Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Di susun oleh:

Kelompok: IX (9)

Cresensia Doy (1504015070)

Dina Merlina (1504015115)

Indah Haerunnisa (1504015185)

Khairunnisa Rabbani (1504019003)

Kelas : 1C

Dosen Pembimbing

Elly Wardani, M.Farm.,Apt.

Fakultas Farmasi dan Sains

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

JAKARTA

2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini

Makalah ini berisikan tentang Sistem Respirasi atau sistem pernapasan. Makalah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas matakuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa
sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.

Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Ibu Pembimbing yang
sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.

Jakarta, 21 September 2015

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….......1
BAB I
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………3
1.3 Maksud dan Tujuan Makalah……………………………………………………………..3
1.4 Metode Makalah…………………………………………………………………………..4
1.5 Manfaat Makalah………………………………………………………………………….4
1.6 Sistematika Makalah………………………………………………………………………4
BAB II
2.1 Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan ………………………………………………….5
2.2 Mekanisme Pernapasan Manusia…………………………………………………………10
2.3 Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02) dan Karbondioksida (CO2)…………..………12
2.4 Tujuan Pernapasan pada manusia …...………………………………………………...…14
2.5 Transportasi gas pernafasan……………………………………………………...……….14
2.6 Volume dan Kapasitas paru-paru…………………………………………………………16
2.7 Gangguan atau kelaianan pada sistem pernapasan Manususia…………..……………….16
2.8 Pemeriksaan dan terapi………………….. ………………………………………………19
BAB III
Kesimpulan…………………………………………………………………………………...21
Saran………………………………………………………………………………………….21
BAB IV
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses kehidupan, tiap-tiap makhluk hidup pastilah memerlukan energi untuk
melakukan aktiftas dan bertahan hidup. Energi itu sendiri kita dapati dari proses oksidasi
yang mengambil oksigen dari lingkungan sekitar. Selain untuk proses oksidasi untuk
menghasilkan sumber energi, oksigen juga dibutuhkan oleh sel-sel tubuh secara kontinu untuk
menghasilkan ATP yang akan digunakan untuk aktifitas sel. Dalam proses pembakaran energi
akan dihasilkan zat-zat sisa metabolisme tubuh salah satunya karbondioksida (CO2).
Karbondioksida tersebut harus dikeluarkan dari sel atau dalam tubuh agar menjaga
keseimbangan asam-basa melalui proses respirasi.
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa gabungan aktifitas berbagai mekanisme yang
berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh sel tubuh dan pembuangan CO2. Proses
penghisapan O2 disebut inspirasi dan proses pengeluaran CO2 ke atmosfer disebut ekspirasi .
Istilah pernafasan, yang lazim digunakan, mencangkup dua proses ; pernafasan luar
(eksterna); serta pernafasan dalam (interna). Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran
gas (paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi ini terdiri atas dinding dada ;
otot-otot pernafasan, yang memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada ; pusat
pernafasan di otak yang mengendalikan otot pernafasan ; serta jarak dan syaraf yang
menghubungkan pusat pernafasan dengan otot pernafasan. (Ganong, William F. ; 621 )

1.2 Rumusan Masalah


1. Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan?
2. Bagaimana mekanisme respirasi pada manusia?
3. Bagaimana mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02) dan Karbondioksida (CO2)?
4. Apakah tujuan pernapasan Pada Manusia?
5. Bagaimana proses terjadinya transportasi gas?
6. Berapa volume kapasitas paru-paru?
7. Apa saja gangguan atau kelainan pada sistem pernapasan?
8. Bagaimana Pemeriksaan dan terapi gangguan sistem pernapasan?
1.3 Maksud dan Tujuan Makalah
Maksud dari makalah ini adalah untuk menggali serta memperdalam ilmu mengenai
sistem respirasi manusia. Dan sebagai tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan dan

3
ulasan mengenai sistem pernafasan pada manusia beserta gangguan atau kelainan-kelainan
dan penyakit dari sistem respirasi.

