Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

DASAR-DASAR PENJAS

DOSEN PEMBIMBING :
REZKY S.Pd,.M.PD

DISUSUN OLEH :
 DWI RANGGA AGUNG NUGRAHA (226610741)
 MULIA ADE RAIDLIN PARAMITHA (226610874)
 ORIL DIMAS PRATAMA
 IBNU HASANUL

PRODI PENDIDIKAN JASMANI DAN KREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022\2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Peran
Pendidikan Jasmani Olahraga“ dengan segenap kemampuan yang kami miliki
meskipun masih banyak kekurangan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Dasar-dasar
penjas yang dibina oleh REZKY S.Pd,.M.PD. Makalah ini membahas mengenai
bagaimana Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan berperan atau
berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan dan keterampilan motorik seseorang.
Diharapkan pembahasan ini dapat memberikan gambaran kepada para pembaca
tentang bagaiman berperan atau berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan dan
keterampilan motorik seseorang sehingga dapat membangun paradigma
masyarakat umum bagaimana pentingnya Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan terhadap kehidupan masyarakat.
Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini. Kami telah
berupaya untuk memberikan karya terbaiknya, namun kami hanya manusia biasa
yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam
penulisan dan atau isi makalah, kami mengharapkan kritik membangun dari para
pembaca demi keberlangsungan penulisan yang lebih baik di waktu yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan........................ 4
1. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan............... 4
2. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.................... 5
3. Ruang Lingkup Pengajaran PJOK................................................... 5
B. Konsep Sehat Dan Kesehatan .............................................................. 11
1. Pengertian Sehat Dan Kesehatan.................................................... 11
2. Tingkatan atau Jenis Kesehatan ..................................................... 12
3. Olahraga Kesehatan ....................................................................... 13
C. Konsep Keterampilan Motorik ............................................................ 14
1. Pengertian Keterampilan Motorik ................................................. 14
2. Jenis Keterampilan Motorik .......................................................... 15
3. Peran Perkembangan Motorik ....................................................... 15
4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik .................... 16
5. Fungsi Perkembangan Motorik ...................................................... 17
D. Peran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dalam
Meningkatkan Kesehatan dan Keterampilan Motorik.......................... 17
E. Kutipan dan pendapat

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 22
B. Saran..................................................................................................... 22
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang baik adalah tujuan
semua Negara di dunia. Berbagai kualitas sumber daya manusia yang memiliki
seperti moral, kepribadian, watak yang baik, kesehatan jasmani dan rohani serta
berbagai keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan yang paling
mendasar ditentukan oleh unsur pendidikan. Dalam rangka membangun kualitas
sumber daya manusia yang dapat diharapkan oleh bangsa Indonesia saat ini,
tentunya harus dipersiapkan sedini mungkin dimulai pada jenjang pendidikan
paling dasar.
Pendidikan secara umum merupakan kebutuhan manusia yang
berlangsung seumur hidup. Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia (SISDIKNAS) disebutkan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan sebuah tuntunan didalam kehidupan yang dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak sesuai kekuatan kodrat yang ada pada
anak, sehingga bertumbuh kembang menjadi manusia dan anggota masyarakat
yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemerintah Indonesia mengatur
pelaksanaan pendidikan di Indonesia melalui Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang SISDIKNAS yang menetapkan pelaksanaan pendidikan dalam
beberapa jenjang dan jalur yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan non formal,
pendidikan informal, jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
atas dan pendidikan tinggi. Selanjutnya disebutkan juga dalam Undang-Undang
tersebut bahawa tujuan pendidikan nasional negara kita adalah untuk

1
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, tentunya berbagai
lingkungan pendidikan yang harus ditingkatkan mutu dalam hal pelaksanaan atau
penyelenggaraanya maupun dalam hal isi dan tujuannya. Salah satu yang harus
menjadi perhatian kita dan sebagai ujung tombak untuk mencetak manusia yang
berkualitas adalah melaluai Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, yang
merupakan bagian integral dari pendidikan.
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah salah satu
matapelajaran yang ada di semua jenjang pendidikan wajib mulai dari sekolah
dasar (SD) hingga jenjang sekolah mengengah atas (SMA). Pendidikan Jasmani
Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) adalah satu proses pendidikan yang
menggunakan aktivitas gerak sebagai media untuk mencapai tujuan
pendidikannya. Kita semua tahu bahwa semua makhluk hidup pasti melakukan
aktivitas gerak, begitupula dengan manusia. Semua orang pasti melakukan baik
orang tua, remaja, anak-anak, laki-laki dan perempuan. Anak-anak pada umumnya
memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak. Bergerak bagi anak-anak
merupakan salah satu bagian yang sangat menyenangkan dan penting di dalam
kehidupannya saat itu maupun nanti di masa dewasanya.
Berbagai macam gerakan yang dilakukan anak-anak dalam aktivitasnya
sehari-hari. Semakin banyak variasi gerakan yang dikuasi hal tersebut akan
semakin baik dan itu semua akan menjadi modal dasar di dalam memasuki tahap-
tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan
yang berhubungan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan
motorik (gerak) semua sangat penting bagi anak-anak sebagai bekal dalam
kehidupan di masa depannya nanti. Oleh sebab itu hendaknya kita semua sadar
bahwa anak-anak harus diberikan kesempatan yang cukup untuk melihat, meniru
dan mencoba melakukan berbagai bentuk gerakan, agar mereka memperoleh
berbagai pengalaman garak.

2
Keberhasilan anak-anak dalam belajar keterampilan garak atau motorik,
ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu usaha untuk mewujudkan keberhasilan
anak di dalam belajar keterampilan gerak, adalah melalui program pendidikan
jasmani di sekolah. Program pendidikan jasmani yang diselenggarakan di SD
hendaknya mampu memberikan banyak pengalaman gerak bagi anak. Melalui
berbagai bentuk gerakan dalam pendidikan jasmani, dapat memberikan
sumbangan yang sangat besar dan bermakna bagi anak-anak SD terhadap
pengembangan kemampuan pengetahuan, nilai dan sikapnya. Keberhalisan proses
pendidikan jasmani tidak lepas dari peran serta semua unsur pendidikan baik dari
kebijakan sekolah, perangkat sekolah, pendidik di sekolah, sarana-prasarana di
sekolah dan orang tua siswa. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan
bahwa program pendidikan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
pendidikan, artinya pendidikan jasmani merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan?
2. Apa konsep sehat dan kesehatan?
3. Apa konsep keterampilan motorik?
4. Bagaimana Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan berperan dalam
meningkatkan kesehatan dan keterampilan motorik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.
2. Untuk mengetahui konsep sehat dan kesehatan.
3. Untuk mengetahui konsep keterampilan motorik.
4. Untuk mengetahui bagaimana Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
berperan dalam meningkatkan kesehatan dan keterampilan motorik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan


1. Pengertian
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah suatu proses
mendidik yang menggunakan aktivitas gerak sebagai medianya. Pendidikan
jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan
kecerdasan emosi (Ateng, 2002:2). Lingkungan belajar diatur secara seksama
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
psikomotor, kognitif dan afektif siswa. Lutan (1995:7) menyatakan pada
hakekatnya pendidikan jasmani adalah sebagai proses pendidikan via gerak insani
(human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkanalam undang-undang negara
Indonesia, disebut sebagai olahraga pendidikan. Undang-Undang nomor 3 tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 disebutkan olahraga
pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai
bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi tersebut bahwa
pendidikan jasmani adalah suatu proses mendidik melalui aktivitas gerak, yang
dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan
dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga
negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah untuk


memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan

4
sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan
gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat seseorang.
Beberapa tujuan pendidikan tersebut jika dijabarkan dalam konteks
pendidikan jasmani secara riil contonya adalah sebagai berikut:
a. Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan.
b. Meningkatkan kesegaran jasmani.
c. Memacu pekembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan,
pernapasan dan persyarafan.
d. Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa.
e. Meningkatkan keterampilan melakukan aktivitas jasmani dan memiliki
sikap yang positif terhadap pentingnya melakuakan aktivitas jasmani.
f. Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.
g. Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.

