BERMANFAAT
BY. BARITA J SIREGAR
Kenapa harus ada kewajiban sertifikat halal bagi produk yang beredar di Indonesia?
UU JPH yang digagas sejak 2006 merupakan inisiatif DPR, beberapa pertimbangan
UU ini adalah antara lain "Menjamin setiap pemeluk agama untuk beribadah dan
menjalankan ajaran agamanya, negara berkewajiban memberikan pelindungan dan
jaminan tentang kehalalan produk yang dikonsumsi dan digunakan masyarakat“
Dalam UU ditegaskan bahwa produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan
makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa
genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh
masyarakat.
"Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam" penjelasan UU JPH.
Pemohon sertifikat halal diawali mengajukan permohonan sertifikat Halal oleh Pelaku Usaha kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Selanjutnya, BPJPH melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen. Pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan
Produk dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang bisa dibentuk oleh masyarakat maupun pemerintah.
LPH harus lebih dahulu memperoleh akreditasi dari BPJH yang bekerjasama dengan MUI. Penetapan kehalalan
Produk dilakukan oleh MUI melalui sidang fatwa halal MUI dalam bentuk keputusan Penetapan Halal Produk yang
ditandatangani oleh MUI.
"BPJPH menerbitkan Sertifikat Halal berdasarkan keputusan Penetapan Halal Produk dari MUI tersebut"
Ketentuan UU No 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) diatur rinci dalam Peraturan Pemerintah (PP)
No 31 tahun 2019, yang mengatur lebih detil antara lain pada pasal 2, ayat:
(2) Produk yang berasal dari bahan yang diharamkan dikecualikan dari kewajiban bersertifikat halal
(3) Produk yang sebagaimana dimaksud ayat (2) wajib diberikan keterangan tidak halal
(4) Pelaku usaha wajib mencantumkan keterangan tidak halal pada produk sebagaimana dimaksud pada ayat 3.
• #2. Mengembangkan produk Halal baik dari sumber bahan aktif/tambahan serta proses
pembuatannya yang menggunakan media/bahan yang dijamin halalnya
• Kebiasaan kedua adalah Pernahkah Anda bertanya pada anak-anak, besok besar ingin
menjadi apa?
• Pernahkan Anda bertanya atau ditanya berapa target penjualan tahun ini?
• Pernahkah Anda bertanya nanti desain rumahnya seperti apa?
• Kebiasaan yang ke 2 didasarkan oleh imajinasi, kemampuan untuk melihat sesuatu yang
ada dipikiran Anda yang belum dapat dilihat oleh mata Anda. Ketika seseorang
membayangkan sesuatu yang positif dan bergerak ke arah kesuksesan, biasanya orang
itu akan mendapatkan apa yang ada di pikirannya. Seperti hukum The Secrets.
7 KEBIASAAN MANUSIA YANG EFEKTIF : #3 PRIORITASKAN YANG
UTAMA
• Sebagian dari kita seringkali di beri pelajaran pada perbandingan dan kompetisi.
Contoh: pendidikan mengajarkan kita untuk bekerja sendiri, menjadi juara di
dalam kelas. Pendidikan belum mengajarkan kita untuk berkolaborasi untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih besar.
• Seseorang yang mampu berpikir kemenangan bersama memiliki tiga karakter
utama yaitu: integritas, kedewasaan dan berpikir berlimpah.
7 KEBIASAAN MANUSIA YANG EFEKTIF : #5 MEMAHAMI SEBELUM
DIPAHAMI
• Kebiasaan keenam adalah: “Wujudkan Sinergi” (Synergize). Sinergi mungkin kata yang sering
diucapkan oleh para pemimpin (leader). Apa makna sinergi? Sinergi adalah cara untuk
menghasilkan alternatif ketiga (bukan caraku, bukan caramu), melainkan cara ketiga yang
lebih baik ketimbang cara kita masing-masing.
• Inti dari kata sinergi adalah memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada untuk mengatasi
masalah dan memanfaatkan peluang.
• Pernahkah Anda berdiskusi dengan rekan kerja atau teman dan berakhir ribut? Jika ya, dapat
diibaratkan dengan 1+1= 1/2.
• Pernahkah Anda berdiskusi dengan rekan kerja atau teman dan berakhir pada solusi yang
lebih menguntungkan? Jika ya, dapat diibaratkan dengan 1+1 = 1 ½ atau 2 atau 3. Disinilah
sinergi terbentuk.
7 KEBIASAAN MANUSIA YANG EFEKTIF : #7 MENGASAH GERGAJI
• Kebiasaan ketujuh yaitu “Mengasah Gergaji” (Sharpen The Saw). Pernahkah Anda
terbayang, Anda mengasah gergaji? Mengasah gergaji menurut Dr. Stephen adalah
memaksimalkan kemampuan yang kita miliki dan menyeimbangkan fisik, social, mental
dan spiritual.
ALHAMDULILLAH
THE END