuk
akal bagi ahli biologi molekuler untuk berasumsi bahwa informasi genetik berada dalam
molekul DNA sebagai bahasa khusus dari kata kode yang menggunakan empat basa
nitrogen DNA sebagai simbolnya. Setiap pesan yang disandikan disebut sebagai
kriptogram.
Kode genetik berperan membawa informasi tentang urutan asam amino yang
dibutuhkan oleh protein. Setiap gen punya peran untuk menyandikan suatu sifat tertentu
pada makhluk hidup. Berikut ini beberapa fungsi kode genetik: 1. Sintesis protein Kode
genetik dapat menyandikan informasi yang dibutuhkan saat sintesis protein. Proses ini
melibatkan transkripsi dan translasi. Transkripsi merupakan proses mengubah urutan
nukleotida DNA menjadi mRNA. Sementara itu, translasi adalah proses penerjemahan
urutan nukleotida dalam mRNA menjadi urutan asam amino. Proses translasi ini terjadi
di ribosom. 2. Ekspresi gen Kode genetik yang disimpan dalam DNA terlibat dalam
pengaturan ekspresi gen. Ekspresi gen tersebut yang akan memunculkan fenotipe dari
makhluk hidup. 3. Pewarisan sifat Kode genetik berperan dalam pewarisan sifat dari
ancestor ke generasi berikutnya. Dalam materi genetik, DNA mempunyai fungsi khusus
sebagai unit yang mereplikasi DNA baru. Dengan begitu, DNA induk bisa diturunkan
ke generasi selanjutnya.
Kode genetik DNA dan RNA memiliki beberapa ciri khusus. Empat ciri kode
genetik meliputi: 1. Triplet kodon Untuk menyandikan satu asam amino tertentu, kode
genetik menggunakan urutan tiga nukleotida. Hal itulah yang disebut dengan triplet
kodon. Contoh kode genetik dengan ciri triplet kodon adalah UGG, yang mengodekan
asam amino triptofan. 2. Universal Kode genetik bersifat universal untuk semua
organisme. Urutan ketiga basa tersebut akan selalu sama pada organisme apapun. Baik
manusia, hewan, maupun bakteri, akan membentuk asam amino yang sama. 3. Non-
overlap Setiap kodon dalam kode genetik tidak akan tumpang-tindih satu sama lain
ketika proses translasi berlangsung. Artinya, masing-masing kodon hanya akan
membentuk satu asam amino pada rantai polipeptida yang sedang disintesis. 4.
Degeneratif Kode genetik memiliki ciri degeneratif, yang artinya bahwa beberapa
kodon dapat menyandi asam amino yang sama. Meskipun sebagian besar triplet kodon
mengkodekan asam amino tertentu, ada beberapa asam amino yang dapat diwakili oleh
lebih dari satu triplet kodon.
Tabel ini menyajikan informasi terkait cara nukleotida disusun menjadi triplet kodon
yang menyandikan asam amino tertentu. Berikut contoh tabel kode genetik:
 Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 20 asam amino yang dibutuhkan
tubuh. Cara membaca kodon pembentukannya adalah dibaca dari atas ke bawah
serta dari kiri ke kanan.
 Sebagai contoh, kode genetik tirosin adalah UAU-UAC . ada juga triplet kodon
yang mengkodekan asam amino yang sama (GGU, GGC, GGA, GGG) yaitu
asam amino glicin.
 Tabel kode genetik juga memiliki tiga kodon stop, yaitu UAA, UAG, dan UGA.
Ketiga kodon tersebut tidak mengkodekan asam amino, tetapi berfungsi sebagai
sinyal untuk menghentikan sintesis protein.

Dalam genetika, transkripsi (serapan dari Belanda: transcriptie) adalah pembuatan


