Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau
konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang
membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan
suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter
biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika telah
mengidentifikasikan gen sebagai dasar konstribusi karakter fenotip atau
karakter dari keseluruhan struktural dan fisiologis dari suatu sel atau
organisme, karakter fenotip seperti warna mata pada manusia atau resistensi
terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya diamati pada tingkat
organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotip atau perubahan urutan
DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli
botani bangsa Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada
tahun 1860an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari
akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada
warna, bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut.
Penelitian inilah ia bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel
berlaku pada manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer
dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaanpercobaan ilmu kebanyakan dengan menggunakan bakteri Escherechia Coli.
Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler
sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini
membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang
dipelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang
dan virus.
Genetika mikroba tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan
atau observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotiip telah diamati
berdasar kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya
bakteri yang mengandung satu gen yang resisten terhadap ampisilin dapat
dibadakan dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam

lingkungan yang mengandung antibiotik sebagai suatu bahan penyeleksi.


Catatan bahwa seleksi gen memerlukan ekspresinya dibawah kondisi yang
tepat dapat diamati pada tingkat fenotip. Genetika bakteri mendasari
perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan dibidang kedokteran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:

Apa pengertian dari genetika mikroba?


Apa saja komponen yang menyusun genetika mikroba?
Bagaimana struktur masing-masing komponen penyusun genetika

mikroba?
Bagaimana mekanisme perubahan genetika?
Bagaimana jalannya biosintesis DNA dan protein pada genetika mikroba?
Bagaimana terjadinya pembentukan suatu genotip baru (rekombinasi
bakteri) dan bagaimana penjelasan tentang mutasi bakteri tersebut?

C. Tujuan
Dalam makalah ini, kami membagi tujuan atas 2 macam :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini, antara lain :

Mengetahui pengertian lebih spesifik tentang apakah yang dimaksud

dengan genetika mikroba


Mengetahui struktur komponen dari genetika mikroba.
Memahami mekanisme dari proses yang terdapat pada genetika

mikroba seperti biosintesis DNA dan protein


Mengetahui ciri khas dari genetika bakteri
Mengetahui tentang rekayasa genetika serta proses mutasi dan tipe-

tipe mutan pada bakteri


2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah hasil diskusi ini tak lain adalah untuk
memenuhi tugas kelompok matakuliah Mikrobiologi dan Virologi, yaitu
melakukan suatu diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi tersebut

dengan materi yang telah diberikan sebelumnya, judul materi yang dibahas
adalah Genetika Mikroba dan penugasan akhirnya dengan penyerahan
makalah dari hasil diskusi tersebut.
Semua tujuan-tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah
terwujudnya laporan makalah ini. Selain itu, pengetahuan-pengetahuan
yang penulis dapat dari pembahasan materi ini bisa menjadi wawasan awal
yang dapat penulis ambil dan kembangkan menjadi pengetahuan yang
lebih tinggi lagi berikutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
1) PENDAHULUAN

GENOM
seluruh gen yang ada pada sel atau virus
prokariot biasanya mempunyai satu kumpulan gen (haploid)
sebaliknya mikroba eukariot biasanya mempunyai dua kumpulan
gen (diploid)
GENOTIP
kumpulan gen spesifik suatu organisme
FENOTIP
koleksi karakteristik suatu organisme yang dapat diamati
2) DNA SEBAGAI MATERI GENETIK
a) GRIFFITH (1928) mendemonstrasikan fenomena transformasi: bakteri
nonvirulent dapat menjadi virulen ketika hidup, bakteri nonvirulent ketika
dicampur dengan bakteri virulen yang mati
b) AVERY, MacLEOD, AND McCARTY (1944) mendemonstrasikan
bahwa yang mendasari transforming (materi yang bertanggung jawab
dalam transformasi virulensi pada percobaan Griffiths) adalah DNA
c) HERSHEY AND CHASE (1952) menunjukkan bahwa untuk bakteriofag
T2, hanya DNA yang dibutuhkan untuk kemampuan infeksi; oleh karena
itu, mereka membuktikan bahwa DNA adalah materi genetic
3) STRUKTUR ASAM NUKLEAT
a) STRUKTUR DNA
i.

