MATERI:
A. Genetik dan Gen
B. Heliks Ganda dan Basa
C. DNA dan RNA
D. Kromosom
E. Sintesis protein
F. Pembelahan Sel
G. Genetika Mendel
H. Mode Pewarisan
RNA (Ribonucleic acid) merupakan hasil sintesis atau transkripsi dari DNA.
Beberapa virus tidak memiliki DNA, melainkan hanya RNA saja sehingga RNA-lah
yang merupakan molekul genetik dan membawa segala pertanggungjawaban yang
seharusnya dilakukan DNA. RNA demikian dinamakan RNA Genetik. Pada sel-sel
yang menjadikan DNA sebagai substansi genetik, RNA-nya dinamakan RNA
nonmagnetik. Menurut Suryo (1996), pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag),
RNA merupakan bahan genetik, sebagaimana DNA pada organisme hidup lain.
Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel
korban, yang kemudian yang di translasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-
virus baru. Peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara
DNA dan protein pada proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua
organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan
basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam
bentuk triplet, tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon
berelasi dengan satu asam amino (kode untuk berhenti), monomer yang menyusun
protein.
D. Kromosom
Kromosom (kroma= benang, soma= badan) merupakan badan yang
berbentuk panjang seperti benang yang berfungsi membawa sifat keturunan
(membawa informasi genetika). Kromosom dapat berfungsi membawa informasi
genetika karena di dalam kromosom mengandung gen. Gen terletak di dalam suatu
tempat di dalam kromosom yang di sebut lokus. Kromosom tersusun atas benang-
benang kromatin, benang kromatin tersusun atas serabut-serabut protein (60%),
DNA (35%) dan RNA (5%). Dalam kromosom mengandung ratusan hingga ribuan
gen. Bentuk kromosom, Metasentris (meta=tengah, sentris=sentromer) yaitu
kromosom yang mempunyai lengan yang sama panjang sehingga sentromer terletak
di tengah. Submentasentrik (submeta= agak tengah, sentries= sentromer) yaitu
kromosom yang mempunyai dua lengan yang hampir sama panjangnya dan
sentromer terletak diantara dua lengan yang tidak sama panjang. Dan biasanya
bentuk kromosom seperti huruf V terbalik. Akrosentrik (akro= tidak sama, sentries=
sentromer) yaitu kromosom yang mempunyai dua lengan, salah satu lengan sangat
pendek dan yang lainnya panjang, sentromer berada di antara dua lengan yang
tidak sama panjang. Telosentrik (tele= ujung, sentries= sentromer) yaitu kromosom
yang satu lengan dan sentromer terletak disalah satu ujung dari lengan.
E. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah peristiwa penyusunan protein dengan bahan
dasar amino yang bertujuan untuk mendapatkan protein struktural dan protein
fungsional. Protein struktural digunakan oleh sel untuk menyusun membran
sel dan sebagai bahan pembangunan atau menggantikan sel-sel yang rusak.
Protein fungsional yang di hasilkan dari sintesis protein berupa enzim dan
hormon yang berfungsi untuk metabolisme dan pertumbuhan serta
perkembangan sel. Selain membutuhkan bahan dasar yang berupa asam
amino yang minimal 20 buah, sintesis protein membutuhkan arsitek berupa
DNA, pelaksana berupa RNAm, RNAt dan RNAr serta dibutuhkan enzim dan
energi (ATP).
Enzim yang dibutuhkan dalam sintesis protein berupa RNA polymerase dan
aminoasil sintase. RNA poltmerase berfungsi saat trsnskip untuk memutuskan ikatan
hydrogen yang menghubungkan antara rantai double heliks DNA. Sedang aminoasil
sintetase berfungsi pada saat pengikatan asam amino di sitoplasma oleh RNAt.
Pada pengikatan asam amino oleh RNAt juga dibutuhkan energi (ATP) untuk
mengaktifkan asam amino sehingga dapat diikat oleh RNAt. Secara garis besar,
tahap sintesis protein yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah pencetakan
RNAm oleh DNA. Pada tahap itu RNAm berfungsi sebagai pembawa informasi yang
merupakan kode-kode genetik atau kodon. DNA berfungsi sebagai perancang pola
penyusun protein. Pada proses transkripsi tidak ada perubahan dalam kode. Tahap
selanjutnya adalah translasi. Translasi merupakan proses penterjemahan kode-kode
oleh RNAt, berupa urutan asam-asam amino yang dikehendaki. Jadi, pada proses
translasi terjadi perubahan dalam kode, yaitu urutan nukleotida ke urutan asam
amino.
F. Pembelahan Sel
Proses pembelahan sel pada dasarnya adalah proses menghasilkan sel-sel
baru. Pada organisme bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel berhubungan
dengan proses pertumbuhan, perkembangan, dan penggantian sel-sel yang rusak.
Pembelahan sel juga berhubungan dengan regenerasi (menumbuhkan kembali
bagian tubuh yang rusak). Adanya proses pertumbuhan dan perkembangan ini akan
memperbesar ukuran tubuh organisme yang bersangkutan.
a) Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung dari satu sel induk menjadi
dua sel anak yang sama persis dengan induknya. Pembelahan ini yang
sering disebut pembelahan biner.
b) Mitosi adalah pembelahan dari satu sel menjadi dua sel dengan melalui
fase/tahap. Ada 5 tahap yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
c) Meiosis adalah pembelahan dari satu sel menjadi empat sel dengan melalui
tahap pembelahan. Meiosis sering disebut juga dengan pembelahan reduksi
karena jumlah kromosom sel anak mengalami pengurangan, yaitu menjadi
setengah jumlah kromosom sel induknya. Misalnya, sel induk 46 (23
pasang/2n/diploid) maka sel anak yang dihasilkan mempunyai kromosom
sebanyak 23. Hal ini terjadi karena antar meiosis I dan II terjadi pembelahan
berturut-turut tanpa interfase.
G. Genetik Mendel
Genetika Mendel merupakan bagian dari Ilmu Genetika yang menjadi dasar
konsep pewarisan sifat. Madel adalah Tokoh yang berjasa dalam mempelajari
penurunan sifat dari induk kepada keturunannya dengan menggandakan percobaan
perkawinan silang adalah Gregor Johann Mendel. Beliau dinobatkan sebagai Bapak
Genetika. Mendel mempelajari pewarisan sifat dengan menggunakan tanaman
ercis/kacang kapri. Sifat keturunan yang dapat kita amati dinamakan fenotip. Fenotip
ercis merah adalah merah ercis putih fenotipnya putih. Sedangkan sifat dasar yang
tidak tampak, tetap/tidak berubah, dan di tentukan oleh gen genotip.
H. Mode Pewarisan
Kelainan genetik adalah konsekuensi dari kelainan aktivitas gen. Kelainan
aktivitas gen mungkin didapat atau diwariskan. Penentuan suatu sifat atau kelainan
bersifat genetik dapat dilakukan dengan mengkaji transmisinya dalam keluarga atau
frekuensinya di antara kerabat dekat. Analisis pedigree berdasarkan anamnesis
yang baik dapat memberikan gambaran untuk mengkaji kelainan genetik. Analisis
berawal dari orang dengan perhatian medis yang disebut indeks case proband,
propositus (pria) atau proposita (wanita). Terdapat bebrapa jenis pola pewarisan
utama dalam kelainan genetik, yaitu pewarisan autosomal resesif, pewarisan
autosomal dominan, pewarisan terkait kromosom x, pewarisan mitokondrial, dan
pewarisan multifaktorial. Gen sifat dominan selalu diekspresi dengan fenotipe yang
sama baik hadir dalam keadaan homozigot maupun heterozigot. Gen sifat resesif
menghasilkan ekspresi hanya dalam keadaan homozigot atau senyawa heretozigot
ketika kedua alel pada lokus tertentu adalah muatan. Suatu sifat bersifat resesif jika
ekspresinya ditekan oleh adanya gen normal. Suatu sifat bersifat dominan jika tidak
di pengaruhi oleh satu salinan gen normal. Pewarisan autosomal dan pewarisan
terkait kromosom X termasuk kedalam pola pewarisan Mendelian. Pola pewarisan
mendelian adalah pewarisan karakter genetik yang paling sederhana karena
diekspresikan atau tidaknya suatu karakter dapat ditentukan oleh suatu genotipe
pada suatu lokus. Pewarisan multifaktorial disebut pewarisan non-mendelian.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Agung dan Supliyadi. 2009. Siap Menghadapi Ujian. Jakarta: Grasindo