Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISLAM DAN KEILMUAN


AKAL DAN WAHYU DALAM ISLAM, DAN PERSPEKTIF TUJUAN
PENCIPTAAN MANUSIA

Dosen Pengampu:
Dr. Amirudin, S.Pd.I.,M.Pd

KELOMPOK 4:
 DWI RANGGA AGUNG NUGRAHA
 DODI
 IPEN SANDES

PRODI PENDIDIKAN JASMANI DAN KREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.A 2023\2024

i
Kata Pengantar

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan limpahan rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga
mampu menyelesaikan Makalah Islam dan Keilmuan ini yang berjudul “Akal dan Wahyu dalam
Islam dan Perspektif Tujuan Penciptaan Manusia" sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Pembuatan makalah ini menggunakan metode study pustaka, yaitu dengan


mengumpulkan dan mengkaji Akal dan Wahyu dalam Islam dan Perspektif Tujuan Penciptaan
Manusia dari berbagai referensi. Kami gunakan metode pengumpulan data ini, agar makalah
yang kami susun dapat memberikan informasi yang akurat dan bisa dibuktikan, serta dapat
memberikan pemahaman terhadap pembaca dengan materi yang dipandang melalui berbagai
subjek. Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu dengan yang lainnya akan
menyatu dalam satu makalah kami. Sehingga tidak ada perombakan total dari sumbernya.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam dan
Keilmuan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh tentang
Akal dan Wahyu dalam Islam dan Perspektif Tujuan Penciptaan Manusia, serta tantangan yang
akan dihadapi di masa mendatang. Dalam makalah ini pun disajikan beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk menambah wawasan tentang Akal dan Wahyu dalam Islam dan Perspektif
Tujuan Penciptaan Manusia.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................................................1
D. MANFAAT...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. PENGERTIAN AKAL DAN WAHYU...............................................................................2
1. Akal...................................................................................................................................2
2. Wahyu...............................................................................................................................3
B. AKAL DAN WAHYU DALAM AL-QUR’AN..................................................................3
C. AKAL DAN WAHYU DALAM PERSPEKTIF TUJUAN MANUSIA.............................5
1. Proses Penciptaan Manusia...............................................................................................5
2. Manusia sebagai Puncak (Tujuan Akhir) Penciptaan Alam.............................................6
3. Tujuan Penciptaan Manusia..............................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................9
B. SARAN.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang diberi kelebihan
berupa akal dan bahkan wahyu. Tanpa adanya akal manusia tidak akan bisa hidup dengan baik
bahkan (mungkin) manusia tidak dapat bertahan hidup. Tanpa akal manusia tidak dapat
berkomunikasi dengan sesama manusia dan makhluk hidup yang lainnya, tidak dapat mengetahui
bagaimana terjadinya kehidupan dan tidak dapat mengetahui apa saja yang ada didalamnya.
Oleh karena itu manusia diberi akal agar dapat mengetahui bagaimana adanya kehidupan
ini selain itu dengan akal juga dapat melahirkan ilmu-ilmu yang ada sampai sekarang
.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Akal dan Wahyu ?


2. Bagaimana Akal dan Wahyu dalam Al-Quran ?
3. Bagaimana Akal dan Wahyu dalam Perspektif Tujuan Manusia ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui apa itu Akal dan Wahyu.
2. Mengetahui bagaimana pandangan Akal dan Wahyu dlam Al-Quran.
3. Mengetahui hubungan Akal dan Wahyu dalam perspektif tujuan manusia.

D. MANFAAT

Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang akal dan wahyu baik dalam Al-Quran
maupun dalam perspektif tujuan manusia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKAL DAN WAHYU

1. Akal

Akal berasal dari bahasa Arab yaitu Al-‘aql yang secara bahasa berarti pengikatan dan
pemahaman terhadap sesuatu. Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami
sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran
dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan
sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita
sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup
ini (Anonim A, 2013). Kata al-‘Aqlu sebagai mashdar (akar kata) juga memiliki arti nurun
ruhaniyyun bihi tudriku al-nafsu ma la tudrikuhu bi al- hawas, yaitu cahaya ruhani yang
dengannya seseorang dapat mencapai mengetahui sesuatu yang tidak dapat di capai oleh indra.
Al-‘aql juga di artikan sebagai Al-‘qalb, hati nurani atau hati sanubari. Sedangkan kata al-‘aqil
(bentuk pelaku, isim fa’il) sering digunakan untuk menyebutkan manusia, karena manusialah
yang berakal (Santoso dkk, 2013 : 4).
Menurut tinjauan Al Qur’an akal adalah Hujjah atau dengan kata lain merupakan
anugerah Allah SWT. Yang cukup hebat dengannya manusia dibedakan dari mahluk lain. Akal
juga merupakan alat yang dapat menyampaikan kebenaran dan sekaligus sebagai pembukti dan
pembeda antara yang haq dan yang bathil, serta apa yang ditemukannya dapat dipastikan
kebenarannya, asal saja persyaratan-persyaratan fungsi kerjanya dijaga dan tidak diabaikan
(Anshori A, 2013). Alquran telah mengisyaratkan bahwa eksistensinya sebagai sebagai sumber
ajaran dan hukum dalam Islam sangat dominan. Gambaran itu tidak hanya dapat dicermati pada
pernyataan Alquran tentang dirinya sendiri dalam berbagai ayat disamping penetapan para ahli
hukum Islam yang menempatkan Alquran sebagai sumber utama. Terlepas dari uraian Alquran
tentang eksistensinya dalam hukum, dalam pandangan para teolog Islam, akal manusia
dipandang cakap untuk mengetahui Tuhan dan berterimakasih kepada-Nya, mengetahui baik dan
buruk dan termasuk mengetahui hukumnya, meski wahyu belum sampai kepada
hambaEksistensi mazhab rasional dalam hukum Islam telah melahirkan problematika baru dalam
diskursus hukum. Perbedaan mencolok terjadi pada seberapa jauh toleransi akal menghadapi
eksistensi wahyu dalam mengelaborasi hukum Islam. Timbul pula masalah lain yaitu seberapa
kuat wahyu meniadakan fungsi akal (rasio) dalam penerapan hukum.

2
2. Wahyu

Wahyu berasal dari bahasa arab Al-Wahy. Kata ini memiliki arti suara, api, dan
kecepatan. Al-wahyu juga sering diartikan dengan bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Oleh karena
itu, wahyu dipahami sebagai pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat. Bagi umat Islam, al-
Qur`an adalah kitab suci dan sumber ajaran yang paling utama. al-Qur`an yang berupa
perkataan Allah dalam bentuk tulisan, diturunkan kepada Nabi yang terakhir Muhammad SAW.
Allah menurunkan al-Qur`an sebagai bentuk wahyu kepada Nabi MuhammadSAW yang tidak
seorangpun selainnya dapat mengetahui dan merasakan kapan dan bagaimana proses
penerimaannya. Wahyu dalam bentuk al-Qur`an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
dengan perantara Malaikat Jibril baik diterima ketika sadar (terjaga)maupun melalui mimpi yang
nyata. Wahyu yang berupa panggilan gaib berbeda dengan ilham dan insting yang juga berupa
panggilan gaib namun bisa saja didapatkan oleh siapapun melalui berbagai proses psikologis.

Kata wahyu dan tashri (penisbahan)-nya, baik balam bentuk fi’il madhi maupun dalam
bentuk mashdar-nya.dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Wahyu dalam arti firman Allah yang disampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya,yang
berupa risalah atau kitab suci.
b. Wahyu dalam arti firman (pemberitahuan)Allah kepada Nabi dan Rasul-N untuk
mengantisipasi kondisi dan tantangan tugasnya.
c. Wahyu dalam arti instink atau nurani atau potensi dasar yang diberikan Allah
kepada makhluknya.
d. Wahyu dalam arti pemberi ilmu dan hikmah.
e. Wahyu dalam arti ilham atau petunjuk Allah kepada manusia dalam bentuk intuisi
atau inspirasi dan bisikan hati.

B. AKAL DAN WAHYU DALAM AL-QUR’AN

Tuhan menciptakan alam semesta (langit dan bumi beserta isinya) ini dengan maksud
diperuntukkan kepada manusia, di mana manusia merupakan satu – satunya makhluk yang diberi
akal. Potensi akal yang ada pada manusia berbeda–beda daya kemampuannya dalam menalar
sesautu masalah, gambaran-gambaran fikiran dan khayalan-khayalan yang diperolehnya
berbeda. wahyu adalah pengetahuan yang didapat seseorang pada dirinya dengan keyakinan
yang penuh, bahwa pengetahuan itu datang dari Allah baik dengan sesuatu perantaraan ataupun
tidak memakai perantaraan, pertama perantaran dengan suara yang dapat didengarkan dengan
telinga, atau tanpa suara. manusia mempunyai kuasa penuh atas perbuatannya, mempunyai hak
menentukan kemerdekaannya dalam berbuat dipermukaan bumi ini tanpa ada intervensi atau
campur tangan dari Tuhan, karena memang Allah membekali manusia sejak lahirnya potensi

3
qudrat dan iradat yaitu untuk mewujudkan perbuatannya sendiri dengan akal dan ajaran agama.
Antara akal dan wahyu keduanya sangat dipelukan dalam kehidupan umat manusia sebagai umat
yang beragama, karena keduanya dapat memahami apa yang dihasilkannya, akal punya peranan
mengkaji pesoalan-persoalan diatas dunia ini.

Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan Akal dan Wahyu dalam Al-Quran adalah sebagai
berikut

1. Qur’an Surat Al-Baqaroh ayat 75

‫" َفَتْطَم ُعوَن َأن ُيْؤ ِم ُنوا َلُك ْم َو َقْد َك اَن َفِريٌق ِم ْنُهْم َيْس َم ُعوَن َكَالَم ِهَّللا ُثَّم ُيَح ِّر ُفوَنُه ِم ن َبْع ِد َم ا َع َقُل وُه َو ُهْم َيْع َلُم وَن‬Apakah kamu
masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang
mereka mengetahui?(Q.S.al-Baqaroh/2:75).
2. Qur’an surat al-Hajj ayat 46

“maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam
dada.”(Q.S.al-Hajj/22:46).
3. Qur’an surat al-Baqaroh ayat 242

‫َك َٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ٱُهَّلل َلُك ْم َء اَٰي ِتِهۦ َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلوَن‬
“Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya) supaya kamu
memahaminya.”(Q.S.al-Baqaroh/2:242).
4. Qur’an surat al-Ankabut ayat 43

“Demikianlah perumpamaan-perumpamaan kami buat bagi manusia tetapi yang dapat


memahaminya hanyalah orang-orang yang mengetahui”(Q.S.Al-Ankabut/29:43).
5. Qur’an surat al-Nisa ayat 163

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman.
Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”(Q.S.al-Nisa’/4:163)

4
6. Qur’an surat al-Nahl ayat 68

Dan Tuhamu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-


pohonkayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." (Q.S.Al-Nahl.16: 68)
7. Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 39

"Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Rabb kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan
ilah yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka, dalam
keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)”.(Q.S.al-Israa’.17:39)

C. AKAL DAN WAHYU DALAM PERSPEKTIF TUJUAN MANUSIA

Dalam kajian filosofis, subjek yang mencipta segala yang ada (maujudat) disebut Tuhan,
sementara segala yang ada sebagai objek penciptaan-Nya disebut alam. Alam merupakan tanda-
tanda Tuhan. Al-Qur’an sebagai firman Allah menyebutkan: Akan kami tunjukkan tanda-tanda
Kami di jagat raya dan di dalam diri mereka sendiri (manusia) [QS Fushshilat (41):53]. Di ujung
ayat, disebutkan secara tidak langsung adanya manusia. Manusia adalah salah satu makhluk
(ciptaan) Tuhan yang ada di alam (semesta) ini. Dengan demikian, manusia menduduki posisi
unik antara alam dan Tuhan, yang memungkinkan dirinya berkomunikasi dengan keduanya
(Kartenegara,2002:137). Dengan posisinya yang unik itu, manusia diciptakan Tuhan bukan tanpa
tujuan. Adapun tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mentaati perintah Allah SWT.
1. Proses Penciptaan Manusia

Dalam surah al-mu’minun ayat 12 - 14 telah di tegaskan tentang proses penciptaan


manusia secara lengkap, Allah berfirman “Dan sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia
dari sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat,
lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian, kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik”
( QS. Al Mu’minun : 12 – 14). Penjelasan ayat : Allah SWT menciptakan manusia dari saripati
tanah. Artinya Allah SWT menciptakan manusia berasal dari seorang laki-laki dan perempuan,
keduanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang juga memperoleh
makanan dari tanah. Sari pati makanan yang dimakan oleh kedua orang tua kita mejadi sperma
dan sel telur.

5
Hasil pembuahan menjadi segumpal darah dan yang selanjutnya menjadi segumpal
daging hingga tulang belulang yang dibungkus daging. sesudah itu, Allah menciptakan anggota-
anggota badan dan menyusun menjadi makhluk yang berbentuk seorang bayi manusia. Air mani
yang berasal dari saripati tanah, juga mengandung makna bahwa manusia pada akhirnnya akan
kembali pada tempatnya semula, yaitu tanah. Tanah yang dimaksud adalah liang lahat. Artinya
manusia berasal dari tanah, dan akan kembali tinggal meyatu dengan tanah (Rizal Muhammad F,
2013).

2. Manusia sebagai Puncak (Tujuan Akhir) Penciptaan Alam.

Dalam konteks tujuan akhir penciptaan alam, maka seluruh isi alam adalah untuk
manusia, ibarat seluruh akar, batang dan daun pisang dipersiapkan untuk buahnya. Apabila mau
direnungkan, bukankah apa saja yang ditemukan di dunia ini adalah untuk manusia? Tentang ini,
sebuah hadist qudsi menyatakan: “Lau laka wa lan laka, ma khalaqtu al- alama kullaha” (“Kalau
bukan karenamu, tidak akan Kuciptakan alam semesta ini seluruhnya”). Al-Qur’an sendiri
menyebutkan: “Dialah (Tuhan) yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untukmu.” [QS
Al-Baqarah (2):29].
Sedangkan dalam konteks puncak penciptaan alam, manusia secara biologis adalah
makhluk yang paling lengkap dan paling canggih. Dalam pengertian mengandung semua unsur
yang ada, mulai dari unsur-unsur mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, hingga unsur-unsur khas
manusia itu sendiri yang merupakan daya-dayanya yang istimewa.
Hal ini kembali ke contoh Bumi ibarat buah, melalui bijinya, yang terkandung di
dalamnya semua unsur pohon yang melahirkannya, seperti akar, batang, dahan, ranting dan daun.
Karena itulah, manusia sering disebut juga sebagai mikrokosmos (dunia kecil) yang di dalam
dirinya terkandung semua unsur dalam kosmos. Mengandung unsur mineral, dapat diartikan
bahwa manusia memiliki daya atomik. Mengandung unsur tumbuh-tumbuhan berarti bahwa
manusia memiliki daya-daya nabati, yaitu makan (nutrition, al-ghadziyah), tumbuh (growth, al-
munmiyah), dan berkembang biak (reproduction, al-muwallidah). Mengandung unsur-unsur
hewan berarti bahwa manusia memiliki daya-daya hewani, yaitu penginderaan (sense perception,
al-mudrikah) dan gerak (locomotion, al-muharrikah). Khusus tentang penginderaan, Ibnu Sina,
seorang pemikir Islam klasik, memperkenalkan indera-indera batin di samping indera-indera
lahir yang kita kenal; kebetulan ada lima, sehingga dapat disebut panca indera.

6
Kelima indera batin itu adalah (1) indera bersama (common sense, al-hiss al-
musyatarak); (2) daya retentive (al-khayal), kemampuan untuk merkam bentuk-bentuk lahiriah;
(3) daya imajinasi (al-mutkhayyilah), kemampuan untuk menggabungkan secara mental berbagai
bentuk fisik sehingga menghasilkan bentuk yang unik, yang mungkin tidak ditemui dalam dunia
nyata, seperti kuda terbang; (4) daya estimatif (al-wahmiyah), kemampuan untuk menilai sebuah
objek dari sudut manfaat atau bahayanya; dan (5) daya memori (al-hafizhah), kemampuan
menyimpan data baik yang empiris maupun non-empiris (Nasution, 1973: 30-31; dan
Kartanegara, 2002:49).
Adapun unsur khas manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain adalah akal.
Secara fungsional, akal terbagi dalam dua daya yaitu : kemampuan kognitif atau teoritis, dan
kemampuan manajerial atau praktis. Cara akal mengabstraksikan makna dari data-data inderawi
adalah dengan mengelompokkan data-data inderawi yang masuk dalam kategori-kategori
tertentu, sehingga menghasilkan konsep-konsep yang universal.

Manusia sebagai puncak atau tujuan akhir penciptaan alam dengan daya-daya yang
dimilikinya sebagaimana dijelaskan di atas disempurnakan Allah dengan dikaruniai sesuatu yang
bersifat rohani, yang menjadikan manusia bukan hanya makhluk fisik, melainkan juga makhluk
spiritual. Wahyu merupakan sabda atau firman Allah yang disampaikan kepada manusia yang
menjadi pilihan-Nya (yang telah mencapai tinggkat kesempurnaan, disebut Al-Insan Al-Kamil,
yaitu Nabi atau Rasul) untuk terus disampaikan kepada manusia lainnya sebagai pegangan dan
panduan hidup.

3. Tujuan Penciptaan Manusia


Setiap penciptaan pasti memiliki tujuan. Robot di program untuk mematuhi setiap
perintah pembuatnya, begitu juga manusia yang diciptakan untuk beribadah mematuhi setiap
perintah-Nya dan menjahui semua larangan-Nya. Seperti firman Allah dalam Al-Quran surat
‫“ َو مَـﺎَﺨ ََلْقـُت ُﺍْلِج َّن َو ٱِْﻹ ﻨَﺲ ِﺇَﻵ ِﻟڍَـْﻌ ۥ‬Dan tidak Ku-ciptakan jin dan manusia
Adz Dzaariat ayat 56. ‫ﺐدۥوِِن‬
melainka untuk menyembah kepada-Ku.” Misi penciptaan manusia adalah untuk penyembahan
kepada sang pencipta, Allah SWT. Pengertian penghambaan kepada Allah tidak boleh diartikan
secara sempit dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam sholat saja.
Penyembahan berarti ketundukan manusia kepada hukum-hukum Allah dalam menjalankan
kehidupan di muka bumi ini, baik yang menyangkut hubungan vertical maupun horizontal
(Febrina, 2011).

7
Allah menciptakan manusia dengan diberi kelebihan dari makhluk lain yaitu akal untuk
menjalankan tujuan hidupnya di muka bumi sebagaimana QS. Adz-Dzariyat ayat 56 yaitu untuk
beribadah kepada Allah SWT. karena jika manusia tidak melaksanakan kewajibannya ia akan
merasa atau dianggap kosong hatinya dan tidak bermakna hidupnya. Agar dapat melaksanakan
kewajiban/ tujuan hidup, manusia harus dididik supaya bisa menjadi manusia yang taat
beribadah, pada dasarnya tujuan pokok pendidikan dalam islam menurut Al-Quran adalah agar
membangun insan yang sadar akan tugas pokok selama di dunia sehingga dalam menjalani
kehidupan termasuk melaksanakan proses pendidikan, baik dari siswa maupun pendidik, harus
didasari sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT semata. Pendidikan menjadi sebuah
wadah bagi manusia untuk membentuk serta mengembangkan akal untuk menjalankan
kewajibannya, dalam membentuk akal tentunya berkaitan dengan intelektual, emosi, ruhani.
maka dari itu untuk membentuk manusia taat beribadah kepada Allah SWT diperlukan berbagai
upaya pendidikan untuk mewujudkannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu Mengetahui pendapat
para mufasir terhadap Q.S Adz-Dzariyat ayat 56, Memahami esensi dari Q.S Adz-Dzariyat ayat
56, Mengetahui pendapat para ahli mengenai upaya pendidikan dalam membentuk manusia yang
taat beribadah, Mengetahui implikasi pendidikan dari Al-Quran Surat Adz-Dzariyat ayat 56
tentang tujuan penciptaan manusia terhadap upaya pendidikan dalam membentuk manusia yang
taat beribadah. Esensi yang dapat di ambil dari QS. Adz-Dzariyat ayat 56 yaitu: Allah
menciptakan Jin dan manusia hanya untuk beribadah, Orang tua maupun guru tentulah menjadi
pendidik sejak dini untuk mewujudkan tujuan penciptaan manusia, Untuk mewujudkan tujuan
penciptaan manusia tersebut perlu mengadakan beberapa upaya untuk mengembangkan akal agar
dapat menjadi manusia yang taat beribadah.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Simpulan dari penjelasan-penjelasan dan ayat yang telah dipaparkan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa manusia diciptakan Allah dari setetes air yang hina, lalu dalam tahapan yang
cukup panjang terbentuklah tulang, daging, wajah dan struktur tubuh yang lengkap dalam tubuh
ibu, lalu ditiupkan ruh kedalam tubuh tersebut dan hiduplah seorang manusia yang sempurna.
Allah menganugerahkan kepada manusia yaitu berupa akal dan wahyu yang nantinya digunakan
oleh manusia untuk memenuhi tugas-tugasnya di dunia. Akal dan wahyu merupakan suatu hal
yang sangat di butuhkan oleh manusia untuk memenuhi tugas-tugasnya. Kelebihan manusia
dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya adalah memiliki akal yaitu untuk berfikir dan
wahyu yang langsung turun dari Allah sebagai penyeimbang dari akal.
Manusia tidak diciptakan tanpa sebab. Allah menciptakan manusia dengan dibebani
beberapa tugas yaitu : menjadi hamba dan menjadi khalifah dimuka bumi. Untuk menjadi
khalifah tersebutlah Allah melengkapi manusia dengan akal dan wahyu agar bisa membedakan
mana yang benar dan mana yang salah. Akal dan wahyu dalam islam memiliki kedudukan yang
sama pentingnya dimana wahyu sebagai cahaya untuk membimbing akal menuju jalan
kebenaran.

B. SARAN

Sebagai manusia yang diciptakan Allah lebih sempurna dari makhluk lainnya kita wajib
menjalankan perintah Allah sebagaimana mestinya. Wajib mensyukuri segala nikmat yang telah
diberikan kepada kita.
Alangkah baiknya jika kita saling tolong menolong, saling menghormati dan saling
menghargai antara satu dengan yang lainnya. Selain itu sebagai manusia kita juga harus menjaga
lingkungan dan menyayangi makhluk hidup lainnya (hewan dan tumbuhan).

9
DAFTAR PUSTAKA

Umar, S. K. (2017). Menguak Eksistensi Akal Dan Wahyu Dalam Hukum Islam. Al Daulah: Jurnal Hukum
Pidana dan Ketatanegaraan, 6(2), 358-370.

Rahman, A. (2016). Hakikat Wahyu Menurut Perspektif Para Ulama. Jurnal Ulunnuha, 5(1), 71-79.

Thalib, M. D. (2016). Akal Dan Wahyu Perbuatan Manusia. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran
Islam, 4(1).

Taufikurrohmah, I. (2022, August). Implikasi Pendidikan dari Al-Quran Surat Adz-Dzariyat Ayat 56 tentang
Tujuan Penciptaan Manusia terhadap Upaya Pendidikan dalam Membentuk Manusia yang Taat
Beribadah. In Bandung Conference Series: Islamic Education (Vol. 2, No. 2, pp. 747-755).

10

Anda mungkin juga menyukai