RNA terutama mRNA dengan menyalin sebagian berkas DNA oleh enzim RNA
polimerase. Proses transkripsi menghasilkan mRNA dari DNA di dalam sel yang menjadi
langkah awal sintesis protein. Transkripsi merupakan bagian dari rangkaian ekspresi
genetik. Pengertian asli "transkripsi" adalah alih aksara atau penyalinan. Di sini, yang
dimaksud adalah mengubah "teks" DNA menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah
hanyalah basa nitrogen timina di DNA yang pada RNA digantikan oleh urasil.
Transkripsi berlangsung di dalam inti sel atau di dalam matriks mitokondria dan
plastida. Transkripsi dapat dipicu oleh rangsangan dari luar maupun tanpa rangsangan.
Pada proses tanpa rangsangan, transkripsi berlangsung terus-menerus (gen-gennya
disebut gen konstitutif atau "gen pengurus rumah", house-keeping genes). Sementara itu,
gen yang memerlukan rangsangan biasanya gen yang hanya diproduksi sewaktu-waktu;
gennya disebut gen regulatorik karena biasanya mengatur mekanisme khusus.
Rangsangan akan mengaktifkan bagian promoter inti, segmen gen yang berfungsi sebagai
pencerap RNA polymerase yang terletak di bagian hulu bagian yang akan disalin (disebut
transcription unit), tidak jauh dari ujung 5' gen. Promoter inti terdiri dari kotak TATA,
kotak CCAAT dan kotak GC.
Sebelum RNA polimerase dapat terikat pada promoter inti, faktor transkripsi TFIID
akan membentuk kompleks dengan kotak TATA.[6] Inhibitor dapat mengikat pada
kompleks TFIID-TATA dan mencegah terjadinya kompleks dengan faktor transkripsi
lain, namun hal ini dapat dicegah dengan TFIIA yang membentuk kompleks DA-TATA.
Setelah itu TFIIB dan TFIIF akan turut terikat membentuk kompleks DABF-TATA.
Setelah itu RNA polimerase akan mengikat pada DABF-TATA, dan disusul dengan
TFIIE, TFIIH dan TFIIJ. Kompleks tersebut terjadi pada bagian kotak TATA yang
terletak sekitar 10-25 pasangan basa di bagian hulu (upstream) dari kodon mulai (AUG).
Adanya faktor transkripsi ini akan menarik enzim RNA polimerase mendekat ke DNA
dan kemudian menempatkan diri pada tempat yang sesuai dengan kodon mulai (TAC
pada berkas DNA). Berkas DNA yang ditempel oleh RNA polimerase disebut sebagai
berkas templat, sementara berkas pasangannya disebut sebagai berkas kode (karena
memiliki urutan basa yang sama dengan RNA yang dibuat). Pada awal transkripsi, enzim
guaniltransferase menambahkan gugus m7Gppp pada ujung 5' untai pre-mRNA.
Sejumlah ATP diperlukan untuk membuat RNA polimerase mulai bergerak dari ujung 3'
(ujung karboksil) berkas templat ke arah ujung 5' (ujung amino). pre-mRNA yang
terbentuk dengan demikian berarah 5' → 3'. Pergerakan RNA polimerase akan berhenti
apabila ia menemui urutan basa yang sesuai dengan kodon berhenti, dan deret AAUAAA
akan ditambahkan pada pangkal 3' pre-Mrna. Setelah proses selesai, RNA polimerase
akan lepas dari DNA, sedangkan pre-mRNA akan teriris sekitar 20 bp dari deret
AAUAAA dan sebuah enzim, poli(A) polimerase akan menambahkan deret antara 150 -
200 adenosina untuk membentuk pre-mRNA yang lengkap yang disebut mRNA primer.
Tergantung intensitasnya, dalam satu berkas transcription unit sejumlah RNA
polimerase dapat bekerja secara simultan. Intensitas transkripsi ditentukan oleh keadaan
di sejumlah bagian tertentu pada DNA. Ada bagian yang disebut suppressor yang
menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya. Hasil
transkripsi yaitu berkas RNA yang masih "mentah" yang disebut mRNA primer. Di
dalamnya terdapat fragmen berkas untuk protein yang mengatur dan membantu sintesis
protein (translasi) selain fragmen untuk dilanjutkan dalam translasi sendiri, ditambah
dengan bagian yang nantinya akan dipotong (intron). Berkas RNA ini selanjutnya akan
mengalami proses yang disebut sebagai proses pascatranskripsi (post-transcriptional
process). Transkripsi dibagi menjadi inisiasi, pelepasan promotor, perpanjangan, dan
penghentian.
Beberapa virus (seperti HIV, penyebab AIDS), memiliki kemampuan untuk
mentranskripsi RNA menjadi DNA. HIV memiliki genom RNA yang ditranskripsi
terbalik menjadi DNA. DNA yang dihasilkan dapat digabungkan dengan genom DNA sel
inang. Enzim utama yang bertanggung jawab untuk sintesis DNA dari cetakan RNA
disebut reverse transkriptase. Dalam kasus HIV, reverse transkriptase bertanggung jawab
untuk mensintesis untai DNA komplementer (cDNA) pada genom RNA virus. Enzim
ribonuklease H kemudian memotong untai RNA, dan reverse transkriptase mensintesis
untai komplementer DNA untuk membentuk struktur DNA heliks ganda ("cDNA").
cDNA diintegrasikan ke dalam genom sel inang oleh enzim integrase, yang menyebabkan
sel inang menghasilkan protein virus yang berkumpul kembali menjadi partikel virus
baru. Kemudian, sel inang yaitu limfosit T mengalami kematian sel terprogram
(apoptosis). Namun, pada retrovirus lain, sel inang tetap utuh saat virus keluar dari sel.
Beberapa sel eukariotik mengandung enzim dengan aktivitas transkripsi terbalik yang
disebut telomerase. Telomerase adalah reverse transkriptase yang memperpanjang ujung
kromosom linier. Telomerase membawa cetakan RNA dari mana ia mensintesis urutan
berulang DNA, atau DNA "sampah". Urutan DNA yang berulang ini disebut telomer dan
dapat dianggap sebagai "tutup" untuk kromosom. Ini penting karena setiap kali
kromosom linier digandakan, itu dipersingkat. Dengan DNA "junk" atau "tutup" di ujung
kromosom, pemendekan menghilangkan beberapa urutan berulang yang tidak esensial
daripada urutan DNA penyandi protein, yang lebih jauh dari ujung kromosom.
Telomerase sering diaktifkan dalam sel kanker untuk memungkinkan sel kanker
menduplikasi genom mereka tanpa kehilangan urutan DNA pengkode protein yang
penting. Aktivasi telomerase bisa menjadi bagian dari proses yang memungkinkan sel
kanker menjadi abadi. Faktor keabadian kanker melalui pemanjangan telomer karena
telomerase telah terbukti terjadi pada 90% dari semua tumor karsinogenik in vivo dengan
10% sisanya menggunakan rute pemeliharaan telomer alternatif yang disebut
pemanjangan alternatif telomer (alternative lengthening of telomeres, ALT).

