Anda di halaman 1dari 9

GENETIKA MIKROORGANISME, SEBUAH ELEMEN

DASAR PENYUSUN
KEHIDUPAN MIKROORGANISME
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan (heredity) atau konstansi
dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter
organisme. Unit keturunan disebut gen,adalah suatu segmen DNA yang nukleotidanya
membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada
genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakte
dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme, karakter fenotip
seperti warna mata pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada
umumnya di amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi daam fenotip, atau
perubahan urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.(Jawets, 2001).
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa
Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia
menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara
lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang
polong tersebut.penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum
kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku
manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah
Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan
bakteri Escherichia coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah di pelajari pada taraf
molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini
membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam
bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus (Waluyo, 2005).
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu
pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari bakteri
telahmengungkapkan adanya restriction enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA
pada tempat spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan
sebagai elemen genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada bakteri dan ragi.
Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan
fragmen di perbanyak (teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh
enzim bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau metode amplifikasi
nukleotida berdasar enzim yang lain (misalnya amplifikasi berdasar transkripsi). DNA yang
di masukkan kedalam plasmid dapat di kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang
mengamati protein, di ekspresi pada tingkat tinggi. Genetika bakteri mendasari
perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan di bidang kedokteran.(Jewetz, 2001).
Struktur DNA dan RNA
Informasi genetika disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Pada RNA bakteriofaga
(contohnyaQβ MS2) dan beberapa virus RNA (contohnya virus influenza, dan reovirus),
informasi genetika disimpan sebagai urutan basa dalam RNA. Kebanyakan molekul DNA
adalah rantai ganda, dengan basa-basa komplementer (A-T; G-C) berpasangan menggunakan
ikatan hydrogen pada pusat molekul. Sifat komplementer dari basa memungkinkan satu rantai
(rantai cetakan, template) menyediakan informasi untuk salinan atau ekpresi informasi pada
suatu rantai yang lain (rantai penyandi). Pasangan-pasangan basa tersusun dalam bagian pusat
double helix DNA dan menentukan informasi genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada
phosphor-2-deoxyribose membentuk suatu nukleotida. Muatan negetif phosphodiester
backbone dari DNA berhadapan dengan pelarut, dan muatan ini tersusun sepanjang struktur
linear dari molekul. Panjang molekul DNA pada umumnya tersusun dalam ribuan pasang
DNA ribuan pasang basa, atau kilobase pavis (kbp). Suatu virus kecil dapat mengandung satu
molekul DNA tunggal yang terdiri dari lima kbp, sedangkan kromosom Eshericia coli adalah
4639 kbp. Setiap pasangan basa dipisahkan dari urutan sebelumnya sekitar 0,34 nm, atau 3,4
X 10-7 nm, sehingga panjang keseluruhan kromosom E.coli diperkirakan I nm. Oleh karena
keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan 1000 kali lebih kecil dari pada panjangnya
tersebut sehingga terbentuk lipatan yang melipat lagi atau supercoiling, menyusun struktur
fisik dari molekul in vivo.
RNA pada umumnya dalam bentuk rantai tunggal. Basa uracil (U) pada RNA membantu
fungsi hibridisasi, sedangkan thymine (T) pada DNA, sehingga basa-basa komplementer yang
menentukan struktur RNA adalah A-U dan C-G. keseluruhan struktur dari molekul RNA
rantai tunggal di tentukan oleh hibridisasi di antara urutan basa yang membentuk lipatan
(loops), membentuk struktur utuh yang mampu mengekspresikan informasi genetik yang
terkandung dalam DNA.
Beberapa molekul RNA memiliki fungsi enzim (ribozymes). Fungsi utama RNA adalah
komunikasi dari susunan gen DNA ke ribosom dalam bentuk messenger RNA (mRNA).
Ribosom yang mengandung ribosomal RNA (rRNA) dan protein-protein, menterjemahkan
pesan ke dalam struktur primer dari protein-protein perantara aminoacyl transfer RNA
(tRNA). Molekul-molekul RNA bervariasi dalam ukuran dari tRNA yang kecil, yang
mengandung kurang dari 100 basa, sampai mRNA yang dapat membawa pesan genetik
sepanjang ribuan basa. ribosom bakteri mengandung 3 macam rRNA dengan ukuran 150,
1540, dan 2900 basa, dengan sejumlah protein. Ribosom eukariota memiliki molekul rRNA
yang lebih besar. Kebutuhan fisiologik ini ditunjukkan dalam perputaran metabolic yang
cepat dari kebanyakan mRNA. Selain itu, tRNA dan rRNA yang dihubungkan dengan fungsi
umumnya pada sintesa protein, cenderung stabil, dan keduanya terhitung lebih dari 95 % dari
total RNA dalam satu sel bakteri.
Genetika Bakteri
Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:
1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari pembelahan
satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel
induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut
sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat)
tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra
kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri. Meskipun
bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya berlangsung
secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan sel, sel anaknya menerima satu set gen
yang identik dengan sel induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih kurang2-3% dari berat
kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benang-benang fibriler
yang menempati sebgian besar dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel bakteri
biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini
mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari heteropolimer dari
deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin
yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua rantai
poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara purin di satu
rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan disebut sebagai struktur
double helix. Ikatan hidrogen ini hanya dapat menhubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan
Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin
(2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T
dan S-G. Karena adanya sistem berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA dapat
dijadikan cetakan/template untuk membangun rantai DNA yang komplementer. Waktu
terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel, molekul DNA dari sel anaknya
terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter tapi dibuat baru, dengan kata lain,
pemindahan materi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara
semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi genetik
yang di miliki oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap sehigga sel
anaknya mendapatkan pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi kesetabilan
genetik dalam suatu populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom biasanya terdiri dari
5 juta pasangan basa dan terbagi atas segmen atau sekwens asam amino tertentu. Dari akan
terbentuk stuktur protein. Protein ini kemudian menjadi enzim-enzim, komponen membran
sel dan struktur sel yang lain yang secara keseluruhan menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan sekuens
asam amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu
rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses ini
diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer
denagan salah satu rantai double helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan di transfer kepada transfer kepada
transfer RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa
mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya tiga buah basa
pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon untuk suatu asam amino.
3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan disinilah
rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu
sekwen asam amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.
DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang terlibat
dalam pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang berbeda.
Replikasi dari DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah. Dalam
prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk mensistensiskan
pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana dua pita terpisah dan sintesis baru
terjadi disebut sebagai percabangan replikasi. Replikasi kromosom bakteri sangat terkontrol,
dan kromosom tiap sel yang tumbuh berkisar antara satu dan empat. Beberapa plasmida
bakteri bias memiliki sampai 30 tiruan dalam satu sel bakteri, dan mutas yang menyebabkan
control bebas dari relikasi plasmida bahkan bias menghasilkan tirun yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda sirkular dimuli pada locus ori dan membuuhkan interaksi dengan
beberapa protein. Dalam E coli, replikasi kromosom berakhir pada suatu tempat yang disebut
“ter“. Dua kromosom anak terpisah, atau terpecah sebelum pembagian sel, sehingga tiap-tiap
keturunan memiliki satu DNA anak. Hal ini dapat disempurnakan dengan bantuan
topoisomerase atau melakukan pengkombinasian. Proses serupa yang mengacu pada replikasi
DNA plasmida, kecuali pada beberpa kasus, replikasinya adalah tidak terarah.
Contoh Gambar Molekul DNA Bakteri
Transposon
Transposon tidak membawa informasi genetika yang dibutuhkan untuk memasangkan
replikasi sendiri terhadap pembagian sel, sehingga perkembangbiakannya tergantung pada
penyatuan fisiknya dengan replika bakteri. Penyatuan ini dibantu oleh kemampuan
transposon untuk membentuk tiruannya sendiri, yang mungkin disisipkan dalam replika yang
sama atau mungkin disatukan pada replika lainnya. Spesifisitas dari rangkaian pada bagian
sisipan biasanya rendah, sehingga transposon kadang cenderung menyisip dalam sistem acak.
