Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU GIZI

PENCERNAAN DAN PENERAPAN VITAMIN & MINERAL

DOSEN PEMBIMBING :
NOVIA NAZIRUN S.ST.,M.,Kes.,AIFO

DISUSUN OLEH :
 DWI RANGGA AGUNG NUGRAHA
 NURLIANA NADIRA
 M. FAHRUDINSYAH

PRODI PENDIDIKAN JASMANI DAN KREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022\2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan............................................................................................................2

C. Rumusan Masalah..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Pencernaan Manusia.........................................................................3

B. Saluran Pencernaan Manusia .......................................................................3

C. Proses Adsorpsi Dalam Tubuh Manusia.......................................................4

D. Proses Pencernaan dan Penyerapan Vitamin................................................6

E. Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia............................................10

F. Proses Penyerapan Mineral dalam Tubuh Manusia....................................11

G. Macam-macam mineral yang diserap dalam tubuh manusia......................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................17

B. Saran ...........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,kami ucapkan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
penyusun, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul pencernaan dan penyerapan
vitamin serta mineral guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi Pangan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan seputar pencernaan dan
penyerapan vitamin,serta mineral dalam tubuh yang penyusun sajikan berdasarkan beberapa
referensi.

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapakan terimakasih kepada Yth:

1. NOVIA NAZIRUN S.ST.,M.,Kes.,AIFO selaku dosen mata kuliah Ilmu Gizi Pangan,Universitas
Lampung

2. Rekan-rekan satu kelompok

3. Serta pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah, baik dari segi bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
bermanfaat.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu dalam membantu aktivitas
metabolisme dalam tubuhnya. Sehingga organ-organ manusia dapat melakukan aktivitas-aktivitas
yang kadang tidak disadari kerjanya, seperti penyerapan sari-sari makanan di usus, penghalusan
makanan di lambung dan lain sebagainya.

Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna hingga diperoleh bentuk –
bentuk sederhana yang dapat diabsorpsi ke dalam darah untuk selanjutnya diangkat oleh darah atau
limfe ke sel – sel tubuh. Perubahan – perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui
proses pencernaan di dalam saluran cerna. Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana
suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau
mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat
sub-sel, biasanya pada hewan.

Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam kebanyakan vertebrata,
pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam sebuah sistem pencernaan,
setelah ingesti dari bahan mentah, kebanyakan organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan
beberapa tipe manipulasi mekanik. Sistem pencernaan sendiri tidak dapat terlepas dari penyerapan
(absorpsi) zat – zat gizi dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Untuk menggunakan nutrisi
yang terkandung di dalam setiap bahan pangan tentu diperlukan proses penyerapan. Penyerapan
sendiri terjadi di usus halus, saat makanan yang dikonsumsi telah melewati sistem pencernaan
tersebut.

Zat-zat yang sering digunakan tubuh dalam melakukan aktivitas antara lain, protein, lemak, vitamin,
dan mineral.Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasioleh enzim. Vitamin-vitamin tidak dapat
dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari
bahan panganan yang dikonsumsi

Mineral adalah kelompok mikronutrient bagi tubuh Anda, artinya hanya dibutuhkan dalam jumlah
kecil namun sangat berguna terutama untuk berjalannya metabolisme tubuh, misalnya magnesium
yang berperan sebagai kunci penting bekerjanya enzim-enzim tubuh Anda terutama enzim-enzim
penghasil energi tubuh.

Orang-orang yang awam biasanya masih kurang mengetahui mineral apa saja yang dibutuhkan oleh
tubuh dan bagaimana proses penyerapan mineral dalam tubuh maka makalah ini disusun untuk
peningkatan pengetahuan bersama.
B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pencernaan dan adsorpsi yang berlangsung di dalam tubuh manusia.

2. Untuk mengetahui pentingnya mineral pada tubuh.

3. Untuk mengetahui proses pencernaan adsorpsi mineral dalam tubuh manusia.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pencernaan pada tubuh manusia?

2. Bagaimana proses adsorpsi pada tubuh?

3. Mineral apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh?

4. Bagaimana sistem pencernaan dan adsorpsi mineral dalam tubuh?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pencernaan Manusia

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul
yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh
organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh
tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
- Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada
manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
- Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-
alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita
makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi.
Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati
(hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di
dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.

B. Saluran Pencernaan Manusia

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan,
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut dimulai dari
mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus
besar (colon), dan anus.

C. Proses Adsorpsi Dalam Tubuh Manusia

Siklus penyerapan berlangsung sangat intensif antara pukul 20.00 (8 malam) dan pukul 04.00 (dini
hari). Sepanjang siklus ini terjadi proses penyerapan sebagian besar zat-zat makanan yang sudah
tercerna dan pembagian zat-zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Karena itu tidur terlambat aatau
makan larut malam dapat mengurangi pasokan energi yang diperlukan untuk proses penyerapan.
Hambatan pada salah satu siklus dapat mengacaukan siklus-siklus berikutnya,sehingga pada pagi
hari akan merasa tidak nyaman.

1. Anatomi sistem absorbsi


Absorpsi zat – zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus yang
panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5 cm, mempunyai luas
permukaan 200 m2. Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan
tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :

1. Usus dua belas jari (duodenum)

2. Usus kosong (jejenum)

3. Usus penyerapan (ileum)

Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas
menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut:
1. Amilopsin (amilase pankreas).
Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2.Steapsin (lipase pankreas)
Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein
dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.

Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu
dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam
empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat
warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang
telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Selain enzim dari
pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim
sebagai berikut :
1.Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2.Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3 Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim
pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol,
serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan
berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk
glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk
asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh
usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Usus halus berbentuk lipatan – lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot – jonjot yang
dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing – masing mempunyai bulu yang
sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah – celah antar vili terdapat kripta – kripta berupa
kelenjar yang mengeluarkan getah – getah usus ke dalam saluran usus halus.

2. Sistem absorpsi

Vili secara terus – menerus dalam keadaan bergerak. Tiap vilus dilapisi oleh lapisan otot yang sangat
tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan
diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh – pembuluh darah dan pembuluh – pembuluh
limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem
transportasi zat – zat gizi. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang
disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam lemak akan
terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh
kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke
darah menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D,
E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-
vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan
yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh,
dan bahan yang tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh.

3. Cara absorpsi

Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif,
fasilitatif, aktif, dan fagositotis.Absorpsi pasif trejadi bila zat gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat
angkut atau energi. Absorpsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi
dari saluran cerna ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan
energi. Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang
selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan
mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui
pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak
diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

D. Proses Pencernaan dan Penyerapan Vitamin

1) Vitamin larut lemak

Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam tubuh. Sebagian
vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan empedu dan
pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein,
disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.

Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan
nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau karotenoid
yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan
dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkanresiko anak terhadap
penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian
karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.

Ø Absorsi, transportasi, dan metabolisme

Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama
karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil
dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi
daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa
usus halus dipecah menjadi retinol.

Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan
cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron
melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan
terbesar vitamin A dalam tubuh.

Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh
Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh
bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut
melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan
RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel
sebagai asam retinoat.
Vitamin D

Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol
(vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit
tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat
disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh
tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.

Ø Absorsi, transportasi, dan penyimpanan

Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari
bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat
penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua
kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh
gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.

Vitamin E

Vitamin E dapat diisolasi dari minyak gandum dan dinamakan tokoferol. Sekarang dikenal beberapa
bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoerol yang
aktif secara biologik.Fungsi vitamin E: Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam
hidrogen dari gugus hidroksil dan melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel
lain dari oksidasi radikal bebas.

Ø Absorsi, transportasi, dan penyimpanan

Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi
tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh
ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk
dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL
masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu.
Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density
lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana
produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.

Vitamin K

Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat yang semuanya
mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan
Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan
cahaya.

Ø Absorsi dan transportasi

Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan
makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone.Untuk penyerapan
vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak
dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut.
2) Vitamin larut air

Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks
terdiri atas 10 faktor yang saling berkaitanfungsinya dalam tubuh dan terdapat dalam van makanan
yang hampir sama.

Vitamin C

Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup
stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan denagn udara
terutama bila terkena panas.

Ø proses pencernaan dan adsorpsi

Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus
lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi
diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% .
Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal,
pituitari, dan retina.

Vitamin B1 (Tiamin)

Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut B-
kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak,
stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.

Ø proses pencernaan dan adsorpsi

Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa.
Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai
TPP dialirkan oleh vena portae kehati. Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal,
eskresi ini parallel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak
lagi berlaku.

Vitamin B2 (Riboflavin)

Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan dalam
larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali,
dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasaVitamin ini
diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya)
dalam susu.

Ø proses pencernaan dan adsorpsi


Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga mudah diserap
dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas mengalami
phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.

Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)

Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.Fungsi vitamin B6 yaitu
sebagai koenzim terutama dalam transaminasi,dekarboksilasi,reaksi lain yang berkaitan dengan
metabolosme protein, PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-
amino-butiric-acid/GABA).

Kekurangan vitamin B6 jika tidak dipenuhi penyerapannya dalam tubuh maka akan menimbulkan
gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah
tersinggung dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang, anamia, penurunan
pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan
dapat mengakibatkan kerysakan sitem syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan
kesemutan.

Vitamin B12 (Kobalamin)

Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara syntetis total,
tetapi selalu di ekstrasi dari media tempat tumbuh mikroba , sebagai hasil fermentasi. Struktur
vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai
sekarang

Ø proses pencernaan dan adsorpsi

Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Didalamsekresi gaster terdapat
enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang
membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada
manusia, Fi dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.

E. Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis,termasuk dalam komposisi
unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).unsur mineral merupakan salah satu
komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan
vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis
dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon
dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2).

Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk
membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri
atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk
membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam
jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan
kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat
menyebabkan penyakit defisiensi.

Mineral yang biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh,
yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi
(Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).

Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan mineral
mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl,
S, dan Mg. Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya
terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan
Se. Mineral terdapat dalam berbagai bahan makanan dari hewan dan tumbuhan.

F. Proses Penyerapan Mineral dalam Tubuh Manusia

Mineral yang jelas diperlukan untuk kesehatan, tetapi sebagian juga cukup beracun ketika
hadir di lebih tinggi dari konsentrasi normal. Dengan demikian, ada tantangan fisiologis mendukung
efisien tapi terbatas penyerapan. Dalam banyak kasus penyerapan usus adalah langkah kunci dalam
regulasi homeostasis mineral.
Tubuh sering mengontrol penyerapan mineral ke dalam dinding usus dan dari sana ke dalam
sirkulasi darah. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan peningkatan penyerapan pada saat
kekurangan atau kebutuhan yang lebih besar, tetapi juga untuk membatasi penyerapan untuk
mencegah overloading tubuh dengan mineral yang dapat menjadi racun atau mungkin mengganggu
konsentrasi darah diatur dengan hati-hati. Kontrol ini diberikan oleh tubuh sering menempatkan
batasan mutlak pada penyerapan persentase yang mungkin bagi mineral yang berbeda. Misalnya,
anak-anak tumbuh dapat menyerap hingga 60% dari kalsium diet mereka, sedangkan orang dewasa
rata-rata penyerapan kalsium hanya sekitar 30%. Kemampuan untuk meningkatkan penyerapan
mineral tambahan dengan merancang "optimal" formulasi hanya dapat berhasil dalam batas-batas
yang ditetapkan oleh kontrol tubuh ini. Tabel berikut menunjukkan tingkat penyerapan mineral khas
pada intake biasa oleh orang-orang non-kekurangan, dan faktor-faktor formulasi yang dapat
membantu penyerapan mengoptimalkan.

Mineral Penyerapan Faktor Mengoptimalkan

Kalsium 25-35% Vitamin D

Magnesium 21-27% Vitamin D

Besi (non-heme) 5-10% Vitamin C, ligan

Seng 33-41% Ligan

Tembaga 30-50% Ligan

Selenium 50-80% Penggabungan ke


selenomethionine

Khrom 0,4-2,5% Vitamin C, ligan


Manggan 1-3,5% ___________

Tambahan Formulasi Efek pada Penyerapan Mineral


Dalam industri suplemen gizi, banyak klaim yang dibuat untuk penyerapan unggul tertentu, kadang-
kadang proprietary, formulasi mineral.pertanyaannya adalah “Apa yang penting untuk penyerapan
mineral yang optimal dari suplemen?"

1. Minimal tablet atau kapsul harus hancur dengan benar untuk melepaskan senyawa mineral pada
waktunya untuk pencernaan dan penyerapan. Studi salut enterik (time-release) suplemen yang telah
menunda disintegrasi menyarankan mereka lebih sulit diserap dibandingkan dengan formulasi
segera dibebaskan. Kelarutan senyawa mineral biasanya dianggap penting untuk
penyerapan. Namun, kelarutan biasanya diukur di luar lingkungan gastrointestinal kompleks (ini
disebut ex vivo pengukuran), sering kali hanya menguji senyawa dalam air biasa atau solusi sedikit
asam. Metode ini sederhana mungkin memiliki sedikit relevansi dengan apa yang terjadi selama
proses pencernaan senyawa mineral; sementara beberapa studi menemukan korelasi antara
kelarutan dan serap beberapa suplemen mineral,lainnya tidak.

2. Ionisasi, atau disosiasi, yang merupakan pemisahan ion mineral dari senyawa mineral (misalnya
Fe +2 dari FeSO4 atau Ca +2 dari CaCitrate), mungkin atau tidak mungkin terjadi ketika senyawa
mineral larut larut dalam saluran pencernaan. Bahkan, hal itu mungkin tidak diinginkan untuk
ionisasi tersebut terjadi. Hal ini karena ion mineral gratis rentan terhadap mengikat dengan ligan,
seperti fitat atau oksalat, yang dapat mengganggu penyerapan mineral. Di sisi lain, jika mineral
diperparah dengan ligan lemah diet yang dikenal untuk meningkatkan penyerapan mineral
itu,mungkin dengan melindunginya dari agen pengikat kuat, maka akan menguntungkan bagi
senyawa ini untuk tetap utuh sampai wilayah serap usus tercapai. Sayangnya, apakah senyawa
mineral dalam suplemen tetap non-terionisasi melalui fase lambung pencernaan belum diteliti
secara memadai.Satu ex vivo studi yang ada menetapkan bahwa magnesium sitrat, diuji dalam
kondisi asam menyerupai pencernaan lambung, tetap 65% utuh sebagai kompleks non-terionisasi
setelah dissolving. Jadi mungkin bahwa senyawa mineral tertentu, seperti sitrat, telah meningkatkan
penyerapan sebagian karena kemampuan mereka untuk tetap dalam bentuk kompleks larut sampai
penyerapan terjadi.

G. Macam-macam mineral yang diserap dalam tubuh manusia

Beberapa jenis mineral yang di serap oleh tubuh dan telah diketahui proses penyerapannya:

Kalsium
Kalsium diserap dari usus Luman oleh dua mechanims yang berbeda, dan besarnya relatif
kepentingannya ditentukan oleh jumlah kalsium gratis yang tersedia untuk penyerapan:

1. Aktif, penyerapan transelular hanya terjadi di duodenum ketika asupan kalsium rendah. Proses ini
melibatkan impor kalsium ke enterocyte, transportasi di seluruh sel, dan ekspor ke dalam cairan
ekstraseluler dan darah. Kalsium memasuki sel epitel usus melalui (TRP) saluran tegangan-sensitif
dan dipompa keluar dari sel melalui kalsium ATPase.

Langkah rate limiting dalam penyerapan kalsium transelular adalah transportasi di sel epitel, yang
sangat ditingkatkan oleh calbindin protein pembawa, sintesis yang benar-benar tergantung
pada vitamin D .
2. Pasif, penyerapan paracellular terjadi di jejunum dan ileum, dan, pada tingkat yang jauh lebih
rendah, di usus besar ketika tingkat kalsium yang sedang atau tinggi. Dalam hal ini, kalsium
terionisasi berdifusi melalui persimpangan ketat ke dalam ruang basolateral enterosit sekitar, dan
karenanya ke dalam darah.Ketika ketersediaan kalsium tinggi, jalur ini bertanggung jawab untuk
sebagian besar penyerapan kalsium, karena waktu yang sangat singkat tersedia untuk transpor aktif
dalam duodenum.

Fosfor
Fosfor diserap terutama sebagai fosfat anorganik dalam usus kecil bagian atas. Fosfat
diangkut ke dalam sel epitel oleh contransport dengan natrium, dan ekspresi ini (atau ini)
transporter ditingkatkan oleh vitamin D .

Besi
Besi homeostasis diatur pada tingkat penyerapan usus, dan penting yang memadai namun
tidak berlebihan besi diserap dari makanan. Penyerapan tidak memadai bahwa jumlah dapat
menyebabkan gangguan kekurangan zat besi seperti anemia. Di sisi lain, zat besi yang berlebihan
adalah racun karena mamalia tidak memiliki jalur fisiologis untuk eliminasi nya.

Besi diserap oleh enterosit villus dalam duodenum proksimal.Penyerapan yang efisien
membutuhkan lingkungan asam, dan antasida atau kondisi lain yang mengganggu sekresi asam
lambung dapat mengganggu penyerapan zat besi.

Besi besi (Fe + + +) dalam lumen duodenum direduksi menjadi bentuk besi melalui aksi sikat
perbatasan ferrireductase. Besi adalah cotransported dengan proton ke enterocyte melalui
transporter logam divalen DMT-1. Transporter ini tidak spesifik untuk besi, dan juga mengangkut
banyak ion logam divalen.

Setelah masuk enterocyte, besi berikut salah satu dari dua jalur utama. Jalan yang diambil
tergantung pada pemrograman yang rumit dari sel berdasarkan kedua beban zat besi dan sistemik:

Besi kelimpahan menyatakan: besi dalam enterosit yang terperangkap oleh penggabungan
ke feritin dan karenanya, tidak diangkut ke dalam darah. Ketika enterocyte mati dan gudang, besi ini
hilang.

Besi negara membatasi: besi diekspor dari enterocyte melalui transporter (ferroportin) yang terletak
di membran basolateral. Kemudian mengikat besi-transferin pembawa untuk transportasi ke seluruh
tubuh.

Besi dalam bentuk heme, dari konsumsi hemoglobin atau mioglobin, juga mudah diserap.Dalam hal
ini, tampak bahwa heme utuh mengambil oleh enterocyte usus kecil oleh endositosis. Setelah masuk
enterocyte, besi dibebaskan dan pada dasarnya mengikuti jalur yang sama untuk ekspor diserap besi
anorganik. Beberapa heme dapat diangkut utuh ke dalam sirkulasi.

Tembaga
Tampaknya ada dua proses yang bertanggung jawab untuk penyerapan tembaga - yang cepat,
sistem kapasitas rendah dan lebih lambat, sistem berkapasitas tinggi, yang mungkin mirip dengan
dua proses dilihat dengan penyerapan kalsium. Banyak rincian molekul penyerapan tembaga tetap
harus dijelaskan. Menonaktifkan mutasi pada gen yang mengkodekan ATPase tembaga intraseluler
telah terbukti bertanggung jawab atas kegagalan penyerapan tembaga usus pada penyakit Menkes.
Sejumlah faktor makanan telah ditunjukkan untuk mempengaruhi penyerapan tembaga.Misalnya,
asupan makanan yang berlebihan baik seng atau molybdenum dapat menginduksi keadaan
defisiensi tembaga sekunder.

Seng
Zinc homeostasis diatur terutama oleh penyerapan dan kehilangan melalui usus
kecil.Meskipun sejumlah transporter seng dan mengikat protein telah diidentifikasi pada sel epitel
villus, gambaran rinci tentang molekul yang terlibat dalam penyerapan seng belum di tangan.

Ekskresi usus seng terjadi melalui penumpahan sel-sel epitel dan sekresi pankreas dan
empedu. Sejumlah faktor gizi telah diidentifikasi yang memodulasi penyerapan zinc. Protein hewani
tertentu dalam diet meningkatkan penyerapan zinc. Phytates dari bahan tanaman makanan
(termasuk biji-bijian sereal, jagung, beras) zinc chelate dan menghambat penyerapan.Subsistance
diet kaya fitat dianggap bertanggung jawab untuk sebagian kecil besar kekurangan zinc manusia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencernaan makanan merupakan proses memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Yang
selanjutnya akan diserap oleh usus halus oleh dinding usus. Agar dapat mencapai darah, sari-sari
makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah. Glukosa,
asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa
oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak
menuju usus besar. Yang diserap dalam tubuh ada karbohidrat,lipid,protein serta vitamin dan
mineral. Mineral yang biasanya terikat dengant enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu
kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe),
tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium
(Se).Vitamin merupakan senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme organisme.

B. Saran

1. Melalui penulisan makalah ini pembaca diharapkan mengerti proses pencernaan dan penyerapan
di dalam tubuh manusia.

2. Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih mengerti tentang proses penyerapan
vitamin dan mineral serta peranannya bagi tubuh manusia
3. Semoga pembaca mengetahui bahaya kekurangan serta kelebihan Mineral bagi tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2005. Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Anda mungkin juga menyukai