3. Ruang Lingkup Pengajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

Pendidikan jasmani berperan besar terhadap pembentukan dan


perkembangan manusia secara utuh. Untuk mencapai keberhasilan proses
pendidikan jasmani tentunya merupakan hal yang kompleks, perlu kerjasama dari
semua pihak seperti perangkat sekolah (kepala sekolah, guru dan staf), pesera
didik dan masyarakat umum utamanya wali murid. Semua pihak tersebut harus
saling bekerjasama untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif yang cocok
untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan melalui lembaga sekolah.
Peranan pendidikan jasmani sebagai salah satu sarana untuk mencapai
tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1. Pembentukan Tubuh
Peranan pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh, dapat dilihat
dari semua bentuk pembelajaran materinya yang memerlukan aktivitas fisik yang
pasti melibatkan aktivitas otot. Dengan aktivitas fisik berulang-ulang otot-otot
menjadi lebih besar dan kuat, badan tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tinggi
sehingga proposional.

2. Pembentukan Prestasi

5
Untuk mencapai suatu prestasi maksimal banyak komponen fisik yang
perlu dipenuhi. Pembelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu sarana untuk
membentuk dan mengembangkan komponen fisik. Dalam aktivias pendidikan
jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan,
kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri sendiri, pemahaman dan penugasan
terhadap prosedur gerakan yang akan dilakukan, serta konsep cara untuk
melakukan gerakannya. Hal ini merupakan dasar yang mengacu kepada
tercapainya suatu peningkatan prestasi yang optimal. Dalam hal ini bukan hanya
berarti pencapaian prestasi optimal untuk keterampilan gerak dalam bidang
pendidikan jasmani, tetapi juga berlaku untuk peningkatan prestasi belajar,
bekerja atau melakukan kegiatan yang lainnya, dan sebagainya yang sesuai
dengan pa yang diharapkan dari tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pendidikan jasmani dalam
melaksanakan peranannya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, antara
lain:
a. Membentuk dan mengembangkan anak kepada suatu bentuk kerja yang
optimal melalui aktivitas jasmani.
b. Mengarahkan, membimbing dan mengembangkan diri anak terhadap
pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisiplinan, pemusatan
pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri, tanggung jawab dan
peningkatan kemampuan diri.
c. Belajar untuk mengendalikan terhadap luapan perasaan yang berkembang
dalam waktu yang singkat atau keadaab dan reaksi psikologis dan
fisiologis (emosi).
d. Menanamkan pada anak untuk dapat mengenal kemampuan sendiri dan
keterbatasan terhadap dirinya.
e. Menanamkan untuk belajar meningkatkan sikap dan tindakan yang tepat
terhadap nilai-nilai prestasi yang diraihnya di dalam kehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam kegiatan pendidikan
jasmani dan olah raga.
Dengan ditanamkannya pembentukan prestasi kepada anak-anak, maka
diharapkan di kemudian hari anak-anak akan dapat mengembangkannya, serta

6
dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapinya, baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang lain di lingkungannya.

3. Pembentuk Sosial
Kehidupan manusia tidak terlepas dari norma-norma kehidupan dan tidak
dapat melepaskan diri dari kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, anak-anak
akan tumbuh berkembang serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia
akan menyadari keadaan dirinya, bahwa ia berada di tengah-tengah manusia yang
lainnya. Keadaan masa-masa berada di sekolah anak-anak akan dapat merasakan
terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman, hal ini sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Melalui pendidikan jasmani kepada anak-anak akan dapat diberikan
bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan
ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan unsur-unsur sosial, hingga akan
membantu kehidupan anak yang lebih aktif. Peranan pendidikan jasmani di dalam
usahanya terhadap pembentukan sosial anak-anak, contohnya sebagai berikut:
a. Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan
norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.
b. Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu
kelompok, agar dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan dan
memberikan pimpinan.
c. Membina dan memupuk ke arah perkembangan perasaan sosial dan
menghargai orang lain.
d. Menanamkan dan memupuk untuk selalu belajar bertanggung jawab, dan
mau memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan
perlindungan dan mau berkorban.
e. Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau belajar secara aktif dalam
sesuatu bentuk kegiatan, baik dalam belajar, bekerja maupun dalm mengisi
waktu-waktu luang.

4. Keseimbangan Mental
Kehidupan di zaman modern seperti sekarang ini, banyak tuntutan yang
serba kompleks hingga akan menimbulkan ketegangan-ketegangan dan konflik-

7
konflik batin yang serba tidak menentu. Usaha prefentif perlu dilakukan yaitu
dengan cara menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri di dalam
menentukan langkah-langkah kehidupan. Dengan demikian maka kita tidak akan
tergoyahkan oleh hal-hal yang dapat mengganggu keseimbangan mental. Selain
dari itu untuk menjaga keseimbangan mental dapat diusahakan dengan
mengadakan penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan, dan dengan
mengadakan latihan-latihan mental melalui olahraga yang dapat diperoleh melalui
pendidikan olahraga secara terarah.
Salah satu usaha untuk menciptakan suatu linkungan mental yang sehat
dapat dilakukan melalui pendidikan jasmani yang pembinaannya dimulai sejak
Sekolah Dasar. Salah satu peranan pendidikan jasmani di sekolah adalah belajar
mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang
singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis yang sering juga
dikatakan dengan pembinaan kestabilan emosi. Program kegiatan pendidikan
jasmani yang baik dan terarah, dapat dijadikan sebagai sarana pemupukan
kestabilan emosi dan keseinbangan mental.
Hubungan antara para pendidik pendidikan jasmani pada umumnya sangat
erat berhubungan dengan pesertadidiknya, dalam suasana pergaulan yang akrap
baik di lapangan permainan, atletik, senam, kolam renang maupun di tempat-
tempat latihan yang lainnya. Dalam hal ini tentu pendidik pendidikan jasmani
akan lebih mudah untuk mengamati tingkah laku anak-anaknya secara wajar.
Suasana yang bebas penuh keakraban tetapi terpimpin, maka anak-anak akan
segera dapat terlihat segala kekurangan dan kelemahan dari masing-masing anak
terseburt. Dengan demikian akan lebih memudahkan bagi guru pendidikan
jasmani untuk mengadakan bimbingan dan pengarahan kepada anak-anak, dalam
usaha memupuk kepribadiannya secara lebih efektif dan efisien.
Melalui pendidikan jasmani pemupukan kestabilan emosi anak dapat lebih
efektif. Anak-anak akan memperoleh pengalaman secara langsung dalam dunia
nyata, karena mereka langsung praktik melakukan kegiatan di lapangan dalam
suasana yang penuh rangsangan terhadap timbulnya emosi yang harus dapat di
kendalikan. Di sini anak-anak telah memperoleh bekal yang cukup kuat, yaitu
agar mereka dapat berpikir secara lebih jernih dan terarah, menyesuaikan diri

8
terhadap situasi, selalu mau belajar, dan mau menerima keadaan yang seharusnya.
Dengan demikian anak-anak akan menjadi manusia dewasa yang memperoleh
tempaan terhadap keyakinan dalam rangka pemantapan diri, sehingga tidak akan
mudah tergoyahkan atau terpancing oleh rangsangan-rangsangan yang dapat
mempengaruhi kestabilan emosinya, atau dengan kata lain anak-anak telah miliki
keseimbangan mental yang cukup kuat.

