PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dapat merasakan berbagai gradasi dingin dan panas, progresif
dingin dari sejuk ke dingin sampai membeku, progresif panas dari hangat ke
panas sampai panas membakar. Tingkatan suhu dibedakan tiga jenis organ
akhir: resptor dingin, reseptor hangat, dan dua subtipe reseptor nyeri (reseptor
nyeri dingin dan reseptor nyeri panas). Reseptor dingin dan hangat terletak
tepat di bawah kulit pada titik yang terpisah masing-masing mempunyai
diameter stimulus sekitar 1 mm. Pada bagian terbesar tubuh jumlah reseptor
hangat tiga kali jumlah reseptor dingin (Syaifuddin, 2006).
Bila suhu reseptor mengalami perubahan tiba-tiba, mula-mula ia
menjadi terangsang dengan kuat tetapi perangsangan ini menghilang dengan
cepat pada menit pertama secara progresif lebih lambat. Selama setengah jam
berikutnya beradaptasi tetapi tidak seluruhnya. Bila suhu kulit turun secara
aktif orang merasa jauh lebih dingin. Jika suhu meningkat secara aktif merasa
jauh lebih hangat daripada yang dirasakan pada suhu yang sama. Reseptor
suhu terangsang oleh perubahan kecepatan metabolik karena suhu mengubah
kecepatan reaksi kimia intrasel dua kali untuk tiap perubahan suhu 10 derajat
celcius. Deteksi suhu mungkin tidak disebabkan oleh perangsangan tidak
langsung tetapi oleh perangsangan kimia dari ujung saraf tersebut karena
diubah oleh suhu (Syaifuddin, 2006).
Isyarat suhu ditransmisikan dalam lintasan yang hampir sama dengan
nyeri. Dengan memasuki medula spinalis isyarat dihantarkan oleh beberapa
segmen ke atas atau ke bawah, kemudian diproses. Neuron medula spinalis
akhirnya memasuki serat suhu asendens yang panjang menyeberang ke
traktus spinotalamikus ke anterolateralis pada sisi berlawanan berakhir dalam
area retikularis batang otak, kompleks, ventrobasal talamus dan dalam
nukleus intralaminar talamus bersama dengan isyarat nyeri. Beberapa isyarat
suhu dihantarkan ke korteks somastetik dari koompleks ventrobasal suatu
neuron dalam daerah sensoris somastetik yang bereaksi terhadap rangsang
dingin dan hangat dalam daerah kulit tertentu (Syaifuddin, 2006). Keadaan ini
dapat menyebabkan gerak refleks. Gerak refleks merupakan respon otomatis
terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang disebut lengkung
reflek. dari gerak tersebut bisa menimbulan efektor yaitu rasa nyeri pada
tubuh. Rasa nyeri ini bisa diberikan obat penghalang seperti analgesik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan saraf, struktur, susunan saraf?
2. Bagaimana mekanisme hantaran saraf ?
3. Apa gangguan dan faktor gangguan saraf ?
4. Apa yang dimaksud dengan nyeri, macam-macam nyeri ?
5. Bagaimana mekanisme kerja nyeri ?
6. Apa saja macam-macam obat nyeri dan efek samping obat nyeri?
1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan untuk mengetahui berbagai macam gerak refleks dan
mekanisme kerjanya dalam menanggapi berbagai jenis rangsangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Saraf
2.1.1 Definisi Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
,menyampaikan ransangan reseptor untuk didektisi dan d respon oleh tubuh.sistem
saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahanperubahan yang terjadi di lingkungan luar atau dalam (Budiyono, 2011).
Gambar 1.1
Anatomi sel saraf
suara, atau tekanan mekanis) di ubah menjadi rangsangan (suatu sinyal listrik atau
elektrokimia). Rangsangan di bangkitkan oleh sel-sel saraf dan dikirimkan ke
beberapa faktor melalui sel-sel saraf lainnya. Efektor menghasilakan tanggapan
tubuh terhadap stimulasi. Adapun yang termasuk efektor adalah jaringan otot serta
kelenjar-kelenjar.
