Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIOLOGI LANJUT

MULUT DAN ESOFAGUS

Oleh :
Riri Deviyana 2102010025

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNUVERSITAS BUMIGORA MATARAM
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "MULUT DAN ESOFAGUS " dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Kesehatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
mmebangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB 1 ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 4
1.2. TUJUAN..................................................................................................................... 4
1.3. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 5
BAB 2 ........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1. PENGERTIAN ............................................................................................................. 6
A. Saluran pencernaan ..................................................................................................... 6
B. Sistem Pencernaan....................................................................................................... 6
2.2. ESOFAGUS .................................................................................................................... 7
1. PENGERTIAN ESOFAGUS ...................................................................................... 7
2. FISIOLOGI ESOFAGUS ............................................................................................ 7
1.3. MULUT ...................................................................................................................... 9
A. STRUKTUR MULUT................................................................................................. 9
B. Mekanisme Percernaan di Mulut............................................................................... 10
C. Fisiologi menelan ...................................................................................................... 11
BAB 3 ...................................................................................................................................... 13
PENUTUP............................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 13
3.2. SARAN ......................................................................................................................... 13
DATAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tiap tubuh manusia membutuhkan oksigen,nutrisi,suhu tubuh yang normal, dan
tekanan atmpsfer yang normal sehingga tubuh manusia harus memiliki homeostasis yang
mampu dipertahankan agar dapat mempertahankan keseimbangan tersebut, terdapat
berbagai macam sistem organ, antara lain : sistem integument, sistem skeletal, sistem
muskulo, sistem saraf, sistem endokrin, sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem
lymphatic, sistem urinary, sistem reproduksi, dan sistem pencernaan. Masing-masing dari
sistem orgam memiliki organ masing-masing yang bekerja sama dalam menstabilkan
keadaan tubuh secara bersamaan. Fungsi dari tiap sistem organ yaitu metabolisme,
organization, kemampuan dalam bereaksi, pergerakan tubuh, perkembangan, dan
reproduksi.
Salah satu yang dibutuhkan oleh tubuh adalah nutrisi. Nutrisi yang diperoleh dari luar
akan masuk ke dalam tubuh dan disebarkan ke dalam tubuh agar nutrisi yang diperoleh
mampu mempertahankan homeostasis tersebut. Sistem organ yang mampu mencernaa
nutrisi tersebut adalah sistem pencernaan (digestive system), dimana dengan bantuan
sistem sirkulasi, bekerja seperti “gigantic meals on wheels” yang memberikan makanan
pada miliaran sel di dalam tubuh. Sistem ini menyediakan air , elektrolit, dan nutrisi yang
lain. sistem pencernaan terdiri dari organ seperti, kaviti oral, faring, esofagus, perut, usus
kecil, dan usus besar. Dimana oragn tersebut melakukan tugasnya masing-masing seperti
mencerna, absorbsi, dan mengririmkan nutrisi ke dalam seluruh tubuh.
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari umumnya tidak dapat dimanfaatkan langsung
oleh sel-sel tubuh. Oleh karena itu dibutuhkan makanan harus melaluiproses mekanik dan
kimiawi sehingga dapat diserap oleh dinding intestial dan diantarkan kedalam sel melalui
darah. Walaupun makanan yang kita konsumsi sudah masuk kedalam tubuh, bahkan
diserap oleh tubuh, bukan berarti semua bahan tersebut dicerna oleh tubuh, tapi juga dapat
dibuang sebagai hasil metabolisme pencernaan ataupun memang tidak digunakan oleh
tubuh.
1.2. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami fisioloagi dari system pencernaan tubuh manusia
terlebih lagi pada mulut dan esofagus.

4
1.3.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan saluran pencernaan
2. Mengetahui fungsi dari system pencernaan
3. Apakah yang dimaksud dengan esofagus dan mulut
4. Apa saja kelainan yang bisa terjadi terhadap esofagus
5. Apa saja kelainan yang bisa terjadi

5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
A. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran panjang yang berkelanjutan dari mulut sampai
dengan anus, organ-organ tersebut adalah mulut (oris), faring, esofagus, lambung (gaster), usus
halus (terdiri atas duodenum, yeyunum dan ileum), usus besar ( terdiri atas seikum, kolon
asenden, kolon transvesum, kolon desenden dan kolong sigmoid), rectum, anus.
Saluran pencernaan dilapisi oleh 4 lapisan (tunika) yaitu tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskulus sirkules eskterna dan tunika serosa adventia. Tunika mukosa
merupakan lapisan terdalam yang terdiri lipatan-lipatan yang membentuk tonjolan ( disebut
dengan villi). Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut kefaring bagian
atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat
asam.
B. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan saluran panjang (kurang lebih 9 meter) yang terlibat dalam
proses mencerna makanan, mulai dari mulut sampai dengan anus. Saluran ini akan menerima
makanan dari luar tubuh dan mempersiapkannya untuk diserap serta bercampur dengan enzim
dan zat cair melalui proses pencernaan, baik dengan cara pengunyahan, menelan dan
mencampur menjadi zat-zat gizi dan energi.
Fungsi dari sistem pencernaan :
1. Menerima makanan dari mulut
2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (dilakukan didalam mulut, faring, esofagus,
dan lambung)
3. Menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah (dilakukan oleh usus)
4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk
diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut :
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Lambung
5. Usus halus
6. Usus besar
6
7. Rektum
8. Anus
Selain itu mulut memuat gigi untuk mengunyah makanan, dan lidah yang membantu untuk cita
rasa dan menelan. Beberapa kelenjar atau kelompok kelenjar menuangkan cairan pencerna
penting kedalam saluran pencernaan.
2.2. ESOFAGUS
1. PENGERTIAN ESOFAGUS
Esofagus merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring. Panjangnya kira-kira 21cm.
Posisi vertikal dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada
di belakang trakhea. Pada bagian dalam dibelakang jantung menembus diafragma sampai
rongga dada. Fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri diafragma.
Sekresi esofagus bersifat mukoid, berfungsi memberikan pelumas untuk pergerakan
makanan melalui esofagus. Pada permulaan, esofagus banyak terdapat kelenjar mukosa
komposita. Bagian badan utama dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa simplek. Untuk
mencegah erosi mukosa oleh makanan yang baru masuk, kelenjar komposita pada perbatasan
esofagus dengan lambung melindungi dinding esofagus dari pencernaan getah lambung.
2. FISIOLOGI ESOFAGUS
A. Fungsi utama esofagus
Fungsi utama esofagus adalah menghantarkan makanan dan faring kelambung dan
pergerakannya disusun khusus untuk fungsi ini. Dalam keadaan normal, esofagus
menunjukkan dua jenis gerakan peristaltik yaitu, peristaltik primer dan peristaltik sekunder.
Peristaltik primer merupakan lanjutan gelombang peristaltik yang dimulai pada faring dan
menyebar ke esofagus selama stadium faringeal proses menelan. Gelombang ini berjalan dari
faring kelambung kira-kira dalam waktu 5-10 detik. Bila gelombang peristaltik primer gagal
menggerakkan semua makanan yang sudah mesuk esofagus kedalam lambung, timbul
gelombnag peristaltik sekunder akibat dari rengangan esofagus oleh makanan yang terlinggal.
Gelombnag ini pada hakekatnya sama seperti gelombang peristaltik primer, kecuali gelombang
ini berasal dari esofagus itu sendiri bukan dari faring. Gelombang peristaltik sekunder terus
dibentuk sampai semua makanan masuk kedalam lambung.
B. Fungsi sfingter esofageal bawah
Fungsi utama sfingter esofageal bawah adalah untuk mencegah refluks isi lambung ke
bagian atas esofagus. Isi lambung sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik.
Mukosa esofagus, kecuali pada satu per delapan bagian bawah esofagus, tidak mampu
menahan kerja pencernaan sekret lambung dalam waktu yang lama. Untung konstruksi tonik
7
sfingter esofageal bawah mencegah refluks isi lambung yang bermakna ke dalam esofagus,
kecuali pada keadaan abnormal.
C. Sekresi esofagus
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat mukoid dan terutama berfungsi memberikan
pelumasan untuk pergerakan makanan melalui esofagus. Badan utama esofagus dibatasi oleh
banyak kelenjar mukosa simpleks, tetapi pada ujung gastik dan dalam arti yang lebih sempit,
pada permulaan esofagus terdapat banyak kelenjar mukosa komposita. Mukus yang disekresi
oleh kelenjar komposita pada esofagus bagian atas mencegah ekskoriasi mukosa oleh makanan
yang baru masuk, sedangkan kelenjar komposita dekat perbatasan esofagus lambung
melindungi dinding esofagus dari pencernaan oleh getah lambung yang mengalami refluks ke
esofagus bawah. Disamping perlindungan ini, tukak peptink kadang-kadang masih dapat
terjadi pada ujung gastrik esofagus.
D. Kelainan pada Esofagus
Esofagus dapat terserang kardiospase atau akalasia, disebabkan kegagalan fungsi
motorik yang berupa hilangnya gerakan peristaltik dibagian bawah esofagus dan kegagalan
sfinkter kardiak untuk mengendur. Gejala utama ialah disfagia (kesukaran menelan) dan
regurgitasi. Pengobatan konservatif yang berupa dengan perlahan-lahan makan makanan yang
mudah ditelan ada kalanya menolong. Atau usaha untuk membuka sfinkter kardiak bila perlu
dapat dilaksanakan. Kalau cara ini gagal maka perlu dipertimbangkan tindakan pembedahan.
Akalasia ialah suatu penyakit yang menyebabkan bagian distal esophagus (bagian yang
dekat dengan lambung) menyempit, oleh karena bagian itu tidak dapat melebar (relaksasi).
Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, apakah kelainan neurologic, atau psikis. Gejala
akalasia Gejala yang dirasakan oleh pasien ialah rasa tidak nyaman di perut atas, kadang-
kadang Nyeri. Bila menelan makanan dirasakan sukar turun ke lambung, dan kadang-kadang
dimuntahkan kembali.
Esofagus Karotis Esofagitis korosif peradangan di esofagus yang disebabkan oleh luka
bakar karena zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam kuat, basa kuat dan zat organik.
Zat kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. Zat kimia yang bersifat korosif akan
menimbulkan kerusakan pada saluran yang dilaluinya, sedangkan zat kimia yang bersifat
toksik hanya menimbulkan gejalakeracunan bila telah diserap oleh darah.

8
1.3. MULUT
A. STRUKTUR MULUT
a. Rongga Mulut
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan
tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap
kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gigivi dan palatum durum. Lamina
proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang. Epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut. Lamina
proprianya memiliki papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa
yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir ,daerah peralihan epitel mulut yang
tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit. 4
b. Lidah
Seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papila-papila lidah.Epitelnya berlapis gepeng
bertanduk atau tidak bertanduk. 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari papila lidah dan
terdapat Tonsila Linguae. Pada bagian tengah lidah terdapat anyama penyambung septum
linguae. Otot intrinsik lidah yang merupakan unsur utama lidah berjalan vertikal,
longitudinal,dan tranxversal. Otot ekstrinsik terletak di dasar lidah.Papila Peninggian epitel
mulut dan lamina propria, dengan bentuk dan fungsi yang bervariasi. Ada 4 jenis papila yakni:
• Papila Filiformis
Merupakan papila terbanyak yang tersebar di seluruh permukaan dorsal 2/3 anterior lidah.
Epitelnya berlapis gepeng bertanduk, tidak mempunyai taste buds. Papila ini berbentuk kerucut
memanjang (runcing). Modifikasi papila ini disebut papila cueniform (plapilaconica).4
• Papila Fungiformis
Tersebar diantara papila filiformis. Epitelnya berlapis gepeng tidak/sedikit
bertanduk.Permukaannya lebih lebar dari dasarnya sehingga bentuknya menyerupai
cendawan(jamur). memiliki taste buds. Modifikasi papila ini disebut papila lentiformis.
• Papila Foliata
Papila ini kurang berkembang pada manusia. Papila Foliata terdiri atas 2 atau lebih
tonjolan dan alur pararel pada permukaan dorsolateral lidah dan mengandung banyak kuncup
kecap.
• Papila Sirkumvalata
Merupakan 7-12 papila bulat berukuran sangat besar dengan permukaan datar
yangmenonjol diatas papila lain. Epitelnya berlapis gepeng tak bertanduk. Bentuknya

9
menyerupai papila fungiformis. Terdapat sulcus sircular (cryptus) dan pada sisi lateralnya
terdapat taste bud. Ductus ekskretorius kelenjar serous Van ebner bermuara ke cryptus.4
c. Oesophagus
• Tunica mukosa
Epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tunika muscularis mukosa hanya satu
lapis longitudinal. Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks yang
merupakan perluasan kelenjar kardia.
• Tunica submukosa
Terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelejar submukosa atau
oesophageal glands.
• Tunica muscularis
Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik. 1/3 bagian tengah terdiri dari campuran otot
polos dan lurik. 1/3 distal seluruhnya otot polos. 4
B. Mekanisme Percernaan di Mulut
Fungsi mulut adalah untuk mastikasi atau mengunyah.Proses ini adalah untuk menggiling
dan memecah makanan menjadi lebih kecil untuk membantu proses menelan. Selain itu, mulut
sebagai medium untuk mencampur makanan dengan saliva dan merangsang papil pengecap.
Gerakan mengunyah dapat dirangsang dengan perangsangan formatio retikularis dekat pusat
batang otak untuk pengecapan.Kemudian perangsangan di daerah hypothalamus, amigdala dan
korteks cerebri dekat area sensoris untuk pengecapan dan penghidu. Reflex mengunyah
bermula dari bolus makanan yang masuk dalam mulut menyebabkan penghambatan reflex
gerakan mengunyah pada otot. Kemudian rahang akan turun ke bawah menyebabkan reflex
regang pada otot rahang bawah, kontraksi rebound kemudian angkat rahang bawah pengatupan
gigi, bolus melawan dinding mulut dan rebound kembali.
1) Sekresi mulut
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral.Saliva
dihasilkan di mulut oleh tiga kalenjar utama yaitu kelenjar sublingual, kelenjar submandibular
dan kelenjar parotis.Fungsinya adalah memulai pencernaan karbohidrat di mulut. Selain itu,
untuk mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan. Adanya
mucus yang kental dan licin untuk pelumasan.Efek antibakteri melalui efek ganda dengan
adanya lisozim yang melisiskan bakteria dan membilaskan makanan yang digunakan bakteria

10
sebagai sumber makanan.Ia mempunyai bikarbonat yang menetralkan asam dan membantu
mencegah caries gigi.
2) Sekresi Pencernaan dalam Mulut
Mulut mempunyai 2 enzim yang penting untuk proses mencerna yaitu saliva dan amylase
.Saliva terdiri daripada 99.5% air dan bahan padat seperti albumin, globulin dan musin , pH
saliva adalah 6,8 dan bervariasi tergantung konsentrasi CO2 dalam darah,kepadatan berkisar
dari 18 ke 35. Amilase berfungsi untuk menghidrolisis polisakarida menjadi disakarida ,enzim
ini bekerja paling optimum pada pH 6,8 ,pada pH kurang dari 4 enzim ini inaktif misalnya di
dalam lambung.
C. Fisiologi menelan
Tiga Fase Menelan. Deglutition adalah tindakan menelan, dimana bolus makanan atau
cairan dialirkan dari mulut menuju faring dan esofagus ke dalam lambung.
• Fase Oral
Fase persiapan oral merujuk kepada pemrosesan bolus sehingga dimungkinkan
untuk ditelan, dan fase propulsif oral berarti pendorongan makanan dari rongga mulut ke dalam
orofaring. Prosesnya dimulai dengan kontraksi lidah dan otot-otot rangka mastikasi. Otot
bekerja dengan cara yang berkoordinasi untuk mencampur bolus makanan dengan saliva dan
dan mendorong bolus makanan dari rongga mulut di bagian anterior ke dalam orofaring,
dimana reflek menelan involunter dimulai. Untuk menelan makanan padat, suatu penundaaan
selama 5-10 detik mungkin terjadi ketika bolus berkumpul di orofaring.3
• Fase Faringeal
Fase faringeal adalah sangat penting karena, tanpa mekanisme perlindungan faringeal yang
utuh, aspirasi paling sering terjadi pada fase ini. Fase ini melibatkan rentetan yang cepat dari
beberapa kejadian yang saling tumpang tindih. Palatum mole terangkat. Tulang hyoid dan
laring bergerak keatas dan kedepan. Pita suara bergerak ke tengah, dan epiglottis melipat ke
belakang untuk menutupi jalan napas. Lidah mendorong kebelakang dan kebawah menuju
faring untuk meluncurkan bolus kebawah. lidah dibantu oleh dinding faringeal, yang
melakukan gerakan untuk mendorong makanan kebawah. Sphincter esophageal atas relaksasi
selama fase faringeal untuk menelan dan dan membuka oleh karena pergerakan os hyoid dan
laring kedepan. Sphincter akan menutup setelah makanan lewat, dan struktur faringeal akan
kembali ke posisi awal. Fase faringeal pada proses menelan adalah involunter dan kesemuanya
adalah reflek, jadi tidak ada aktivitas faringeal yang terjadi sampai reflek menelan dipicu.

11
• Fase Esophageal
Pada fase esophageal, bolus didorong kebawah oleh gerakan peristaltik. Sphincter
esophageal bawah relaksasi pada saat mulai menelan, relaksasi ini terjadi sampai bolus
makanan mecapai lambung. Tidak seperti sphincter esophageal bagian atas, sphincter bagian
bawah membuka bukan karena pengaruh otot-otot ekstrinsik. Medulla mengendalikan reflek
menelan involunter ini, meskipun menelan volunter mungkin dimulai oleh korteks serebri.
Suatu interval selama 8-20 detik mungkin diperlukan untuk kontraksi dalam mendorong bolus
ke dalam lambung.

12
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di
dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara
lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut
menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks
menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.Dan
dari pembahasan dapat kita ketahui bahwa mulut merupakan salah satu sistem pencernaan yang
terpenting .Jika mulut mengalami suatu gangguan , maka makanan tidak akan dapat masuk
kedalam tubuh dan makanan pun tidak dapat dicerna dengan baik. Dan pada kasus yang dibahas
jika ibutersebut kesulitan mengunyah makanan , maka makanan akan sulit dicerna dan tidak
dapat berjalan ke organ-organ pencernaan lainnya.
3.2. SARAN

13
DATAR PUSTAKA

Anisa shofura,annisa nurul astri. (2018). makalah anatomi esofagus. bandung: academia .

orlando. (n.d.). kesehatan. struktur dan mekanisme mulut , 13.

14

Anda mungkin juga menyukai