Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi berasal dari kata bio (hidup), teknos (teknologi), dan logos (ilmu)
yang secara harfiah berarti ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip biologi. Secara
klasik atau konvensional, bioteknologi dapat diartikan sebagai teknologi yang
memanfaatkan organisme atau bagian-bagiannya untuk mendapatkan barang dan jasa
dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Protein merupakan senyawa organik kompleks yang memiliki bobot molekul
sangat tinggi yang terdiri dari monomer-monomer asam amino yang saling
berhubungan satu sama lain. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Biosintesis protein merupakan polimer
yang berfungsi sebagai penyusun protoplasma dan struktur tubuh lainnya.
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang
kompleks dan melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.
Molekul DNA merupakan rantai polinukleotida yang mempunyai beberapa jenis basa
purin dan pirimidin, dan berbentuk heliks ganda. Dengan demikian akan terjadi heliks
ganda yang baru dan proses terbentuknya molekul DNA baru ini disebut replikasi,
urutan basa purin dan pirimidin pada molekul DNA menentukan urutan asam amino
dalam pembentukan protein. Peran dari DNA yaitu sebagai pembawa informasi
genetik atau sifat-sifat keturunan pada seseorang. Dua tahap sintesis protein yaitu
pertama disebut tahap transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan
yang diberikan oleh DNA. Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA
menerjemahkan informasi genetika ke dalam proses pembentukan protein. Biosintesis
protein terjadi dalam ribosom, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam sitoplasma.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan gen?
2. Apakah perbedaan antara gen dan genom?
3. Bagaimana cara pengertian dogma pusat/sentral ?
4. Bagaimana langkah-langkah biosintesis pada organisme prokariot & eukariot?
5. Bagaimana tahapan ekspresi gen yang meliputi transkripsi dan translasi, serta
menentukan jenis ekspresi gennya?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu gen.
2. Mengetahui perbedaan antara gen dan genom.
3. Mengetahui pengertian dogma pusat.
4. Mengetahui langkah-langkah biosintesis pada organisme prokariot & eukariot.
5. Bagaimana tahapan ekspresi gen yang meliputi transkripsi dan translasi, serta
menentukan jenis ekspresi gennya.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Bagi penulis
1. Agar dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas penyusunan makalah mata kuliah
Bioteknologi mengenai Biosintesis Protein.
2. Agar penyusunan makalah ini menambah wawasan dan kualitas ilmu yang dimiliki
oleh penyusun makalah.

b. Bagi pembaca
1. Agar penyusunan makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca baik dosen
dan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Agar makalah ini dapat dijadikan sebagai contoh bahan referensi dalam penyusunan
makalah dengan materi terkait.
BAB 2
KAJIAN

A. Pengertian Gen
Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan
Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas
yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di dalam kromosom.
Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup
yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari
protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m (mikron).
Gen adalah segmen segmen DNA, bahwa DNA adalah suatu polimer yang
terdiri dari empat jenis monomer yang berbeda yang digunakan nukleotida.
Penurunan sifat sifat herediter memiliki basis molekuler yaitu replikasi persis DNA,
dan menghasilkan salinan salinan gen yang dapat diteruskan dari orang tua ke
keturunannya. DNA dari suatu sel eukariotik dibagi lagi menjadi kromosom di dalam
nukleus tersebut. Salah satu fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai
materi genetik adalah fungsi fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi individu organisme sehingga dihasilkan suatu fenotip
tertentu. Fenotipe organisme sangat ditentukan oleh hasil interaksi protein-protein di
dalam sel. Setiap protein tersusun dari sejumlah asam amino dengan urutan tertentu,
dan setiap asam amino pembentukannya disandi (dikode) oleh urutan basa nitrogen di
dalam molekul DNA. Rangkaian proses ini, mulai dari DNA hingga terbentuknya
asam amino, dikenal sebagai dogma sentral genetika molekuler (Campbell, 2003).
Gen yang lengkap terdiri dari 3 bagian utama yaitu daerah pengendali
(regulatory region) yang disebut promoter yang terletak pada ujung 5’, bagian
struktural gen yang berisi urutan DNA yang akan ditranskripsikan, dan bagian
terminator yang terletak di hilir (downstream) daerah struktural. Dalam proses
transkripsi, DNA akan diterjemahkan menjadi kode-kode dalam bentuk RNA. Ada 3
macam RNA hasil transkripsi DNA, yaitu mRNA, tRNA dan rRNA. Molekul tRNA
dan rRNA nantinya tidak memasuki tahap translasi, melainkan tetap dalam bentuk
RNA karena molekul yang digunakan adalah RNA itu sendiri (Yuwono, 2008).
Gen adalah bagian dari kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA)
dalam kromosom yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri-ciri genetis dari suatu
makhluk hidup. Gen diturunkan atau diwariskan oleh satu individu kepada
keturunannya, yaitu melalui suatu proses reproduksi. DNA membawa informasi
genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang diturunkan disebut gen.
Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya perubahan pada
produk gen tersebut (Brown, T. A, 2002).

B. Genom
Genom adalah keseluruhan informasi genetik yang terdapat dalam sel-sel
organisme. Secara fisik, genom merupakan koleksi dari molekul-molekul asam
nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau plasmid). Istilah genom diperkenalkan
oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman (1920), untuk menyebut
gabungan gen dan kromosom (Brown, T. A, 2002). Secara fisik, genom mampu
terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berlainan (sebagai kromosom
atau plasmid), sementara secara fungsi, genom mampu terbagi menjadi gen-gen.
Istilah genom dikenalkan oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman, pada
tahun 1920 (Brown, T. A, 2002).
Genom adalah satu set kromosom beserta seluruh gen dan konstitusi genetik
lainnya yang terkandung di dalam satu sel suatu organisme (Wetterstrand 2011).
Genom juga dapat didefinisikan sebagai satu set lengkap cetak biru kehidupan yaitu
satu set utuh semua DNA kromosom haploid pada satu inti sel suatu organisme.
Keseluruhan DNA pada satu makhluk hidup yang telah dipetakan disebut
dengan genom. Rantai genom dapat memberikan gambaran utuh sebuah makhluk
hidup. Pertama kali genom yang berhasil dipetakan adalah sebuah bakteri bernama
Haemophilus influenzae pada tahun 1995[KOO03]. Berikutnya, pada tahun 2003,
proyek pemetaan genom manusia (human genome project) telah berhasil memetakan
Genom manusia. Genom terdiri dari rantai DNA yang sangat besar, mulai dari
beberapa juta pasang pada prokariotes hingga miliaran pada eukariotes. Sebagai
contoh, genom Wolbachia, sebuah bakteri yang tentunya sangat kecil ternyata
memiliki 126 juta pasang DNA. Arabidopsis thaliana, sebuah tumbuhan memiliki 120
juta pasang DNA, dan genom manusia memiliki 3,2 Miliar pasang DNA (Ikhlas
Purwanto, 2009).

C. Dogma Pusat/Sentral

Dogma sentral adalah salah satu konsep biologi molekuler. Dogma sentral
menjelaskan mengenai proses perubahan gen dari DNA menjadi RNA, dan RNA menjadi
protein. Dogma ini menjelaskan bagaimana proses pembacaan materi genetik menjadi protein
yang berperan di setiap tahap metabolisme di dalam suatu tubuh organisme (Bettelheim et al,
1984). Tahun 1956, Francis H. Crick mengemukakan bahwa ada virus-virus yang
menghasilkan enzim yang dapat mentranskripsi RNA menjadi DNA dan virus-virus tersebut
dapat mereplikasikan genom-genom RNAnya, saat informasi masuk ke protein maka
informasi itu tidak dapat mengalir kembali ke asam nukleat. Adapun diagram alur
diperkenalkan yang menggambarkan fungsi DNA dalam perjalanan informasi genetik disebut
sentral dogma (Watson, et al. dalam T. Milanda, 1994). Dogma sentral terdiri dari tiga tahap
yang pertama replikasi untuk memasok DNA pada setiap organisme, transkripsi untuk
menulis ulang DNA dalam bentuk mRNA (messenger RNA), dan translasi untuk
menerjemahkan mRNA tersebut menjadi suatu protein (Yuwono, 2013).
A. Replikasi

Replikasi adalah proses peniruan rangkaian molekul bahan genetik (DNA atau RNA)
sehingga menghasilkan molekul anakan yang sangat identik. Replikasi DNA adalah
penggandaan DNA unting tunggal dan DNA unting ganda. Replikasi DNA pada prokaryot
dan eukaryot terjadi dalam sel jasad hidup yang bersangkutan. Selain itu perbedaan struktural
molekul bahan genetik, contoh DNA lingkar (circular DNA) dengan DNA linear juga
berimplikasi pada perbedaan mekanisme replikasi (Yuwono, 2005).

B. Jenis Replikasi DNA


Ada beberapa model yang menjelaskan prooses replikasi DNA yaitu konservatif,
semikonservatif, dan dispersif (Campbell, 2002).
(sumber : Reece, 2011)
● Replikasi konservatif
Seluruh helix ganda DNA awal tetap dipertahankan dan akan mengarahkan
pembentukan helix ganda baru.
● Replikasi semikonservatif
Helix ganda mengalami pembukaan terlebih dahulu sehingga kedua untai
polinukleotida akan saling terpisah. Masing-masing untai tetap dipertahahankan dan
akan bertindak sebagai cetakan bagi pembentukan untai polinukleotida baru.
● Replikasi dispersif
untai plinukleotida mengalami fragmentasi di sejumlah tempat. Kmudian, fragmen
polinukleotida yang terbentuk akan menjadi cetakan bagi fragmen nukleotida baru
sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai berselang-seling di tangga berpilin
baru (Yuwono, 2013)

C. Tempat Replikasi
Pada makhluk hidup prokaryotik, replikasi DNA terjadi di dalam sitoplasma sebelum
pembelahan sel. pada makhluk hidup eukaryoti, replikasi DNA terjadi di dalam inti sel serta
di dalam organel yang telah diketahui memiliki DNA (Nusantari, 2011).
D. Enzim dalam replikasi DNA
a. Helikase berfungsi membuka uliran heliks ganda induk pada garpu replikasi.
b. Single–strand binding protein berfungsi berikatan dan menstabilkan DNA beruntai
ganda hingga dapat digunakan sebagai cetakan.
c. Topoisomerase berfungsi menyintesis primer RNA di ujung untai maju dan masing-
masing fragmen okazaki dari untai lamban.
d. Primasi berfungsi mnyintesis primer RNA di ujung untai maju dan masing-masing
fragmen okazaki dari untai lamban.
e. DNA polimerase III berfungsi menggunakan DNA induk sebagai cetakan,
mennyintesis untai DNA baru dengan cara menambahkan nukleotida ke ujung 3 dari
untai DNA atau primer RNA yang telah ada sebelumnya.
f. DNA polimerase i berfungsi menyingkirkan nukleootida RNA primer dari ujung 5
dan menggantikannya dengan nukleotida DNA.
g. DNA ligase berfungsi menggabung ujung 3 dan DNA yang menggantikan primer ke
bagian lain dari untai maju dan menggabungkan fragmen okazaki untai lamban.

E. Proses replikasi DNA


a. Memulai Replikasi
Replikasi DNA dimulai pada tempat-tempat khusus yang disebut pangkal replikasi
(origin of replication). Protein yang memulai replikasi DNA mengenali urutan ini dan
menempel urutan dan menempel pada DNA, memisahkan kedua untaian dan membuka
sebuah “gelembung” replikasi. Pembukaan DNA untai ganda dikatalisis oleh 3 macam enzim
yaitu helikasi, enzim untai destabilizing protein, dan DNA ligase. Replikasi DNA kemudian
berjalan dalam dua arah sampai seluruh molekul tersebut disalin. Setiap kromosom eukaryot
mempunyai ratusan atau ribuan pangkal replikasi. Gelembung replikasi terbentuk dan
akhirnya menyatu, sehingga mempercepat penyalinan molekul DNA yang sangat panjang ini.
Di setiap ujung gelembung replikasi terdapat cabang replikasi atau yang biasa disebut
replication fork, daerah yang berbentuk huruf Y dimana untaian DNA baru mulai
memanjang (Yuwono, 2013).

b. Sintesis untai DNA baru


DNA polimerasi mengkatalisis sintesis DNA dengam menambahkan nukleotida hanya
pada ujung 3’ yang bebas dari untai DNA yang sedang terbentuk jadi untai DNA baru dapat
memanjang hanya pada arah 5’-3’ (Yuwono, 2013). Laju pemanjangan sekitar 500
nukleorida perdetik pada bakteri dan 50 per detik pada sel manusia. Nukleotida yang
ditambahkan ke untai DNA yang sedang tumbuh berasal dari nukleotida trifosfat (Campbell,
2010)

c. Pemanjangan antiparalel
Ujung kedua untai DNA berbeda satu sama lain dan bersifat antiparalel. dapat
menambahkan nukleotidanukleotida hanya ke ujung 3' dari suatu primer atau untai DNA
yang sedang tumbuh. Dengan demikian, untai DNA baru hanya dapat memanjang ke arah 5'-
3'. DNA pol Il cukup menempel ke garpu replikasi di untai cetakan itu dan terus-menerus
menambahkan nukleotida ke untai komplementer baru seiring majunya garpu replikasi. Untai
DNA yang dibuat melalui mekanisme ini disebut untai maju (leading strand). Hanya satu
primer yang dibutuhkan agar DNA pol III menyintesis untai maju (Campbell, 2010). Untuk
memperpanjang untai baru DNA yang lain, DNA pol III harus bekerja di sepanjang untai
cetakan yang satu lagi ke arah menjauhi garpu replikani. Untai DNA yang memanjang ke
arah ini disebut untai lamban (lagging strand). Kebalikan dengan untai maju, yang
diperpanjang terus menerus, untai lamban disintesis secara tersendat-sendat. sebagai
rangkaian dari segmen-segmen. Segmen-segmen untai lamban ini disebut fragmen Okazaki.

D. Biosintesis pada organisme prokariot & eukariot


1. Tahap pertama, aktivasi asam amino
Tahap ini terjadi di sitosol, bukan pada ribosom. Masing-masing dari 20 asam
amino diikat secara kovalen dengan suatu RNA pemindah spesifik dengan
memanfaatkan energi ATP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim pengaktif yang

E. Tahapan ekspresi gen yang meliputi transkripsi dan translasi, serta menentukan jenis
ekspresi gennya
1. Transkripsi
Dalam sintesis protein atau ekspresi gen, transkripsi merupakan tahapan yang
penting. Proses transkripsi ini terjadi pada nukleus (prokariotik: nukleoid) dimana
DNA diterjemahkan menjadi kode-kode dalam bentuk basa nitrogen membentuk
rantai RNA yang bersifat single strain. Pada rantai RNA yang terbentuk, basa Timin
akan digantikan dengan basa Urasil. Pada prokaryotik, rantai RNA langsung
ditranslasikan sebelum transkripsi selesai. Sedangkan pada eukariotik, rantai dibawa
menuju sitoplasma (ribosom) untuk ditranslasi menjadi produk gen. Pembentukan
RNA pada proses transkripsi ini melibatkan enzim RNA polimerase. Fungsi dasar
kedua yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah fungsi
fenotipik, dimana DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi
individu organisme sehingga dihasilkan suatu fenotip tertentu. Fungsi ini dilakukan
melalui ekspresi gen, dengan tahap pertamanya adalah proses transkripsi, yaitu
perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan basa molekul RNA. Transkripsi
merupakan proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai
cetakan (template)-nya (Warianto, 2011).

Gambar 100. Tahap Transkripsi


(Sumber: Warianto, 2011)

Transkripsi terdiri dari tiga tahap, yaitu:


1. Inisiasi (permulaan)
Transkripsi diawali oleh promoter, yaitu daerah DNA tempat RNA polimerase
melekat. Promoter mencakup titik awal transkripsi, biasanya membentang beberapa
pasang nukleotida di depan titik awal. Fungsi promoter yaitu menentukan dimana
transkripsi dimulai dan menentukan yang mana dari kedua rantai ganda DNA yang
digunakan sebagai cetakan.

2. Elongasi (pemanjangan)
Pada saat RNA bergerak di sepanjang DNA, pilinan rantai ganda DNA tersebut
terbuka secara berurutan kira-kira 10-20 basa DNA. Enzim RNA polimerase
menambahkan nukleotida ke ujung 3’ dari molekul RNA yang dibentuk di sepanjang
rantai ganda DNA. Setelah sintesis RNA berlangsung, rantai ganda DNA akan
terbentuk kembali dan RNA baru akan terlepas dari cetakannya.

3. Terminasi (pengakhiran)
Transkripsi berlangsung hingga RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
dinamakan terminator. Terminator adalah urutan DNA yang berfungsi untuk
mengakhiri proses transkripsi. Pada prokariotik, transkripsi berhenti saat RNA
polimerase mencapai titik terminasi. Pada eukariotik, RNA polimerase terus melewati
titik terminasi, 10-35 nukleotida, RNA yang telah terbentuk terlepas dari enzim
tersebut (Kusnaidi, 2010).
Proses transkripsi menghasilkan tiga jenis RNA, yaitu RNA duta (mRNA =
messenger RNA), RNA transfer (tRNA = transfer RNA, dan RNA ribosomal (rRNA
= ribosomal RNA). Ketiga RNA ini berperan dalam proses translasi. Hanya mRNA
akan diterjemahkan ke dalam protein. tRNA berperan sebagai molekul pembawa
asam amino yang akan dirangkaikan menjadi polipeptida sesuai dengan sandi yang
terdapat pada mRNA. rRNA berfungsi sebagai salah satu molekul penyusun ribosom.
Proses transkripsi dikatalis oleh enzim transkriptase atau RNA
polimerase.Pada organisme prokariotik seperti E.coli, hanya terdapat satu jenis RNA
polimerase untuk mengkatalis sintesis semua jenis RNA. Pada organisme eukariotik
terdapat tiga jenis RNA polimerase. RNA polymerase I berfungsi untuk mengkatalisis
pembentukan rRNA. RNA polimerase II berperan dalam sintesis tRNA dan beberapa
molekul rRNA. RNA polimerase III berfungsi mengkatalis proses sintesis mRNA.
Transkripsi akan berlangsung sampai RNA polimerase menyalin urutan DNA
yang disebut terminator. Terminator merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi
sebagai sinyal pengakhiran transkripsi. Pada sel prokariot, transkripsi biasanya
berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi. Ketika polimerase mencapai titik tersebut
polymerase melepas RNA dan DNA. Sedangkan pada sel eukariot transkripsi akan
berhenti setelah polimerase melewati sinyal terminasi yaitu suatu urutan AAUAAA di
dalam pra-mRNA sejauh kira-kira 10-35 nukleotida. Pra30 mRNA ini akan dipotong
hingga terlepas dari enzim tersebut. Tempat pemotongan pada RNA juga merupakan
tempat untuk penambahan ekor-poli A (Yuwono, 2013).
Terminasi menggunakan protein rho, karena adanya struktur tusuk konde,
terminasi transkripsi dapat juga terjadi dengan bantuan suatu protein khusus yang
dinamakan protein rho (ρ). Rho merupakan protein heksamer yang akan
menghidrolisis ATP dengan adanya RNA untai tunggal. Protein ini akan nampak
terikat pada urutan sepanjang 72 basa pada RNA, yang diduga lebih disebabkan oleh
pengenalan suatu struktur spesifik daripada karena adanya urutan konsensus. Rho
bergerak di sepanjang RNA menuju kompleks transkripsi. Pada kompleks transkripsi
rho memungkinkan RNA polimerase untuk berhenti pada sinyal terminator tertentu.
Sinyal- sinyal terminator ini, seperti halnya sinyal terminator yang tidak bergantung
kepada rho, lebih dikenali oleh RNA daripada oleh DNA cetakannya. Adakalanya
terminator tersebut juga berupa struktur tusuk konde tetapi tidak diikuti oleh urutan
poli U (Warianto, 2011).

2. Translasi
Translasi merupakan proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada
molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu
polipeptida. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA
tidak ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang
menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame), kerangka baca
terbuka). Molekul rRNA merupakan salah satu molekul penyusun ribosom, yakni
organel tempat berlangsungnya sintesis protein, sedangkan tRNA adalah pembawa
asam- asam amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida. Suatu ORF
dicirikan oleh: (1) kodon inisiasi translasi yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG
(pada mRNA) (2) serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon dan
(3) kodon terminasi translasi yaitu RAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG pada
mRNA) atau TGA (UGA pada mRNA) perlu diingat bahwa pada RNA tidak ada basa
timin (T) melainkan dalam bentuk urasil (U) (Yuwono, 2013).
Translasi berlangsung di dalam sitoplasma dan ribosom. Translasi ini
merupakan proses penterjemahan suatu kode genetik menjadi protein yang sesuai.
Kode genetik ini berupa kodon di sepanjang molekul RNAd, sebagai penerjemahnya
RNAt. RNAt membawa asam amino dari sitoplasma ke ribosom. Molekul RNAt
membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya yang sesuai dengan triplet
nukleotida pada ujung RNAt lainnya yang disebut antikodon. Misalnya, perhatikan
kodon RNAd UUU yang ditranslasi sebagai asam amino fenilalanin. RNAt pembawa
fenilalanin mempunyai antikodon AAA yang komplemen dengan UUU agar terjadi
reaksi penambahan fenilalanin pada rantai polipeptida sebelumnya. RNAt yang
mengikat diri pada kodon RNAd harus membawa asam amino yang sesuai ke dalam
ribosom. Melekatnya asam amino pada RNAt dibantu oleh enzim aminoasil-RNAt
sintase (aminoacyl-tRNA synthetase). Ribosom memudahkan pelekatan antara
antikodon RNAt dengan kodon RNAd saat sintesis protein. Ribosom tersusun atas
subunit besar dan subunit kecil yang dibangun oleh protein-protein dan molekul-
molekul RNAt (Kusnaidi, 2010).
Gambar 200. Proses Translasi
(Sumber: Siswapedia)

Translasi dibagi menjadi 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.


Tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA dan
ribosom selama proses translasi. Pada inisiasi dan elongasi rantai dibutuhkan
sejumlah energi yang disediakan oleh GTP (guanin triphospat) yaitu suatu molekul
yang mirip ATP. Tahap inisiasi dari translasi membawa bersama-sama mRNA,
sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub
unitribosom. Pertama subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA
inisiator khusus.
Pada tahap elongasi, asam-asam amino ditambahkan satu persatu pada asam
amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa protein yang
disebut faktor elongasi dan terjadi dalam siklus tiga tahap yaitu:
a) Pengenalan kodon.
Kodon mRNA pada tempat A dari ribosom membentuk ikatan hidrogen
dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang
tepat. Faktor elongasi membawa tRNA ke tempat A. Langkah ini juga membutuhkan
hidrolisis GTP.
b) Pembentukan ikatan peptida.
Molekul rRNA dari subunit ribosom besar, berfungsi sebagai ribozim,
mengkatalis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang
memanjang dari tempat P ke asam amino yang baru tiba di tempat A. Pada tahap ini,
polipeptida memisahkan diri dari tRNA tempat pelekatannya semula, dan asam amino
pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh tRNA di
tempat A.
c) Translokasi.
Molekul tRNA di tempat A, sekarang terikat pada polipeptida yang sedang
tumbuh, ditranslokasikan ke tempat P. Saat RNA berpindah tempat, antikodonnya
tetap berikatan dengan hidrogen pada kodon mRNA; mRNA bergerak bersama -sama
dengan antikodon ini dan membawa kodon berikutnya untuk ditranslasi pada tempat
A. Sementara t RNA yang tadinya berada pada tempat P bergerak ketempat E dan dari
tempat ini keluar dari ribosom. Langkah translokasi membutuhkan energi yang
disediakan oleh hidrolisis GTP. mRNA bergerak melalui ribosom ke satu arah saja,
mulai dari ujung 5' hal ini sama dengan ribosom yang bergerak 5'→3' pada mRNA.
Ribosom dan mRNA bergerak relatif satu sama lain, dengan arah yang sama, kodon
demi kodon. Siklus Elongasi menghabiskan waktu kurang dari 1/10 detik dan terus
diulang saat tiap asam amino ditambahkan pada rantai hingga polipeptidanya lengkap.
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi
(UAA, UGA, UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Dalam
keadaan normal tidak ada aminoasil-tRNA yang membawa asam amino sesuai dengan
ketiga kodon tersebut. oleh karena itu, jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga
kodon terminasi tersebut, maka proses translasi berakhir.

3. Ekspresi Gen
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat dari organisme oleh suatu gen.
Suatu sifat yang dimiliki organisme merupakan hasil proses metabolisme yang terjadi
dalam sel. Proses metabolisme dapat berlangsung karena adanya suatu enzim yang
berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia. Enzim dan protein lainnya
diterjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA. mRNA
disintesis berdasarkan utas cetakan DNA. Gen tersusun dari molekul DNA , sehingga
gen menentukan sifat suatu organisme.
B
A
B
Kesimpulan 1.
3
2.
P
E
N
U
T
U
P
3. Dogma Sentral adalah rangkaian proses ekspresi gen dimana informasi yang
terdapat dalam DNA yang nantinya akan ditranskripsi sehingga menghasilkan
molekul RNA, lalu informasi yang terkandung yang dalam molekul RNA
tersebut akan ditranslasi untuk menghasilkan protein. Replikasi DNA adalah
penggandaan DNA unting tunggal dan DNA unting ganda. Tahapan dalam
proses replikasi DNA yaitu memulai replikasi, sintesis untai DNA baru, dan
pemanjangan antiparalel.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Bettelheim, F.A., & Landesberg, J. 1984. Laboratory Experiments for General, Organic, &
Biochemistry (edisi keempat). New Jersey : John Wiley & Sons inc.
Brown, T. A. 2002. DNA in Genomes, 2nd ed.,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi/rid=genomes.section.5

Fransisca Cahyono. 2010. Kombinatorial dalam hukum pewarisan Mendel Institut Teknologi
Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia Makalah Probabilitas dan Statistik .

Ikhlas Purwanto, 2009. Studi Pengukuran Kemiripan Rantai DNA Virus H5N1 Berbasis
Himpunan Fuzzy. Depok:Universitas Indonesia halaman 1.

Kusnaidi. 2010. Substansi Genetika. Direktori FPMIPA UPI. Bandung.

Warianto, C. 2011. Transkripsi pada Prokaryotik. Repository Unair. Surabaya

Wetterstrand, K.A. 2011. DNA Sequencing Costs: Data from the NHGRI Large-Scale
Genome Sequencing Program Available at: http://www.genome.gov/sequencingcosts/.

Yuwono. 2013. Bioinformatika: Sebuah Pengantar. Fakultas Kedokteran Universitas


Sriwijaya. Palembang.

Anda mungkin juga menyukai