Translasi adalah sintesis polipeptida dari mRNA untuk menentukan urutan-urutan


asam amino yang akan membentuk suatu protein. Translasi terjadi di ribosom. Pada tahap
ini, sel harus menerjemahkan kode gentik atau kodon. Kodon adalah tiga nukleotida pada
urutan mRNA yang dapat diterjemahkan menjadi urutan asam amino. Urutan asam amino
akan mengkode suatu protein spesifik. Terdapat beberapa tahapan pada proses translasi,
yaitu:
1. Inisiasi (Permulaan) Translasi
 Ujung mRNA yang telah keluar dari nukleus akan berikatan dengan ribosom unit
kecil melalui bantuan GTP dan enzim. Peristiwa tersebut disebut dengan kodon
inisiasi
 Kodon inisiasi tersebut adalah AUG. Kodon AUG memberikan sinyal untuk
memulai proses translasi.
 Kemudian, tRNA (transfer RNA) antikodon UAC yang membawa asam amino
metionin melekat pada kodon inisiasi AUG. tRNA antikodon UAC merupakan
komplementer dari kodon AUG. tRNA sendiri berfungsi untuk mengantarkan
informasi genetik mRNA dari sitoplasma menuju ribosom untuk disusun menjadi
protein.
2. Elongasi (Pemanjangan) Translasi
 Kodon yang dibawa oleh mRNA akan diterjemahkan satu persatu menjadi asam
amino.
 asam amino berikutnya akan ditambahkan satu persatu-satu dari asam amino
pertama (metionin).
 Asam amino pertama (metionin) segera lepas dari ribosom, tRNA kembali ke
sitoplasma untuk mengulangi fungsinya. tRNA berikutnya datang untuk
berpasangan dengan kodon mRNA berikutnya.
 Setelah itu masing-masing asam amino akan digabungkan oleh tRNA.
 Gabungan asam amino tersebut akan membentuk rantai polipeptida yang
dikatalisasi oleh rRNA. rRNA (ribosomal RNA) terdapat pada ribosom sub unit
besar yang berfungsi sebagai enzim pembentuk ikatan peptida yang
menyambungkan polipeptida-polipeptida antar asam amino.
3. Terminasi (Pengakhiran) Translasi
 Proses translasi berakhir ketika salah satu kodon stop mRNA (UAA, UAG, dan
UGA) melekat pada ribosom.
 Polipeptida atau protein yang terbentuk akan terlepas dari ribosom dan terjadi
pelepasan sub unit ribosom menjadi sub unit besar dan kecil.
 Protein yang telah disintesis mengalami proses post-translasi. Pada tahap ini,
protein dapat berikatan dengan karbohidrat atau dipecah kembali menjadi
beberapa polipeptida.

RNA duta (messenger-RNA, mRNA) adalah RNA yang sintesisnya diarahkan oleh
gen pada berkas DNA sebagai pembawa pesan. Dengan kata lain, mRNA adalah RNA
yang merupakan hasil transkripsi DNA dan menjadi perantara pembawa urutan protein
dalam proses transkripsi. Molekul mRNA kemudian berinteraksi dengan perangkat
pensintesis protein dalam sel untuk memproduksi polipeptida. mRNA memiliki tugas
utama menjadi "pembawa pesan" kode dari DNA kepada rRNA untuk "dibaca" dan
selanjutnya diterjemahkan (translasi) menjadi urutan protein.
Bentuknya berupa rantai basa tunggal lurus dengan kerangka fosfat dan gula ribosa.
Molekul ini dihasilkan dari proses transkripsi di dalam inti sel oleh enzim RNA-
polimerase.[butuh rujukan] Pada eukariota setelah transkripsi dapat terjadi proses
pascatranskripsi, seperti penjalinan (splicing) dan penambahan poli-A. Setelah
"matang", mRNA berpindah tempat menuju sitoplasma dan akan ditangkap oleh rRNA
untuk dibaca.

RNA atau ribonucleic acid. Adalah makromolekul polinukleotida berupa rantai


tunggal atau ganda yang tidak berpilin. Rantai pada RNA juga pendek-pendek, karena
dibentuk melalui transkripsi fragmen-fragmen DNA. RNA banyak ditemukan di
sitoplasma atau ribosom. Berbeda dengan DNA, keberadaan RNA di dalam sel tidak
tetap karena mudah terurai dan harus dibentuk kembali. RNA tersusun dari banyak
ribonukleotida, di mana setiap ribonukleotida terdiri atas 3 komponen, yaitu fosfat, gula
ribosa, dan basa nitrogen. Basa nitrogen RNA terdiri atas basa purin, yaitu adenin (A)
dan guanin (G) serta basa pirimidin, yaitu urasil (U) dan sitosin (S). Keempat basa
nitrogen tersebut akan membentuk pasangan A – U dan G – S. Adenin dan urasil
dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen, sedangkan guanin dan sitosin dihubungkan oleh 3
ikatan hidrogen. RNA dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu RNA genetik dan RNA
nongenetik. RNA genetik adalah RNA yang berperan dalam pewarisan sifat. RNA ini
hanya terdapat pada virus RNA. RNA nongenetik adalah RNA yang berperan dalam
sintesis protein. Nah, RNA terbagi menjadi tiga macam, yaitu mRNA, tRNA, dan
rRNA.
Macam-Macam RNA
 mRNA
mRNA adalah RNA rantai tunggal dan panjang yang dibentuk oleh DNA melalui proses
transkripsi di dalam inti sel. Basa-basa nitrogen di sepanjang rantai mRNA merupakan
kode genetik yang disebut kodon. mRNA berfungsi sebagai pembawa kode genetik
(kodon) dari inti sel ke sitoplasma.
 tRNA
tRNA adalah RNA rantai tunggal dan pendek yang dibentuk oleh DNA di dalam inti sel
dan diangkut ke sitoplasma. tRNA berfungsi sebagai penerjemah kodon. Caranya adalah
dengan membawa asam-asam amino dari sitoplasma ke ribosom dan melekatkan asam-
asam amino tersebut sesuai urutan kodon pada mRNA. tRNA memiliki dua ujung
perlekatan yang penting, yaitu ujung untuk perlekatan kodon pada mRNA atau disebut
antikodon dan ujung untuk perlekatan asam amino.
 rRNA
rRNA adalah RNA yang terdapat di dalam ribosom, namun dibentuk oleh DNA di
dalam inti sel. rRNA berfungsi sebagai mesin perakit polipeptida pada sintesis protein
yang bergerak ke satu arah di sepanjang rantai mRNA.