1.4 Metode Makalah


Metode yang kami pakai dalam penyusunan makalah ini adalah :
 Mencari sumber penelitian baik dari media cetak maupun elektronik
 Mancari keterangan-keterangan lain dari dosen dan orang-orang terdekat

1.5 Manfaat Makalah


Dengan diselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :
 Pengetahuan mendasar mengenai sistem respirasi
 Pengetahuan mendasar mengenai gajala-gejala dan gangguan kesehatan pada
sistem pernafasan
 Memberikan kesadaran akan pentingnya hidup sehat

1.6 Sistematika Makalah


Sistematika yang kami pakai dalam mengerjakan makalah ini adalah :
 Mengumpulkan data
 Membuat kerangka permasalahan
 Mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah makalah

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fungsional Saluran Pernafasan


Sistem pernapasan terdiri dari beberapa organ yang bekerja sama secara erat untuk membantu
Anda bernapas. Jika ada yang salah dengan salah satu dari organ-organ ini, maka yang
lainnya dari mereka tidak bekerja dengan baik. Daftar di bawah ini mencakup berbagai
komponen sistem pernapasan Anda.

Organ utama Hidung, mulut, laring, faring, trakea, paru-paru, bronkus


Saluran Pernapasan Hidung, rongga hidung, sinus (ethmoid, frontal, maksila, dan
Atas sfenoid). Laring dan trakea.
Saluran pernapasan Paru-paru, saluran udara (bronkus dan bronkiolus), dan kantung
bawah udara, atau alveoli.
Tabel 1. Komponen sistem pernapasan
A. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat (septum nasi). Didalamnya terdapat bulu-bulu
yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan
3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang dinamakan karang hidung (konka nasalis)
berisi kelenjar pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh darah, yang berjumlah
3 buah :
 Konka nasalis inferior
 Konka nasalis medial
 Konka nasalis superior
Diantara konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yang merupakan jalan udara
rongga nasal yang terletak di bawah konka, yaitu meatus superior, meatus medialis, dan
meatus inferior. Terdapat empat pasang sinus paranasal yang merupakan kantong tertutup
pada bagian frontal etmoid, maksilar, dan sphenoid. Sinus berfungsi untuk meringankan
tulang cranial, membri area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan
dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus, dan memberi efek resonansi
dalam produksi wicara.

5
Fungsi dari nasal sendiri adalah sebagai :
 Jalan masuknya udara
 Penyaring partikel kecil
Sillia pada epitellium respiratorik melambai ke depan dan ke belakang da;am suatu lapisan
mucus. Gerakan dari mucus dan sillia tersebut membentuk suatu perangkap untuk ditelan,
dibatukkan, atau dibersinkan keluar.
4. Penghangat dan pelembab udara yang masuk
5. Resepsi odor
Pada bagian atas rongga hidung terdapat epitel sel-sel olfaktori yang mengalami
spesialisasi untuk indera penciuman
6. Membantu proses bicara (resonansi bersama sinus paranasalis)
B. Faring
Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga
hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga
hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan
makanan.

C. Laring
Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga
laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun (adam’s apple).
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Saat menelan
makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut akan
membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara
melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara.

D. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-
benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

6
Gambar 1. Gambar Trakea
E. Percabangan Bronkus
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus
kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya
ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru
kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis. Pada seseorang yang menderita
asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan
untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi.
Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis,
bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir.
Mean bronkus bercabang → bronkus sekunder → bronkus tertier → bronkus
terminalis → bronchiolus → alveoli. Pada bronkus utama terdapat tulang rawan / cartilago
yang mempunyai struktur yang kaku untuk mencegah agar tidak kolaps.

7
Gambar 2. Gambar Bronkus, Bronkiolus, dan Alveolus

F. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru
merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-
paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki
tiga lobus yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Pleura
dibagi menjadi dua yaitu pleura visceral yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-
paru dan pleura parietal yaitu yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan
ini terdapat rongga kavum yang disebut kavum pleura yang berisi cairan → mensekresikan
cairan sebagai pelumas.
Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang
disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya
alveolus ini menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan
paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100
kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh. Dinding alveolus mengandung kapiler darah.
Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus
dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh
darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk
oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah

8
sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi
hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui
pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding
pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju
hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus,
karena itu alveoli disebut sebagai unit fungsional sistem pernafasan. Alveoli memiliki dua
tipe sel yaitu membentuk dinding alveolus dan yang bertugas untuk memproduksi surfaktan
yang berguna untuk menjaga alveoli tetap mengembang agar tidak kolaps.

Gambar 3. Gambar paru-paru

 Urutan saluran pernapasan

Rongga Hidung → Faring → Laring → Trakhea → Bronkus → Paru-paru (Bronkiolus dan


Alveolus)

Gambar 4. Organ-organ saluran pernapasan

9
Gambar 5. Mekanisme pernapasan

2.2 Mekanisme Pernapasan Manusia


Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut
tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan
di luar rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam
rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.

 Proses Pernapasan

Proses pernapasan pada manusia dapat dibedakan menjadi inspirasi dan ekspirasi.

Inspirasi adalah pemasukan udara luar ke paru-paru atau bisa disebut menghirup napas.

10
Ekspirasi adalah pengeluaran udara dari paru-paru ke lingkungan luar atau disebut
menghembuskan nafas.

Gambar 6. Proses pernapasan (inspirasi dan ekspirasi)

1. Pernafasan Dada
Apabila kita menghirup (inspirasi) dan menghembuskan (ekspirasi) udara
menggunakan pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini
terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang rusuk luar dan otot antartulang rusuk
dalam.
Saat terjadi inspirasi atau disebut juga sebagai proses pernafasan aktif.

 Fase Inspirasi pernapasan dada


Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi -->
tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan
udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar -->
udara luar masuk ke paru-paru

Sementara saat terjadi ekspirasi atau disebut juga sebagai proses pernafasan pasif,

 Fase ekspirasi pernapasan dada


Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut -->
11
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar -->
udara keluar dari paru-paru.

2. Pernafasan Perut

 Fase inspirasi pernapasan perut


Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung
menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-
paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk

 Fase ekspirasi pernapasan perut


Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung -->
paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan
tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

2.3 Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02) dan Karbondioksida (CO2)


Berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme
pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni
mekanisme pernapasan eksternal dan internal.
a. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke
dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah
lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan
dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan
darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar
karbondioksida yang diangkut berbentuk ion bikarbonat. Dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan
segera berdifusi keluar. Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi melepaskan ion-ion
hidrogen (H+) sehingga hemoglobinnya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan
terikat dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (HbO2)
Proses difusi dapat terjadi pada alveolus, karena ada perbedaan tekanan parsial antara
udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan

12
karbondioksida pada darah dan udara berbeda.Tekanan parsial oksigen yang kita hirup
akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan
kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada
darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus
paru-paru.
Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan
tekanan parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada
darah akan lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya,
karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat
hidung.

b. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada
pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen
dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.Setelah
oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan
selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam
proses metabolisme sel, dan merupakan oksidasi bahan makanan yang terjadi di dalam
mitokondria dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses
difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan
karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam
cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya
konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen
dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan
jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke
dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan
berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2). Namun,
sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung
dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat
akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonatCO2
yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan
tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada
dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bufer atau larutan
13
penyangga. Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH
(derajat keasaman) darah.

2.4 Tujuan Pernapasan pada manusia


 Untuk memperoleh energi.
 Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen
dan mengeluarkan udara yang mengadung karbon dioksida dan uap air.

2.5 Transportasi gas pernafasan


a. Ventilasi
Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfer ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya
yaitu udara keluar dari paru-paru. Udara yang masuk ke dalam alveoli mempunyai suhu
dan kelembaban atmosfer. Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai
suhu sama dengan tubuh.
b. Difusi Gas
Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara dengan
darah. Transportasi gas dalam darah O2 perlu ditransport dari paru-paru ke jaringan dan
CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru.
 Difusi Gas MelaluiMembrana Respirasi
Unit alat pernafasan terdiri dari bronkhiolus, berbagai saluran alveoli, atrium dan
alveoli (kira-kira 300 juta pada kedua paru-paru, masing-masing alveolus mempunyai
diameter kira-kira 0,25 mm). Dinding alveoli sangat tipis, dan di antara banyak dinding
itu terdapat berbagai kapiler yang cukup kuat. Aliran darah pada dinding kapiler
merupakan suatu sheet dari peredaran darah. Jadi jelaslah bahwa gas alveoli hampir
sama dengan gas darah kapiler. Konsekwensinya pertukaran gas antara udara alveoli
dan darah volmonaris terjadi di seluruh membrana terminal paru-paru. Membrana ini
disebut membrana respirasi atau membrana vulmonaris.
 Kapasitas Difusi Membran Respirasi
Kemampuan seluruh membrana respirasi untuk terjadinya pertukaran gas antara
alveoli dan darah pulmonaris dapat diekspresikan dengan istilah kapasitas difusinya,
yang dapat didefinisikan sebagai volume gas yang berdifusi melalui membrana tadi
setiap menit untuk setiap perbedaan tekanan 1 mm Hg. Kapasitas difusi O2 laki-laki
muda dewasa pada waktu istirahat rata-rata 21 ml per menit per mm Hg. Rata-rata
perbedaan tekanan O2 menembus membrana respirasi selama dalam keadaan normal
yaitu dalam keadaan bernafas tenang kira-kira 11 mm Hg.
14
Peningkatan tekanan itu menghasilkan kira-kira 230 ml O2 berdifusi normal melalui
membrana respirasi setiap menit; dan itu sama dengan kecepatan tubuh menggunakan
O2. Di lain pihak, kapasitas difusi CO2 belum pernah dihitung karena kesukaran teknis.
Sebenarnya sangat penting diketahui kapasitas difusi yang tinggi dari CO2 itu. Bila tidak
demikian maka membrana respirasi banyak mengalami kerusakan. Akibatnya,
kapasitasnya membawa O2 ke dalam darah sering tidak cukup sehingga menyebabkan
kematian seseorang jauh lebih cepat daripada ketidakseimbangan yang serius dari difusi
CO2.
 Faktor yang Mempengaruhi Difusi Gas
Prinsip dan formula terjadinya difusi gas melalui membrana respirasi sama dengan
difusi gas melalui air dan berbagai jaringan. Jadi, faktor yang menentukan betapa cepat
suatugas melalui membran tersebut adalah :
1 ketebalan membrana,
2. luas permukaan membrana,
3. koefisien difusi gas dalam substansi membrana, dan
4.perbedaan tekanan antara kedua sisi membrana.
Sering terjadi kecepatan difusi melalui membrana tidak proporsional terhadap
ketebalan membran sehingga setiap faktor yang meningkatkan ketebalan melebihi 2 – 3
kali dibandingkan dengan yang normal dapat mempengaruhi secara sangat nyata
pertukaran gas pernafasan normal. Khusus pada olahragawan, luas permukaan
membrana respirasi sangat mempengaruhi prestasi dalam pertandingan maupun latihan.
Luas permukaan paru-paru yang berkurang dapat berpengaruh serius terhadap
pertukaran gas pernafasan. Dalam hal koefisien difusi masing-masing gas kaitannya
dengan perbedaan tekanan ternyata CO2 berdifusi melalui membrana kira-kira 20 kali
lebih cepat dari O2, dan O2 dua kali lebih cepat dari N2.
Dalam hal perbedaan tekanan gas, tekanan gas parsial menyebabkan gas
mengalir melalui membrana respirasi. Dengan demikian, bila tekanan parsial suatu gas
dalam alveoli lebih besar dibandingkan dengan tekanan gas dalam darah seperti halnya
O2 , difusi terjadi dari alveoli ke arah dalam, tetapi bila tekanan gas dalam darah lebih
besar dibandingkan dengan dalam alveoli seperti halnya CO2 maka difusi terjadi dari
darah ke dalam alveoli.
c. Perfusi Pulmonal
Aliran darah paru didapat dari arteri pulmonalis, masuk ke sistem kapiler alveoli dan
diteruskan ke vena pulmonalis dan kemudian ke atrium ki

15
2.6 Volume dan Kapasitas paru-paru
 TV (Tidal Volume)
volume udara yang di inspirasi & di ekspirasi biasa (± 500 ml)
 IRV (Volume Cadangan Inspirasi)
volume udara tambahan yang dapat di inspirasikan di atas TV normal (± 3000 ml)
 ERV (Volume Cadangan Ekspirasi)
volume udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat (± 1100 ml)
 RV (Volume Residu)
volume sisa yang ada di paru setelah ekspirasi kuat (± 1200 ml). RV ini penting karena di
alveolus akan tetap ada udara, sehingga kadar O2 & CO2 di darah tidak berubah dengan
cepat setiap kali bernapas.
 VC (Kapasitas Vital)
jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara maksimal. VC = VT + IRV +
ERV. ( 4600 ml)
 TLC (Kapasitas Total Paru-paru)
jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal.
TLC = IRV + VT+ ERV. ( 5800 ml)
 FRC (Kapasitas Residu Fungsional)
jumlah gas yang tertinggal di paru-paru setelah ekspirasi di atas TV normal. ( 2300 ml)
 IC (Kapasitas Inspirasi)
jumlah udara maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi normal. ( 350
Kapasitas Paru dipengaruhi oleh :
 Posisi selama pengukuran
 Kekuatan otot nafas
 Compliance Paru
Nilai untuk mengembangkan paru yang ditentukan oleh elastisitas jaringan paru (serat elastin
& serat kolagen) dan elastisitas karena tegangan permukaan cairan di alveoli & ruang paru
lainnya.

