Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMAKOLOGI

OBAT PADA SISTEM PENCERNAAN


Dosen Pengampu:

DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV:

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah shallahu alaihi wassalam. Berkat limpahan dan Rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah FARMAKOLOGI
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dan support dari anggota kelompok, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan FARMAKOLOGI
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, refrensi, dan berita.
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan , baik yangdatang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKES Yarsi Mataram (Amiin).

Mataram, 30 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Prosedur pemberian medikasi topical...........................................................................2
1. Pemberian obat topical...................................................................................................2
2. Macam-macam obat topical...........................................................................................2
3. Tujuan pemberian obat secara topical..........................................................................3
4. Standar oprasional prosedur pemberian topical..........................................................3
B. Prosedur pemberian medikasi suppositoria.................................................................5
1. Pengertian obat suppositoria.........................................................................................5
2. Macam-macam obat suppositoria.................................................................................5
3. Tujuan pemberian obat suppositoria............................................................................6
4. Standar oprasional prosedur pemberian obat suppositoria.......................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pencernaan merupakan tempat proses terjadinya pengolahan makanan yang
terjadi didalam tubuh. Pencernaan sangat berperan penting bagi manusia yang dimana
makanan yang diolah dalam pencernaan dapat diubah sebagai energi bagi tubuh yang
dibantu oleh sistem pada pencernaan.
Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia, karena siapa saja
dapat mengalami gangguan kesehatan. Penyakit pada sistem pencernaan pada tubuh
manusia sangat beragam, mulai dari yang ringan seperti sembelit hingga yang terparah
adalah kanker usus. Saat ini penyakit pada sistem pencernaan sangat umum dijumpai.
Sehingga diperlukan tenaga kesehatan dan obat-obatan yang dapat membantu mengatasi
permasalahan dalam sistem pencernaan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang Dimaksud dengan sistem Pencernaan dan obat sistem pencernaan?
2. Organ-organ apa saja yang berada dalam sistem pencernaan?
3. Bagaimana Pembagian obat pada sistem pencernaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pencernaan
2. Untuk mengetahui organ yang membantu dalam sistem pencernaan
3. Untuk mengetahui pembagian obat dan dosis yang diberikan untuk mengatasi
penyakit pada sistem pencernaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan manusia adalah suatu sistem dalam tubuh yang berperan
sebagai penerima makanan dari luar,yang kemudian diproses di dalam organ-organ
pencernaan manusia,dimulai dari menerima makanan dari luar,mencerna, menyerap
bahan yang dapat diserap, serta mengeluarkan sisa-sisa pencernaan. Proses pencernaan
makanan terjadi secara fisik dan kimiawi, sehingga pencernaan terbagi menjadi
pencernaan mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanis adalah proses di mana makanan
dipecah secara fisik dan dipecah menjadi potongan-potongan kecil.Proses di mana tubuh
menyerap partikel makanan dengan bantuan enzim pencernaan disebut pencernaan
kimiawi (Sabila Nur Amanila, 2013).
Proses sistem pencernaan mengubah makanan dari besar menjadi lebih kecil dan
lebih halus dan membuka molekul makanan kompleks menjadi molekul sederhana
menggunakan enzim (Sudomo, 2013). Organ pencernaan makanan terlibat dalam
pencernaan makanan pada manusia. Organ pencernaan manusia adalah organ tubuh yang
mencerna makanan yang kita makan. Saluran pencernaan dibagi menjadi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan (G.Liviani, 2015). Organ-organ yang berada pada
sistem pencernaan contohnya, mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum
dan anus. Organ yang membantu memecah makanan pada sistem pencernaan Dan ada
juga enzim yang membatu pada sistem pencernaan seperti enzim lipase, amilase,
protease, serta laktase
Obat-obatan pada sistem pencernaan adalah obat yang berkerja dari mulut sampai
ke anus (sistem gastrointestinal). Jenis-jenis obat pencernaan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik, Antikolinergik,
Hepatoprotektor, Prokinetik, Antidiare, Laksatif (pencahar).

B. ORGAN PADA SISTEM PENCERNAAN


1. MULUT
Mulut adalah salah satu organ penting dalam sistem pencernaan manusia
yang memiliki beberapa fungsi. Sejumlah fungsi mulut dalam sistem pencernaan
adalah mengunyah, menelan, dan mencerna makanan dan minuman sebelum
menuju lambung. Mulut merupakan organ pertama pada saluran pencernaan. Di
dalam mulut, terdapat duamekanisme pencernaan, yaitu kimiawi dan mekanik.

2. ESOFAGUS
Esofagus atau kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan
tenggorokan dan lambung. Esofagus diketahui memiliki panjang sekitar 20
sampai 21 cm, mulai dari trakea (batang tenggorok) dan memanjang sampai
bagian atas lambung. Adanya kerongkongan akan mempermudah kita dalam

2
menelan makanan. Maka dari itu, jika organ ini mengalami gangguan kita akan
cenderung sulit untuk menelan makanan.
3. LAMBUNG
Lambung adalah salah satu organ penting dalam sistem pencernaan
manusia yang berperan dalam banyak hal. Beberapa fungsi lambung dalam sistem
pencernaan adalah menampung makanan dan minuman, mengolah, dan
mendorong makanan ke usus untuk penyerapan makanan lebih lanjut.Lambung
terletak di atas sisi perut bagian kiri dan terhubung dengan usus halus. Ukuran
lambung setiap orang berbeda, tergantung dari komposisi dan jumlah makanan
yang masuk ke dalamnya.

4. USUS HALUS
Usus halus adalah bagian sistem pencernaan yang tugas utamanya
menyerap nutrisi dari makanan dan minuman serta menjalankan berbagai proses
pencernaan lainnya. Proses pencernaan makanan dalam usus halus didukung oleh
gerakan peristaltik usus, yaitu gerakan seperti gelombang yang terjadi akibat
kontraksi dan relaksasi dinding otot halus, serta adanya bantuan enzim untuk
mempercepat proses pemecahan zat dalam makanan.

5. USUS BESAR
Usus besar adalah organ tubuh yang menjadi bagian akhir dari saluran
pencernaan. Meski menjadi bagian akhir, usus besar memiliki peran penting
dalam sistem pencernaan manusia. Salah satu fungsi usus besar dalam sistem
pencernaan adalah untuk menyerap vitamin dan cairan yang terdapat di dalam
kimus (chyme) sebelum membentuk feses. Proses penyerapan ini juga dibantu
oleh bakteri yang berada di dalam saluran cerna.

6. RECTUM dan ANUS


Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang berfungsi untuk
menampung feses sebelum dikeluarkan dari tubuh. Rektum adalah saluran dengan
panjang sekitar 12 hingga 15 sentimeter yang menghubungkan usus besar dengan
anus atau dubur (lubang akhir untuk mengeluarkan feses).Jika sudah dipenuhi
oleh feses, reseptor pada dinding rektum akan mengirimkan sinyal ke otak untuk
memunculkan keinginan buang air besar dan mendorong feses menuju anus.

C. PEMBAGIAN OBAT PADA SISTEM PENCERNAAN


Berdasarkan tempat kerjanya obat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Obat yang
bekerja di rongga mulut, Obat yang bekerja di lambung, Obat yang bekerja di usus, Obat
yang bekerja di usus besar dan anus.
Sedangkan Adapun obat yang berkeja pada sistem cerna seperti:

1. Antasida
Antasida adalah kelompok obat yang berguna untuk menurunkan kadar asam

3
lambung naik yang memicu gejala maag dan penyakit gastroesophageal reflux
disease (GERD) ringan.
Fungsi Antasida untuk Mengurangi dan menetralkan asam lambung, Mengurangi
nyeri lambung
Jenis Antasida
1). Antasida Sistemik
a. Cara kerjanya cepat namun cenderung menimbulkan alkalosis dan
konstipasi
b. Mampu mengurangi nyeri lambung karena dapat menetralisir asam
lambung
c. Contoh : Natrium Bicarbonat dan Calcium Carbonat
2). Antasida Non Sistemik
a. Cara kerja melapisi mukosa lambung dan menetralisi asam lambung (
Covering Agent )
b. Contoh: Aluminium Hidroksida,Aluminium Phosphat, Magnesium
Trisilikat
c. Contoh dari Aluminium Hidroksida (Al(OH)3)
Indikasi: Ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal,
gastritis,mengatasi gejala dyspepsia (ulkus dan don ulkus), gastro-
esophageal reflux disease, hiperfosfatemia.
Dosis dan waktu pemberian. Dewasa: 1-2 tablet dikunyah, 4 kali
sehari dan sebelum tidur atau 5-10ml suspensi 4 kali sehari diantara
waktu makan dansebelum tidur.
Anak usia 6-12 tahun: 5 ml maksimal 3 kali sehari

Efek samping Antasida

Jika dikonsumsi sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan, antasida


jarang menimbulkan efek samping. Namun, pada beberapa orang, antasida
dapat muncul beberapa efek samping seperti, Diare atau sembelit, Perut
kembungKram atau nyeri perut, Mual atau muntah, Sakit kepala, Mulut kering,
Sering buang air kecil, Rasa logam di mulut.

2. Digestan
obat obat pencernaan atau digestiva adalah digunakan untuk membantu proses
pencernaan di seluruh lambung usus. Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-
enzim atau campurannya, berguna memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat pada

defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan. Obat digestan pada
umumnya adalah obat enzym antara lain Enzyplex, Vitazym, Pankreoflat, dll
Dosis obat digestan
Dosis penggunaan obat digestan dapat berbeda, tergantung dari merek obat,
bentuk obat, dan kandungan di dalamnya. Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk
penggunaan yang tertera di kemasan. Dosis salah satu produk dengan

4
kombinasi enzim pencernaan untuk orang dewasa adalah 1–2 tablet, 1–3 kali
sehari. Dosis produk lain yang juga mengandung enzim ini bisa saja berbeda.

Efek samping
Efek samping yang terjadi akibat penggunaan obat digestan dapat berbeda pada
tiap pasien. Efek samping tersebut dapat berupa Sembelit atau kontipasi, diare,
Sakit perut atau kram perut, mual

3. Antiemetic
Antiemetik bekerja dengan cara menghambat proses penghantaran sinyal mual
dan muntah di otak. Berdasarkan cara kerjanya, antiemetik terbagi tiga jenis,
yaitu antagonis dopamin, antihistamin/antikolinergik, dan 5HT3 receptor
antagonists. Pemilihan jenis antiemetik akan disesuaikan dengan penyebab mual
atau muntah.
Efek samping
Ada beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan antiemetik,
antara lain Sakit kepala, sembelit, Rasa lelah atau kantuk, Pusing, mulut kering,
Hilang nafsu makan

4. Antidare
Obat pencahar atau laksatif adalah kelompok obat untuk mengatasi susah buang
air besar (BAB) atau konstipasi. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk
membersihkan usus sebelum tindakan medis tertentu, seperti operasi usus atau
kolonoskopi.
Efek samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan obat pencahar bisa bervariasi, tergantung
pada jenis obat pencahar yang digunakan. Namun, beberapa efek samping
berikut bisa terjadi setelah menggunakan obat pencahar seperti perut kembung,
Buang gas (kentut), kram perut, Tidak enak badan

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit
atau pada membran areamata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Sedangkan
untuk Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentukyang
diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk torpedo,dapat melunak,
melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yangditimbulkan adalah efek
sistemik atau lokal. Bahan dasar yang digunakanharus dapat larut dalam air atau
meleleh pada suhu tubuh. Semakinpendek waktu melarut/mencair semakin baik
karena efektivitas obatsemakin baik.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca setelah selesai membaca makalah ini supaya dapat
memahami pengertian dan cara pemberian obat topical maupun suppositoria.

6
DAFTAR PUSTAKA

Amanila, Sabila. (2013). Sistem Pencernaan Manusia. JEduras, Vol. 1, No. 2. Bandung.

Sudomo, D. (2013). Sistem Pencernaan. Embriologi Kedokteran Langman, 1(1), 243–271.

G.Liviani. (2015). Ersalina_Liviani_G_22010111130108_L ap.KTI_Bab2. 1–22.

Anda mungkin juga menyukai