5. Kecepatan Proses Berpikir


Proses pendidikan jasmani menuntut peserta didik untuk sensitiv terhadap
situasi yang dihadapinya. Mereka harus memiliki daya pengindraan dan kecepatan
di dalam proses berpikirnya, serta harus dapat dengan segera mengambil suatu
keputusan yang harus dilakukan dengan cepat dan tepat, yaitu agar segera dapat
bertindak dalam melakukan kegiatannya sehingga tidak tertinggal oleh lawan-
lawan bermainnya. Misalnya dalam sebuah permainan bulu tangkis. Seorang
pemain melakukan pukulan yang keras dan menukik (smash) diarahkan
kelapangan lawan, kalau dilihat dari proses pukulannya saja sangat sederhana
sekali, yaitu meloncat, mengayunkan raket, dan memukul bola keras yang di
arahkan ke lapangan lawan. Hal semacam ini adalah hanya masalah teknik saja,
tetapi jika di hubungkan dengan keberhasilan dari tindakannya melakukan
pukulan tersebut, maka bukanlah hanya teknik saja yang menentukan
keberhasilannya tetepi juga pelakunya yaitu manusia secara keseluruhan. Karena
di dalam melakukan pukulan tadi, selain teknik pukulan, juga melibatkan daya
kecepatan, penglihatan, proses berpikir dalam mengambil keputusan ke mana bola
harus di pukul dengan cepat dan tepat, serta fungsi kejiwaannya pun turut
memegang peranan dalam hal ini.
Sehingga dapat di katakan bahwa dalam melakukan contoh aktivitas
pukulan tersebut, bukan hanya jasmani saja yang bekerja tetapi manusia secara
keseluruhan termasuk kecepatan proses berpikir juga berperan. Akan tetapi bagi
anak-anak yang beru belajar memukul, mungkin masih terikat oleh penguasaan
tekniknya saja di mana kegiatannya hanya jasmani saja. Namun dengan latihan
terus-menerus, maka lama-kelamaan akan merasakan bahwa hanya dengan
mengandalkan teknik saja tiada akan cukup menjamin keberhasilannya dalam
memukul tersebut. Oleh karena itu, dengan melalui pengajaran pendidikan

9
jasmani anak-anak dilatih untuk dapat bertindak dengan cepat dan tepat, serta
akan dapat ditingkatkan dalam kecepatan proses berpikirnya.

6. Pembentukan Kepribadian
Pelajaran pendidikan jasmani, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh anak-
anak sebaik-baiknya dengan dibimbing dan dikembangkan, serta diarahkan
kepada hal-hal yang positif agar bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Proses
pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya harus dapat memfasilitasi anak
untuk mengambangkan nilai-nilai dalam kehidupanya sehari-hari, sebagai sarana
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional
dan sosial yang selaras dalan upuya mengembangkan kemampuan gerak dasar,
menanamkan kedisiplinan , nilai dan sikap positif, serta membiasakan hidup
sehat. Dalam hal ini anak-anak harus memiliki kepribadian yang tinggi, sebagai
suatu modal dan kemudi dalam usaha untuk mengadakan penyesuaian yang cepat
dan tepat.

B. Konsep Sehat dan Kesehatan


1. Pengertian
Sehat adalah kebutuhan dasar bagi segala aktivitas kehidupan. Sehingga
sehat harus dipelihara dan bahkan ditingkatkan. Acuan tertinggi mutu sumber
daya manusia adalah sehat menurut World Health Organisation (WHO). Sumber
daya sehat menurut WHO yaitu sumber daya manusia yang sejahtera jasmani,
rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.
Konsep sehat menurut WHO adalah konsep sehat yang menjadi cita-cita, tujuan
atau acuan pembinaan mutu sumber daya manusia di semua negara yaitu sehat
sempurna, sehat ideal atau sehat/ sejahtera paripurna, yang merupakan hal yang
sangat susah untuk dapat dicapai tanpa tekat dan pemrograman yang tepat.
Keadaan sehat adalah harapan semua orang, tidak hanya oleh perorangan,
akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat.
Pembinaan mutu sumber daya manusia selalu harus mengacu kepada konsep
Sejahtera Paripurna. Dalam Undang-Undang Kesehatan RI No.36 Tahun 2009,
dinyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

10
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Giriwijoyo, dkk (2013:10) menjelaskan sejahtera jasmani adalah sejahtera
lahiriah, yaitu tidak ada gangguan , keluhan atau kesulitan yang bersumber dari
dan kepada jasmaninya, tidak sakit, tidak disakiti dan tidak saling menyakiti; sehat
rohani adalah sejarah batiniah, yaitu tidak ada gangguan, keluhan atau kesulitan
yang bersumber dari dan kepada rohaninya, tidak benci, tidak dibenci dan tidak
saling membenci; sejahtera sosial adalah sejahtera dalam perikehidupannya dalam
masyarakat, yaitu tidak ada gangguan, keluhan ataupun kesulitan yang bersumber
dari dan kepada kehidupan sosialnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kesehatan adalah keadaan sehat daik secara fisik, mental, social dan spiritual
sehingga memungkinkan setiap orang hidup produktif bagi diri sendiri maupaun
masyarakat bahkan untuk negaranya.

2. Tingkatan atau Jenis Sehat


Istilah sehat mengandung makna khas jika ditinjau dari ilmu faal. Ilmu faal
adalah ilmu yang mempelajari fungsi suatu struktur, khususnya struktur biologik.
Pada manusia struktur biologik itu ialah jasmani. Dengan demikian peninjauan
ilmu faal terhadap kesehatan terutama dari aspek jasmaniah. Jasmaniah dikatakan
sehat bila seluruh proses fisiologis atau seluruh fungsi organ pada jasmani dalam
keadaan normal. Karena fungsi organ tubuh berubah dari keadaan istirahat ke
keadaan kerja, maka sehat menurut ilmu faal dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu
sehat statis dan sehat dinamis. Sehat statis: fungsi organ tubuh normal dalam
keadaan istirahat. Sehat dinamis: fungsi organ tubuh normal dalam keadaan
bekerja, atau bergerak.
Seseorang yang sehat dinamis tentu sehat statis, namun tidak demikian
dengan sebaliknya sehat statis belum tentu sehat dinamis. Jadi kian berat kerja
atau olahraga yang dapat dilakukan seseorang dengan fungsi organ tubuh tetap
dalam keadaan normal, kian tinggi derajat sehat dinamisnya. Sebagai contoh,
seseorang yang mampu berjalan di sepanjang tanjakan yang cukup panjang
selama 10 menit atau lebih dengan dengan kecepatan wajar tanpa tanda-tanda
sesak nafas, akan disebut memiliki derajat sehat dinamis. Tapi bila seseorang

11
lainnya dapat berlari di sepanjang tanjakan itu tanpa tanda-tanda sesak nafas,
maka dia disebut memiliki derajat sehat dinamis yang lebih tinggi. Sesak nafas
menunjukkan adanya fungsi organ tubuh yang tidak normal, yaitu
ketidakmampuan organ tubuh memenuhi tuntutan kebutuhan olahdaya
(metabolism) yang lebih tinggi pada waktu terjadi kegiatan jasmani yang lebih
berat.

3. Olahraga Kesehatan
Kesehatan atau derajat kebugaran jasmani yang tinggi tidak dapat serta
merta didapatkan dengan mudah. Harus ada kesadaran diri dan tekat yang kuat
untuk melatih fungsi-fungsi organ tubuh kita agar dapat bekerja dalam intensitas
lebih tinggi. Banyak aktivitas fisik yang dapat kita lakukan untuk melatih fungsi
organ kita, salah satunya adalah dengan aktivitas Olahraga. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh Giriwijoyo, dkk (2013:34) memelihara dan meningkatkan
kesehatan dapat dilakukan dengan cara terpenting, termurah dan fungsional
(fisiologis) adalah melalui olahraga. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang
teratur dan terencana untuk meningkatkan kemampuan gerak, yang berarti
meningkatkan kualitas hidup. Dalam Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2005
disebutkan olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong,
membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Selanjutnya
olahraga dapat dikelompokkan menjadi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
olahraga prestasi, olahraga amatir, olahraga profesional, dan olahraga penyandang
cacat.
Olahraga kesehatan adalah olahraga ringan yang dilakukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Giriwijoyo dan Komariyah (2013:27)
Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan atau untuk
meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat statis
tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung
setiap aktivitas dalam perikehidupan sehari hari (sehat dinamis) yang bersifat
rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan atau mengatasi keadaan gawat
darurat. Konsep olahraga kesehatan adalah; padat gerak, bebas stress, singkat

12
(cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, masal, mudah, murah, meriah dan
fisiolgis (bermanfaat dan aman).
Fisiologis, intensitas dalam batas sesuai kemampuan masing-masing.
Menurut Cooper (1994), intensitas olahraga kesehatan yang cukup yaitu apabila
denyut nadi latihan mencapai 65-80% dari denyut nadi maksimal sesui usia
(DNM= 220-usia dalam tahun). Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga
kesehatan menurut Giriwijoyo (2007) adalah, Senam aerobik, Pencak silat
(kembang), karate (kata), jalan cepat dan joging, yang terbaik adalah senam
aerobik, karena dapat menjangkau semua sendi dan otot-otot tubuh.
Apabila kita melakukan olahraga atau latihan untuk meningkatkan derajat
kesehatan atau kebugaran kita, tentunya ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi
agar olahraga tersebut benar-benar menghasilkan manfaat. Prinsip latihan tersebut
adalah FITT, yaitu Frequency atau frekuensi, Intencity atau intensitas, Type atau
jenis, dan Time atau waktu (Waehner, 2014). Dalam Sport Fitness Advisor
dijelaskan bahwa keempat prinsip pelatihan kebugaran berlaku untuk individu
berolahraga di tingkat rendah hingga menengah pelatihan dan dapat digunakan
untuk menetapkan pedoman untuk kedua kardiorespirasi dan pelatihan ketahanan.
Frekuensi adalah keseimbangan antara kegiatan latihan dengan waktu
tubuh untuk kembali normal atau kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap
aktifitas fisik. Yaitu adalah minimal aktifititas fisik dilakukan tiga sampai empat
kali dalam satu minggu dengan masing-masing jeda satu hari.

Lebih lanjut, Bambang Abduljabar (2018: 2) memaparkan temuan fakta


otentik pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah sebagai berikut:
Tabel 1. Kondisi pengajaran pendidikan jasmani saat ini (Bambang Abduljabar,
2018: 2) 10-15 menit Gerak pemanasan, peregangan statis dan dinamis dilanjut
gerakan-gerakan kalestenik 60-70 menit Kegiatan materi inti dalam bentuk
drilling dan latihan jasmani sebagai upaya penanaman penguasaan teknik-teknik
dasar cabang olahraga 10-15 menit Penyampaian resume dan evaluasi belajar
Berdasarkan tabel 1 tersebut diatas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan pengajaran
pendidikan jasmani telah mengalami pergeseran menjadi pendidikan olahraga,
artinya aktivitas jasmani yang seharusnya menciptakan suasana belajar dalam

13
situasi gerak aktivitas jasmani berubah menjadi belajar dalam situasi olahraga
yang berupa latihan untuk penguasaan keterampilan gerak cabang olahraga
tertentu

C. Konsep Keterampilan Motorik


1. Pengertian
Keterampilan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Semua kegiatan manusia
bergantung pada aspek motoriknya dalam melaksanakan aktivitasnya mulai dari
berjalan, berlari, makan, bernafas. Dimiyati dan Mujiono (2009:12)
mengungkapkan bahwa keterampilan motorik yang dimaksud adalah keterampilan
dalam melakukan gerakan-gerakan fisik yang memerlukan koordinasi antara otot
dan syaraf untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang terotomatisasi. Gallahue
(2006:13) menyatakan bahwa motorik adalah faktor dasar yang mempengaruhi
gerakan. Hal ini dikarenakan tanpa adanya motorik maka tidak akan ada gerakan
dan tidak ada aktivitas bila tidak ada gerakan. Pendapat lain menurut Lutan
(1988:95) keterampilan motorik merupakan sebuah proses dimana seseorang
mengembangkan seperangkat respons kedalam suatu gerak yang terkoordinasi,
terorganisasi, dan terpadu. Ketika seseorang melakukan sebuah keterampilan
motorik berupa tindakan maka bagian tubuh tersebut mendapat kontrol gerakan
yang alami dan sukarela dari bagian tubuh yang meliputi tindakan tadi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik adalah suatu tindakan yang
berupa serangkaian gerakan-gerakan hasil koordinasi dan kontrol dari bagian-
bagian tubuh seperti syaraf dan otot yang mengakibatkan gerakan atau tindakan
tersebut.

2. Jenis Keterampilan Motorik


Hurlock (1978:150) membagi Keterampilan motorik menjadi keterampilan
dua jenis yaitu, motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan
motorik kasar merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar,
seperti gerakan langan, berjalan, berlari, melompat, berenang, dsb. Jadi
keterampilan motorik kasar lebih kepada kegiatan yang melibatkan kontrol tubuh

14
dan koordinasi yang baik dan aktivitas yang bersifat bergerak seperti berjalan dan
berlari.
Sedangkan Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang diatur
secara halus yang melibatkan otot yang lebih kecil, seperti menggenggam,
melempar, menangkap, menulis, dan menggunakan alat lainya yang memerlukan
keterampilan tangan menunjukkan keterampilan motorik halus. Keterampilan
motorik halus melibatkan sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jari, tangan,
lengan, dan membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata-tangan. Keterampilan
ini lebih kepada keterampilan yang melibatkan keterampilan tangan seperti
makan, menggambar, menulis, mengetik, dan menjahit.

3. Peran Perkembang Motorik


Katarampilan motorik adalah gerakan jasmaniah dari seorang individu
yang senantiasa berkembang. Hurlock (1978:150) mengemukakan bahwa
perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerak jasmaniah
melalui kegiatan pusat saraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Seandainya
tidak ada gangguan lingkungan atau fisik atau hambatan mental yang
mengganggu perkembangan motorik, secara normal anak usia enam tahun akan
siap menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam
kegiatan bermain dengan teman sebaya. Perkembangan motorik anak turut
menyumbang bagi penyesuian sosial pribadi anak, seperti kesehatan yang baik,
katarsis emosional, kemandirian, hiburan diri, sosialisasi, dan konsep diri;
(1) Kesehatan yang baik yang sebagian besar bergantung pada latihan
penting bagi perkembangan dan kebahagiaan anak. Apabila koordinasi motorik
jelek sehingga kemampuan anak juga kurang dalam kelompok sebayanya, maka
anak hanya memperoleh sedikit kepuasan dalam kegiatan fisik sehingga ia juga
kurang termotifasi untuk mengambil bagian. (2) Katarsis emosional dapat
dibentuk melalui latihan yang berat, anak dapat melampiaskan tenaga yang
tertahan, ketegangan, kegelisahan dalam tubuhnya. Kemudian mereka dapat
mengatur kondisinya baik secara fisik maupun psikologis. (3) Kemandirian,
semakin banyak anak melakukan latihan sendiri maka akan menimbulkan
kepuasaan dalam dirinya sendiri. (4) Hiburan diri, pengendalian motorik

15
memungkinkan anak berperan aktif dalam kegiatan yang akan menimbulkan
kebahagiaan sendiri meskipun tanpa ada temannya. (5) Sosialisasi, perkembangan
motorik yang baik akan turut menyumbang bagi penerimaan anak dan akan
menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. (6) Konsep diri,
perkembangan motorik menimbukan rasa aman secara fisik, yang akan
menimbulkan rasa aman juga terhadap psikologisnya yang pada akhirnya akan
membentuk kepercayaan diri dan perilakunya.

4. Kaktor yang Mempengaruhi Perkembang Motorik


Beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik
(Hurlock, 1978:154), yaitu : (1) Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan
kecerdasan. (2) Kondisi janin sebelum kelahiran, semakin aktif janin semakin
cepat perkembang motorik. (3) Kondisi pralahir yang menyenangkan dari ibu,
termasuk kondisi gizi makanan sang ibu. (4) Kelahiran yang sukar, khususnya jika
terjadi kerusakan pada otak. (5) IQ yang tinggi menunjukkan perkembangan
motorik lebih cepat dibandingkan dengan kondisi IQ rendah. (6) Adanya
rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
motoric. (7) Pengekangan atau perlindungan yang berlebihan akan memperlambat
perkembangan motorik. (8) Karena rangsangan dan dorongan orang tua lebih
banyak, anak pertama akan lebih cepat perkembangan motoriknya dibanding anak
kedua dan berikutnya. (9) Kelahiran sebelum waktunya memperlambat
perkembangan motorik. (10) Cacat fisik akan memperlambat perkembangan
motorik, seperti kebutaan dll. (11) Perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan sosial
juga berperan dalam perkembangan motorik.

5. Fungsi Keterampilan Motorik


Keterampilan motorik selalu dibutuhkan dalam berbagai hal dalam
kehidupan seseorang. Menurut Hurlock (1978:163) ada beberapa kategori fungsi
keterampilan anak, yaitu; (1) Keterampilan untuk mencapai kemandirian untuk
melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri (self-help). (2) Keterampilan
diperlukan untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam
keluarga, sekolah, dan tetangga agar anak menjadi anggota yang kooperatif

16
(social-help). (3) Keterampilan motorik diperlukan dalam keterampilan bermain
untuk mendapat kepuasan dan hiburan bagi diri sendiri maupun teman sebaya. (4)
Keterampilan motorik diperlukan dalam berbagai keterampilan sekolah seperti
pada saat menjelang liburan sekolah (classmeeting) dilakukan perlombaan-
perlombanaan seperti melukis, menulisn menggambar, menari, dan berolahraga.
Semakin banyak kemampuan motorik yang dikuasi anak semakin tinggi juga
prestasi yang akan diraih.

D. Peran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dalam


Meningkatkan Kesehatan dan Keterampilan Motorik

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan bagian dari


kurikulum standar lembaga pendidikan dasar dan menengah. Dengan pengelolaan
yang tepat, maka akan dengan mudah dapat dicapai pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, rohani dan sosial peserta didik dengan maksimal.
Sayangnya kedudukan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan pada
lembaga-lembaga pendidikan saat ini belum dianggap penting, misalnya pada
masa-masa menjelang ujian akhir sesuatu jenjang pendidikan maka Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dihapuskan dengan alasan agar siswa dapat
belajar dnegan fokus pada matapeajaran yang akan diujikan. Padahal jika kita
cermati ulang, lembaga pendidikan adalah lembaga formal yang paling berperan
untuk pembinaan mutu sumber daya manusia.
Dalam lembaga pendidikan, siswa dibina untuk menjadi sumber daya
manusia yang unggul dalam aspek jasmani, rohani dan sosial melalui berbagai
bentuk media pendidikan dan keilmuan yang sesuai. Sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional Negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia
(SISDIKNAS) disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya juga disebutkan bahawa tujuan pendidikan nasional negara kita

17
adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah kegiatan jasmani
yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Undang-
Undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1
disebutkan olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang
dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan
untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan
kebugaran jasmani. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan bentuk pendekatan menuju pada
aspek kesehatan paripurna WHO, yaitu sumber daya manusia yang sejahtera
jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun
kelemahan.
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dapat dikaji dari satu-persatu
masing-masing perkatanya. Pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan
kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan
bahkan spiritual. Sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan, maka
pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera atau
kesehatan rohani. Pendidikan Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu
kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan (kecabangan olahraga).
Kegiatan itu merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera jasmani atau sehat
jasmani yang berarti juga sehat dinamis yaitu sehat yang disertai dengan
kemampuan gerak yang memenuhi segala tuntutan gerak kehidupan sehari-hari,
artinya ia memiliki tingkat kebugaran jasmani yang memadai.
Olahraga kesehatan adalah olahraga ringan yang dilakukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dinamis (Giriwijoyo dan Komariyah, 2013:27 di
atas). Konsep olahraga kesehatan adalah; padat gerak, bebas stress, singkat (cukup

18
10-30 menit tanpa henti), adekuat, masal, mudah, murah, meriah dan fisiolgis
(bermanfaat dan aman). Olahraga Kesehatan umumnya bersifat massaal sehingga
lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah), seperti yang
terjadi pada pelaksanaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di lembaga-lembaga
pendidikan. Berkelompok merupakan sarana dan rangsangan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan
sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat
mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intektual dan
sosial-ekonomi para pelakunya. Dampak psikologis yang sangat positif dengan
diterapkannya Olahraga Kesehatan sebagai materi pokok di Sekolah adalah rasa
kebersamaan dan kesetaraan di antara sesama siswa oleh karena mereka semua
merasa mampu melakukan olahraga.
Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan juga dengan jelas
memaparkan semua Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai peserta didik
disemua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan
menengah. Jkia dikelompokkan semua KD yang dijelaskan dalam kurikulum yang
digunakan di Indonesia saat ini yaitu Kurikulum 3013, semua mengarah pada
ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, yaitu:
Pendidikan Jasmani yang meliputi pendidikan gerak yang bertujuan
mengmbangkan potensi-potensi aktifitas anak secara organik, neuromuscular,
intelektual dan emosional. Pendidikan Olahraga yang meliputi pendidikan gerak
yang bertujuan mengembangkan kemampuan gerak dasar cabang-cabang
olahraga. Dan Pendidikan Kesehatan yang meliputi pendidikan yang membentuk
dan mengembangkan pengetahuan serta pandangan hidup sehat, serta dapat
menerapkan prilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari.
Kita tahu bahwa semua orang termasuk anak-anak atau siswa senang
bergerak atau aktif, siswa yang sehat lebih bahagia dan belajar lebih baik. Mereka
juga dapat mengembangkan kebiasaan baik, melakukan aktivitas lebih lama dan
hidup sehat. Aktivitas gerak dapat membantu siswa mencapai yang terbaik dalam
kehidupanya. Untuk itu kita perlu menenamkan budaya bergerak seja usia dini
dalam kehidupan sehari-hari antara lain melalui lembaga sekolah. Seperti yang
kita ketahui anak-anak menghabiskan kurang lebih 30% waktunya disekolah, hal

19
itu tentunya dapat mendorong kita untuk memaksimalkan perak pendidikan di
sekolah untuk menanamkan budaya hidup sehat agar dapat mencapai salah satu
tujuan pendidikan nasional.
Daily Physical Activity (DPA) atau aktivitas fisik harian adalah kegiatan
fisik atau gerak yang dilakukan sehari hari utamanya dilingkungan sekolah.
Dalam Columbia British disebutkan bahwa tujuan dari DPA adalah untuk
meningkatkan tingkat aktivitas fisik siswa. DPA didasarkan pada keyakinan
bahwa siswa yang sehat lebih mampu belajar dan komunitas sekolah menyediakan
lingkungan yang mendukung bagi siswa untuk mengembangkan kebiasaan positif
yang diperlukan untuk gaya hidup sehat aktif.
Kewenangan atau otoritas pihak sekolah memiliki fleksibilitas untuk
menggunakan jam pembelajaran dan / atau non-instruksional untuk melaksanakan
DPA. Matapelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan
strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan DPA. Aktivitas fisik harian
minimal dapat dilakukan kurang lebih 30 menit setiap hari. Kegiatan tersebut
dapat dilakuakan secara bertahap dibagi menjadi beberapa menit ataupun
langsung dengan waktu 30 menit. Dengan kondisi kurikulum yang di terpakan di
Indonesia saat ini tentunya DPA atau aktivitas fisik harian dapat dimaksimalkan.
Dengan penambahan jam belajar PJOK menjadi empat jam untuk sekolah dasar
dan tiga jam untuk jenjang sekolah menengah, tentunya cukup untuk memenuhi
standar minimal aktivitas harian peserta didik.
Dengan demikian jelas bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan dalam lembaga pendidikan mempunyai tujuan membina mutu sumber
daya manusia seutuhnya yaitu manusia yang sehat atau bugar seutuhnya atau
sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas
dari penyakit, cacat atau kelemahan sesuai rumusan sehat WHO yang juga
diadopsi oleh Departemen Keseharan R.I. Berikut di bawah ini akan ditampilkan
bagan yang menunjukkan betapa pentingnya peran Pendidikan Jasmani Olahraga
Dan Kesehatan dalam membina dalam pembinaan mutu sumber daya manusia,
khususnya di lembaga pendidikan dan lembaga pembina mutu sumber daya
manusia pada umumnya.

20
Pendidikan Jasamani Olahraga Dan Kesehatan

Kamampuan (sehat) Paripurna

Jasmani Rohani Sosial

Anatomi Kebersamaan
Spiritual
Sikap Tubuh
Kekeluargaan
Struktur Mantal
Tubuh Saling
(Pertumbuh Emosi Menghargai,
Fisiologi Menghormati,
Motivas dan Mnyayangi
i
Kemampua Intelektual
n
Keimunan
Kebugaran
Jasmani Keluasan
Koordinasi
Wawasan

Pemeliharaan
Ketahanan
Kemudahan Biotik
belajar gerak
baru
Keterampilan OR

Bagan 2.1 Pembinaan Mutu Sumber Daya Manusia


(sumber: Giriwijoyo dan Sidik, 2013:15)

E. Kutipan dan pendapat kelompok


 Peran Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan Insan Yang Melek Jas-
maniah/Ter-Literasi Jasmaniahnya. (Widodo, 2018)
Hal ini menjadi sebuah ironi dalam pendidikan, karena pada hakikatnya
pendidikan jasmani itu sendiri merupakan bagian integral dari pendidikan
nasional
Pendidikan jasmani bukan sekedar pendidikan untuk jasmani melainkan juga
pendidikan melalui aktivitas jasmanI
Oleh karena itu, pendidikan jasmani memiliki peran yang penting dalam
pembentukan manusia seutuhnya karena tujuan pendidikan jasmani sangat
komprehensif yaitu menyasar pada perkembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik.
Tulisan ini merupakan kajian pemikiran ilmiah yang mencoba memberikan
wacana tentang orientasi pendidikan jasmani yang sebenarnya di sekolah
dalam upaya membentuk individu yang melek jasmaniah

21
Selain itu, makna dan implementasi pendidikan jasmani di sekolah akhir-akhir
ini mengalami pergeseran dan cenderung bernuansa pendidikan olahraga
Bahkan di sekolah maupun di masyarakat luas saat ini penamaan pendidikan
jasmani sering disamakan dengan pendidikan olahraga dan guru pendidikan
jasmani sering disebut guru olahraga, selain itu dari segi pelaksanaan serta
tujuannya juga mengalami pergeseran

PENDAPAT KELOMPOK

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan jasmani


adalah proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani guna mencapai tujuan pendidikan yang menyeluruh. Oleh
karena itu, sebagaimana sering dipahami bersama bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian integral dari pendidikan nasional sehingga pendidikan
kurang lengkap tanpa kehadiran pendidikan jasmani itu sendiri. Tujuan
pendidikan jasmani sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Dilihat dari
tujuannya tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan jasmani berbeda dengan
pendidikan olahraga yang lebih menekankan pada penguasaan keterampilan
olahraga. Hakikat Melek Jasmaniah Istilah melek jasmaniah dalam tulisan ini
digunakan untuk mendefinisikan konsep physical literacy yang sampai saat ini
belum ditemukan istilahnya dalam bahasa Indonesia.

 Peranan Pendidikan jasmani terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran Pendidikan Jasmani. (Hidayat & Hambali, 2019)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kegiatan


ekstrakurikuler olahraga terhadap motivasi siswa dalam pembelajran penjas.
Selain penyelenggaran program intrakulikuler, sekolah juga perlu mengadakan
program pembinana ekstrakurikuler olahraga, ekstrakurikuler olahraga
merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan diluar jam
resmi sekolah. Misalnya olahraga yang bersifat rekreatif atau olahraga
prestatif. Diantaranya adalah ekstrakurikuler olahraga bola voli, sepakbola,
bola basket dan futsal. Dengan begitu diharapkan dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler olahraga diharapkan motivasi belajar agar mendapat prestasi
belajar yang maksimal dapat tercapai dengan optimal. Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
rangsangan dari luar. Dalam konteks pembelajaran, motivasi belajar adalah
segala bentuk dorongan yang timbul dari diri seseorang baik yang datang
dalam diri sendiri maupun lingkungan untuk memperoleh informasi baru yang
baik bagi dirinya maupun orang lain. Hamzah (2011:75) mengatakan dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai. Selain itu, motivasi belajar juga mempengaruhi hasil belajar
siswa, karena siswa yang termotivasi akan mendapat hasil belajar yang bagus
daripada siswa yang tidak memiliki motivasi belajar.Berdasarkan hal tersebut
penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh kegiatan ekstrakurikuler

22
olahraga terutama olahraga permainan bola besar (bola voli, sepakbola, bola
basket dan futsal) terhadap motivasi belajar siswa. Sehingga tujuan dari
penelitian ini nantinya adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler olahraga terhadap motivasi belajar siswa. Instrument
penelitiannya adalah berupa angket tentang motivasi belajar dengan
menggunakan pendekatan Skala Likert.

PENDAPAT KELOMPOK

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka


peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan ekstrkurikuler olahraga
memiliki pengaruh yang tinggi terhadap motivasi belajar siswa. Dengan
begitu, disarankan kepada para pihak terkait, mulai dari guru, siswa maupun
pihak sekolah harus terus memperhatikan kegiatan ekstrakurikuler yang ada
disekolahnya. Alangkah lebih baiknya jika jenis ekstrakurikuler di sekolah
ditambah diberbagai bidang, seperti bidang kesenian, sosial, theater, politik,
dll. Hal ini agar semua bakat dan minat siswa dapat tersalurkan dengan baik
dan benar.

 PERANAN MOTIVASI TERHADAP PERKEMBANGAN


KETERAMPILAN FISIK MOTORIK PESERTA DIDIK DALAM
PENDIDIKAN JASMANI.(Wicaksana, 2016)

Seorang peserta didik akan memiliki motivasi yang baik apabila rajin serta
aktif dalam berlatih dalam hal ini motivasi sangat berkaitan dengan keseriusan
dan tekad peserta didik untuk melakukan latihan dengan tekun dan semangat,
sehingga nantinya motivasi tersebut. Pendidikan Rokania Vol .Hal ini
membuat motivasi sangat diperhitungkan dalam proses pembelajaran penjas,
karena motivasi merupakan bagian dalam pembelajaran penjas terkait dengan
pengembangan keterampilan fisik dan motorik. Peranan Motivasi Terhadap
Perkembangan Keterampilan Fisik Motorik Peserta Didik Dalam Pendidikan
Jasmani Jurnal Pendidikan Rokania Vol. Didalam dunia pendidikan jasmani,
perkembangan fisik atau jasmani peserta didik sangat berbeda satu sama lain,
sekalipun peserta didik tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi
ekonomi yang relatif sama pula. Pembinaan pengembangan motorik disini
merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan aspek motorik
secara optimal dan dapat merangsang perkembangan otak peserta didik.
Pengembangan aspek motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih
gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol
dan melakukan koordinasi gerak tubuh, serta meningkatkan keterampilan
tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani
yang kuat dan terampil. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan suatu
sistem dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Keterampilan fisik yang dibutuhkan peserta
didik untuk kegiatan serta aktifitas olahraga bisa dipelajari dan dilatih di masa-
masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini
dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar peserta didik

23
mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut
berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk peserta didik yang masih kecil
adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka
panjang.. Tidak banyak tenaga pendidik yang mengerti bahwa keterampilan
motorik kasar dan halus seorang peserta didik perlu dilatih dan dikembangkan
setiap saat dengan berbagai aktivitas. Perkembangan fisik sangat berkaitan
erat dengan perkembangan motorik peserta didik. Motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan peserta didik itu
sendiri, misalnya kemampuan untuk duduk, menendang, berlari dll,

PENDAPAT KEOMPOK

Keterampilan fisik dan motorik merupakan hal yang sangat penting dipahami
seorang pendidik, karena generasi muda yang baik itu tidak hanya yang
memiliki kemampuan secara kognitif dan afektif saja, namun juga harus
memiliki kemampuan psikomotorik. Oleh karena itu, pendidikan jasmani
merupakan bagian yang penting didalam proses didalam pendidikan, karena
penjas memiliki peran yang penting dalam proses pengembanan keterampilan
fisik dan motorik peserta didik.

 PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PENDIDIKAN


JASMANI UNTUK PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK.
(Mashuri, 2019)

Pendidikan jasmani memegang peranan penting dalam pembentukan dan


penguatan karakter peserta didik karena pendidikan jasmani memberikan
nilai-nilai olahraga dengan mendidiknya secara langsung dengan siswa
langsung mempraktekkannya. pendidikan jasmani menjalankan sistem
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga serta mengajarkan gaya
hidup sehat. Upaya pendidikan jasmani dalam pembentukan dan penguatan
karakter peserta didik dengan cara pembentukan dan peningkatan kualitas
karakter secara holistik melalui aktivitas fisik yang dilandasi dengan human
movement dan penanaman nilai-nilai olahraga serta pembiasaan untuk hidup
sehat. Strategi penerapan pendidikan karakter melalui pendidikan jasmani
adalah memberdayakan dan membudayakan karakter melalui pendidikan
jasmani adalah dengan mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam
kegiatan olahraga yang dikembangkan dalam situasi kegiatan belajar mengajar
(KBM)

PENDAPAT KELOMPOK

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan upaya sadar dan


terencana yang dilakukan dengan aktivitas fisik tertentu (permainan atau
cabang olahraga) untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
menyeluruh, baik keterampilan (keterampilan fisik dan motorik, keterampilan
berfikir, dan keterampilam sosial) dan kepribadian (karakter) peserta didik

24
serta menciptakan gaya hidup peserta didik yang sehat seutuhnya (sehat
jasmani, sehat rohani, dan sehat sosial). PJOK mempunyai posisi yang
strategis untuk mengembangkan pendidikan karakter, karena pendidikan
karakter akan dengan mudah ditanamkan dalam diri peserta didik melalui
praktek langsung yang tertuang dalam aturan dan norma dari aktivitas fisik
dan permainan (cabang olahraga) yang dilakukan oleh peserta didik.

 PERANAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM PSIKOLOGI.


(Handayani, 2019)

Hasil penelitian menunjukkan di dalam pembinaan olahraga senam di


Kabupaten Sijunjung, aspek psikologis atlet yang meliputi emosi, intelegensi,
kecerdasan, ketegangan, disiplin, agresivitas, percaya diri, motivasi, masih
berada dalam kategori kurang, hal ini disebabkan kafrena aspek psikologi atlet
kurang diperhatikan oleh pelatih dalam pembinaan olahraga senam artistik.
Mulai dari olahraga kesehatan, olahraga rekreasi hingga olahraga prestasi.
Olahraga prestasi dilakukan untuk mencapai prestasi yang maksimal pada
suatu cabang olahraga.Senam artistik merupakan olahraga individu dan grup
yang tidak memiiki kontak langsung dengan orang lain. Untuk menghasilkan
gerakan yang bagus, maka mental yang kuat menjadi pokok utama dalam
pertandingan, misalkan saat gagal melakukan salah satu gerakan dalam
rangkaian gerakannya, atlet tetap harus fokus untuk melakukan gerakan
selanjutnya, dan tidak terpengaruh oleh kegagalan gerakan yang sebelumnya.
Oleh karena itu faktor psikologi sangat perlu diperhatikan dalam cabang
olahraga senam artistik ini. Berdasarkan observasi dilapangan, terlihat bahwa
terjadi penurunan prestasi dari beberapa tahun terakhir, kurangnyaperolehan
medali pada cabang olahraga senam artistik pada setiap pekan olahraga
Provinsi yang diadakan, hal ini salah satunya disebabkan oleh faktor psikologi
yang masih kurang diperhatikan oleh pelatih. Untuk itu, psikologi dalam
olahraga perlu dilihat secara mendalam sehingga prestasi atlet bisa lebih bagus
lagi. Jika dihubungkan dengan olahraga, maka akan mencakup perilaku yang
diperlihatkan oleh seseorang ketika sedang berolahraga, atau disebut dengan
penampilannya (performance) dalam berolahraga.dengan psikologi yang baik
maka akan menghasilkan performance yang baik juga. Dengan kata lain dapat
diartikan psikologi olahraga adalah ilmu psikologi yang diterapkan dalam
bidang olahraga, meliputi faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung
terhadap atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang dapat mempengaruhi
penampilan atlet..

PENDAPAT KELOMPOK

Psikologi Olahraga pada hakikatnya adalah psikologi yang diterapkan dalam


bidang olahraga, meliputi faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung
terhadap atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang dapat mempengaruhi
penampilan (performance) atlet tersebut. Sedangkan secara tidak langsung
berkaitan dengan penampilan atlet, atau yang disebut dengan faktor non-

25
teknis, contohnya, sebelum masuk ke arena pertandingan, terjadi pertengkaran
yang menegangkan aspek emosinya. Kondisi fisik yang meliputi kekuatan,
kelentukan, kecepatan, dayatahan, dan power otot, struktur anatomis-fisologi
dan ketrampilan yang tinggi tidak cukup, karena harus ada yang
mengemudikan dan mengarahkan, sehingga penampilannya merupakan
perpaduan antara berbagai faktor, di mana faktor psikis acapkali menjadi
penentu dan berperan lebih besar.

 PERANAN INSTRUMEN PENILAIAN SISWA ASPEK KOGNITIF


DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
OLAHRAGA DAN KESEHATAN. (Firdaus, 2018)

Olahraga merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam pendidikan
formal lingkup sekolah, dalam pendidikan yang ada dalam sekolah mata
pelajaran ini dikenal dan dinamakan sebagai mata pelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan, salah satu tujuan dari pendidikan dalam
bidang ini adalah untuk menjadikan manusia yang unggul dalam aspek
psikomotor atau gerak, serta tidak meninggalkan aspek kognitif untuk
kemampuan pengetahuanya. Salah satu cakupan aspek kecerdasan yang
terdapat dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah dari segi pengetahuan
kognitif. Tercapainya tujuan dari belajar khususnya dalam pendidikan jasmani
yang terdapat di sekolah, seorang pendidik atau guru harus menguasi
bahwasanya proses belajar gerak atau tahap dalam melakukan belajar gerak
ada tiga yaitu tahap kognitif atau pengetahuan itu sendiri, asosiatif, dan
automatisasi. Dari pendapat tersebut jelas bahwa untuk belajar gerak urutan
yang pertama yang dapat dicapai dengan langkah awal adalah tahap kognitif
atau pengetahuan terlebih dahulu yang akan dibangun seorang pendidik guna
tercapainya belajar tahap gerak, meskipun saling berksinambungan antara
tahap satu, dua dan tiga. Kurangnya kompetensi dari guru untuk menyusun
intrumen tes yang digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik
dalam mata pelajaran penjas menjadi masalah yang harus dapat dipecahkan
melalui pengetahuan dengan cara memberi dan menyusun intrumen tes
kognitif yang akan di sajikan oleh pendidik kepada peserta didik. Tujuan
pembuatan artikel ini untuk mengetahui pentingnya instrumen tes kognitif
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang dapat menjadi
alternatif dalam mencapai tujuan pembelajaran penjas. Selain itu juga
dilakukan studi literatur terhadap jurnal-jurnal hasil penelitian dan penulisan
terdahulu yang dapat diakses dengan jaringan internet di google book dan
google scholar yang sudah tersedia sebagai pedoman serta untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang di review sesuai dengan permasalahan yang ada