Sebagian besar plasmida ditransfer antar sel-sel bakteri, dan penyisipan dari sebuah
transposon ke dalam suatu plasmida bisa menyebabkan penyebaran dalam sebuah populasi.
Fagus
Bakteriofagus menunjukkan cukup banyak keragaman dalam sifat dasar asam nukleat
mereka, dan perbedaan ini direfleksikan pada bentuk replikasi yang berbeda. Berbagai
strategi perkembangbiakan pada dasarnya ditunjukkan oleh fagus litik dan temperature.
Fagus litik menghasilkan banyak tiruan mereka sendiri dalam satu laju pertumbuhan tunggal.
Fagus temperatur membentuk mereka sendiri sebagai profagus, baik dengan bagian replika
yang terbentuk atau dengan membentuk replika bebas.
Pita DNA ganda dari banyak litik adalah linear dan fase pertama dari replikasinya merupakan
pembentukan DNA sirkular. Proses ini tergantung pada ujung-ujung kohesif, ekor pita
tunggal pelengkap DNA yang berhibridasi. Ligasi, pembentukan sebuah ikatan fosfodiester
antar ekornya, meningkatkan DNA sitkular yang terikat secara kovalen yang mungkin
mengalami replikasi dengan cara yang serupa dengan yang digunakan untuk replika lainnya.
Pembelahan dari lingkaran sel menghasilkan DNA linear yang terbungkus dalam lapisan
protein unuk membentuk fagus turunan.
Pita tunggal DNA dari fagus filamentus diubah menjadi sebuah bentuk replikatif pita ganda
sirkular. Sebuah pita bentuk replikatif digunakan sebagai model dalam suatu proses yang
terus menerus yang menghasilkan pita DNA. Modelnya adalah lingkaran berputar, dan pita
tunggal DNA yang dihasilkan terbelah dan terbungkus protein untuk pengelupasan
ekstraseluler.
Ditunjukkan diantara pita tunggal RNA, fagus merupakan partikel ekstraseluler terkecil yang
mengandung informasi untuk membantu replikasi diri mereka sendiri. RNA dari fagus MS2
misalnya, berisi (kurang dari 4000 nukleotida) tiga gen yang bias berlaku seperti mRNA yang
mengikuti infeksi. Satu gen mewakili protein pelindung dan yang lain mewakili polimerase
RNA yang menghasilkan bentuk replikatif adalah inti partikel infeksi baru. Mekanisme
perkembangbiakan retrovirus, virus-virus RNA hewan yang menggunakan RNA sebagai
model untuk sintesis DNA.
Beberapa bakteriofagus sederhana yang dicontohkan oleh fagus P1 E. coli dapat dibentuk
pada tahap profagus sebagai plasmida. Pita ganda DNA dari bakteriofagus sederhana lainnya
terbentuk sebagai profagus melalui penyisipannya dalam kromosom induk. Tempat
penyisipannya mungkin cukup spesifik, seperti yang dicontohkan oleh penyatuan fagus E.
coli pada lokus int. tunggal pada kromosom bakteri.
Contoh-Contoh Gambar Proses Genetika Bakteri

Genetika Virus
Virus mampu bertahan hidup, tetapi tidak
tumbuh, bila tidak di dalam sel inang.
Replikasi genom virus tegantung pada energi
metabolik dan mesin sintesis makromolekul pada inang. Sering, bentuk parasitisme genetik
ini mengakibatkan debilitas atau kematian sel inang. Oleh karena itu, keberhasilan
perbanyakan virus memerlukan (1) suatu bentuk stabil yang memungkinkan virus bertahan
hidup di luar inangnya, (2) suatu mekanisme invasi pada sel inang, (3) informasi genetik
untuk replikasi komponen virus dalam sel, dan (4) informasi tambahan yang mungkin
diperlukan untuk packaging (menyimpan) komponen virus dan pengeluaran virus dari sel
inang.
Perbedaan sering ditemukan antara virus pada sel eukariotik dengan virus pada sel
prokariotik (bacteriophage). Perhatian lebih tepat pada sub grup virus, tetapi jangan
dilupakan dictum Andre Lwoff : Virus adalah virus. Banyak konsep dasar dari biologi
molekuler, muncul dari penemuan bacteriophage.
Molekul asam nukleat bacteriophage dikelilingi suatu mantel protein. Beberapa faga juga
mengandung lipid, tetapi hal ini adalah perkecualian. Asam nukleat pada faga bervariasi.
Banyak faga memiliki DNA rantai ganda, yang memiliki RNA rantai tunggal. Basa yang
tidak umum ditemukan seperti hydroxylmethylcytosine kadang – kadang ditemukan pada
asam nukleat faga. Banyak faga memiliki struktur menyerupai alat injeksi syringe khusus
yang dapat mengikat reseptor pada permukaan sel dan menginjeksikan asam nukleat ke
dalam sel inang.
Faga dapat dibedakan berdasarkan pada cara perbanyakan dirinya. Lytic phagers
menghasilkan banyak salinan dirinya sebagai cara memastikan sel inangnya. Kebanyakan
laporan studi Lytic phagers, T-phages (missal T2, T4) pada Escherichia coli, memerlukan
waktu yang tepat untuk ekspresi gen virus untuk koordinasi pembentukan faga. Temperate
phages mampu masuk ke dalam suatu prophage pada keadaan nonlitik, pada replikasi asam
nukleatnya dikaitkan dengan replikasi DNA sel inang. Bakteri yang membawa prophage
disebut lysogenic, karena suatu signal fisiologik dapat menjadi trigger suatu siklus litik yang
mengakibatkan kematian sel inang dan mengeluarkan banyak salinan phages. Karakter
terbaik temperate phages adalah E.coli phage λ (lambda). Gen – gen penentu litik atau
respons lysogenic pada infeksi λ telah diidnetifikasi dan interaksi yang kompleks telah
diexsplorasi secara teliti.
Filamenthous phages, contoh yang telah dipelajari dengan baik adalah E.coli phage M13,
filamennya mengandung DNA rantai tunggal yang kompleks dengan protein dan diperoleh
dari inangnya, dimana inang mengalami debilitas (keadaan memburuk) tetapi tidak dimatikan
oelh infeksi ini. Rekayasa DNA ke dalam phage M13 menyediakan rantai – rantai tunggal
yang sangat bernilai untuk analisis dan manipulasi DNA.
Contoh Gambar Struktur Virus

Genetika Jamur
Genom adalah keseluruhan informasi genetik dalam suatu organisme. Hampir semua genom
eukariota dibawa pada satu atau lebih kromosom linear terpisah dari sitoplasma didalam
membran inti sel (nukleus). Diploid sel eukariota mengandung 2 homologeus (salinan
evolusioner) dari setiap kromosom. Mutasi atau perubahan genetik sering tidak dapat
dideteksi pada sel diploid karena susunan satu salinan gen kompensasi untuk perubahan
fungsi homolognya. Satu gen yang tidak dapat mengekspresi fenotipitik pada keberadaan
homolognya. Dinyatakan resesif, sedangkan satu gen yang mengatasi efek homolognya
dinyatakan dominan. Efek mutasi dapat sangat tampak pada sel – sel haploid, yang membawa
hanya satu salinan tunggal dari kebanyakan gen. Sel – sel yeast (suatu eukairota) sering
diteliti, Karena dapat dipertahankan dan dianalisis pada keadaan haploid.
Sel-sel eukariota mengandung mithocondria. Pada beberapa kasus dinyatakan sebagai
kllroplas. Didalam setiap organel ini ada satu molekul DNA sirkuler yang mengandung
beberapa gen yang berfungsi seperti organel khusus. Kebanyakan gen berhubungan dengan
fungsi organel, dibawa oleh kromosom eukariota. Banyak yeast mengandung suatu elemen
genetik tambahan, suatu lingkaran 2 μm mampu berreplikasi secara independen, mengandung
6,3 kbp DNA. Semacam lingkaran kecil DNA ini disebut plasmid, sering ditmukan
padagenetik eukariota. Ukuran kecil dari plasmid memudahkan manipulasi genetik, dan
setelah perubahannya, dapat dimasukkan ke dalam sel-sel. Oleh karena itu, plasmid
digunakan pada rekayasa genetika.
Repetitive DNA, dalam jumlah besar pada sel eukariota, telah di temukan pula pada sel
prokariota. Pada genom eukariota, repetitive DNA sering dihubungkan dengan region
penyandi dan lokasi utama pada regio penyandi dan lokasi utama pada region ekstra gen.
susunan pendek berulang (short sequence,SSR) ini atau short tandemly repeateds sequences
(STR) ada dalam beberapa salinan atau sampai ribuan salinan yang menyebar di seluruh
genom. Adanya SSR pokariata telah di dokumentasikan dengan baik dan beberapa
menunjukan polymorfisme yang luas, variasi ini di perkirakan karena kesalahan pasangan
rantai (slipped-strand mispairing) dan hal ini di perlukan untuk adatasi dan hal ini di perlukan
untuk adaptasi dan variasi bakteri. Banyak gen eukariota disisipi intron, sisipan susunan DNA
yang akan hilang pada mRNA yang di tranlasi. Intron telah diamati pada gen archze tetapi
hanya sedikit perkecualian yang tidak di temukan pada eubakteria
Kebanyakan gen jamur di bawa pada kromosom bakteri. Data susunan genom menunjukan
bahwa kebanyakan genom jamur terdiri dari satu molekul DNA sirkuler yang mengandung
DNA 580 kbp sampai lebih dari 4600 kbp. Banyak bakteri pada jamur mengandung gen-gen
tambahan pada plasmid yang bervariasi mulai dari beberapa kbp sampai 100 kbp. DNA
sirkuler (kromosom dan plasmid), yang mengandung informasi genetik di perlukan untuk
respirasinya disebut replicon. Membrane tidak memisahkan gen bakteri dari sitoplasma
seperti pada eukariota dengan beberapa perkecualian, gen bakteri adalah haploid.
Gen-gen yang penting untuk pertumbuhan jamur dibawa pada kromosom, dan plasmid yang
membawa gen dikaitkan dengan fungsi-fungsi spesifik. Banyak plasmid membawa gen untuk
di pindahkan dari satu organisme ke organisme lain sebaik pada pengaturan DNA
(rearrangement DNA). Oleh karena itu gen-gen yang berasal dari hasil evolusi independent
dapa di gabungkan dengan plasmid, dapat menyebar diantara populasi bakteri secara luas.
Akibat kejadian genetik ini telah diamati pada penyebaran plasmid pembawa resistensi anti
biotika setelah penggunaan anti biotika yang bebas di rumah sakit.
Transposon adalah element-element genetik yang mengandung beberapa kbp DNA, termasuk
informasi yang di perlukan untuk migrasinya dari satu lokus gen ketempat lainya, sehinga
menciptakan mutasi. Peran transposon pendek (750-200 bp), dikenel sebagai incertion
element, menghasilkan banyak mutasi akibat insersi. Element ini hanya membawa gen-gen
untuk enzim-enzim, yang diperlukan untuk mendorong transposisinya sendiri. Hampir semua
bakteri membawa element IS, yang penting pada pembentukan strain-strain dengan high-
frequency recombinant (Hfr). Kompleks tranposon membawa gen-gen untuk fungi-fungsi
khusus seperti resistensi antibiotika dan diapit oleh IS. Tidak seperti plasmid, tranposom
tidak mengandung informasi genetik yang di perluken untuk replikasinya. Seleksi transposon
tergantung pada replikasinya sebagai bagian dari suatu replicon. Deteksi atau ekploitasi gen
transposon di capai dengan cara seleksi dari informasi genetik khusus (secara normal,
resistensi terhadap antibiotika) yang di bawanya.
DNA Eukariota
Replikasi DNA eukariota terjadi pada beberapa titk tumbuh di sepanjang kromosom linear.