Berdasarkan fungsinya dalam membawa rangsang, sel saraf dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor dan sel saraf
konektor (penghubung) (gambar 1.2).
Gambar 1.2
a. sel saraf konektor
b. sel saraf motorik
c. sel saraf sensorik
saraf
konektor
merupakan
sel
saraf
yang
berfungsi
menghubungkan sel saraf sensorik dengan sel saraf motorik didalam sistem pusat,
misalnya di dalam sum-sum tulang belakang.
b. sel saraf motorik
Sel saraf motorik adalah sel saraf yang berfungsi mengirimkan
perintah dari sistem saraf pusat ke efektor (otot atau kelenjar).
c.
10
Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan
sampai ke otak. Otak menterjemah- kan pesan tersebut dan mengirimkan
isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan meng- isyaratkan ke
tangan untuk membukakan pintu.
informasi
tersebut
ke
otak.
Kemudian
otak
disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh
diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf
otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem
saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.
Memperlebar bronkus
Memperlebar pupil
12
kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral.
Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan
dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ
tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan
fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.
2.1.4 Mekanisme kerja saraf
Jalur saraf motorik. Impuls berjalan dari korteks serebri menuju
sumsum tulang belakang, melalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebro
spinalis atau traktus piramidalis. Neuron pertama, yaitu neuron motorik atas
memiliki badan-badan sel dalam daerah pre-Rolandi pada korteks serebridan
serabut-serabutnya berpadu erat pada saat mereka melintas antara nukleuskaudatus dan lentiformis dalam kapsula interna.
Neuron motorik bawah, yang bermula dalam badan sel dalam kornu
anterior sumsum tulang belakang, keluar, lantas masuk akar anterior saraf spinalis,
lalu didistribusikan ke periferi dan berakhir dalam organ motorik misalnya otot.
Jalur saraf sensorik. Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang
terdiri dari tiga neuron. Yang pertama, atau neuron yang paling tepi, memiliki
badan sel dalam ganglion sensorik, pada akar posterior sebuah saraf spinalis lantas
dendron yang merupakan sebuah cabangnya bergerak menuju periferi dan
berakhir pada satu organ sensorik, misalnya kulit. Sementara axon yang
merupakan cabangnya yang lain, masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas
naik menuju kolumna posterior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus
dalam medulla oblongata.
14
keberadaan
selubung
mielin
pada
akson
mempercepat
16
(pengantar)
penting
lainnya
adalah
adrenalin,
18
permanen
pada
otak
(Hypoxic-Ischemic
20
22
2.3 Nyeri
2.3.1 Definisi Nyeri
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri,
2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
2. Nyeri Kronik
adalah nyeri yang berlansung satu bulan di luar lamanya perjalanan penyakit akut
atau nyeri yang tetap berlangsung walaupun perlukaan sudah sembuh.
24
3. Nyeri somatik
Adalah nyeri yang dipicu oleh adanya kerusakan jaringan yang terjadi pada
bagian permukaan tubuh(soma), meliputi kulit dan jaringan muskulo-skeleta atau
deep somatic,yaitu : otot sendi.,ligamentum,dan tulang.kualitas nyerinya tajam
dengan lokalisasi berbatas tegas.
4. Nyeri visceral
Adalah nyeri yang di picu olehkerusakan pada bagian dalam tubuh, terutama
organ visceral yang disebabkan karena trauma atau nyeri punggung bawah karena
jepitan/benturan.
Cirinya adalah karena terjadinya tidak berhubungan dengan perlukaan organ atau
bangunan internal, maka sifat umumnya tumpul,arcing dan di rujuk kelokasi lain
(referred pain). sifat nyerinya difus, lokasinya tidak jelas dan selalu disertai reflek
motorik dan otonom.
5. Nyeri psikogenik
Adalah nyeri yang tidak ditimbulkan oleh stimulus,gangguan fungsi tranmisi nyeri
atau gangguan modulasi neuron. Mekanisme nyeri psikogenik lebih mirip dengan
mimpi,halusinasi atau memori dan sama sekali berbeda dengan nyeri atau sensasi
yang datang dari nosiseptor.
6. Nyeri neuromatik
Disebut juga sebagai nyeri patologis,
disebabkan oleh kerusakan serabut saraf perifer atau saraf sentral sendiri
7. Nyeri sentral
Adalah nyeri yang disebabkan oleh karena rusaknya serabut perifer pada nyeri
sentral yang rusak adalah sistem saraf pusat sendiri (otak)
2.3.3 Proses terjadinya nyeri
26
kerusakan jaringan. Rasa nyeri dapat debagai isyarat adanya gangguan di jaringan,
seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang otot (Chaerun W. 2005).
Berdasarkan kerja farmakologinya, analgetika dibagi menjadi:
a. Analgetika perifer (non-narkotik): yaitu obat yang tidak bersifat narkotik
dan tidak bekerja sentral
b. Analgetik narkotik: untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fractura dan
kanker.
Penanganan nyeri ringan maupun nyeri demam dapat diberi analgetika
perifer seperti parasetamol, asetosal, ibuprofen. Sedangkan nyeri sedang dapat
diberi kodein. Nyeri yang disertai pembengkakan atau akibat trauma sebaiknya
diobati dengan analgetikum antiradang, seperti obat golongan NSAID. Nyeri yang
hebat perlu ditanggulangi dengan morfin atau opiat lainnya (Chaerun W. 2005).
Kesadaran akan perasaan sakit terbentuk dari dua proses, yakni
penerimaan perangsang nyeri di otak besar dan reaksi emosional individu
terhadapnya.
Analgetika
mempengaruhi
proses
pertama
dengan
jalan
Parasetamol.
b. Mekansime kerja
Prostaglandin yang merupakan kelompok asam lemak hidroksi
yang memiliki hubungan secara kimiawi dan terdapat secara alami,
yang merangsang kontraktilitas uterus dan otot polos lainnya serta
mempunyai kemampuan untuk menurunkan tekanan darah, mengatur
sekresi asam lambung, mengatur suhu tubuh dan agregasi trombosit,
serta
mengendalikan
radang
dan
permeabilitas
vaskular
dan
bekerja
menekan
nyeri,
menurunkan
demam
dan
pada
semua
penghambat
sintetis
prostaglandin
harus
waktu
paruh
eliminasinya
yang
sangat
berbeda-beda
(Mutschler, 1991).
c. Indikasi
Analgetika yang berkhasiat lemah diindikasi pada nyeri ringan
sampai sedang misalnya sakit kepala dan sakit gigi, migrain, kondisi
28
a.
b.
30
asetosal
dapat
digunakan
sebagai
alternatif
dari
Kontraindikasi;
Jangan diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap aspirin dan atau
NSAIDs. Aspirin jangan diberikan pada pasien yang mempunyai riwayat
pendarahan gastrointestinal atau gangguan pendarahan misal: hemophilia
(Chaerun W. 2005).
3. Ibuprofen
a. Indikasi: Menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea
primer (nyeri haid), sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri
tulang, nyeri sendi, pegal linu dan terkilir (Muchid,dkk,2006).
b. Hal yang harus diperhatikan
Gunakan obat dengan dosis tepat
Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal
jantung, asma dan bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter
atau apoteker
pendarahan.
Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat
dihentikan
Gangguan fungsi hati
Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi
Anemia kekurangan zat besi (Muchid,dkk,2006).
e. Bentuk sediaan
Tablet 200 mg
Tablet 400 mg (Muchid,dkk,2006).
f. Aturan pemakaian
Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 4 kali sehari,. Diminum setelah
makan
Anak : 1 2 tahun : tablet 200 mg, 3 4 kali sehari
3 7 tahun : tablet 500 mg, 3 4 kali sehari
32
payah jantung,
BAB III
KONSEP MAPPING
Sistem saraf
Sistem saraf tepi
Otak
Sumsum tulang
belakang
Rangsangan panas
Somatis
Gerak reflek
Nyeri
Pengobatan
Parasimpati
k
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsanagan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan luar maupun dalam.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat tediri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf
otonom. Pengertian dari sistem saraf somatik merupakan sistem saraf yang
kerjanya secara sadar atau diperintah oleh otak, sedangkan sistem saraf otonom
mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak
dipengaruhi oleh kehendak kita. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf simpatik terletak didepan
kolumna vertebrata dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut-serabut saraf. Sedangkan sistem saraf parasimpatis yang
terbagi manjadi dua bagian yang terdiri atas saraf otonom kranial dan saraf
otonom sakral. Susunan sistem saraf ini dapat menyebabkan gerak reflek.
Pengertian dari gerak reflek adalah respon otomatis terhadap stimulus tertentu
yang menjalar pada rute yang disebut lengkung reflek. Gerak reflek ini
dipengaruhi oleh rangsangan panas sehingga menimbulkan nyeri. Nyeri
didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Karena timbulnya
rasa nyeri tersebut, maka diberikan obat penghalang nyeri seperti analgesik.
Analgesik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Refleks adalah respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada
rute yang disebut lengkung refleks. Mekanisme gerak refleks yang terjadi yakni
dimulai dari adanya stimulus dari luar misalnya karena benda tajam tau benda
panas, setelah itu reseptor akan menerima stimulus yang berada di ujung distal
dendrit. Kemudian reseptor meneruskan ke neuron sensorik sampai ke medulla
spinalis. Medulla spinalis atau bagian pusat adalah sisi sinaps yang berlangsung
dalam substansi abu-abu SSP, impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau
dihambat. Selanjutnya medulla spinalis akan meneruskannya ke neuron motoris
yang akan merespon impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas. Yang
terakhir yakni efektor atau sasaran, efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung,
atau otot polos, atau kelenjar yang merespon.
b. Nyeri berkaitan dengan perasaan tidsak menyenangkan. Nyeri ternyata
merupakan sensasi yang sangat rumit karena jika nyeri berkepanjangan dan
jaringan rusak, jalur-jalur non reseptor serta mengalami fasilitasi dan reorganisasi.
Nyeri dibedakan menjadi 3, yakni nyeri secara fisiologis, dan patologis.
c. Peran obat anti nyeri atau analgesik pada luka bakar yakni untuk mengurangi
rasa nyeri yang ditimbulkan dari efek luka bakar.
5.2 Saran
Setelah mempelajari Gerak Refleks dan Nyeri diharapkan nantinya
mahasiswa FKG IIK Bhakti Wiyata dapat lebih mengetahui, memahami, dan
menerapkan bagaimana penanganan luka bakar yang menyebabkan nyeri yang
tepat dan mekanisme gerak refleks.
36
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, setiadi. 2011. Anatomi tubuh manusia. Bekasi: Laskar aksara.
Chaerun,
W.
2005.BukuObat-ObatanPentinguntukPelayanKefarmasian.
Yogyakarta:farsigama.
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar FisiologiKedokteran Ed. 22.Jakarta: EGC.
Muchid,A,dkk.2006. Pedoman penggunaan obat bebas dan obat terbatas.Jakarta:
Depkes.
Mutschler, Ernest. 1991. Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi DanToksikologi.
Bandung: ITB.
Pujiyanto, Sri. 2007. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa perawat. Jakarta: EGC.
Tjay, dan KiranaRahardja. 2002.OBAT-OBAT PENTING, Khasiat Penggunaan
danEfek Sampingnya. Elek Media Komputindo:Jakarta (294-302).