Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“PENCERNAAN DAN PENYERAPAN”

Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Gizi oleh ibu Dr. Dra. Siti Nurrochmah,
M.Kes.

Disusun oleh :
6. Amirina Surya Mahardikarani (200611635664)
24. Sukma Nur Hanifah (200611635635)

OFFERING D

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami ucapkan, karena telah
memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Dan juga
atas karunianya kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Pencernaan dan Penyerapan” bertujuan untuk
memenuhi tugas dari ibu Dr. Dra. Siti Nurrochmah, M.Kes mata kuliah Ilmu Gizi
di Universitas Negeri Malang. Pada isi makalah ini menjelaskan apa itu
pencernaan dan penyerapan, serta bagaimana prosesnya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih banyak sebesar-besarnya kepada ibu
Dr. Dra. Siti Nurrochmah, M.Kes yang telah membimbing dan membantu. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar ini kami sampaikan.

I
II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Proses Pencernaan Dalam Tubuh..................................................................3
B. Saluran Pencernaan.......................................................................................8
C. Organ Pencernaan.......................................................................................17
D. Absorpsi Zat Gizi........................................................................................18
E. Gangguan Sistem Pencernaan.....................................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
A. Kesimpulan.................................................................................................22
B. Saran............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Semua makhluk hidup terutama manusia, membutuhkan makanan untuk


hidup. Makanan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh,
berkembang, dan tetap aktif. Makanan yang dicerna tidak dapat digunakan
langsung oleh tubuh dan harus terlebih dahulu menjadi sari makanan melalui
proses pencernaan. Pencernaan dalam tubuh manusia terjadi dalam proses
yang disebut sistem pencernaan. Sistem pencernaan terletak di dalam tubuh
manusia, sehingga kita tidak dapat melihatnya secara langsung.

Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam mencerna makanan


dan minuman menjadi energi dan berbagai jenis nutrisi yang dibutuhkan
tubuh. Selain itu, sistem organ ini juga berfungsi untuk mengeluarkan toksin
dan sisa makanan dalam feses atau tinja. Setiap makanan yang dikonsumsi
melewati proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Proses ini
menghasilkan energi dan beberapa jenis nutrisi yang penting agar tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, kesehatan saluran cerna harus selalu
dijaga.

Sistem pencernaan manusia memproses makanan dan minuman yang


dicerna menjadi nutrisi dan energi. Keduanya diperlukan untuk proses
metabolisme, perbaikan sel dan jaringan dalam tubuh, serta untuk aktivitas
sehari-hari seperti olahraga, pernapasan, belajar, dan bekerja. Berbagai organ
sistem pencernaan terlibat dalam pencernaan makanan, seperti lambung, hati,
pankreas, empedu, dan usus. Setiap organ tubuh memiliki fungsi dan
perannya masing-masing dalam pencernaan makanan.

Makanan umumnya dikonsumsi di usus halus, jejunum, dan ileum.


Terdapat banyak lipatan atau biasa disebut vili. Vili memiliki fungsi
memperluas area penyerapan makanan sehingga makanan yang diserap
menjadi lebih efisien. Selama proses penyerapan, molekul makanan
memasuki aliran darah melalui dinding usus. Pembuluh darah mikroskopis

1
atau kapiler dalam vili akan menyerap hasil pencernaan berupa protein dan
karbohidrat, sedangkan pembuluh getah bening dalam vili menyerap lemak.

Menurut Sloane (2004) proses pencernaan makanan berlangsung secara


mekanik dan kimia. Dalam materi ini berisi organ-organ pencernaan manusia
yang berfungsi untuk mencerna makanan, antara lain mulut yang berfungsi
sebagai alat pencernaan mekanis karena membantu memecah makanan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, kerongkongan berfungsi
sebagai jalan gumpalan makanan dari mulut menuju ke lambung, di dalam
lambung terjadi pencernaan secara mekanis dan kimiawi, usus halus atau usus
dua belas jari bermuara dua saluran yaitu dari pankreas dan kantong empedu,
usus besar terdapat sisa makanan hasil pencernaan usus halus masuk ke usus
besar, dan anus merupakan sistem pencernaan manusia yang terakhir. Sisa
makanan yang menjadi kotoran akan melalui bagian ujung pada usus besar
yang disebut sebagai rektum (Gide, 2015).
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan proses pencernaan dalam tubuh ?


2. Bagaimana proses pencernaan dalam saluran pencernaan ?
3. Apa saja yang organ yang berproses dalam pencernaan ?
4. Apa yang dimaksud dengan absorpsi zat gizi dan bagaimana prosesnya ?
5. Apa saja yang termasuk dalam gangguan pencernaan ?
C. Tujuan Pembahasan

1. Menjelaskan apa itu proses pencernaan dalam tubuh.


2. Menjelaskan bagaimana proses dalam saluran pencernaan terjadi.
3. Menjelaskan organ apa yang memproses pencernaan dalam tubuh.
4. Menjelaskan apa itu absorpsi zat gizi dan juga bagaimana proses
penyerapan itu berlangsung.
5. Menjelaskan apa itu gangguan pencernaan.

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pencernaan Dalam Tubuh

Makanan bergizi yaitu makanan yang cukup memiliki kandungan


karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin yang dipadukan secara
seimbang sesuai dengan kebutuhan. Menu sehat bukan berarti makanan lezat,
enak, dan mewah, karena banyak makanan seperti itu yang justru tidak
menyehatkan dan memicu penyakit. Agar proses metabolisme tubuh berjalan
maksimal, diharapkan untuk mengonsumsi makanan bergizi. Jenis makanan
yang bisa menjadi menu sehat sehari-hari adalah makanan yang termasuk
dalam kategori empat sehat lima sempurna yang terdiri dari nasi, sayuran,
lauk, buah, dan susu. Komposisi menu ini tergolong seimbang mengandung
nutrisi baik untuk tubuh.

Susunan makanan sehat, bergizi, dan seimbang yaitu 4 sehat 5 sempurna.


Hidangan 4 sehat berupa nasi, sayur, lauk, dan buah, telah memenuhi tuntutan
kesehatan karena mengandung zat makanan yang dibutuhkan tubuh yaitu
karbohidrat, lemak, protein, Vitamin,mineral, dan air. Untuk
menyempurnakan hidangan tersebut, dapat ditambah dengan susu sehingga
menjadi 5 sempurna (Nurcahyo, 2005). Di Indonesia, konsep makanan sehat
dan bergizi pada awalnya disebut sebagai “4 Healthy 5 Perfect food” atau
biasa disebut dengan 4 sehat 5 sempurna. Namun konsep ini sudah mulai
ditinggalkan dan bergeser ke konsep “Pedoman Gizi Seimbang”, yang lebih
menitikberatkan pada menjaga asupan porsi makanan yang masuk ke dalam
tubuh. Adapun proses pencernaan dalam tubuh ini meliputi 2 proses yaitu :

1. Pencernaan Mekanik
Pencernaan mekanik terjadi dalam mulut dan lambung. Dalam gigi
melibatkan gigi untuk gerakan mekanik dalam mencerna makanan.
Sementara itu, dalam lambung berupa gerakan seperti meremas makanan.
Gerakan mekanik di dalam lambung dilakukan oleh otot polos. Untuk
melakukan tugasnya, gigi memiliki banyak tipe. Terdapat tiga jenis gigi
yang berperan untuk mencerna makanan, yaitu:

3
 Gigi seri (incisor), berfungsi untuk memotong makanan.
 Gigi taring (canine), berfungsi untuk mencabik-cabik makanan.
 Gigi geraham (premolar dan molar), berfungsi untuk melumatkan
makanan.
2. Pencernaan Kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan molekul-molekul bahan
organik yang ada dalam bahan makanan dari bentuk yang kompleks
menjadi molekul lebih sederhana dengan bantuan enzim. Pencernaan
kimiawi dibantu oleh enzim pencernaan. Enzim merupakan protein yang
berfungsi sebagai biokatalis di dalam tubuh. Enzim-enzim yang berperan
di antaranya :
 Amilase, enzim yang dihasilkan kelenjar saliva. Dalam mulut, enzim
ini berfungsi untuk memecah pati maltosa.
 Protease, enzim yang dihasilkan lambung dan pankreas. Berfungsi
memecah protein menjadi asam amino.
 Lipase, dihasilkan oleh pankreas dan berfungsi untuk memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
 Maltase, enzim maltase diproduksi di usus kecil dan berfungsi untuk
memecah maltosa menjadi glukosa.

Setelah dikunyah dan ditelan, makanan akan dicerna dan diserap


nutrisinya, sedangkan sisa-sisa makanan akan dibuang melalui tinja oleh
tubuh. Proses pencernaan ini bisa memakan waktu sekitar 24–72 jam. Selain
jenis dan jumlah makanan, lamanya proses pencernaan makanan juga
tergantung pada jenis kelamin, metabolisme, dan kondisi medis tertentu,
misalnya pada penderita masalah pencernaan atau gangguan penyerapan
nutrisi. Berikut ini adalah tahapan proses pencernaan dan penyerapan
makanan yang terjadi di dalam tubuh:

1) Penghalusan makanan di mulut

Mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Saat makanan dikunyah di


dalam mulut, kelenjar liur akan memproduksi air liur guna menghaluskan
makanan. Air liur mengandung enzim amilase yang berfungsi untuk

4
mengolah karbohidrat menjadi glukosa dan energi. Setelah makanan
selesai dikunyah, lidah akan mendorong makanan yang sudah halus ke
belakang mulut menuju esofagus atau kerongkongan. Selanjutnya,
makanan akan dibawa menuju lambung.

2) Pemecahan makanan di lambung


Di dalam lambung, makanan dan minuman akan bercampur dengan
enzim pencernaan dan asam lambung untuk dipecah dan dihaluskan
kembali hingga bertekstur cair atau menyerupai pasta yang lembut.Asam
lambung juga berfungsi untuk membasmi kuman dan virus makanan atau
minuman yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Setelah selesai
dicerna di lambung, otot lambung akan mendorong makanan agar
bergerak ke usus halus.
3) Pemecahan nutrisi di lambung
Usus halus melanjutkan proses pencernaan menggunakan enzim yang
dikeluarkan oleh pankreas dan empedu dari hati. Enzim ini bertugas
untuk memecah protein, lemak, dan karbohidrat dari makanan. Selain itu,
bakteri di usus kecil juga memproduksi enzim untuk mencerna
karbohidrat.
4) Penyerapan nutrisi di usus kecil
Setelah makanan dipecah, dinding usus kecil kemudian menyerap air dan
nutrisi dari makanan ke dalam aliran darah. Sementara itu, sisa-sisa
makanan yang tidak dicerna atau diserap akan dibawa ke usus besar.
5) Pemadatan sisa makanan di usus besar
Tugas utama usus besar adalah menyerap air dan nutrisi yang tersisa dari
sisa makanan, sehingga menjadi lebih padat dan membentuk tinja. Tinja
kemudian disimpan di rektum hingga didorong dan dikeluarkan
bersamaan dengan racun, limbah, dan cairan berlebih dari dalam tubuh
melalui anus saat buang air besar. Air dan serat yang cukup merupakan
dua faktor penting yang mendukung kelancaran proses pencernaan dan
penyerapan makanan.

5
Proses pencernaan makanan dalam tubuh ini terbagi menjadi 3 proses
pencernaan yaitu pada karbohidrat, protein, lemak. Adapun penjelasan dari
proses ini yaitu :

1. Proses pencernaan karbohidrat


Pencernaan kabohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang
berasal dari makanan yang dikunyah akan bercampur dengan ludah yang
mengandung enzim amilase. Enzim amilase ini menghidrolisis pati atau
amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana yaitu dekstrin.Enzim
amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral.
Makanan yang dikunyah di mulut tinggal di situ hanya sebentar, sehingga
pemecahan amilum oleh amilase hanya sedikit saja. Bolus kemudian
ditelan ke dalam lambung. Amilase ludah yang ikut masuk ke lambung
dicernakan oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat
di lambung, sehingga pencernaan karbohidrat di dalam lambung terhenti.
Makanan yang hanya terdiri dari karbohidrat saja akan tinggal di
lambung sebentar atau kurang dari dua jam, dan segera diteruskan ke
usus halus.
Pada usus halus, enzim amilase yang dikeluarkan oleh pankreas,
mencernakan amilum menjadi dekstrin dan maltosa. Penyelesaian
pencernaan kabohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakaridase yang
dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase dan
laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di mikrovili
dan monosakarida yang dihasilkan adalah maltase memecah maltosa
menjadi dua mol glukosa, sukrase memecah sakarosa menjadi satu mol
glukosa dan satu mol fruktosa, laktase memecah laktosa menjadi 1 mol
glukosa dan satu mol galaktosa. Glukosa, fruktosa dan galaktosa
kemudian di serap oleh dinding usus, masuk ke cairan limpa, kemudian
ke pembuluh darah kapiler dan dialirkan melalui vena portae ke hati.
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat
atau serat makanan ini seperti selulosa, galaktan dan pentosan dan
sebagian pati yang tidak dicerna masuk ke usus besar. Di usus besar jenis
karbohidrat ini dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat di usus,

6
melalui proses fermentasi dan menghasilkan energi untuk keperluan
mikroba tersebut dan bahan sisa seperti air dan karbondioksida.
Fermentasi yang meningkat di usus besar menghasilkan banyak gas
karbondioksida yang kemudian dikeluarkan sebagai flatus (kentut). Sisa
karbohidrat yang masih ada, dibuang menjadi tinja.
2. Proses pencernaan protein
Protein dalam makanan tidak dapat diserap oleh mukosa usus, akan tetapi
setelah dalam bentuk asam amino dapat diserap dengan baik.
 Pencernaan protein di mulut: secara mekanis, sedangkan secara
enzimatis belum.
 Pencernaan protein di lambung: sel mukosa lambung yaitu sel
parietal (Chief cell) mensekresikan asam lambung (HCl), sedangkan
sel zymogen mensekresikan proenzim pepsinogen. Proenzim
pepsinogen oleh HCl diaktifkan menjadi enzim pepsin. Protein
setelah didenaturasi (dirusak) oleh HCl, kemudian dihidrolisis oleh
enzim pepsin menjadi peptida sederhana.
 Pencernaan di usus halus: cairan pankreas mengandung proenzim
trypsinogen dan chymotrypsinogen. Proenzim trypsinogen dan
chymotrypsinogen diaktifkan menjadi enzim trypsin dan
chymotrypsin oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh sel-sel
mukosa usus halus. Enzim trypsin dan chymotrypsin berperan
memecah polipeptida menjadi peptida sederhana. Selanjutnya
peptida tersebut dipecah menjadi asam amino oleh enzim peptidase
(erepsin). Enzim peptidase dapat dibedakan menjadi 2 macam
berdasarkan aktivitasnya yaitu enzim aminopeptidase memecah
gugus amina dari polipeptida dan karboksipeptidase memecah gugus
karboksil dari polipeptida. Nuklease memecah asam nukleat (DNA
dan RNA) menjadi nukleotida.
 Absorpsi protein: setelah menjadi asam amino selanjutnya diabsorpsi
dengan cara difusi fasilitasi melalui mukosa yeyenum dan ileum.
Asam amino yang berasal dari makanan (diet) dan dari pemecahan
protein tubuh selanjut dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid

7
pool (gudang penimbunan asam amino) yaitu darah dan cairan jaringan
(interseluler). Asam amino selanjutnya digunakan untuk: biosintesis
protein tubuh di dalam ribosom, mengganti jaringan yang rusak, dan jika
diperlukan dapat diubah menjadi sumber energi.
3. Proses pencernaan lemak
Lemak yang dihasilkan dari makanan yang terkunyah dalam mulut
menunjukkan bentuk-bentuk lemak yang :
1) Telah teremulsikan (emulsified fat)
Di dalam usus halus lemak-lemak yang teremulsi tadi merupak
proses yang dibantu oleh enzim intestinal lipase dan pankreatik
lipase akan diubah ke dalam 3 sruktur yang lebih sederhana, sebagi
berikut:
 Di pecah menjadi asam lemak dan gliserol, 40% - 50 %
 Di pecah menjadi monogliserida, 40% - 50%
 Di pecah menjadi digliserida, trigliserida (sekitar 10% - 20%)
2) Belum teremulsikan (unemulsified fat)
Lemak yang belum teremulsi, di dalam lambung dengan bantuan
empedu di ubah menjadi lemak yang sudah teremulsi dan
selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang memang teremulsi
akan masuk ke dalam usu halus.
Adapun kemampuan alat-alat pencernaan lemak dalam mencerna lemak
yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi, sangat tergantung dari
kesehatan tubuhnya, pada tubuh yang benar-benar sehat sekitar 95% -
100% lemak yang dapat dicerna, pengumpulan-pengumpulannya lemak
sekitar jaringan darah tidak akan terjadi. Lama berlangsungnya proses
pencernaan lemak sangat tergantung pada panjang atau pendeknya rantai,
jumlah atom karbon dalam molekul lemak.
B. Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja untuk


menerima makanan, mengubah dan memproses makanan menjadi energi,
menyerap zat gizi yang terdapat pada makanan ke aliran darah, serta

8
membuang sisa makanan yang tersisa atau tidak dapat dicerna oleh tubuh
(Gustina & Adetya, 2020).

Pencernaan adalah penguraian makanan secara mekanis dan kimiawi


menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat dikonsumsi oleh sel-sel
tubuh kita. Organ gastrointestinal (saluran pencernaan) mulai dari mulut
hingga anus. Organ-organ tersebut adalah mulut, tenggorokan, kerongkongan
(tenggorokan), lambung, usus halus, usus besar, dan saluran anus. Organ
bantu meliputi gigi, lidah, kelenjar ludah, hati, kandung empedu, dan
pankreas. Setiap saluran pencernaan memiliki perannya masing-masing
dalam proses pencernaan (Siswanto, 2017). Saluran pencernaan terdiri dari :

1. Rongga mulut
Di mulut terjadi pencernaan makanan secara mekanik dan kimiawi. Di
dalam rongga mulut terdapat beberapa alat pencernaan, yaitu:
1) Lidah (Lingua)
Lidah tersusun oleh otot lurik yang diselubungi oleh selaput mukosa.
Pada lidah terdapat papila-papila (tonjolan) yang merupakan indra
pengecap. Gerakan lidah berfungsi untuk membantu mencampur
makanan dengan ludah dan mendorong makanan masuk ke
kerongkongan. Lidah juga berfungsi untuk membantu ketika
berbicara.
2) Kelenjar Ludah (Grandula Savinalis) Ludah dihasilkan oleh kelenjar
ludah yang berjumlah tiga pasang, yaitu:
a. Kelenjar Protis. Terletak pada bagian akhir dari rahang atas di
depan telinga. Menghasilkan ludah yang berbentuk cair (serosa)
dan enzim ptyalin (amilum).
b. Kelenjar Submandibularis. Terletak di bawah kedua sisi tulang
rahang. Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir
(seromukosa).
c. Kelenjar Sublingualis. Terletak di bagian dasar bawah lidah dan
bermuara ke dalam dasar mulut. Menghasilkan ludah yang
mengandung air dan lendir (seromukosa).

9
Ketiga pasang kelenjar tersebut menghasilkan satu sampai dua
setengah liter ludah setiap hari. Ludah manusia terdiri dari hasil
sekresi dari kelenjar protin (25%), kelenjar submandibularis atau
submaksilaris (70%), dan kelenjar sublingualis(5%). Ludah
mengandung enzim amilase (ptialin) yang bekerja pada suasana
netral. Enzim ini berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa.
Kelenjar ludah menghasilkan air liur (saliva) yang mempunyai
fungsi berikut :
 Mengandung enzim ptialin atau amilase yang merombak
amilum menjadi maltosa.
 Mempermudah proses menelan makanan (sebagai pelumas).
 Mempunyai efek anti bakteri terhadap makanan.
 Merangsang papila pengecap pada lidah.
 Membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan
lidah.
 Membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.
3) Gigi (Dentin)
Gigi manusia berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Gigi
manusia tumbuh mulai usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi
susu. Kemudian berturut-turut diikuti tumbuhnya gigi sulung. Pada
usia 6 tahun, gigi anak berjumlah 20. Sejak usia 6 tahun hingga 14
tahun, gigi mulai tanggal dan berturut-turut diganti oleh gigi tetap
(permanen) yang jumlahnya sama dengan gigi sulung ditambah 12
geraham besar. Gigi orang dewasa berjumlah 32 gigi. Berdasarkan
fungsinya, gigi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Gigi Seri, berfungsi untuk memotong makanan.
b. Gigi Taring, berfungsi untuk mengoyak dan merobek makanan.
c. Gigi Geraham Depan dan Belakang, berfungsi untuk
mengunyah dan menghaluskan makanan.
Gigi manusia terdiri atas bagian-bagian berikut :

10
 Mahkota gigi yang dilapisi email (zat paling keras dalam tubuh
yang terbuat dari garam kalsium). Dalam mahkota gigi terdapat
dentin.
 Tulang gigi, meliputi leher gigi yang dikelilingi gusi dan akar
yang dilapisi semen untuk melekatkan gigi dengan kuat pada
rahang.
 Rongga pulpa, terdapat di tengah-tengah gigi dan berisi
pembuluh darah dan syaraf.

2. Kerongkongan (Esofagos)

Dari mulut, makanan menuju esofagus yang dindingnya dilapisi


epitelium berlapis pipih. Kerongkongan berupa tabung otot yang
panjangnya sekitar 25 cm, memanjang dari akhir mulut hingga lambung.
Kerongkongan terdiri dari 1/3 otot lurik dan 2/3 otot polos.
Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut
dengan lambung. Bagian dalam kerongkongan terdapat kelenjar mukosa
yang berfungsi membasahi makanan sehingga menjadi licin. Karena
ototnya tersusun secara memanjang dan melingkar, maka di dalam
kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yakni gerakan mendorong
makanan menuju lambung oleh otot-otot dinding kerongkongan.
Kerongkongan terdiri atas 4 lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan
submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan adventitia.

11
3. Lambung (Ventrikulus)
Makanan bergerak dari kerongkongan menuju lambung. Lambung
yaitu bagian saluran pencernaan yang melebar. Lubang lambung selalu
dalam keadaan tertutup. Akan tetapi, secara refleks sfingter kardial akan
terbuka bila ada makanan yang masuk. Sfingter kardial merupakan otot
melingkar yang terdapat diantara esofagus dan lambung. Lambung
berupa kantong besar yang terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1) Kardiak, merupakan pintu masuk pertama makanan dari esofagus
yang terletak disebelah atas dekat jantung.
2) Fundus, merupakan daerah bagian tengah lambung yang membulat
dan menghasilkan HCl serta musin.
3) Pilorus, merupakan bagian didaerah bawah lambung yang
berhubungan dengan usus dua belas jari.
Setelah makanan masuk ke lambung sfingter kardiak dan sfingter
pilorus menutup. Kontraksi otot lambung mengaduk-aduk makanan dan
secara mekanik memecah serta mencampurnya dengan getah lambung
yang di hasilkan oleh kelenjar lambung. Getah lambung yang berfungsi
dalam proses pencernaan secara kimiawi mengandung zat-zat berikut :
1) HCl (asam klorida), berfungsi memberi suasana asam sehingga dapat
mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan. Selain itu, asam
klorida juga berfungsi mengaktifkan enzim pepsinogen yang
membentuk pepsin, serta mengubah sifat protein.
2) Pepsin, yaitu enzim yang berfungsi merombak protein menjadi
pepton.

12
3) Renin, yaitu enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein
susu).
4) Gastrin, yaitu hormon yang dapat mengaktifkan enzim tripsinogen
untuk membentuk enzim tipsin.
5) Lipase, yaitu enzim yang berfungsi menghidrolisis lemak.
6) Intrinsik faktor berfungsi untuk membantu usus menyerap vitamin
B12.
Dinding lambung tersusun dari tiga lapis otot, yaitu otot memanjang
(bagian luar), otot melingkar (bagian tengah), dan otot miring (bagian
dalam). Jika dinding lambung mencampur makanan dengan getah
lambung. Sesudah kira-kira tiga jam, makanan menjadi berbentuk bubur
yang disebut kim. Akibat gerakan peristaltik, kim terdorong ke bagian
pilorus. Gerakan peristaltik tersebut menyebabkan sfingter pilorus
mengendur dalam waktu yang sangat singkat sehingga kim masuk ke
usus halus sedikit demi sedikit.

4. Usus halus (Intestinum)


Usus halus merupakan salah satu organ dalam sistem pencernaan yang
berfungsi untuk memecah dan menyerap nutrisi dari makanan maupun
minuman yang dikonsumsi. Nutrisi ini nantinya digunakan untuk
pembentukan dan perbaikan sel serta pemeliharaan jaringan tubuh. Usus
halus berupa tabung yang panjangnya sekitar 6-8 m, yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu :
1) Usus dua belas jari (Duodenum)

13
Usus dua belas jari panjangnya ? 25 cm. Duodenum merupakan
muara dua saluran, yaitu saluran empedu dan saluran pankreas.
Suasana asam merangsang dinding usus duabelas jari untuk
mengeluarkan hormon sekretin dan kolesitokinin. Kolesitokinin
merangsang kelenjar empedu untuk mengeluarkan empedu. Kerja
sama hormon kolesitokinin dan sekretin juga merangsang pankreas
agar mengeluarkan sekretnya.
2) Usus kosong (Jejunum)
Jejenum merupakan tempat pencernaaan terakhir sebelum sari-sari
makanan diserap. Panjangnya kira-kira 2,5 meter dan lapisan
dalamnya tersusun atas banyak lipatan yang disebut jonjot usus atau
vili. Di dalam jejenum, makanan mengalami pencernaan secara
kimiawi oleh enzim-enzim berikut :
 Enterokinase, enzim ini berfungsi mengaktifkan tripsinogen
yang dihasilkan oleh pankreas.
 Erepsin (dipeptidase), enzim ini berfungsi mengubah dipeptida
atau pepton menjadi asam amino.
 Laktase, enzim ini berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa
dan galaktosa.
 Maltase, enzim ini berfungsi mengubah maltosa menjadi
glukosa.
 Sukrase, enzim ini berfungsi mengubah sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa.
 Lipase, enzim ini berfungsi mengubah lemak menjadi gliserol
dan asam lemak.
3) Usus penyerapan (Ileum)
Panjangnya sekitar 3 meter dan bagian akhirnya berbatasan dengan
sekum. Sekum merupakan bagian awal usus besar yang berbentuk
seperti kantong. Ileum mmpunyai vili (jonjot usus) dan mikrovili
yang berfungsi memeperluas permukaan usus sehingga proses
penyerapaan makanan lebih sempurna. Glukosa, asam amino,vitamin
dan mineral diserap oleh pembuluh darah kapiler yang ada didalam

14
jonjot usus (vili). Vili tersusun dari pembulu darah, pembulu limfa,
dan sel goblet. Sementara itu, asam lemak dan gliserol diangkat
melalaui kil (limfa).

5. Usus besar (Kolon)


Usus besar merupakan tempat bermuaranya usus halus. Usus besar
dilapisi oleh membran mukosa tanpa lipatan, kecuali pada bagian rektum.
Fungsi utama organ ini adalah mengabsorpsi air, membentuk masa feses,
dan membentuk lendir untuk melumasi permukaan mukosa. Di dalam
usus besar terdapat bakteri Escherichia Coli yang hidup pada makanan
yang tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya selulosa, dan
menghasilkan vitamin K dan biotin. Vitamin K dan biotin yang disintesis
oleh E.coli, diserap masuk ke dalam tubuh melalui dinding kolon.
Dalam sistem pencernaan, posisi kolon mula-mula naik, yaitu
dimulai dari sekum (usus buntu), kemudian mendatar dan turun kembali
sampai poros usus (rektum). Kolon naik disebut kolon asenden, kolon
mendatar disebut kolon transversum, dan kolon turun disebut kolon
desenden. Feses yang terbentuk akan terdorong ke rektum secara
peristaltik dan dikeluarkan lewat anus. Pengeluaran feses lewat anus
disebut proses defekasi. Proses defekasi (buang air besar) terjadi sebagai
berikut. Lubang anus terdiri atas otot sfingter anus yang berupa otot
polos dibagian dalam dan otot lurik dibagian luar. Pada saat lambung dan
usus halus terisi kembali, terjadi rangsangan pada kolon untuk proses
defekasi. Rangsangan ini disebut refleks gastrokolik yang secara sadar

15
dapat dirasakan. Jika kita melakukan kontraksi (mengejan), dinding perut
dan otot bagian dalam secara refleks mengendur pula. Ini mengakibatkan
berkontraksinya otot kolon dan rektum sehingga feses terdorong keluar.

6. Rektum
Rektum adalah bagian akhir dari proses pencernaan. Dibagian ini, fases
disimpan sampai waktunya dikeluarkan. Rektum dapat berkontraksi
sehingga menimbulkan terjadinya defekasi, yaitu proses pengeluaran zat-
zat sisa pencernaan makanan melalui anus.

7. Anus
Anus merupakan lubang tempat keluarnya kotoran (fases) setelah
sebelumnya di tampung didalam rektum. Anus terdiri atas dua lapis otot,
yaitu otot polos dan otot lurik.

16
C. Organ Pencernaan

Sistem pencernaan manusia terdiri dari tabung berbentuk "selang" berulir


panjang yang dimulai di mulut, tenggorokan dan berakhir di anus, satu demi
satu. Sepanjang saluran ini ada organ "aksesori" lain yang juga penting untuk
pencernaan yang tepat, seperti hati atau liver dan pankreas. Organ pencernaan
bukan bagian dari saluran pencernaan, tetapi mereka memainkan peran
penting dalam pencernaan. Adapun organ pencernaan terdiri dari :

1. Hati (liver)
Hati terletak pada rongga perut kanan atas. Organ ini tepat berada
di bawah diafragma dan memenuhi sebagian besar ruang di bawah tulang
rusuk. Oleh karena ukurannya yang besar, hati juga menempati sebagian
kecil ruang di perut kiri atas. Pada bagian bawah hati, terdapat organ
kecil berwarna hijau yang tidak lain adalah kantong empedu. Salah satu
fungsi hati adalah membentuk cairan empedu. Kantong inilah yang akan
menampung empedu sebelum digunakan dalam proses pencernaan.
Kantung empedu akan mengalirkan empedu ke usus halus jika ada
komponen lemak yang sampai ke usus halus. Empedu bukan merupakan
enzim akan tetapi empedu adalah emulsifier atau pengemulsi lemak
shingga lemak akan lebih mudah dipecah oleh enzim pencernaan. Pada
waktu tertentu, empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari melalui
saluran empedu.
Fungsi hati antara lain untuk memproduksi enzim-enzim,
merombak sel darah merah mati, menampung vitamin A, D, E dan K

17
yang berlebih, menyimpan cadangan gula dalam bentuk glikogen dan
mengubahnya menjadi glukosa bila diperlukan, mengubah kolesterol dan
asam amino menjadi glukosa dalam kondisi tubuh kehabisan glikogen,
serta menetralisasi zat-zat kimia berbahaya hasil metabolisme tubuh
sendiri maupun yang dari luar tubuh.
2. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas melintang pada dinding belakang perut dan ke
kiri sampai pada limpa. Ujungnya terletak dalam lengkung usus dua belas
jari. Saluran pankreas bermuara di dalam usus dua belas jari (duodenum)
bersama dengan saluran empedu. Setiap hari diproduksi + 1200-1500 ml
cairan pankreas, cairan ini terdiri dari air, garam, sodium bikarbonat dan
enzim. Sodium bikarbonat memberi sifat alkali (pH 7,1-8,2) pada cairan
pankreas yang dapat menghentikan kerja pepsin dari lambung dan
menciptakan suasana asam bagi usus.
Pankreas membantu usus halus dalam proses pencernaan. Pankreas
memiliki dua fungsi utama, yaitu menghasilkan hormon yang mengatur
glukosa darah dan menghasilkan pancreatic juice. Pancreatic juice
merupakan sekresi pankreas yang bercampur dengan air. Pancreatic juice
ini akan masuk ke dalam duodenum melalui saluran pankreatik.
Pancreatic juice akan menetralkan kandungan asam pada makanan
sebelum masuk ke usus halus.
D. Absorpsi Zat Gizi

Absorbansi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran


pencernaan kedalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan
oleh sel tubuh. Pada proses ini, hasil digesti, seperti monosakarida, asam
amino, asam lemak, gliserol, air, elektrolit, vitamin, dan cairan pencernaan
diabsorpsi menembus membran sel epitel duodenum dan yeyenum. Hanya
sedikit absorpsi yang berlangsung dalam ileum kecuali untuk garam-garam
empedu dan vitamin B12. Proses sekresi dan absorpsi air dan elektrolit
dibutuhkan juga untuk digesti dan absorpsi bahan-bahan makanan yang lain,
dan untuk mengeluarkan hasil metabolisme. Dalam 24 jam 7-9 liter cairan
masuk ke saluran cerna. Cairan tersebut berasal dari makanan, minuman,

18
serta hasil sekresi berbagai kelenjar didalam saluran cerna, 90% dari cairan
ini akan direabsorpsi dan hanya sekitar 200 cc yang diekskresi bersama feses.

Sebagian besar (90%) proses penyerapan zat gizi makanan dilakukan di


usus halus. Usus halus menyerap: 80% air, vitamin, mineral, karbohidrat,
protein, dan lemak. Dinding usus halus memiliki vili yang ditutupi microvilli
yang berguna untuk meningkatkan luas permukaan serap. Keberadaan vili
dan mikrovili membuat permukaan usus halus yang lembut dan licin di
bawah mikroskop terlihat seperti ribuan lipatan yang dilengkapi rambut-
rambut halus. Antara vili-vili usus halus terdapat celah yang disebut kripta
berupa kelenjar-kelenjar yang berfungsi mensekresikan getah pencernaan
(enzim-enzim pencernaan) yang disalurkan ke usus halus. Setiap vili
dilengkapi dengan pembuluh darah dan saluran limfa. Sedangkan mikrovili
dilengkapi dengan enzim-enzim yang membantu menuntaskan proses
pencernaan yang belum sempurna. Setiap mikrovili mampu menangkap
molekul-molekul zat gizi dan menyerapnya dan menyalurkan ke pembuluh
darah atau saluran limfa. Selain itu di setiap permukaan mikrovili terdapat
ratusan pompa-pompa alat angkut zat gizi yang berbeda yang dapat
mengenali dan menyerap zat gizi yang sesuai. Absorpsi merupakan proses
yang sangat kompleks dan menggunakan tiga cara : aktif, pasif, dan fasilitatif.

1. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan energi. Glukosa,


galaktosa, asam amino, kalium, magnesium, fosfat, iodine, kalsium, dan
zat besi diabsorpsi secara aktif.
2. Absorpsi pasif terjadi tanpa menggunakan alat angkut dan energi. Hal ini
terjadi jika konsentrasi zat gizi di saluran cerna lebih tinggi dari pada sel
yang mengabsorpsi. Hanya sebagian kecil zat gizi yang diabsorpsi secara
pasif, yaitu: air dan beberapa mineral.
3. Absorpsi fasilitatif tidak membutuhkan energi, hanya membutuhkan alat
angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel yang
mengabsorpsi. Hal ini terjadi karena perbedaan konsentrasi dan ini
dilakukan pada absorpsi fruktosa. Beberapa zat gizi mungkin

19
menggunakan alat angkut yang sama, sehingga berkompetisi untuk
diabsorpsi.

 Zat-zat gizi yang larut air (protein, karbohidrat, vitamin larut air,
mineral), termasuk hasil pencernaan lemak berupa emulsi, diabsorpsi
langsung oleh vili usus halus ke pembuluh darah melalui pembuluh kapiler
dan diteruskan menuju pembuluh vena organ hati. Di dalam hati makanan di
sortir, yang berbahaya dimusnahkan, kemudian dibawa kembali ke pembuluh
vena dan diedarkan ke seluruh tubuh atau sel-sel tubuh dan siap dimanfaatkan
tubuh dan dimetabolisme menjadi energi.

Lemak berbentuk molekul besar dan vitamin larut lemak sehingga dalam
proses penyerapan tidak bisa langsung memasuki pembuluh darah. Zat gizi
tersebut akan membentuk molekul-molekul yang lebih besar dan pada
permukaannya akan ditempatkan protein-protein khusus sehingga membentuk
kilomikron. Kilomikron akan masuk ke dalam sistem limfe. Sistem limfe
merupakan jalur satu arah bagi cairan yang berasal dari jaringan tubuh untuk
masuk ke darah, Cairan limfe hampir sama dengan darah, hanya tidak
mengandung sel darah merah. Sistem limfe tidak mempunyai pompa,
sebagian besar limfe pada akhirnya berkumpul ke dalam pipa/ductus besar di
belakang hati. Duktus ini berakhir di suatu vena yang membawa limfe ke
jantung. Dengan cara ini lemak bermolekul besar dan vitamin larut lemak
dapat memasuki sistem vaskuler atau sistem peredaran darah seperti zat-zat
gizi lain, tanpa terlebih dahulu masuk ke hati.
E. Gangguan Sistem Pencernaan

1. Gastritis/ maag, Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh radang akut


pada dinding lambung yang disebabkan karena makanan kotor atau
kelebihan HCL.
2. Kolitis, Penyakit pada sistem pencernaan akibat peradangan usus besar.
3. Apendisitis, Peradangan pada umbai cacing (usus buntu). 4.
Xerostomia, Gangguan pada rongga di mana produksi air liur menurun
sehingga mulut terasa kering.

20
3. Diare, Penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang
mengganggu flora normal pada kolon sehinnga feses menjadi cepat
keluar.
4. Kolik, Rasa nyeri pada perut karena menkonsumsi makanan yang
mengandung zat yang meransang, misalnya cabe, lada, dam jahe.
5. Malabsorpsi, Kelainan kemampuan lambung dan usus untuk menyerap
sari makanan menjadi tidak sebaik yang seharusnya.
6. Malanutrisi, Gangguan kesehatan gizi, dapat karena kelebhihan,
kekurangan, atau ketidakseimbangan gizi.
7. Keracunan makanan, Keracunan makanan dapat terjadi karena alergi
terhadap makan tertentu atau zat aditif yang terkandung di dalamnya.
Keracunan juga bisa terjadi karena makanan mengandung virus, jamur,
dan mikroorganisme, dan parasit lain.
8. Konstipasi/sembelit, Sulit buang air besar karena feses terlalu keras.
9. Peritonitis, Infeksi pada rongga perut. 12. Parotitis, Radang pada kelenjar
parotis. Satu atau kedua pipi membengkak karena kelenjar ludah parotis
diserang virus.
10. Heart burn, Mengalirnya kembali cairan gastrik (cairan lambung) yang
terlalu asam (karena banyaknya HCL) kebagian esofagus.
11. Ulkus peptikum, Terlalu banyak sekret getah lambung yang masuk ke
duodenum sehingga bersifat asam.

21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Makanan bergizi itu 4 sehat yang terdiri dari nasi, sayur, lauk, buah, dan 5
sempurnanya susu. Di dalam makanan sehat terkandung zat-zat makanan
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Fungsi makanan
itu untuk sumber energi, sebagai zat pembangun, sebagai zat pengatur.
Makanan yang kita makan sehari-hari sangat dibutuhkan tubuh sebagai
sumber energi, pertumbuhan, dan untuk menjaga kesehatan. Kita memerlukan
makanan dalam jumlah tepat dan mengandung zat nutrisi lengkap.
Kekurangan salah satu atau lebih dari zat makanan dalam waktu yang cukup
lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada tubuh. Seperti, mag,
kolitis, apendisitis, xerostomia, diare, kolik, malabsorpsi, malanutrisi,
keracunan makanan, sembelit, peritonitis, parotitis, heart burn, ulkus
peptikum.

Proses pencernaan makanan pada manusia ada dua yaitu secara mekanik
dan kimiawi. Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Di saluran pencernaan terdiri dari rongga mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sedangkan, kelenjar
pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Kelenjar
pencernaan ada kelenjar saliva, kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris,
kelenjar sublingualis, pankreas dan hati. Sedangkan, enzim-enzimnya ada
ptialin/amilase, HCL, pepsin, renin, lipase gastrik, tripsin, peptidase, erepsin,
enterokinase.
B. Saran

Dari kesimpulan-kesimpulan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan


adalah sebagai berikut:

 Bagi pembaca diharapkan dapat memahami keseluruhan materi sistem


pencernaan dan penyerapan.

22
 Bagi pengajar atau tenaga pendidik diharapkan dapat memahami konsep
proses pencernaan dan bagaimana penyerapan itu terjadi, dengan harapan
dapat mengajarkan pada peserta didik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Buku Biologi Sistem Pencernaan Untuk SMA/MA Kelas XI . (2015).

Buku Sumber Belajar Penunjang Plpg 2017 Mata Pelajaran IPA Bab VIII Sistem
Organ Pada Manusia. (2017).

Gide, A. (2015). Landasan Teoretis Sains Dasar. Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.

Gustina, D., & Adetya, N. (2020). Rancang Bangun Visualisasi 3D Sistem


Pencernaan dengan Konsep Virtual Reality Berbasis Android. Jurnal IKRA-
ITH Informatika, 4(3), 103–110.

Nurcahyo, H. (2005). Sistem Pencernaan Manusia (Digesti). Sistem Pencernaan


Makanan (Digesti), 1–8.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131782835/pendidikan/Bb1-Digesti.pdf

Siswanto. (2017). Pencernaan. Diktat Fisiologi Veteriner II, 1–69.

24

Anda mungkin juga menyukai