Replikasi akurat pada ujung-ujung kromosom linear membutuhkan aktifitas enzimatis yang
berbeda dari fungsi-fungsi normal yang terkait dengan replikasi DNA. Berbagai aktifitas
tersebut mungkin melibatkan telomere, rangkaian DNA khusus (yang dibawa pada ujung
kromosom eukariota) yang cenderung terlibat dalam replikasi akurat dari ujung kromosom.
Eukariota telah mengembangkan alat – alat khusus yang disebut kumparan, yang melepas
kromosom anak menjadi nukleid terpisah yang baru terbentuk oleh proses mitosis.
Pembagian nukleid yang lebih ekstensif oleh meiosis merupakan satu faktor penting dalam
mempertahankan struktur kromosom dalam satu spesies. Terkadang sel – sel tunggal tersebut
merupakan gamet. Pembentukan gamet yang diikuti oleh penyatuan mereka untuk membentu
zigot – zigot gandan merupakan sumber utama untuk variabilitas genetika melalui
rekombinasi eukariota.
Gambar Contoh Perkembangbiakan Jamur
Kajian Religi
Di dalam Al Quran, Allah SWT menyiratkan akan penciptaan makhluk hidup termasuk
penciptaan mikroorganisme yang merupakan bagian dari mahluk hidup ciptaan Allah SWT,
serta proses penciptaan dan komponen penyusun makhluk hidup termasuk mikroorganisme
seperti dalam beberapa ayat yaitu:
Q.S Al Baqarah 164: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Q.S An Nur 45: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian
dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki
sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q.S An Nahl 12: Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu.
Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memahami (nya).
Dari beberapa ayat diatas dapat kita ketahui bahwa Allah SWT telah menciptakan makhluk
hidup termasuk mikroorganisme secara sempurna atau secara mendetail tanpa ada hal yang
tertinggal atau kurang pada diri makhluk hidup tersebut termasuk mikroorganisme. Sehingga
kita sebagai makhluk hidup harus bersukur dengan pemberian Allah SWT, termasuk
penciptaan mikroorganisme yang banyak member manfaat kepada manusia.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan “Genetika Mikroorganisme, Sebuah Elemen Dasar Penyusun
Kehidupan Mikroorganisme“, dapat diambil kesimpulan bahwa:
v Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat) tunggal,
meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra kromosomal), yang di
sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri.
v Virus mampu bertahan hidup, tetapi tidak tumbuh, bila tidak di dalam sel inang.
Replikasi genom virus tegantung pada energi metabolik dan mesin sintesis makromolekul
pada inang.
v Kebanyakan gen jamur di bawa pada kromosom bakteri. Data susunan genom
menunjukan bahwa kebanyakan genom jamur terdiri dari satu molekul DNA sirkuler yang
mengandung DNA 580 kbp sampai lebih dari 4600 kbp.
v Secara umum gen dari bakteri, virus, dan jamur tersusun atas DNA dan RNA
Saran
Berdasarkan penulisan “Genetika Mikroorganisme, Sebuah Elemen Dasar Penyusun
Kehidupan Mikroorganisme“, maka dapat disarankan bahwa untuk para ilmuwan atau
mahasiswa agar lebih meneliti tentang genetika karena masih banyak hal yang menjadi
misteri tentang genetika dari mikroorganisme, sehingga dapat diambil manfaat dari genetika
mikroorganisme. Untuk pihak industri penelitian yang mendalam pada genetika
mikroorganisme sangat disarankan, salah satu manfaatnya adalah dengan mengetahui
genetika dari mikroorganisme tersebut maka pihak industri dapat menghasilkan
mikroorganisme yang bermanfaat bagi pihak industri dengan didasarkan genetika dari
mikroorganisme yang unggul sehingga pihak industri dapat memperoleh untung atau manfaat
yang besar.
Daftar Pustaka
Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.
Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Stanier Roger, Edward Alderberg dan John Ingraham. 1982. Dunia Mikroba 1. Bharata Karya
Aksara. Jakarta.
Syurachman, Agus. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang Prees.
Malang.

Anda mungkin juga menyukai