PENDAPAT KELOMOK

Selaras dengan pendapat sebelumnya bahwa PJOK merupakan bagian integral


yang dapat diartikan bagian keseluruhan dari pendidikan, yang melibatkan 3
aspek penting dalam proses pembelajaran dalam pendidikan, menjadikan

26
penjas merupakan mata pelajaran yang kompleks dan penting yang harus
diajarkan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional di mana tidak menitik beratkan salah satu aspek kecerdasan
emosional maupun pengetahuan saja, namun juga termasuk bagaimana
seorang peserta didik bersikap serta yang pasti bergerak secara sistematis,
guna salah satu tujuanya pengejaran penjas ini yaitu masuk ke dalam aspek
kebugaran jasmani di mana ketika seorang peseta didik mempunyai kebugaran
yang baik akan menunjang dalam mengikuti berbagai kegiatan khusunya
dalam mengikuti mata pelajaran yang lain, dengan apa yang sudah disiapkan
atau direncanakan oleh pendidik yang tidak lain seorang guru di sekolah
tersebut.

 PERANAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM


MENINGKATKAN KESADARAN KESEHATAN SISWA DI
LINGKUNGAN SEKOLAH. (Sofa, 2018)

Dalam meningkatkan kesadaran kesehatan siswa perlu adanya kesadaran dan


kepedulian dari siswa terhadap situasi dan kondisi kesehatan dalam dirinya
dan lingkungannya, oleh karena itu peran dari mata pelajaran pendidikan
jasmani dalam membudayakan kesehatan siswa di sekolah sangatlah penting
dalam memberikan pendidikan kesehatan dan bimbingan serta mengupayakan
pengembangan pada siswa dalam membiasakan diri hidup sehat dalam
kehidupan sehari-harinya. Karena dengan membiasakan siswa dengan hidup
sehat akan berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan siswa.
Perkembangan dan pertumbuhan siswa yang cenderung tidak terlihat adalah
pertumbuhan otak yang mendukung pada perkembangan cara berpikir dan
kecerdasan.Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah diuraikan tersebut,
maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah "Ingin
mengetahui sejauhmana peranan mata pelajaran pendidikan jasmani dalam
meningkatkan kesadaran kesehatan siswa dilingkungan Sekolah Dasar Negeri
III Tegalkalong". Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai
peranan mata pelajaran pendidikan jasmani dalam meningkatkan kesadaran
kesehatan siswa, yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tegalkalong III,
dapat ditarik kesimpulan bahwa,"Pelajaran pendidikan jasmani memiliki
peranan yang sangat besar dalam meningkatkan kesadaran kesehatan siswa di
lingkungan Sekolah Dasar Negeri Tegalkalong III

PENDAPAT KELOMPOK

dapat ditarik kesimpulan bahwa pelajaran pendidikan jasmani memiliki


peranan yang sangat besar dalam meningkatkan kesadaran kesehatan siswa di
lingkungan Sekolah, Besarnya peranan mata pelajaran pendidikan jasmani
dalam meningkatkan kesadaran kesehatan siswa yaitu sebesar 55.96%.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah suatu
proses mendidik melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara
sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan
kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta
nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Konsep sehat WHO adalah keadaan sejahtera jasmani, rohani
dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Keterampilan motorik adalah suatu tindakan yang berupa serangkaian gerakan-
gerakan hasil kontrol dari bagian-bagian tubuh seperti syaraf dan otot yang
terkoodinasi yang menyebabkan tindakan tersebut.
Pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Sebagai bagian dari
kegiatan pendidikan, maka Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
merupakan bentuk pendekatan menuju pada aspek kesehatan paripurna WHO,
yaitu sumber daya manusia yang sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan
hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Pendidikan Jasmani
Olahraga Dan Kesehatan sebagai pendidikan yang menggunakan aktivitas gerak
atau jasmani sebagai medianya juga berperan besar dalam pembentukan dan
pengembangan keterampilan motorik. Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan peserta didik dapat mempelajari, mengasah dan meningkatkan
keterampilan geraknya sehingga mampu mendukung semua aktivitas dalam
kehidupannya.

28
B. Saran
Keberhasilan misi Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan di lapangan
sangat ditentukan oleh kualitas pendidik dan para instruktur bidang olahraga,
serta pemahaman makna olahraga pendidikan dan kesehatan bagi lembaga-
lembaga pembina mutu sumber daya manusia dan masyarakat luas pada
umumnya, serta ketulusan dan kesungguhan dalam pengabdianya. Sehingga
mereka menjadi ujung tombak dalam tujuan pencapaian pendidikan nasional
Negara Indonesia yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan ke-
hidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

29
DAFTAR PUSTAKA

Alberta Education. Daily Physical Activity Initiative. (Online)


(http://education.alberta.ca/teachers/resources/dpa.aspx). Diases 14 Maret
2015

Ateng, A (1992). Pengembangan Bakat Melalui Pendidikan Jasmani. (Online).


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.NAL_/19401171992021DADA
NG_JUANDI/SIKAP_DAN_PANDANGAN_GURU.pdf). Diakses 20
November
British Columbia. Daily Physical Activity. (Online)
(https://www.bced.gov.bc.ca/dpa/). Diases 14 Maret 2015
Dimyati dan Mudjiono (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gallahue, D.L. dan Ozmun, J.C. (2006) Understanding Motor Development. New
York: Mc Graw-Hill Companies.

30
Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. (2013). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Hurlock, E.H. (1988). Perkembangan Anak Jilid 1 (Edisi ke-6). Jakarta: Erlangga.
Lutan, R. (1995). Hakikat dan Karakteristik Penjaskes. Jakarta: Depdikbud
Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud.
Sport Fitnes Advisor. The FITT principle of Training. (Online). Di akses 14 Maret
2015
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2005. Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009. Tntang Kesehatan.
Weahner, P. 2014. The F.I.T.T Principle. (Online)
(http://exercise.about.com/od/weightloss/g/FITTprinciple.htm). Diakses 14
Maret 2015.
Firdaus, M. A. (2018). Peranan Instrumen Penilaian Siswa Aspek Kognitif Dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.
Universitas Negeri Malang, 1(1), 1–6.

Handayani, S. G. (2019). Peranan Psikologi Olahraga dalam Pencapaian Prestasi


Atlet Senam Artistik Kabupaten Sijunjung. Gelanggang Olahraga: Jurnal
Pendidikan Jasmani Dan Olahraga (JPJO), 2(2), 1–12.
https://doi.org/10.31539/jpjo.v2i2.714

Hidayat, Y., & Hambali, S. (2019). Peranan Ekstrakurikuler Olahraga terhadap


Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jurnal
Olahraga, 5(1), 59–65. https://doi.org/10.37742/jo.v5i1.95

Mashuri, H. 2019. (n.d.). No Title 一种适用于非侵入式负荷监测的暂态事件检


测算法.

Sofa, N. S. N. 2018. (1386). No Title ‫مقدمه ایی بر کاربرد فناوری در پلیمرها‬.

Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/,


II(1), 119–129. https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-
a7e576e1b6bf

Widodo, A. (2018). Makna Dan Peran Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan


Insan Yang Melek Jasmaniah/Ter-Literasi Jasmaniahnya. Motion: Jurnal
Riset Physical Education, 9(1), 53–60.
https://doi.org/10.33558/motion.v9i1.1432

31

Anda mungkin juga menyukai