DNA dibentuk dari nukleosida purin dan pirimidin yang


mengandung gula 2'-deoxyribose dan digabung oleh jembatan
fosfodiester

ii.

DNA biasanya double helix yang terdiri dari dua rantai nukleotida
berpilin mengelilingi satu sama lainnya

iii.

adenine (A) purine pada salah satu untai DNA selalu berpasangan
dengan thymine (T) pyrimidine pada untai yang lain, sementara
guanine (G) purine selalu dipasangkan dengan cytosine (C)
pyrimidine; jadi, dua untai dikatakan komplementer

iv.

Dua untai tidak diposisikan secara langsung berlawanan satu


dengan lainnya; oleh karena itu, lekukan major dan lekukan kecil
minor dibentuk olwh kerangka double helix

v.

Dua rantai polynucleotida antiparallel (yaitu, kerangaka gula fosfat


mereka diorientasikan secara langsung berlawanan)

b) STRUKTUR RNA
i.

RNA berbeda dengan DNA dalam hal komposisi gula ribosa yaitu
2'-deoxyribose

ii.

RNA berbeda dengan DNA dalam hal kandungan pyrimidine uracil


(U) sebagai pengganti thymine

iii.

RNA berbeda dengan DNA dalam hal biasanya mengandung untai


tunggal yang dapat berpilin dibaliknya, daripada untai ganda yang
berpilin mengelilingi satu dengan lainnya

iv.

Tiga macam perbedaan nyata RNA: ribosomal (rRNA), transfer


(tRNA), dan messenger (mRNA); mereka berbeda satu dengan
lainnya dalam hal fungsinya, sisi sintesis pada sel eucaryotic , dan
strukturnya

c) ORGANISASI DNA PADA SEL


i.

Pada procaryotes, DNA ada sebagai sirkular tertutup, molekul


supercoiled bergabung dengan protein dasar (seperti histon)

ii.

Pada eucaryotes, DNA lebih terorganisasi; ini bergabung dengan


potein dasar (histon) dan terpilin kedalam unit yang berulang-ulang
dikenal sebagai nukleosom

4) REPLIKASI DNA
a) POLA SINTESIS DNA
i.

Replikasi DNA adalah semiconservative: masing-masing untai


DNA dibentuk, namun dua untai terpisah satu dengan lainnya dan

bertindak

sebagai

template

untuk

produksi

untai

lainnya

(berdasarkan aturan pasangan basa yang sudah diterangkan


didepan)
ii.

Garpu Replikasi adalah daerah pada molekul DNA dimana


terjadinya untai terpisah dan sintesis DNA baru

iii.

Replikon terdiri dari replikasi asli dan DNA yang direplikasi


sebagai unit dari yang aslinya

iv.

Kromosom bakteri biasanya replikon tunggal

v.

Molekul kecil DNA sirkuler tertutup, seperti plasmid dan beberapa


gen virus, bereplikasi melalui mekanisme putaran lingkaran

vi.

Molekul besar DNA linier eukariot menggunakan multiple replikon


untuk replikasi yang efisien relatif molekul besar dalam masa
waktu yang memungkinkan

b) MEKANISME REPLIKASI DNA YANG DIAMATI DI E. coli


i.

Protein DnaA mengikat pada sumber replikasi

ii.

Helicases membuka dua untai DNA dan seperti yang mereka


lakukan topoisomerases (misalnya, DNA gyrase) mengurangi
tekanan yang disebabkan oleh proses pembukaan untai

iii.

Single-stranded DNA binding proteins (SSBs) menjaga untai


tunggal berpisah

iv.

Primases mensintesis molekul kecil RNA (kira-kira 10 nucleotida)


yang akan berperan sebagai primer pada sintesis DNA

v.

DNA polymerase III mensintesis untai komplemen DNA


berdasarkan aturan pasangan basa; pada satu untai (the leading
strand), synthesis secara terus menerus, sementara pada untai
lainnya (the lagging strand), fragmen-fragmen berseri dihasilkan
melalui sintesis tidak terus menerus; komplek multiprotein disebut
replisom mengatur semua proses ini

vi.

DNA polymerase I memindahkan primer dan mengisi celah-celah


yang dihasilkan dari delesi RNA

vii.

DNA ligase bergabung dengan fragmen DNA untuk membentuk


untai komplit DNA

viii.

Replikasi DNA replication sangat komplek; sedikitnya 30 protein


dibutuhkan untuk replikasi kromosom E. Coli

ix.

Kecepatan sintesis DNA adalah 750 hingga 1,000 pasang basa per
detik pada procaryotes, dan 50 hingga 100 pasang basa per detik
pada eucaryotes

5) KODE GENETIK
a) UNTUK GEN PENGKODE POLYPEPTIDE, SEQUENCE BASA
DNA DAPAT DISAMAKAN DENGAN SEQUENCE ASAM AMINO
POLYPEPTIDE (COLINEARITY)
b) PENYUSUNAN KODE GENETIK
i.

Setiap kodon yang spesifik bagian asam amino harus berupa tiga
basa panjang untuk setiap 20 asam amino memiliki sedikitnya satu
kodon;

ii.

Jadi kode genetik terdiri dari 64 kodon

c) ORGANISASI KODE
i.

DEGENERACY banyak asam amino dikode oleh lebih dari satu


kodon

ii.

KODON SENSE - 61 codons spesifik asam amino

iii.

KODON STOP (NONSENSE) tiga kodon (UGA, UAG, UAA)


yang bukan asam amino spesifik, dan digunakan pada translasi
(sintesis protein) signal terminasi

iv.

WOBBLE

menggambarkan

bagaimana

bebasnya

basa

berpasangan antikodon tRNA menjadi kodon mRNA; wobble


mengeliminasi kebutuhan unique tRNA untuk setiap kodon karena
dua posisi pertama cukup untuk menyusunikatan hidrogen antara
mRNA dan aminoacyl-tRNAs

6) STRUKTUR GEN
a) GEN:

SEQUENCE LINEAR DARI NUCLEOTIDA YANG ADA


DALAM

GEN

MOLEKUL

ASAM

AMINO,

DAN

TELAH

DIPERBAIKI POIN AWAL DAN AKHIRNYA


i.

Mengkode polypeptida, tRNA, atau rRNA

ii.

Memiliki elemen pengontrol (seperti, promoters) yang mengatur


ekpresi gen; dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari gen itu
sendiri, atau dapat dipertimbangkan sebagai sequence pengatur
terpisah

iii.

Dengan beberapa pengecualian, gen tidak overlapping

iv.

Segment yang mengkode polipeptida tunggal juga disebut cistron

v.

Pada procaryotes-informasi berkode biasanya kontinyu meskipun


beberapa gen bakteri diinterupsi; pada eucaryotes-kebanyakan gen
memiliki sequences berkode (exons) yang diinterupsi oleh
sequences tidak berkode (introns)

b) GEN YANG MENGKODE PROTEIN


i.

TEMPLATE STRAND satu untai yang mengandung informasi


berkode dan mengatur sintesis RNA

ii.

PROMOTER - sequence dari basa yang biasanya terletak di


upstream dari daerah berkode; sebagai sisi yang dikenal/diikatan
oleh RNA polymerase
SISI PENGENALAN - sisi dari assosiasi inisial dengan
RNA polymerase (35 basa upstream dari sisi inisiasi
transcripsi)
SISI PENGIKAT (PRIBNOW BOX) - sequence yang
menyukai pembukaan DNA sebelum transkripsi mulai
(kira-kira 10 basa upstream dari sisi insiasi transkripsi)
CONSENSUS SEQUENCES idealnya sequences basa
ditemukan paling sering ketika membandingkan sequences
dari bacteri yang berbeda

iii.

LEADER SEQUENCE

sequence terekam yang tidak diterjemahkan;


Mengandung consensus sequence yang dikenal sebagai
sequence Shine-Dalgarno, yang bertindak sebagai sisi
pengenalan untuk ribosom
iv.

DAERAH BERKODE
sequence yang segera memulai downstream dari leader
sequence;
dimulai dengan sequence template 3'TAC5', dimana
menyebabkan terbentuk codon 5'AUG3 mRNA, kodon
pertama yang ditranslasikan (pada bakteri spesifik Nformylmethionine,

methionine

pada

archaea

dan

eucaryotes)
v.

DAERAH TRAILER
Daerah yang tidak diterjemahkan berlokasi secara langsung
didownstream sekuen terminator translasi dan sebelum terminator
transkripsi

vi.

SISI REGULATOR
Sisi dimana protein regulator pengenal DNA mengikat stimulus
lain atau menghambat ekspresi gen

c) GENE YANG MENGKODE tRNA DAN rRNA


i.

GEN tRNA
promoters, pemimpin, daerah berkode, dan daerah trailer
ditemukan;
daerah tidak berkode dipindahkan setelah transkripsi;
Lebih dari satu tRNA dapat dibentuk dari transkripsi
tunggal;
tRNAs dipisahkan oleh daerah spacer tidak berkode, yang
dipindahkan setelah transkripsi

ii.

GEN rRNA
Memiliki promoters, leaders, daerah berkode dan daerah
trailer;

Semua molekul rRNA digambarkan sebagai transkripsi


tunggal

besar

yang

dipotong

setelah

transkripsi,

menghasilkan produk akhir rRNA


Struktur DNA, Replikasi, Transkripsi, dan Translasi
A. Struktur DNA
Dua untai DNA saling melilit (double helix) dan dihubungkan oleh ikatan
hidrogen di antara basa nitrogen didasarkan atas aturan pemasangan basa:
Sitosin-Guanin dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen (C G)
Timin-Adenin dihubungkan oleh dua ikatan hidrogen (A T)
Pemasangan basa dua untai DNA di atas disebut komplemen
Dua untai DNA adalah antiparalel satu satu sama lain, karena orientasi
(polaritas) dua untai DNA saling berlawanan.
B. Replikasi DNA
Pola replikasi
1. Replikasi DNA, disebut juga sintesis DNA, adalah semikonservatif:
masing-masing untai induk digunakan sebagai templat pembentukan untai
baru sesuai aturan pemasangan basa
2. Replikasi DNA dimulai pada tempat-tempat khusus yang disebut pangkal
replikasi (origin of replication, ori)
3. Kromosom prokariot hanya mempunyai satu ori, sedangkan kromosom
eukariot mempunyai beberapa ori
4. Setiap untai DNA baru disintesis melalui dua mekanisme:
a. Sintesis kontinyu oleh DNA polimerase III dengan arah 5 ke 3
menghasilkan Leading strand
b. Sintesis diskontinyu oleh DNA polimerase III dengan arah 5 ke 3
menghasilkan fragmen pendek ( 1000 nukleotida) yang disebut
fragmen Okazaki pada Lagging strand
Pola replikasi
Protein yang berperan dalam replikasi dan mekanisme replikasi
Tipe RNA dan Fungsinya:

1. mRNA: Messenger RNA, membawa informasi untuk sintesis protein


2. rRNA: Ribosomal RNA, membentuk bagian ribosom.
3. tRNA: Transfer RNA, membawa asam amino ke ribosom
Tahap-tahap Transcription
1. RNA polimerase mengikat urutan DNA yang disebut promotor.
2. RNA polymerase mensintesis RNA diarahkan oleh satu untai DNA
cetakan
3. DNA cetakan yang telah ditranskripsi dipilin kembali
4. Sintesis RNA berakhir ketika RNA polimerase mencapai urutan DNA
yang disebut terminator.
5. Molekul RNA baru dan RNA polimerase terlepas dari DNA cetakan
C. Translasi
mRNA digunakan untuk membuat protein.
mRNA dibaca pada kodon atau nucleotide triplets.
Kode Genetic:
Ada 64 kemungkinan kodon, 20 asam amino.
AUG: Start codon (Methionine)
UAA, UGA, UAG: Stop codons
Translasi terjadi di ribosom, yang tersusun dari dua subunit (besar dan
kecil).
Molekul tRNA memiliki anticodon, yang mengenali kodon.

Mereka

membawa asam amino spesifik pada pertumbuhan rantai protein


Langkah-langkah Translasi
1. Start codon (AUG) mengikat pada tRNA dengan methionine.
2. Elongasi/ pemanjangan: Subsequent asam amino ditambahkan dengan
mentranslasi satu kodon saat itu juga.
3. Ribosomes menyerang asam amino supaya rantai protein tumbuh
dengan formasi ikatan peptida.
4. Terminasi:

Ketika stop codon tercapai, translasi berhenti, dan

kompleks ribosome-mRNA berpisah


Inisiasi pada Start Codon
Selama Elongasi satu Asam Amino ditambahkan saat itu juga

Elongasi: Ribosom mendekati mRNA, membaca satu kodon saat itu juga
Terminasi: satu Stop Codon tercapai, komplek tidak berkumpul
I.

GEN: EKSPRESI DAN REGULASI


a. TRANSKRIPSI sintesis RNA di bawah arahan DNA
i.

Produk RNA komplementer dengan template DNA

ii.

Nukleotida adenin pada template DNA mengatur penggabungan


nukleotida uracil di RNA; sebaliknya, aturan pasangan basa sama
seperti pada replikasi DNA

iii.

Tiga tipe RNA diproduksi melalui transkripsi


mRNA membawa pesan yang mengatur sintesis protein
tRNA membawa asam amino selama sintesis protein
Molekul rRNA adalah komponen ribosom

b. TRANSKRIPSI DI PROCARYOTES
i.

mRNA Procaryotic dapat mengkode satu polypeptida (monogenic)


atau banyak polypeptides (polygenic); pada penambahan ke daerah
berkode, molekul mRNA molecules dapat memiliki daerah yang
tidak diterjemahkan
Sekuens pemimpin terdiri dari 25 hingga 150 basa pada
akhir 5' mRNA, dan mendahului kodon inisiasi
Daerah

Spacer

memisahkan

segmen-segmen

yang

mengkode polipeptida individu pada mRNAs polikgenik


Daerah Trailer ditemukan pada akhir 3' mRNA setelah
kodon terminasi terakhir
ii.

RNA polymerase (enzim subunit besar multi) bertanggung jawab


pada sintesis RNA
Inti enzim (subunit 2,, ') mengkatalisis sintesis RNA
Subunit sigma (faktor sigma) tidak katalitik, namun
membantu inti enzim mengikat DNA pada sisi yang cocok

iii.

Promoter adalah daerah pada DNA dimana RNA polymerase


terikat pada saat inisiasi transkripsi; sequences dipusatkan pada 35
dan 10 pasangan basa sebelum titik pemula transkripsi penting
pada pengaturan RNA polymerase ke promotor

iv.

Terminator adalah daerah pada DNA dimana sinyal terminasi dari


proses transkripsi

c. TRANSKRIPSI DI EUCARYOTES
i.

Ada tiga RNA polymerases utama


RNA polymerase II-mengkatalisis sintesis mRNA; ini
membutuhkan beberapa faktor inisiasi dan pengenalan
promoter yang memiliki beberapa elemen penting (daripada
hanya dua seperti yang terlihat pada procaryotes)
RNA polymerase I-mengkatalisis sintesis rRNA (5.8S, 18S,
dan 28S)
RNA polymerase III-mengkatalisis tRNA dan sintesis 5S
rRNA

ii.

Transkripsi menghasilkan prekusor RNA monogenik besar


(heterogeneous nuclear RNA; hnRNA) yang harus diproses
melalui modifikasi posttranscriptional untuk memproduksi mRNA
Asam

Adenylic

ditambahkan

pada

akhr

3'

untuk

memproduksi sekuen polyA kira-kira panjangnya 200


nukleotida (ekor polyA)
7-methylguanosine ditambahkan pada akhir 5' melalui
sambungan tri-phosphate linkage (tudung 5')
Dua modifikasi ini dipercaya untuk melindungi mRNA dari
digesti eksonukleus
iii.

Gen Eucaryotic dirobek atau disisipi sedemikian rupa sekuen


diekspresikan (exons) dipisahkan dari satu dengan lainnya melalui
sekuen terhalang (introns); introns diwakilkan pada transkripsi
primer namun kemudian dipindahkan melalui proses disebut
pemecahan RNA; beberapa pemecahan dikatalisis sendiri oleh
molekul RNA disebut ribozim; gen tersisipi telah ditemukan pada
cyanobacteria dan archaea, namun tidak pada procaryotes

2) TRANSLASI (SINTESIS PROTEIN)

a. Translasi-sintesa rantai polipeptida diatur oleh sekuen nukleotida


pada molekul mRNA
i.

Ribosom-Sisi translasi

ii.

Polyribosome-komplek mRNA dengan beberapa ribosom

b. Transfer RNA dan aktivasi asam amino


i.

Tahap pertama sintesis protein adalah penyerangan asam amino


pada molekul tRNA (dikatalisis oleh aminoacyl-tRNA synthetase);
proses ini berhubungan seperti aktivasi asam amino

ii.

Setiap tRNA memiliki akseptor terakhir dan hanya dapat membawa


asam amino spesifik; ini juga memiliki triplet antikodon yang
komplementer dengan triplet kodon mRNA

iii.

Ribosom-organella komplek dibangun dari beberapa molekul


rRNA dan banyak polipeptida; memiliki dua subunits (pada
prokariot: 50S dan 30S)

c. Ribosom-organela komplek dibangun dari beberapa molekul rRNA


dan banyak polipeptida; memiliki dua subunits (pada prokariot: 50S
dan 30S)
d. Inisiasi sintesis protein
i.

fMet-tRNA (pada bakteri, Met-tRNA pada archaea dan eukariot)


mengikat subunit kecil ribosom; mereka mengikat mRNA pada
kodon inisiator khusus (AUG); kemudian subunit besar ribosome
mengikat

ii.

Tiga protein faktor inisiator juga dibutuhkan pada (eukariot


membutuhkan lebih banyak faktor inisiator)

e. Elongasi rantai polipeptida


i.

Elongasi melibatkan penambahan sekuen asam amino untuk


pertumbuhan rantai polipeptida; beberapa faktor perpanjangan
polipeptida dibutuhkan untuk proses ini

ii.

Ribosom memiliki tiga sisi untuk pengikatan molekul tRNA: sisi


peptidyl (sisi P), sisi aminoacyl (sisi A), dan sisi exit (sisi E)

iii.

Setiap asam amino baru diposisikan pada sisi A oleh tRNA ini,
dimana memiliki antikodon yang komplementer dengan kodon
molekul mRNA

iv.

Enzim ribosomal peptidyl transferase mengkatalisis pembentukan


ikatan peptida antara asam amino berdekatan; 23S rRNA adalah
komponen utama dari enzim ini

v.

Setelah setiap asam amino ditambahkan pada rantai, translokasi


terjadi dan dengan cara memindahkan ribosom pada posisi kodon
selanjutnya pada sisi A

f. Terminasi sintesis protein


i.

Berlangsung saat salah satu dari tiga kodon spesial ada (UAA,
UAG, atau UGA)

ii.

Tiga polipeptida melepaskan faktor pembantu dalam pengenalan


kodon-kodon tersebut

iii.

Ribosom menghidrolisis ikatan antara protein komplit dan tRNA


akhir, dan protein dilepaskan dari ribosom, yang kemudian
dipisahkan menjadi dua komponen subunit

g. Sintesis Protein boros, menggunakan lima energi ikatan tinggi untuk


menambahkan satu asam amino pada rantai
h. Pelipatan Protein dan pengawal molekuler
i.

Pengawal Molekuler-protein penolong khusus yang membantu


polipeptida baru dalam pelipatan menjadi bentuk yang tepat; telah
banyak diidentifikasi dan mereka termasuk protein kejut panas dan
protein tertekan; pada penambahan untuk membantu lipatan
polipeptida, pengawal penting dalam transport atau protein melalui
membran

ii.

Penyesuaian Protein adalah fungsi langsung sekuen asam amino;


protein memiliki pelipatan sendiri, secara struktural daerah bebas
disebut domain

i. Pemecahan

Protein-sebelum

pelipatan,

bagian

polipeptida

dipindahkan; seperti pemecahan memindahkan sekuen campur


tangan (inteins) dari sekuen (exteins) yang tetap dalam produk akhir
3) REGULASI SINTESIS mRNA
a. Regulasi sintesis mRNA (dan dengan cara demikian sintesis enzim)
menyediakan mekanisme regulasi masa lama yang sangat efektif dalam
menghemat energi dan bahan dasar dan memelihara keseimbangan protein
sel dalam merespon perubahan besar kondisi lingkungan; ini komplemen
namun sedikit cepat daripada regulasi aktivitas enzim
b. Induksi dan represi
i.

Sintesis enzim melibatkan jalur katabolik yang dapat diinduksi,


dan substrat inisial dari jalur (atau beberapa turunannya) biasanya
merupakan induser; induksi meningkatkan jumlah mRNA yang
mengkode enzim

ii.

Sintesis enzim melibatkan jalur anabolik adalah represibel dan


produk akhir dari jalur biasanya bertindak sebagai korepresor;
represi menurunkan jumlah mRNA yang mengkode enzim

c. Kontrol Negatif
i.

Kecepatan sintesis mRNA dikontrol oleh protein represor, yang


terikat pada sisi DNA yang disebut operator

ii.

Pada sistem yang dapat diinduksi, protein represor aktif hingga


loncatan ke induser (pengikatan induser menginaktifkan represor)
dimana pada sistem represibel, represor tidak aktif hingga loncatan
ke korepresor (pengikatan korepresor mengaktifkan represor)

iii.

Pada bakteri, satu set gen struktural dikontrol oleh operator


partikular dan promoter yang disebut operon

iv.

Operon laktosa adalah contoh unggul regulasi negatif; pengikatan


represor lac ke operator lac selain dapat menghambat pengikatan
RNA polimerase atau mengeblok perpindahan RNA polimerase

d. Kontrol Positif
i.

Kontrol Positif terjadi ketika operon dapat berfungsi hanya saat ada
faktor pengontrol

ii.

Operon

lactosa

diregulasi

melalui

protein

aktifator

katabolit/catabolite activator protein (CAP); aktivitas CAP


diregulasi oleh cAMP; cAMP mengaktifkan CAP jadi ini mengikat
sisi khusus DNA, menstimulasi transkripsi
4) ATENTUASI
a. Ada dua titik penentuan untuk regulasi transkripsi dari jalur anabolik:
inisiasi dan kontinuasi transkripsi; attenuasi mengatur kontinuasi
transkripsi
b. Pada sistem dimana transkripsi dan translasi rapat dipasangankan, peran
ribosom pada daerah pemimpin mRNA dapat mengontrol kontinuasi
transkripsi
i.

Jika ribosom secara aktif menerjemahkan daerah pemimpin


(attenuator), yang terdiri dari beberapa kodon untuk produk asam
amino dari operon, terminator transkripsi terbentuk dan transkripsi
tidak akan diteruskan

ii.

Jika ribosom memperlambat selama translasi daerah pemimpin


karena penyerangan tepat aminoacyl-tRNA tidak ada, terminator
tidak terbentuk dan transkripsi tidak akan diteruskan

5) SISTEM REGULASI GLOBAL


a. Ringkasan
i.

Sistem Regulasi Global-sistem yang mempengaruhi banyak gen


dan jalur-jalur secara simultan, memperbolehkan untuk kedua
regulasi bebas operon sama baiknya dengan kooperasi operon.

ii.

Regulasi Global dapat didukung dengan beberapa mekanisme,


termasuk penggunaan protein single regulastor (repressor atau
activator) untuk meregulasi beberapa operon, penggunaan faktor
sigma yang berbeda, dan penggunaan regulator nonprotein

iii.

Regulon-kumpulan gen atau operon yang dikontrol oleh protein


regulator biasa

b. Represi Katabolit

i.

Pertumbuhan Diauxic-pola pertumbuhan biphasic yang terlihat


ketika bakteri tumbuh pada dua gula yang berbeda (misalnya,
glukosa dan laktosa)

ii.

Pada E. coli, adanya glukosa (karbon yang disuka dan sumber


energi) menyebabkan turunnya tingkat cAMP levels, menyebabkan
deaktifnya CAP (regulator positif beberapa jalur katabolik,
termasuk laktosa operon); deaktivasi CAP menyebabkan bakteri
lebih memilih mengunakan glukosa daripada gula lain ketika
keduanya ada di lingkungan

c. Regulasi oleh faktor sigma dan kontrol sporulasi


i.

Bakteri memproduksi sejumlah faktor sigma; masing-masing


memungkinkan RNA polymerase untuk mengenali dan mengikat
promotor spesifik

ii.

Perubahan faktor sigma dapat menyebabkan RNA polymerase


merubah ekspresi gen

iii.

Ini telah didemonstrasikan pada sejumlah sistem termasuk respon


kecutan panas di E. coli dan sporulasi pada B. subtilis

d. Regulasi oleh antisense RNA dan kontrol protein porin-RNA antisense


komplementer dengan molekul RNA dan secara spesifik mengikat
pada ini, dengan demikian menghalangi replikasi DNA, sintesis
mRNA, atau translasi, bergantung pada alamiah target RNA
6) DUA-KOMPONEN SISTEM FOSFORILASI
Sistem transduksi signal yang menggunakan transfer grup phosphoryl untuk
mengkontrol transkripsi gen dan aktivitas protein
a. Pada sistem regulasi sporulasi, transfer secara sekuen grup phosphoryl
dari kinase sensor untuk regulator transkripsi, melalui dua protein lain,
memperbolehkan bakteri merespon kondisi lingkungan
b. Kemotaxis-pada sistem ini, attractants (atau repellants) dideteksi oleh
protein kemotaksis, mengatur transfer grup phosphoryl ke protein yang
meregulasi arah rotasi flagela bakteri
7) PENGENDALIAN SIKLUS SEL

a. Sekuen lengkap peristiwa perpanjangan dari pembentukan sel baru hingga


pembelahan berikutnya disebut siklus sel: ini membutuhkan koordinasi
ketat replikasi DNA dan pembelahan sel
b. Muncul menjadi kontrol terpisah dalam siklus sel, yang satu sensitif pada
massa sel dan lainnya peka pada panjang sel
c. Pada E. coli, regulasi replikasi DNA melibatkan protein DnaA, yang
mengikat pada origin replikasi untuk replikasi inisiasi
d. Inisiasi pembentukan septa membutuhkan terminasi replikasi DNA dan
pencapaian panjang yang diharapkan; bagaimana ini terjadi tidak diketahui
e. Pada pertumbuhan cepat kultur bakteri, inisiasi rentetan replikasi DNA
dapat berlangsung sebelum rangkaian replikasi selesai

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan meteri yang sudah diterangkan dalam makalah
yang telah kami susun ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

Informasi genetika disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Pada RNA
bakteriofaga dan beberapa virus RNA, informasi genetika disimpan sebagai

urutan basa dalam RNA.


Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil cincin gula
pentosa, sehingga dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA
disebut deoksiribosa. Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali
basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat
pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk suatu nukleotida. Selain
itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA,

tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.


Pengungkapan arti dan penggunaan sandi genetis di dalam produksi protein
yang esensial bagi pertumbuhan dan kegiatan sel, menyangkut dua tahap yaitu
transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah ialah pemindahan informasi dari
DNA ke RNA, dan translasi adalah adalah penerjemahan informasi ini dari

RNA menjadi protein.


Terkait dengan perubahan genotif, gen manapun dapat berubah atau bermutasi
menjadi bentuk lain sehingga akan memerintahkan pembentukan suatu protein
yang berubah atau baru yang pada gilirannya dapat merusak kekhasan selnya

(kadang-kadang menyebabkan kematian).


Rekomendasi genetis ialah pembentukan suatu genotipe baru melalui
pemilihan kembali sel - sel setelah terjadinya pertukaran bahan genetis antara
2 kromosom yang berbeda yang mempunyai gen - gen serupa pada situs - situs
yang bersangkutan. Pada bakteri, rekombinasi genetis dihasilkan dari 3 tipe
pemindahan gen yaitu konjugasi, transformasi dan transduksi

Anda mungkin juga menyukai