2.7 Gangguan atau kelaianan pada sistem pernapasan Manusia


Alat-alat pernafasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting, karena
merupakan sistem organ maka antar organ saling berpadu sinergis membentuk kesatuan
keberlangsungan hidup yang baik. Jika salah satu atau lebih organ terganggu karena penyakit

16
atau kelainan maka proses sistem organ pernafasan akan terganggu, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
1. Sistem organ pernafasan ini melakukan tugas di tubuh menyediakan materi oksigen untuk
kegiatan respirasi sel seluruh tubuh dan membuang eksret CO2 berupa racun dari sel
seluruh tubuh ke luar sel hasil sisa oksidasi.
2. Dalam melakukan tugasnya system respirasi ini bekerja sama dengan system organ lain
yaitu system transportasi.
Karena sering terjadi kejadian system respirasi pada manusia ini macet dan menimbulkan
kematian maka perlu pemahaman masing spesifikaso organ dalam membantu respirasi.

Beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernafasan manusia :
1. Influenza (Flu)
Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek,
hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Perlu diketahui virus ini
selalu hanya bisa menembus saluran pernafasan atas saja, sehingga bisa disimpulkan
saluran respirasi yang lebih dalam sangat resisten / immune terhadap virus ini.
2. Asma (Sesak napas)
Merupakan suatu penyakit penyumbatan pernafasan yang disebabkan alergi terhadap
rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.
3. Tuberkulosis (TBC)
Penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Difusi
oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus.
Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah.
4. Asfiksi
Adalah gangguan pernafasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan oleh
tenggelam (akibatnya terisi air), pneumonia (akibat lender dan cairan limfa), keracunan CO
atau HCN, atau gangguan sitokrom (enzim pernafasan)
5. Asidosis
Adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga
pernafasan terganggu.
6. Difteri
Adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lender yang dihasilkan oleh
kuman difteri
7. Emfisema
17
Adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
8. Pneumonia
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh baketri Diplococcus Pneumoniae pada
alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
9. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh)
Disebabkan adanya penempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau
polip, pembengkakan ditekak atau amandel.
10. Kanker paru-paru
Mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dapat menjalar keseluruh tubuh. Kanker paru-
paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok (75% penderita adalah perokok).
Perokok pasif juga dapat terkena kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita
menghirup debu asbes kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
11. Hipoksia (anoksia)
Merupakan defisiensi oksigen, yaitu kondisi kekurangannya kadar oksigen dibandingkan
kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ.
 Hipoksia dapat terjadi akibat anemia; gangguan sirkulasi darah; penyakit paru, yang
mengganggu ventilasi pulmonar; atau keberadaan zat toksik, seperti karbon monoksida
atau sianida,di dalam tubuh.
 Karbon monoksida (CO) adalah zat toksik karena molekul ini berkaitan dengan
hemoglobin di sisi yang sama untuk mengikat oksigen. Kecenderungan daya ikatnya
terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali dibandingkan daya ikat hemoglobin terhadap
oksigen dan pelepasannya lebih lambat. Oleh karena itu, sejumlah kecil karbon
monoksida dalam udara dapat mematikan.
 Hipoksia iskemik karena perusakan pembuluh darah.
 Hipoksia histotoksik karena sel tidak bias memakai O2
 Hipoksia hipoksik disebabkan oleh jaringan susah mendapatkan oksigen karena adanya
hambatan
12. Hiperkapnia
Peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan hipoksia. CO2
berlebih meningkatkan respirasi dan konsentrasi ion hydrogen, yang akan menyebabkan
asidosis (kadar asam berlebih)
13. Hipokapnia
Penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi (pernafasan
cepat) dan penghembusan CO2. Penurunan kadar CO2 menyebabkan terjadinya alkalosis
(jumlah bikarbonat berlebih) dalam cairan tubuh.
18
14. Penyakit pulmonar obstruktif menahun (PPOM)
Kelompok penyakit yang meliputi asma, bronchitis kronik, dan emfisema, juga kelompok
penyakit industrial seperti asbestosis, silikosis, dan black lung. Pajanan terhadap rokok
yang terus menerus dan atau terhadap lingkungan serta polutan industri dapat
menyebabkan PPOM.

Macam-macam peradangan pada system pernafasan manusia :


1) Rinitis
Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi
karena reaksi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lender (ingus)
meningkat.
2) Faringitis
Radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan
tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotic.
3) Laringitis
Radang pada laring. Penderita serak dan kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena
infeksi, terlalu banyak merokok, minum alcohol, atau banyak bicara.
4) Bronkitis
Radang pada cabang batang tenggorok akibat infeksi. Penderita mengalami demam,
menghasilkan banyak lender yang menyumbat batang tenggorokan sehingga penderita
sesak nafas.
5) Sinusitis
Radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kiri dan kanan batang hidung, biasanya di
dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
6) Pleuritis
Inflamasi pleura, gejalanya adalah nyeri saat nafas.
2.8 Pemeriksaan dan terapi
o Pemeriksaan:
 Inspeksi (Dilihat)
 Palpasi (Diraba)
 Perkusi (Diketuk)
 Auskultasi (Didengar)
o Terapi
 Clapping (Menepuk-nepuk)
 Vibrasi
19
 Postural Drainage
Prinsipnya adalah grafitasi ke dalam bronkus mayor dan trakea. Tujuannya untuk
menggerakkan sekresi yang terakumulasi dan mencegah akumulasi sekresi pada klien
yang tidak sadar atau yang diberikan ventilasi mekanisme.

20
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa gabungan aktifitas berbagai mekanisme yang
berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh sel tubuh dan pembuangan CO2. Proses
penghirupan O2 disebut inspirasi dan proses pengeluaran CO2 ke atmosfer disebut ekspirasi .
Anatomi pada respirasi terdiri dari : hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus, dan
paru – paru. Fungsi respirasi adalah pertukaran gas O2 dan CO2. Tujuan proses pernapasan
adalah untuk memperoleh energi. Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang
mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengadung karbon dioksida dan uap air.
Berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme
pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme
pernapasan eksternal dan internal.
1. Pernafasan eksternal : Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut
akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan
diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida
akan dilepaskan.
2. Pernafasan internal : Proses terjadinya pertukaran gas berlangsung di dalam jaringan tubuh.
Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam
respirasi seluler.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
pada respirasi terdapat beberapa gangguan yaitu influenza, asma, Hipoksia (anoksia),
Hiperkapnia, Hipokapnia, Penyakit pulmonar obstruktif menahun (PPOM), dan lain – lain.
Saran
1. Penulis berharap para pembaca dapat memahami tentang Respirasi pada manusia.
2. Penulis berharap dengan adanya penulisan ini para pembaca dapat banyak belajar dan
mendapat tambahan pengetahuan tentang respirasi.

21
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13/sistem-respirasi-manusia/
http://rasyid14.files.wordpress.com/2009/02/1k41dmychyyxu35wnmod.pdf
http://www.scribd.com/doc/28022703/Anatomi-Dan-Fisiologi-Respirasi
http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/gangguan-respirasi-manusia.html
http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/difusi-gas-respirasi.html
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_PerubahanFungsiParuPadaUsiaLanjut.pdf/10_Perub
ahanFungsiParuPadaUsiaLanjut.html
http://mfk.farmasi.ugm.ac.id/files/news/Lung_function_tests.pdf
Frandson, 1992. Anatomi dan fisiologi ternak.gadjah mada university press.yogyakarta.

Ganong, Wiliam F (2002). Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Kelley, R., 1995. Histologi dasar . EGC. Jakarta.

Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka
utama.jakarta

Sloane, Ethel (2003). Anatomy and Physiology An Easy Learner. Jakarta : EGC

Syaifuddin,2006. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Buku kedokteran


EGC. Jakarta .

22

Anda mungkin juga menyukai