Lokus (dari bahasa Inggris locus, jm. loci) merupakan letak suatu gen pada suatu
berkas kromosom. Karena kromosom berbentuk berkas panjang, ia dapat dianalogikan
sebagai suatu kalung. Lokus dapat dianggap sebagai satu posisi manik-manik pada
kalung itu. Dalam genetika molekular, posisi ini biasa dinyatakan dalam satuan base
(basa; maksudnya basa nitrogen) karena DNA merupakan rangkaian nukleotida dengan
satu basa N yang khas.

Meiosis merupakan kategori pembelahan sel dalam tubuh makhluk hidup untuk
fungsi reproduksi. Jadi, pembelahan meiosis dikhususkan hanya terjadi pada sel di
organ kelamin. Pembelahan meiosis menghasilkan produksi sel kelamin atau sel gamet,
seperti sel sperma dan sel telur. Jadi intinya meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi
pada makhluk hidup yang melakukan pengembangbiakan secara seksual untuk
memproduksi sel gamet. Meiosis dalam bahasa Yunani punya makna atau arti
berkurang. Sesuai dengan maknanya, meiosis bertujuan untuk mengurangi atau
membagi jumlah kromosom di dalam sel.

Agar kamu lebih mudah memahami tujuan dari Meiosis, coba bayangkan, semua
makhluk hidup dari generasi ke genaris punya jumlah kromosom yang tetap. Manusia
punya 46 kromosom (23 pasang), lumba-lumba punya 44 kromosom (22 pasang), tikus
punya 40 kromosom (20 pasang). Lantas bagaimana caranya seorang anak manusia
tetap memiliki 46 kromosom, padahal ia punya kedua orangtua yang masing-masing
juga memiliki 46 kromosom? Bukankah seorang anak yang merupakan hasil dari
peleburan sel sperma dan sel telur dari ayah dan ibu memiliki 92 kromosom, hasil dari
46 kromosom ayah ditambah 46 kromosom ibu? Bisa dikatakan tujuan dari meiosis
adalah untuk mempertahankan jumlah kromosom si anak tetap 46 kromosom, akhirnya
terjadi pengurangan jumlah kromosom, baik dari sel telur maupun sel sperma, sebelum
terjadinya fertilisasi atau melebur menjadi zigot.
Melalui meiosis, zigot hasil pembuahan sel telur oleh sperma dipastikan memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan kedua orangtuanya. Setelah memahami tujuan
meiosis, sekarang mari kita lanjut ke fungsi dari proses pembelahan meiosis
menggunakan bahasa yang lebih ilmiah. Jadi setiap sel induk (baik sel jantan maupun
sel betina), akan menghasilkan sel anak yang memiliki setengah dari jumlah kromosom
sel induk. Ini disebabkan karena pembelahan meiosis berfungsi untuk sel gamet yang
bersifat haploid atau hanya memiliki satu set kromosom.
Dengan memahami tujuan dan fungsi dari meiosis, maka kamu akan lebih mudah
membayangkan contoh meiosis yang dilakukan oleh sel gamet dalam proses reproduksi
atau pengembangbiakan baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Intinya, ketika
terjadi fertilisasi, sel telur dan sperma akan melebur dan menghasilkan 46 kromosom
dalam zigot. Pembelahan tersebut terjadi pada bagian sel makhluk hidup, contohnya sel
sperma dan sel telur pada manusia dan hewan, serta sel serbuk sari dan sel bakal biji
pada tumbuhan. Tahapan terjadinya meiosis dimulai dari fase siap-siaga untuk
melakukan pembelahan. Fase ini biasa disebut interfase. Dalam tahap ini, sel melakukan
peningkatan aktivitas metabolisme, replikasi DNA, pengadaan organel seperti sentriol,
hingga sintesis protein. Setelah tahap interfase, pembelahan meiosis pun terjadi dua kali.
Pada meiosis I terjadi reduksi kromosom (seperti yang sudah kita bahas sebelumnya)
serta rekombinasi gen (penggabungan sifat-sifat sel jantan dan sel betina). Proses
meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang punya sifat haploid. Adapun haploid
adalah kromosom yang belum berpasangan. Selanjutnya terjadi proses meiosis II, di
mana sel haploid kembali mengalami pembelahan sehingga menghasilkan empat sel
anakan dengan sifat yang berbeda-beda.
Fenotipe dan genotipe merupakan dua istilah yang sering digunakan dalam biologi
dan ilmu genetika. Fenotipe adalah apa yang dapat dilihat secara fisik dari seseorang,
seperti rambutnya, warna kulitnya, dan ciri-ciri lainnya. Fenotipe juga digunakan dalam
penelitian untuk menentukan wujud suatu organisme. Genotipe adalah kode genetik
yang berisi informasi tentang sifat-sifat seseorang. Genotipe dapat ditentukan dengan
menggunakan teknik seperti penentuan DNA. Perbedaannya adalah bahwa fenotipe
hanya mencerminkan sifat-sifat yang terlihat, sementara genotipe mencerminkan sifat-
sifat yang lebih mendalam, seperti respon terhadap penyakit dan kondisi tertentu.
Keduanya juga dapat digunakan untuk menentukan perbedaan antar individu.
Misalnya, genotipe dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang memiliki
genetik yang meningkatkan risiko penyakit tertentu. Fenotipe juga digunakan untuk
menentukan apakah suatu organisme memiliki sifat-sifat tertentu, seperti warna kulit
atau bentuk tubuh. Kombinasi genotipe dan fenotipe dapat digunakan untuk memahami
bagaimana kombinasi genetik tertentu dapat memengaruhi perilaku, penampilan, dan
kesehatan.
Genotipe dan fenotipe dapat digunakan dalam berbagai penelitian, seperti penelitian
evolusi, kultur, dan populasi. Dengan genotipe, para peneliti dapat mempelajari
hubungan antara sifat-sifat genetik dan fenotipik. Dengan fenotipe, para peneliti dapat
mempelajari bagaimana sifat-sifat tersebut berubah seiring berjalannya waktu. Dengan
demikian, kedua istilah ini sangat penting bagi para ilmuwan untuk memahami evolusi
dan perubahan yang terjadi pada organisme. Fenotipe dan genotipe juga dapat
digunakan untuk memahami konsekuensi dari mutasi dan kombinasi genetik. Mutasi
adalah perubahan secara acak pada struktur genetik dari organisme, sedangkan
kombinasi genetik adalah kombinasi dari sifat-sifat yang berbeda yang diturunkan dari
orang tua. Pengetahuan tentang genotipe dan fenotipe akan membantu para peneliti
untuk mengidentifikasi bagaimana kombinasi genetik dan mutasi berpengaruh terhadap
sifat-sifat fenotipik.

Secara keseluruhan, fenotipe dan genotipe merupakan istilah yang penting dalam
biologi dan genetika. Fenotipe adalah sifat-sifat yang terlihat secara fisik, sedangkan
genotipe adalah sifat-sifat yang lebih mendalam yang berasal dari kode genetik.
Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara sifat-sifat genetik dan
fenotipik, serta bagaimana mutasi dan kombinasi genetik memengaruhi sifat-sifat
fenotipik.

Homozigot adalah istilah yang digunakan dalam genetika untuk menggambarkan


individu yang memiliki dua salinan gen yang identik untuk suatu sifat tertentu. Dalam
homozigot, kedua alel atau varian gen yang dimiliki oleh individu tersebut sama. Alel
adalah bentuk alternatif dari gen yang terletak pada lokus yang sama pada kromosom.
Contoh homozigot adalah individu yang memiliki dua alel dominan untuk suatu sifat,
seperti warna rambut hitam. Dalam hal ini, individu tersebut dapat ditulis sebagai
homozigot dominan (AA), karena kedua alel yang dimiliki adalah alel dominan yang
menyebabkan warna rambut hitam.
Heterozigot adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang
memiliki dua alel yang berbeda untuk suatu sifat tertentu. Dalam heterozigot, kedua alel
yang dimiliki oleh individu tersebut berbeda. Alel yang dominan akan mengekspresikan
sifat yang terlihat, sedangkan alel yang resesif tidak akan mengekspresikan sifat
tersebut. Contoh heterozigot adalah individu yang memiliki satu alel dominan dan satu
alel resesif untuk suatu sifat, seperti warna rambut cokelat. Dalam hal ini, individu
tersebut dapat ditulis sebagai heterozigot (Aa), di mana alel dominan (A) menghasilkan
warna rambut cokelat dan alel resesif (a) tidak mengekspresikan sifat tersebut.

Gen adalah satu set kode yang mengatur bagaimana sel tubuh membentuk jaringan,
organ, dan sistem tubuh. Gen dapat diklasifikasikan berdasarkan ekspresinya, yang
dikenal sebagai gen dominan dan gen resesif. Gen dominan adalah gen yang selalu
menonjol dalam mendefinisikan sifat seseorang, sedangkan gen resesif adalah gen yang
tidak menonjol secara kasat mata, tetapi masih berpengaruh pada sifat seseorang. Gen
dominan mengandung informasi yang menentukan sifat yang lebih kuat dari sifat yang
diwariskan, sehingga menjadi lebih mudah dilihat dan menonjol daripada gen resesif.
Sebagai contoh, jika orang tua melahirkan bayi dengan warna kulit yang berbeda, warna
kulit yang lebih kuat akan menonjol. Ini disebabkan oleh gen dominan untuk warna
kulit yang lebih kuat.
Gen resesif adalah gen yang tidak mudah dilihat, karena sifat ini lebih lemah
daripada sifat yang diturunkan melalui gen dominan. Gen resesif harus diturunkan dari
kedua orang tua untuk menunjukkan sifat ini. Sebagai contoh, jika kedua orang tua
memiliki warna kulit yang berbeda, maka warna kulit yang lebih lemah dari kedua
orang tua akan diturunkan kepada anak. Ini disebabkan oleh gen resesif yang lebih
lemah yang diturunkan dari kedua orang tua. Kesimpulannya, gen dominan adalah gen
yang selalu menonjol dan lebih kuat daripada gen resesif. Gen resesif adalah gen yang
tidak mudah dilihat dan lebih lemah daripada gen dominan. Gen dominan menentukan
sifat yang lebih kuat dari sifat yang diwariskan, sedangkan gen resesif harus diturunkan
dari kedua orang tua untuk menunjukkan sifatnya.

2. (i) AA x AA : 100% individu dengan genotipe AA, karena kedua orang tua memiliki
genotipe homozigot dominan (AA), semua keturunan akan mewarisi alel yang sama dan
memiliki genotipe AA.
(ii) AA x Aa : 50% individu dengan genotipe AA, 50% individu dengan genotipe Aa,
ketika satu orang tua memiliki genotipe homozigot dominan (AA) dan yang lain
heterozigot (Aa), setiap keturunan memiliki peluang 50% untuk mewarisi alel dominan
dan 50% untuk mewarisi alel resesif.
(iii) Aa x Aa : 25% individu dengan genotipe AA, 50% individu dengan genotipe Aa,
25% individu dengan genotipe aa, karena kedua orang tua heterozigot (Aa), ada empat
kemungkinan kombinasi alel pada keturunan, dengan masing-masing memiliki
probabilitas 25%.
(iv) AB/AB x AB/AB (tidak terkait) : 25% individu dengan genotipe AB, 50% individu
dengan genotipe AB/AB, 25% individu dengan genotipe AB, kedua orang tua memiliki
alel yang berbeda untuk setiap lokus, sehingga keturunan dapat memiliki kombinasi alel
yang berbeda-beda.
(v) AB/AB x AB/AB (terkait erat, r=0) : 100% individu dengan genotipe AB/AB, karena
lokus A dan B terkait erat dengan rekomendasi nol, tidak akan terjadi rekombinasi
genetik, sehingga semua keturunan akan memiliki genotipe yang sama seperti orang tua.

3. (i) Jika lokus A dan B tidak terkait, individu dengan genotipe AB/ab akan menghasilkan
gamet dengan rasio 1:1:1:1 untuk kombinasi gen AB, Ab, aB, dan ab.
(ii) Jika lokus A dan B terkait dengan tingkat rekombinasi r, individu dengan genotipe
AB/ab akan menghasilkan gamet dengan rasio (1-r):r:r:(1-r) untuk kombinasi gen AB,
Ab, aB, dan ab.
Jadi, ketika lokus gen tidak terkait, kombinasi gen pada gamet dihasilkan secara
independen, sehingga setiap kombinasi memiliki probabilitas yang sama. Namun, jika
lokus gen terkait, rekombinasi dapat terjadi, mempengaruhi rasio gamet yang dihasilkan.
Semakin besar tingkat rekombinasi (r), semakin sering kombinasi gen direkombinasi
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai