Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................

B. Tujuan............................................................................................................

C. Rumusan Masalah..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pencernaan Manusia.........................................................................

B. Saluran Pencernaan Manusia.......................................................................

C. Proses Adsorpsi Dalam Tubuh Manusia.......................................................

D. Proses Pencernaan dan Penyerapan Vitamin.................................... ...

E. Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia...................................................

10

F. Proses Penyerapan Mineral dalam Tubuh Manusia.........................................

11

G. Macam-macam mineral yang diserap dalam tubuh manusia...........................

13

H. Metabolism energy ..

13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................

17

B. Saran ...............................................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul pencernaan dan penyerapan vitamin serta
mineral guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi Pangan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan
seputarpencernaan dan penyerapan vitamin,serta mineral dalam tubuh yang
penyusun sajikan berdasarkan beberapa referensi.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapakan terimakasih kepada Yth:
1. Ibu Dr.Ir.Sussi Astuti, M.Si selaku dosen mata kuliah Ilmu Gizi
Pangan,Universitas Lampung
2.
Rekan-rekan satu kelompok
3.
Serta pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Penulis juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari segi bahasan
ataupun penulisannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat.

Bengkulu,

September 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Makhluk hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu

dalam membantu aktivitas metabolisme dalam tubuhnya. Sehingga organ-organ


manusia dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang kadang tidak disadari kerjanya,
seperti penyerapan sari-sari makanan di usus, penghalusan makanan di lambung
dan lain sebagainya.
Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna
hingga diperoleh bentuk bentuk sederhana yang dapat diabsorpsi ke dalam darah
untuk selanjutnya diangkat oleh darah atau limfe ke sel sel tubuh. Perubahan
perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui proses pencernaan di
dalam saluran cerna. Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu
makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia
atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi
sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.
Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam
kebanyakan vertebrata, pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam
sebuah sistem

pencernaan,

setelah ingesti dari

bahan

mentah,

kebanyakan

organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan beberapa tipe manipulasi


mekanik. Sistem pencernaan sendiri tidak dapat terlepas dari penyerapan (absorpsi)
zat zat gizi dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Untuk menggunakan
nutrisi yang terkandung di dalam setiap bahan pangan tentu diperlukan proses
penyerapan. Penyerapan sendiri terjadi di usus halus, saat makanan yang
dikonsumsi telah melewati sistem pencernaan tersebut.

Zat-zat yang sering digunakan tubuh dalam melakukan aktivitas antara lain,
protein,

lemak,

vitamin,

dan

mineral.Vitamin adalah

sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme organisme.

Dipandang

dari

sisi

enzimologi

(ilmu

tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasioleh
enzim. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang
dikonsumsi
Mineral adalah kelompok mikronutrient bagi tubuh Anda, artinya hanya
dibutuhkan dalam jumlah kecil namun sangat berguna terutama untuk berjalannya
metabolisme tubuh, misalnya magnesium yang berperan sebagai kunci penting
bekerjanya enzim-enzim tubuh Anda terutama enzim-enzim penghasil energi
tubuh.
Orang-orang yang awam biasanya masih kurang mengetahui mineral apa
saja yang dibutuhkan oleh tubuh dan bagaimana proses penyerapan mineral dalam
tubuh maka makalah ini disusun untuk peningkatan pengetahuan bersama.

B.

Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui proses pencernaan dan adsorpsi yang berlangsung di
dalam tubuh manusia.
2. Untuk mengetahui pentingnya mineral pada tubuh.
3. Untuk mengetahui proses pencernaan adsorpsi mineral dalam tubuh manusia

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini, sebagai berikut:
1.

Bagaimana proses pencernaan pada tubuh manusia?

2.

Bagaimana proses adsorpsi pada tubuh?

3. Mineral apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh?


4. Bagaimana sistem pencernaan dan adsorpsi mineral dalam tubuh?

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Sistem Pencernaan Manusia


Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran

besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan
yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan
organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan
jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat
makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu :
- Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil
dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi.
- Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang
lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang
dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi
mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzimenzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan
manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan

pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di
dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.

B.

Saluran Pencernaan Manusia


Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan

dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair
yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Saluran pencernaan makanan pada
manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut dimulai dari mulut (cavum oris),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus
besar (colon), dan anus.
C.

Proses Adsorpsi Dalam Tubuh Manusia


Siklus penyerapan berlangsung sangat intensif antara pukul 20.00 (8 malam)

dan pukul 04.00 (dini hari). Sepanjang siklus ini terjadi proses penyerapan
sebagian besar zat-zat makanan yang sudah tercerna dan pembagian zat-zat
makanan ke seluruh bagian tubuh. Karena itu tidur terlambat aatau makan larut
malam dapat mengurangi pasokan energi yang diperlukan untuk proses
penyerapan. Hambatan pada salah satu siklus dapat mengacaukan siklus-siklus
berikutnya,sehingga pada pagi hari akan merasa tidak nyaman.
1. Anatomi sistem absorbsi
mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1.Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2.Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3 Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.


5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan
berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna
menjadi asa

Absorpsi zat zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus.

Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih
2,5 cm, mempunyai luas permukaan 200 m2. Usus halus (intestinum) merupakan
tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang
paling panjang. Usus halus terdiri dari :
1. Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus kosong (jejenum)
3. Usus penyerapan (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai
berikut:
1. Amilopsin (amilase pankreas).
Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana
(maltosa).
2.Steapsin (lipase pankreas)
Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang
mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap
oleh usus halus.
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu.
Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari.

Empedu

mengandung

garam-garam

empedu

dan

zat

warna

empedu

(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu


berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang
telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus
yang m lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada
usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein
diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus
kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk
glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap
dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan
dapat langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Usus halus berbentuk lipatan lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan
jonjot jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing
masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah
celah antar vili terdapat kripta kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah
getah usus ke dalam saluran usus halus.
2. Sistem absorpsi
Vili secara terus menerus dalam keadaan bergerak. Tiap vilus dilapisi oleh
lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil
untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili
terdapat pembuluh pembuluh darah dan pembuluh pembuluh limfe yang
berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem
transportasi zat zat gizi. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk
suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus,

gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol
dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke
dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah
menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh
getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran
darah. Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah
dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang
tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh.
3. Cara absorpsi
Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan
empat cara : pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositotis.Absorpsi pasif trejadi bila zat
gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absorpsi fasilitatif
menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna
ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan
energi. Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding
usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa,
asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler
darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati.
Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Umumnya
sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak
diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

D.

Proses Pencernaan dan Penyerapan Vitamin

1)

Vitamin larut lemak


Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu

dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain.
Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut
ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai
jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor
atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai
retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkanresiko anak terhadap penyakit
infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka
kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Absorsi, transportasi, dan metabolisme

Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial
retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel
mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase
menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian
karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus
dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester
dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus

untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran
darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam
tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan
membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel
untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP
kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan
dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Vitamin D
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol
(vitamin

D2)

dan

kolekalsiferol

(vitamin

D3). Vitamin

mencegahdan

menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu


melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak
dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan
vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar
matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.
Absorsi, transportasi, dan penyimpanan
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan
empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding
protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan
jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan
kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal
dalam metabolisme vitamin D.

Vitamin E
Vitamin E dapat diisolasi dari minyak gandum dan dinamakan tokoferol.
Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk
menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.Fungsi vitamin E:
Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus
hidroksil dan melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel
lain dari oksidasi radikal bebas.
Absorsi, transportasi, dan penyimpanan

hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL


masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan
melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor selsel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol
menumpuk Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam
bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat
asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus
kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrn untuk dibawa ke hati. Dari di
bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di
mitokondria dan retikulum endoplasma.
Vitamin K
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah
derivat yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari
vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K
cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.

Absorsi dan transportasi

Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh
berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang

menghasilkan menaquinone.Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam


empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna
membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K
tersebut.
2)

Vitamin larut air


Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin B

kompleks terdiri atas 10 faktor yang saling berkaitanfungsinya dalam tubuh dan terdapat dalam
van makanan yang hampir sama.

Vitamin C
Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan denagn udara terutama bila terkena panas.

proses pencernaan dan adsorpsi

Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata
absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi
tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa
ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari,
dan retina.
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin
yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak
dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai
pada suasana biasa atau netral.

proses pencernaan dan adsorpsi

Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap
kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan
dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati.
Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel
terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak
lagi berlaku.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam
pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi,
tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar
ultraviolet maupun oleh cahaya biasaVitamin ini diketemukan sebagai pigmen
kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu.

proses pencernaan dan adsorpsi

Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air,
sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel
mukosa usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP
dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.
Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai
obat.Fungsi

vitamin

B6

yaitu

sebagai

koenzim

terutama

dalam

transaminasi,dekarboksilasi,reaksi lain yang berkaitan dengan metabolosme


protein, PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gammaamino-butiric-acid/GABA).

Kekurangan vitamin B6 jika tidak dipenuhi penyerapannya dalam tubuh maka


akan menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme
protein, seperti lemah, mudah tersinggung dan sukar tidur. Jika lebih lanjut
mengakibatkan kejang, anamia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan
lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan
kerysakan sitem syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan kesemutan.
Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat
secara syntetis total, tetapi selalu di ekstrasi dari media tempat tumbuh mikroba ,
sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari
struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang
proses pencernaan dan adsorpsi

Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik.


Didalamsekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik
(FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan
terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada manusia, Fi
dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.
E. Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
Mineral

adalah

senyawa

alami

yang

terbentuk

melalui

proses

geologis,termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai


silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan
organik biasanya tidak termasuk). unsur mineral merupakan salah satu komponen
yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak,
protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai

contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian
besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap
air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2).
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat
kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk
hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat
menyebabkan penyakit defisiensi.
Mineral yang biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses
metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na),
klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn),
mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).
Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam
jumlah relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah
mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan
Se. Mineral terdapat dalam berbagai bahan makanan dari hewan dan tumbuhan.

F. Proses Penyerapan Mineral dalam Tubuh Manusia


Mineral yang jelas diperlukan untuk kesehatan, tetapi sebagian juga cukup
beracun ketika hadir di lebih tinggi dari konsentrasi normal. Dengan demikian, ada
tantangan fisiologis mendukung efisien tapi terbatas penyerapan. Dalam banyak
kasus penyerapan usus adalah langkah kunci dalam regulasi homeostasis mineral.
Tubuh sering mengontrol penyerapan mineral ke dalam dinding usus dan
dari sana ke dalam sirkulasi darah. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan
peningkatan penyerapan pada saat kekurangan atau kebutuhan yang lebih besar,
tetapi juga untuk membatasi penyerapan untuk mencegah overloading tubuh
dengan mineral yang dapat menjadi racun atau mungkin mengganggu konsentrasi
darah diatur dengan hati-hati. Kontrol ini diberikan oleh tubuh sering
menempatkan batasan mutlak pada penyerapan persentase yang mungkin bagi
mineral yang berbeda. Misalnya, anak-anak tumbuh dapat menyerap hingga 60%
dari kalsium diet mereka, sedangkan orang dewasa rata-rata penyerapan kalsium
hanya sekitar 30%. Kemampuan untuk meningkatkan penyerapan mineral
tambahan dengan merancang "optimal" formulasi hanya dapat berhasil dalam
batas-batas yang ditetapkan oleh kontrol tubuh ini. Tabel berikut menunjukkan
tingkat penyerapan mineral khas pada intake biasa oleh orang-orang nonkekurangan, dan faktor-faktor formulasi yang dapat membantu penyerapan
mengoptimalkan.
Tambahan

Formulasi

Efek

pada

Penyerapan

Mineral

Dalam industri suplemen gizi, banyak klaim yang dibuat untuk penyerapan unggul tertentu,
kadang-kadang proprietary, formulasi mineral.pertanyaannya adalah Apa yang penting untuk
penyerapan mineral yang optimal dari suplemen?"

1. Minimal tablet atau kapsul harus hancur dengan benar untuk melepaskan
senyawa mineral pada waktunya untuk pencernaan dan penyerapan. Studi salut

enterik (time-release) suplemen yang telah menunda disintegrasi menyarankan


mereka

lebih

sulit

diserap

dibandingkan

dengan

formulasi

segera dibebaskan. Kelarutan senyawa mineral biasanya dianggap penting untuk


penyerapan. Namun, kelarutan biasanya diukur di luar lingkungan gastrointestinal
kompleks (ini disebut ex vivo pengukuran), sering kali hanya menguji senyawa
dalam air biasa atau solusi sedikit asam. Metode ini sederhana mungkin memiliki
sedikit relevansi dengan apa yang terjadi selama proses pencernaan senyawa
mineral; sementara beberapa studi menemukan korelasi antara kelarutan dan serap
beberapa suplemen mineral,lainnya tidak.
2. Ionisasi, atau disosiasi, yang merupakan pemisahan ion mineral dari senyawa
mineral (misalnya Fe +2 dari FeSO4 atau Ca +2 dari CaCitrate), mungkin atau tidak
mungkin terjadi ketika senyawa mineral larut larut dalam saluran
pencernaan. Bahkan, hal itu mungkin tidak diinginkan untuk ionisasi tersebut
terjadi. Hal ini karena ion mineral gratis rentan terhadap mengikat dengan ligan,
seperti fitat atau oksalat, yang dapat mengganggu penyerapan mineral. Di sisi lain,
jika mineral diperparah dengan ligan lemah diet yang dikenal untuk meningkatkan
penyerapan mineral itu,mungkin dengan melindunginya dari agen pengikat kuat,
maka akan menguntungkan bagi senyawa ini untuk tetap utuh sampai wilayah
serap usus tercapai. Sayangnya, apakah senyawa mineral dalam suplemen tetap
non-terionisasi melalui fase lambung pencernaan belum diteliti secara
memadai.Satu ex vivo studi yang ada menetapkan bahwa magnesium sitrat, diuji
dalam kondisi asam menyerupai pencernaan lambung, tetap 65% utuh sebagai
kompleks non-terionisasi setelah dissolving. Jadi mungkin bahwa senyawa mineral
tertentu, seperti sitrat, telah meningkatkan penyerapan sebagian karena
kemampuan mereka untuk tetap dalam bentuk kompleks larut sampai penyerapan
terjadi.

G. Macam-macam mineral yang diserap dalam tubuh manusia


Beberapa jenis mineral yang di serap oleh tubuh dan telah diketahui proses
penyerapannya:
Kalsium
Kalsium diserap dari usus Luman oleh dua mechanims yang berbeda, dan
besarnya relatif kepentingannya ditentukan oleh jumlah kalsium gratis yang
tersedia untuk penyerapan:
1. Aktif, penyerapan transelular hanya terjadi di duodenum ketika asupan kalsium
rendah. Proses ini melibatkan impor kalsium ke enterocyte, transportasi di seluruh
sel, dan ekspor ke dalam cairan ekstraseluler dan darah. Kalsium memasuki sel
epitel usus melalui (TRP) saluran tegangan-sensitif dan dipompa keluar dari sel
melalui kalsium ATPase.
Langkah rate limiting dalam penyerapan kalsium transelular adalah transportasi di
sel epitel, yang sangat ditingkatkan oleh calbindin protein pembawa, sintesis yang
benar-benar tergantung pada vitamin D .
2. Pasif, penyerapan paracellular terjadi di jejunum dan ileum, dan, pada tingkat
yang jauh lebih rendah, di usus besar ketika tingkat kalsium yang sedang atau
tinggi. Dalam hal ini, kalsium terionisasi berdifusi melalui persimpangan ketat ke
dalam ruang basolateral enterosit sekitar, dan karenanya ke dalam darah.Ketika
ketersediaan kalsium tinggi, jalur ini bertanggung jawab untuk sebagian besar
penyerapan kalsium, karena waktu yang sangat singkat tersedia untuk transpor
aktif dalam duodenum.
Fosfor
Fosfor diserap terutama sebagai fosfat anorganik dalam usus kecil bagian
atas. Fosfat diangkut ke dalam sel epitel oleh contransport dengan natrium, dan
ekspresi ini (atau ini) transporter ditingkatkan oleh vitamin D .

Besi
Besi homeostasis diatur pada tingkat penyerapan usus, dan penting yang
memadai namun tidak berlebihan besi diserap dari makanan. Penyerapan tidak
memadai bahwa jumlah dapat menyebabkan gangguan kekurangan zat besi seperti
anemia. Di sisi lain, zat besi yang berlebihan adalah racun karena mamalia tidak
memiliki jalur fisiologis untuk eliminasi nya.
Besi diserap oleh enterosit villus dalam duodenum proksimal.Penyerapan yang
efisien membutuhkan lingkungan asam, dan antasida atau kondisi lain yang
mengganggu sekresi asam lambung dapat mengganggu penyerapan zat besi.
Besi besi (Fe + + +) dalam lumen duodenum direduksi menjadi bentuk besi
melalui aksi sikat perbatasan ferrireductase. Besi adalah cotransported dengan
proton ke enterocyte melalui transporter logam divalen DMT-1. Transporter ini
tidak spesifik untuk besi, dan juga mengangkut banyak ion logam divalen.
Setelah masuk enterocyte, besi berikut salah satu dari dua jalur utama. Jalan yang
diambil tergantung pada pemrograman yang rumit dari sel berdasarkan kedua
beban zat besi dan sistemik:

Besi kelimpahan menyatakan: besi dalam enterosit yang terperangkap oleh


penggabungan ke feritin dan karenanya, tidak diangkut ke dalam darah. Ketika
enterocyte mati dan gudang, besi ini hilang.

Besi negara membatasi: besi diekspor dari enterocyte melalui transporter


(ferroportin) yang terletak di membran basolateral. Kemudian mengikat besitransferin pembawa untuk transportasi ke seluruh tubuh.
Besi dalam bentuk heme, dari konsumsi hemoglobin atau mioglobin, juga mudah
diserap.Dalam hal ini, tampak bahwa heme utuh mengambil oleh enterocyte usus
kecil oleh endositosis. Setelah masuk enterocyte, besi dibebaskan dan pada

dasarnya mengikuti jalur yang sama untuk ekspor diserap besi anorganik. Beberapa
heme dapat diangkut utuh ke dalam sirkulasi.
Tembaga
Tampaknya ada dua proses yang bertanggung jawab untuk penyerapan
tembaga - yang cepat, sistem kapasitas rendah dan lebih lambat, sistem
berkapasitas tinggi, yang mungkin mirip dengan dua proses dilihat dengan
penyerapan kalsium. Banyak rincian molekul penyerapan tembaga tetap harus
dijelaskan. Menonaktifkan mutasi pada gen yang mengkodekan ATPase tembaga
intraseluler telah terbukti bertanggung jawab atas kegagalan penyerapan tembaga
usus pada penyakit Menkes.
Sejumlah faktor makanan telah ditunjukkan untuk mempengaruhi penyerapan
tembaga.Misalnya, asupan makanan yang berlebihan baik seng atau molybdenum
dapat menginduksi keadaan defisiensi tembaga sekunder.
Seng
Zinc homeostasis diatur terutama oleh penyerapan dan kehilangan melalui
usus kecil.Meskipun sejumlah transporter seng dan mengikat protein telah
diidentifikasi pada sel epitel villus, gambaran rinci tentang molekul yang terlibat
dalam penyerapan seng belum di tangan.
Ekskresi usus seng terjadi melalui penumpahan sel-sel epitel dan sekresi pankreas
dan empedu. Sejumlah faktor gizi telah diidentifikasi yang memodulasi
penyerapan zinc. Protein hewani tertentu dalam diet meningkatkan penyerapan
zinc. Phytates dari bahan tanaman makanan (termasuk biji-bijian sereal, jagung,
beras) zinc chelate dan menghambat penyerapan.Subsistance diet kaya fitat
dianggap bertanggung jawab untuk sebagian kecil besar kekurangan zinc manusia

Metabolisme Energi
Metabolisme energi adalah suatu ukuran dari intensitas dari hidup, suatu
statistik ringkasan dari tingkat energi gunakan. Tingkat metabolisme mengacu pada
metabolisme energi setiap waktu per unit. Dengan begitu jika satu binatang
mempunyai suatu tingkat relatif tinggi yang berkenaan dengan metabolisme,
fisiologi keseluruhannya sedang bekerja lebih cepat.
Tiga macam metode untuk mengukur metabolisme adalah :
1. menghitung selisih antara nilai energi dari semua makanan yang masuk
kedalam tubuh hewan dan semua ekskresi terutama urin dan feses, cara ini
hanya akurat digunakan untuk digunakan bila tidak terjadi perubahan
komposisi tubuh hewan.
2. menghitung produksi panas total pada organisme, metode ini sungguh akurat
dalam memberikan informasi tentang bahan bakar yang digunakan,
organisme yang diukur dimasukkan dalam kalorimeter.
3. menghitung jumlah oksigen yang digunakan oleh organisme untuk proses
oksidasi dan jumlah konsumsi oksigen, cara ini paling banyak digunakan dan
mudah dilaksanakan tetapi tentu saja tidak bias digunakan untuk organisme
anaerob sebab meskipun konsumsi oksigen nol bukan berarti tidak terdapat
metabolisme dalam tubuh organisme tersebut
Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur, jenis
kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiologis, aktivitas, musim,
ukuran tubuh dan temperature lingkungan. Laju metabolisme baku (standard
metabolic rate) merupakan laju metabolisme hewan manakala hewan tersebut
sedang istirahat dan tidak ada makanan dalam ususnya. Ketika pengukuran laju
metabolisme tengah dilakukan, jarang sekali ikan berada dalam keaadaan diam,

sehingga istilah laju metabolsme rutin sering dipakai untuk menunjukkan bahwa
laju metabolisme diukur dalam keaadaan selama level aktifitas rutin. Ini
menyebabkan hasil pengukurannya biasanya lebih tinggi dari laju metabolisme
manakala ikan benar-benar diam (Yuwono, 2001).
Metabolisme energi merupakan reaksi kimia yang terjadi dalam sel. Metabolisme
dapat merupakan:
Anabolisme
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa
kimia yang sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar.
Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi
kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini
energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatanikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari
hasil reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun
menjadi protein, asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi
untuk aktivasi asam amino tersebut berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat
disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus diaktifkan terlebih
dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses sintesis lemak
juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa
tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga,
penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,

polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi


cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan
energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Senyawa kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah senyawa organik
atau senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk molekul
organik kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari molekul sederhana
seperti karbon dioksida dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan
hewan, tidak dapat menyusun senyawa organik sendiri. Jika organisme yang
menyintesis senyawa organik menggunakan energi cahaya disebut fotoautotrof,
sementara itu organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi
kimia disebut kemoautotrof.
Reaksi anabolisme menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat dibutuhkan oleh
banyak organisme, baik organisme produsen (tumbuhan) maupun organisme
konsumen (hewan, manusia). Beberapa contoh hasil anabolisme adalah glikogen,
lemak, dan protein berguna sebagai bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta
molekul protein, protein-karbohidrat, dan protein lipid yang merupakan komponen
struktural yang esensial dari organisme, baik ekstrasel maupun intrasel.

Katabolisme (Dissimilasi)
Merupakan proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang
tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
C H O + 6 O ----> 6 CO + 6 H O + 36 ATP
6

12

Keterangan:
36 ATP setara dengan 674 kkal
1 ATP = 1 ADP + 7kkal

= 36 ATP 7 kkal
= 252 kkal (40% dari 674 kkal)
Sisanya 60% (422 kkal) dilepas dalam bentuk panas untuk proses homeostasis.
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi
sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi,
reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi
eksoterm.
Bila suatu reaksi kimia memerlukan energi bebas untuk berjalannya reaksi tersebut
dan menghasilkan energi bebas bagi tubuh, maka reaksi tersebut adalah reaksi
endergonik. Namun, bila reaksi menghasilkan energi bebas dan menyebabkan
hilangnya energi untuk kepentingan tubuh, maka reaksinya adalah eksergonik.
Energi ATP adalah energi bebas dan dipakai untuk melakukan kerja mekanik
yang penting untuk kehidupan ternak yaitu misalnya untuk kontrasi otot. Juga
energi ATP dapat digunakan untuk menjalankan reaksi-reaksi endergonik. Suatu
contoh adalah sintesa protein: tahap pertama dari sintesa protein adalah aktivasi
enzime asam amino sintetase yang menhasilkan senyawa kompleks:
Asam amino + ATP asam amino sintease > Amino Asil AMP > sintease + PP
Komples amino-asil-AMP-Enzime kemudian terikat dengan transfer RNA (tRNA)
dan sintesa dilanjutkan dari sini. Sehingga, ATP memegang peranan intermediar
penting dalam proses karena menyediakan energi bebas katabolisme untuk kerja
mekanik atau sintesa senyawa kompleks.
Adapun tahapan-tahapan dari katabolisme sendiri, yaitu:

1. Glikolisis
Glukosa (6 C) menjadi:
i)

2 ATP (Adenin Three Posfat)

ii)

2 NADH (Nikotinamida Adenin Dinukleotida Hidrogen)

iii)

2 asam piruvat (C H O )
3

1. Dekarboksilasi oksidatif
Asam piruvat (3C) menjadi:
i)

2 CO

ii)

2 NADH (Nikotinamida Adenin Dinukleotida Hidrogen)

iii) Acetil ko A (2C)


1. Daur Krebs
Acetil ko A + asam oksalo asetat menjadi
i)

2 ATP (Adenin Three Posfat)

ii)

6 NADH (Nikotinamida Adenin Dinukleotida Hidrogen)

iii)

2FADH (Flavin Adenin Dinukletida Hidrogen)


2

iv) Asam sitrat

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Pencernaan makanan merupakan proses memecah molekul makanan yang

kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan


organ-organ pencernaan. Yang selanjutnya akan diserap oleh usus halus oleh
dinding usus. Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel
dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah. Glukosa, asam amino,
vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan
dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari
hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang tidak
diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar. Yang diserap dalam
tubuh ada karbohidrat,lipid,protein serta vitamin dan
mineral. Mineral yang biasanya terikat dengant enzim untuk proses metabolisme
tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl),
sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn),
kobalt (Co), iodin (I), dan selenium
(Se).Vitamin merupakan senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme organisme.

B.

Saran

1. Melalui penulisan makalah ini pembaca diharapkan mengerti proses pencernaan


dan penyerapan di dalam tubuh manusia.
2. Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih mengerti tentangproses
penyerapan vitamin dan mineral serta peranannya bagi tubuh manusia.3. Semoga
pembaca mengetahui bahaya kekurangan serta kelebihan Mineral bagi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2005. Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
https://rismanismail2.wordpress.com/2011/08/21/metabolisme-energi/

TUGAS MAKALAH
ILMU BIOMEDIK DASAR

Nama Kelompok 4 :
1. Wahyu hidayatullah
2. Wefita latifa meidy
3. Yoel deo vani
4. Yogi Miranda
5. Yolanda agustin
Kelas : 1B keperawatan

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai