PEMBAHASAN
A. Materi Genetik
1. Kromosom
Kromosom berasal dari dua kata, yaitu chrome (warna) dan soma (badan). Oleh
karena itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap warna. Istilah ini
muncul karena bagian ini akan jelas terlihat di bawah mikroskop apabila diberi zat
warna. Kromosom merupakan struktur mikroskopik yang terletak di dalam nukleus
(inti sel) yang membawa molekul DNA.
a. Struktur Kromosom
Kromosom terdiri atas sentromer dan lengan kromosom. Sentromer tidak
mengandung gen dan merupakan tempat melekatnya kromosom. Jika dilihat
menggunakan mikroskop, sentromer terlihat terang karena kemampuan menyerap zat
warna yang rendah. Sentromer memiliki fungsi penting dalam pembelahan sel mitosis
dan meiosis. Sedangkan lengan kromosom merupakan bagian kromosom yang
mengandung gen. Setiap kromosom memiliki satu atau dua lengan. Setiap lengan
kromosom, terdapat benang halus yang terpilin. Benang-benang halus tersebut dikenal
dengan kromatin. Benang-benang kromatin juga merupakan untaian DA (deo
yribonucleic acid) yang berpilin dengan protein histon. Bentuk ikatan DNA dan
protein histon disebut juga nukleosom.
b. Bentuk Kromosom
Kromosom memiliki bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan panjanglengan
yang dimilikinya kromosom dibedakan menjadi
metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan
telosentrik.
1) Metasentrik, kromosom jenis ini memiliki
panjang lengan yang relative sama sehingga
sentromer berada di tengah-tengah kromosom.
2) Submetasentrik, kromosom jenis ini
memiliki satu lengan kromosom lebih pendek
sehingga letak sentromer sedikit bergeser dari tengah kromosom.
3) Akrosentrik, pada kromosom ini salah satu lengan kromosom jauh pendek
dibandingkan lengan kromosom lainnya.
4) Telosentrik, kromosom ini hanya memiliki satu buah lengan saja sehingga letak
sentromernya berada di ujung kromosom.
c. Jumlah kromosom
Semua makhluk hidup eukariotik memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda.
Pada sel tubuh atau sel somatis, jumlah kromosom umumnya genap, karena
kromosom sel tubuh selalu berpasangan. Jumlah kromosom sel somatis tersebut terdiri
atas 2 set kromosom (diploid, 2n), dari induk jantan dan induk betina. Jika jumlah
pasangan kromosomnya berjumlah tiga, maka sel tersebut bersifat triploid (3n).
Berikut ini tabel jumlah kromosom beberapa makhluk hidup.
d. Tipe Kromosom
Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis kelamin
dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh. Autosom tidak
menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah kromosom
sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah
kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A
sehingga penulisan autosom sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA.
2) Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Gonosom
dapat menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel
somatis. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat
44 autosom dan 2 gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y.
Umumnya pada makhluk hidup, gonosom X menentukan jenis kelamin betina
dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Susunan gonosom wanita
XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan kromosom sel somatis
(2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun untuk sel gamet
(n) adalah 22A + X atau 22A + Y.
2. Gen
Gen adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam
kromosom. Gen merupakan substansi dasar hereditas dalam organisme hidup.
Biasanya berada pada hamparan DNA yang kode untuk suatu jenis protein atau untuk
sebuah rantai RNA yang memiliki fungsi dalam organisme. Semua makhluk hidup
tergantung pada gen, karena mereka menentukan semua protein dan RNA rantai
fungsional.
Gen terletak di kromosom pada lokasi khusus yang disebut lokus. Gen diwariskan
oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi. Dengan
demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu
organisme dapat terjaga. Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom
homolog. masing-masing gen dalam pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat
membawa ciri sifat yang sama atau berbeda, misalnya sifat tangkai panjang dan
tangkai pendek.
3. DNA
DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan asam nukleat yang mengandung
instruksi genetik yang digunakan dalam pengembangan dan fungsi dari semua
organisme hidup dikenal dan beberapa virus. Peran utama dari molekul DNA adalah
penyimpanan jangka panjang informasi. DNA sering dibandingkan dengan satu set
cetak biru atau resep, atau kode, karena berisi instruksi yang dibutuhkan untuk
membangun komponen lain dari sel, seperti protein dan molekul RNA. Segmen DNA
yang membawa informasi genetik ini disebut gen, tetapi urutan DNA lain yang
memiliki tujuan struktural, atau terlibat dalam mengatur penggunaan informasi
genetik.
DNA terdiri dari dua polimer panjang unit sederhana yang disebut nukleotida,
dengan tulang punggung yang terbuat dari gula dan gugus fosfat bergabung dengan
ikatan ester. Kedua untai berjalan dalam arah yang berlawanan satu sama lain dan
karena itu anti-paralel. Terlampir gula masing-masing adalah salah satu dari empat
jenis molekul yang disebut basa. Ini adalah urutan dari empat basa sepanjang tulang
punggung yang mengkodekan informasi. Informasi ini dibaca dengan menggunakan
kode genetik, yang menentukan urutan asam amino dalam protein. Kode ini dibaca
oleh menyalin membentang dari DNA menjadi RNA asam nukleat terkait, dalam
proses yang disebut transkripsi.
a. Replikasi DNA
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan
ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri
harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi
genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA
terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan "konjugat" dari rantai
pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan
rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA
ini terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-
masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal
merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya
merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA
sebelumnya tersebut bertindak sebagai "cetakan" untuk membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang
terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu
pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi
diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang
rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh enzim helikase yang
dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu membuka pilinan
rantai DNA.
Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA
polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka
secara lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai
dengan pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda.
Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA
polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah.
4. RNA
Asam ribonukleat (RNA) adalah rantai nukleotida hadir dalam sel-sel dari semua
kehidupan. Rantai ini memiliki sejumlah fungsi penting bagi organisme hidup, mulai
dari regulasi ekspresi gen untuk bantuan dengan menyalin gen. Asam ribonukleat
berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi
genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi
perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan
dalam bentuk protein.
a. Struktur RNA
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun
dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus
pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan
berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari
nukleotida yang lain.
b. Tipe RNA
RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu
RNAd (RNA duta) atau mRNA ( messenger RNA )
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah
satu urutan basa rantai DNA.RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon)
dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma).Kode genetik
RNAd tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan
asam amino pada rantai polipeptida.RNAd berupa rantai tunggal yang relatif
panjang.
RNAr ( RNA ribosomal ) atau rRNA ( ribosomal RNA )
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom.Setiap
subunit ribosom terdiri dari 30 – 46% molekul RNAr dan 70 – 80% protein.
http://biologi-indonesia.blogspot.com/2013/09/penjelasan-tentang-kromosom.html
B. Sintesis Polipeptida
1. Perangkat Pelaksanaan Sintesis Polipeptida
Bahan baku untuk sintesis polipeptida atau protein adalah asam amino. Ada 20
macam asam amino penting yang dapat dirangkai membentuk polipeptida. Kedua
puluh macam asam amino itu dapat disusun menjadi jutaan macam kemungkinan
polipeptida dengan berbagai macam urutan asam amino. Jadi, macam molekul
polipeptida tergantung pada asam amino penyusunnya dan panjang pendeknya rantai
polipeptida. Berikut merupakan nama asam amino beserta singkatannya :
Proses sintesis protein adalah proses yang kompleks. Dalam proses tersebut
diperlukan 20 macam asam amino; mRNA dan tRNA sebagai pelaksana; ATP
sebagai sumber energi enzim RNA polimerase. Secara garis besar, sintesis protein
dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.
a. Transkripsi
Proses transkripsi, sesuai namanya merupakan proses pencetakan atau penulisan
ulang DNA ke dalam mRNA. Proses ini terjadi di dalam nukleus. Pada tahap ini,
setiap basa nitrogen DNA dikodekan ke dalam basa nitrogen RNA. Misalnya, jika
urutan basa nitrogen DNA adalah ACG TAG CTA, maka urutan mRNA hasil
transkripsi adalah UGC AUC GAU.
Tahap transkripsi dapat dibagi lagi menjadi tiga tahap, yaitu iniasi, elongasi, dan
terminasi.
1) Inisiasi
Tahap ini diawali oleh melekatnya enzim RNA polimerase pada pita DNA pada titik
awal. Pita DNA akan terbuka, akibatnya basa nitrogen pada pita tersebut menjadi
bebas. Basa nitrogen pada salah satu pita tersebut akan menjadi cetakan mRNA. Pita
DNA ini disebut juga pita bermakna atau sense. Adapun pita yang tidak ditranskripsi
disebut pita tak bermakna atau antisense. Enzim RNA polimerase mulai menyintesis
RNA dari titik awal pita.
2) Elongasi (pemanjangan)
Enzim RNA polimerase akan terus membentuk mRNA hingga terbentuk pita mRNA.
Pita mRNA ini akan terus memanjang. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap
elongasi.
3) Terminasi
Pada saat enzim RNA polimerase sampai pada tempat pemberhentian (terminal site)
DNA, transkripsi akan terhenti. Setelah itu, mRNA dibebaskan dan RNA polimerase
terlepas dari DNA. DNA akan kembali seperti bentuknya semula. Hasil dari
transkripsi, yakni mRNA selanjutnya akan keluar dari inti sel melalui membran inti
menuju sitoplasma.
b. Translasi
Tahap translasi adalah tahap penerjemahan kode mRNA oleh tRNA ke dalam
urutan asam amino. Tahap ini terjadi di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom.
Ribosom merupakan salah satu organel dalam sitoplasma yang berperan dalam sintesis
protein. Ribosom terdiri atas dua bagian, yaitu subunit besar dan subunit kecil.
Ribosom mengandung protein dan RNA-r.
Subunit besar dan subunit kecil pada ribosom
C. Pembelahan sel
Semua makhluk bersel banyak dan berkembang biak secara seksual tergantung dari
pembelahan sel. Meskipun terjadinya makhluk hidup berasal dari sel tunggal yang
disebut zigot, akan tetapi pembesaran dan perbanyakan dari sel tunggal sangat diperlukan
agar mekhluk hidup dapat mencapai ukuran yang semestinya. Pembelahan sel yang
lengkap dibedakan menjadi pembelahan inti sel (karyokinesis) dan pembelahan
sitoplasma (sitokinesis).
1. Amitosis
Pada organisme uniseluler, misalnya bakteri, protozoa, dan alga bersel satu
mengalami pembelaha secara langsung. Pada proses pembelahan ini tidak mengalami
tahapan-tahapan pembelahan. Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi
dua, dua menjadi empat, dan seterusnya hingga sel itu mnejadi banyak. Setiap sel
membelah menajadi dua sel yang sama (identik) sehingga disebut juga pembelahan
biner.
Pada proses pembelahan ini, setiap sel anak mewarisi sifat-sifat induknya.
Dengan kata lain, pembelahan angsung selalu menghasilkan keturunan yang identik.
Prosesnya disahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan
sitoplasma, dan akhirnya sel itu terbagi menajdi dua sel anak.
2. Mitosis
Pada pembelahan mitosis inti sel terbelah sehingga menghasilkan dua buah sel
anakan yang masing-masing memiliki sifat genetik yang sama. Mitosis berlangsung
pada semua sel, kecuali pada sel-sel kelamin. Mitosis dibedakan menjadi 5 fase, yaitu :
a. Interfase. Pada fase pertama dari mitosis ini, ADN telah berlipat dua dan tiap
kromosom membelah memanjang menjadi dua bagian yang masing-masing masih
terikat oleh sebuah sentromer bersamaan. Belahan kromosom ini disebut
kromatid.
b. Profase. Pada permulaan profase kromosom-kromosom menjadi lebih pendek dan
tebal. Pada akhir profase mulai terbentuklah benang-benang gelendong itni pada
masing-masing kutub sel yang letaknya berlawanan.
c. Metafase. Pada fase ini semua kromosom bergerak menempatkan diri dibidang
ekuatorial (dibagian tengah) dari sel. Dinding inti sel menghilang. Pada akhir
metafase sentromer membelah dan ujung benang gelendong inti mencapai
kromosom dan memegang sentromer.
d. Anafase. Pembelahan sentromer tadi dapat juga berlangsung pada pemulaan
anafase. Benang gelombang inti memendek, sehingga belahan sentromer masing-
masing bergerak ke kutub sel yang berlawanan dengan membawa kromatid.
e. Telofase. Pada fase ini pembelahan telah selesai,terbentuk lagi dinding inti. Sel
telah terbagi menjadi dua sel anakan. Masing-masing memiliki inti yang
mengandung 4 kromosom dengan bahan genetik yang sama dengan asalnya.
3. Meiosis
Zigot adalah hasil persatuan dua gamet yang berlaian kelamin. Berhubung
dengan itu gamet memiliki separoh dari jumlah kromosom yang dimiliki zigot,
sihingga gamet dikatakan bersifat haploid (memiliki n kromosom) sedangkan zigot
bersifat diploid (memiliki 2n kromosom). Oleh karena jumlah kromosom dari suatu
spesies itu akan tetap dari suatu generasi ke generasi berikutnya, maka jumlah
kromosom dalma gamet harus diparoh. Proses pembentukan sel kelamin ini melalui
pembelahan inti secara mieosis. Meiosis berlangsung dalam dua tingkatan, yaitu
meiosis I dan meiosis II.
a. Meiosis I
1) Profase I
Fase ini dibedakan atas 5 stadia, yaitu :
1.1.Leptonema. Kromosom diploid yang jumlahnya 4 tampak sebagai benag
panjang, tunggal dan tipis.
1.2.Zigonema. Keempat kromosom itu saling berdekatan dan membentuk
pasangan yang disebut sinapsis.
1.3.Pakhinema. Kromosmenjadi pendek dan tebal.
1.4.Diplonema. Masing-masing kromosom membelah memanjang sehingga
terbentuk kromatid. Empat kromatid itu dinamakan tetrad.
1.5.Diaknesis. Krmatid-kromatid yang tak serupa (stromernya berlainan)
dapat bersilang. Tempat persilangan ini disebut khiasma. Di tempat
khiasma itu kromatid akan putus dan segmen dari satu kromatidakan
bersambungan dengan segmen kromatid yang lain. Peristiwa penukaran
segmen dari kromatid yang tak serupa dalam kromosom homolog ini
dinamakan pindah silang. Dengan adanya pindah silang, maka terjadilah
penukaran gen-gen, sehingga terbentuk kombinasi baru.
b. Meiosis II
1) Metafase II. Dinding inti menghilang lagi dan dibagian kutub dari
setiapsel anakan terbentuk benang gelendong inti lagi. Kromosom-
kromosom menempatkan diri dibagian ekuatorial dari sel. Sentromer
membelah dan pasangan kromosom homolog memisahkan diri.
2) Anafase II. Kromosom-kromosom bergerak ke masing-masing kutub sel.
3) Telofase II. Terbentuklah 4 inti anakan, masing-masing memiliki sebuah
kromatid dari tiap tetrad, sehingga jumlah kromosomnya haploid. Jadi
selama meiosis II tidak ada lagi pembelahan reduksi, melainkan
berlangsunglah pembelahan biasa.
D. M
E. M
F. Mutasi
1. Sejarah Penelitian Mutasi
Terjadinya mutasi akan menimbulkan terjadinya variasi geneitka yang
merupakan “bahan baku” evolusi. Jika tidak ada mutasi, semua gen akan memiliki
struktur yang tetap dari waktu ke waktu, sehingga tidak mungkin terjadi evolusidan
organisme tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan demikian, mutasi
sangat penting bagi keanekaragaman organisme dan kelestariannya seperti sekarang
ini.
Mutasi mula-mula ditemukan oleh Seth Wright (1870) yang melihat adanya
kelainan pada kaki domba. Kaki domba tersebut lebih pendek dibandingkan dengan
kaki domba lainnya. Domba tersebut dapat mengembangkan keturunannya. Domba
tersebut disebut jenis Ancon.
Proses terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Organisme yang mengalami
mutasi sehingga menghasilkan fenotipe baru disebut mutan. Sedangkan faktor
penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenic agent).
Mutasi dapat dibedakan atas beberapa sudut pandang. Berdasarkan faktor
keturunan (gen) dan kromosom, mutasi dibedakan menjadi mutasi gen dan mutasi
kromosom. Atau aberasi kromosom. Berdasarkan cara mutasi itu terjadi, mutasi
dibedakan menjadi mutasi alami dan mutasi buatan. Berdasarkan macam sel yang
mengalami mutasi ada mutasi somatis dan mutasi germinal.
Mutasi ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Ada juga
mutasi spontan yang terjadi dengan sendirinya dan mutasi buatan karena diinduksi
oleh mutagen. Mutasi buatan dilakukan oleh manusia dalam rangka mendapatkan bibit
yang lebih baik, misalnya dngan menggunakan penyinaran sinar-x, sinar ultraviolet,
atau menggunsksn kolkisin, ksfein dan pengawet.
a. Euploidi
Euploidi merupakan mutasi yang melibatkan pengurangan atau penambahan dalam
perangkat kromosom (genom). Jenis-jenis euploidi, sebagai berikut.
1) Monoploidi
Organisme monoploidi memiliki satu genom (n kromosom) dalam sel tubuhnya.
Hal itu terjadi pada sebagian besar bakteri, fungi, alga, lumut, dan serangga
Hymenoptera. Organisme monoploidi kurang kuat dan bersifat steril karena
kromosom homolog tidak memiliki pasangan selama meiosis.
2) Diploidi
Organisme diploidi memiliki dua genom (2n kromosom) pada setiap sel somatis.
Keadaan ini sangat menunjang fertilitas, keseimbangan pertumbuhan, adaptasi, dan
kemampuan hidup.
3) Poliploidi
Organisme poliploidi memiliki kromosom lebih dari dua genom (2n kromosom).
Misal, triploid (3n), tetraploid (4n), dan pentaploid (5n). Pengaruh poliploidi
terhadap sel atau individu, antara lain terjadinya pertumbuhan raksasa, jumlah
kandungan vitamin pada tumbuhan poliploidi lebih banyak, kesuburan atau
fertilitas umumnya berkurang.
b. Aneuploidi
Aneuploid merupakan mutasi kromosom yang tidak melibatkan perubahan pada
seluruh genom, tetapi terjadi hanya pada salah satu kromosom dari genom. Beberapa
macam aneuploidi sebagai berikut.
1) Monosomik
Monosomik adalah peristiwa hilangnya satu kromosom dari sepasang kromosom
homolog dengan rumus genom (2n –1), sehingga menghasilkan dua jenis gamet,
yaitu (n) dan (n–1).
2) Nulisomik
Nulisomik adalah peristiwa hilangnya sepasang kromosom homolog dengan
rumus genom (2n–2). Organisme yang mengalami nulisomik menunjukkan ciri-
ciri kurang kuat, kurang fertil, dan daya tahan hidup rendah.
3) Trisomik
Trisomik adalah organisme diploid yang memiliki satu kromosom ekstra atau
tambahan dengan rumus genom (2n + 1), sehingga gamet yang dihasilkan adalah
(n + 1) dan (n).
4) Tetrasomik
Jika satu pasang kromosom berada dalam tambahan seperangkat kromosom
organisme dengan rumus genom (2n + 2) disebut tetrasomik.
5) Trisomik ganda
Trisomik ganda, jika suatu organisme diploid dengan dua kromosom yang
berbeda masing-masing menghasilkan trisomik ganda dengan rumus genom (2n +
1 + 1).
b. Duplikasi
Duplikasi terjadi jika kromosom memperoleh tambahan sebagian segmen
kromosom lainnya. Duplikasi mempunyai efek genetis, antara lain melindungi
pengaruh gen resesif yang merugikan untuk evaluasi materi genetik, dan
menghasilkan efek posisi (menghasilkan fenotipe baru).
c. Inversi
Inversi merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan letak gen akibat
terpilinnya kromosom pada saat meiosis sehingga terbentuk kiasma. Tipe kelainan
kromosom ini sulit diidentifikasi secara visual. Pada peristiwa inversi, urutan gen
menjadi terbalik yang disebabkan karena kromosom pecah menjadi dua bagian,
bagian tengahnya menyisip kembali dalam urutan terbalik.
d. Translokasi
Translokasi adalah pertukaran sebagian kromosom dengan kromosom nonhomolog
lainnya sehingga menghasilkan efek posisi.
a. Mutasi Alami
Mutasi alami terjadi di alam dengan sendirinya. Mutasi alami berlangsung sangat
lambat dan jarang terjadi. Diduga, mutasi alami berlangsung satu diantara 2.000
hingga satu miliar kejadian yang memungkinkan terjadinya mutasi, sedangkan
sisanya normal. Mutasi alami terjadi karena :
1) Pancaran sinar kosmis atau sinar luar angkasa
2) Sinar radioaktif yang terdapat di alam
3) Sinar ultraviolet
4) Radiasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin masuk ke dalam tubuh
melalui makanan atau saluran pernapasan akibat pencemaran radioaktif
5) Kesalahan sewaktu replikasi DNA.
Mutasi alami umumnya merugikan individu yang mengalaminya dan
keturunannya. Gen mutan umumnya bersifat resesif. Ssering kali mutan tersebut
tidak dapat hidup di lingkungannya karena tidak dapat beradaptasi. Akan tetapi ada
mutan yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya, mampu bertahan hidup, dan
menghasilkan keturunan baru. Keturunan baru itu bisa berbeda sama sekali dengan
induk sebelumnya. Dengan demikian muncullah spesies baru atau bahkan varietas
baru yang berbeda dengan nenek moyangnya. Terbentuknya jenis baru karena mutasi
alami ini merupakan salah satu mekanisme evolusi biologi.
b. Mutasi Buatan
Mutasi buatan atau mutasi induksi adalah perubahan materi genetik yang
dilakukan oleh manusia. Mutasi yang diharapkan adalah yang menguntungukan
manusia. Ada dua faktor utama penyebab mutasi, yaitu :
1) Radiasi oleh sinar, misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar alfa, sinar beta,
neutron, dll.
2) Zat kimia, seperti metana, kafein, pengawet makanan, pestisida, dll.
Mutagen yang lain misalnya jenis virus tertentu dan suhu tinggi. Radiasi yang
muncul dari bom atom, nuklir, bocoran reaktor nuklir dan sampah radioaktif dapat
menimbulkan mutasi termasuk pada manusia. Akibatnya antara lain cacat yang
diderita oleh anak yang baru lahir atau kanker darah. Sinar x dapat menimbulkan
ionosasi atom-atom yang terkandung dalam DNA. Akibatnya gen menjadi labil dan
berubah susunan kimianya sehingga terjadi mutasi gen. Sinar x juga dapat
menyebabkan mutasi kromosom karena sinar x dapat memutus kromosom. Fragmen-
fragmen kromosom tersebut ada yang hancur ada pula yang bergabung dengan
kromosom lain di dalam inti sel tersebut.
Mutasi induksi dengan senyawa kimia yang dilakukan pada tumbuhan
umumnya menghasilkan keturuna poliploid, yang memberikan hasil lebih besar dan
tidk berbiji. Mutasi buatan dapat dilakukan dengan menyisipkan suatu DNA ke
dalam DNA sel target.