Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Hewan Yang Akan
Dipresentasikan Pada Hari Selasa, 27 Maret 2019
DOSEN PENGAMPU :
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa Karena atas berkat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sederhana dan tepat pada waktunya.
Makalah isi berisi tentang “Sistem Pencernaan Hewan”.Ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Hewan .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………....
C. Tujuan Makalah…………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...
A. Kesimpulan……………………………………………………………………......
B. Saran…………………………………………………………………………...….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….......
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Proses pencernaan ini umumnya terdapat pada jenis protozoa dan spons.
Partikel makanan ditangkap oleh kedua organisme tersebut melalui proses
pinositosis dan fagositosis yang membutuhkan energi. Dalam sel, partikel
makanan tersebut dilingkupi oleh bagian membran plasma yang disebut pinosom
atau phagosom.
Selanjutnya, kompleks lisosom yang berisi enzim pencernaan berfusi dengan
kompleks pinosom (atau fagosom) yang akan menghidrolisis partikel makanan
tersebut menjadi bagian kecil yang lebih sederhana. Partikel sederhana hasil
pencernaan tersebut didifusikan ke sitosol sedangkan partikel makanan yang
tidak tercerna dikeluarkan (diekskresikan )dari sel melalui proses eksositosis.
Ada dua macam pencernaan intraseluler. Pencernaan Heterofage melibatkan
pemecahan benda di luar sel, sedangkan autofage pencernaan intraseluler
melibatkan mengkonsumsi komponen dari dalam sel. Hal ini dapat terjadi ketika
sel yang kelaparan, dan dapat menyebabkan lisis, juga dikenal sebagai kematian
sel, jika sel mencerna terlalu banyak dari dirinya sendiri sambil mencari energi
untuk berfungsi. Sel juga dapat diprogram atau dipicu untuk memulai mencerna
diri ketika mereka telah hidup lebih lama dari kegunaannya, atau ketika mereka
terinfeksi dengan patogen. Contoh hewan yang melakukan proses pencernaan
intraseluler adalah Protozoa dan Amoeba.
6
pada saluran tersebut dan dicerna secara kimiawi oleh berbagai jenis enzim
pencernaan dan berbagai substansi yang membantu proses tersebut seperti asam
lambung dan garam empedu.
Proses pencernaan secara mekanis juga berfungsi sebagai media untuk
menghomogenkan enzim dan partikel yang akan dicerna. Setelah itu, partikel
makanan dirombak menjadi berbagai substansi yang dapat diserap oleh tubuh.
Sedangkan partikel yang tidak dapat dicerna diekskresikan pada bagian anus
(anal) yang terdapat dibagian ujung bawah saluran pencernaan
Mulut, pada bagian rahangnya terdapat gigi-gigi kecil. Fungsi mulut pada
ikan adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan. Makanan oleh ikan
tidak dikunyah atau dicerna seperti pada hewan bertulang belakang
lainnya kecuali beberapa jenis ikan pemakan tumbuhan.
Pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut yang
terdapat di daerah sekitar insang. Lapisan permukaan faring hampir sama
dengan rongga mulut, Jika benda yang ditelan bukan makanan maka akan
dibuang melalui insang
Kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan dari
pharynx, berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah
insang. Kerongkongan berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
7
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut esophagus berperan dalam
penyerapan garam.
Lambung, merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa saluran
memanjang yang agak membesar. Lambung berfungsi sebagai penampung
makanan. Pada ikan yang tidak berlambung fungsi penampung makanan
digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantong yang
membesar.
Pylorus, pylorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan, pada
beberapa spesies tertentu, di bagian akhir ventrikulus terdapat tonjolan-
tonjolan berbentuk kantong buntu yang disebut pylorus. Kantong buntu ini
berguna untuk memperluas permukaan dinding ventrikulus agar
pencernaan dan penyerapan makanan dapat berlangsung lebih sempurna.
Usus, berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan sama
besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus
merupakan bagian terpanjang dari saluran penceraan. Pada bagian depan
usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal
dari kantung empedu dan yang berasal dari pankreas. Usus berfungsi
sebagai penyerapan sari makanan.
Anus. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan
bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Anus
berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan.
a. Rongga Mulut
8
Rongga mulut atau dikenal dengan istilah cavum oris dilengkapi denfan
gigi berbentuk kerucut dan berbentuk V dengan terdapat bagian rahang atas
dan rahang bawah. Dibagian rongga mulut terdapat lidah yang berfungsi
untuk menangkap mangsa serangga kecil yang dibasahi dengan air liur/
salivanya. Fungsi dari rongga mulut untuk melindungi bagian gigi, lidah
dan juga bagian awal masuknya makanan
b. Kerongkongan(esofagus)
c. Lambung (ventrikulus)
d. Usus Halus
Usus halus pada katak dibedakan menjadi tiga macam yaitu duodenum,
jejenum dan ileum. Secara umum Usus halus berfungsi sebagai tempat
terjadinya penyerapan sari-sari makanan oleh enzim yang dihasilkan
pankreas.
e. Usus Besar
Usus besar berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan air dan tempat
pembusukan sisa makanan. Kemudian sisa makanan dan air tersebut akan di
dorongkan langsung menuju ke rektum dan berakhir ke kloaka.
f. Kloaka
9
Kloaka adalah bagian akhir dari sistem pencernaan. Fungsi kloaka adalah
sebagai tempat pembuangan sisa makanan, pembuangan urine dan
sebagainya..
10
Organ Pencernaan Platyhelminthes
sistem pencernaan dari Platyhelminthes terdiri atas mulut, faring dan usus.
Faring dapat keluar dari mulut untuk menangkap makanan, kemudian
masuk ke mulut dan dicerna di dalam usus yang bentuknya bercabang-
cabang kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh, sisa makanan dari
platyhelminthes akan dibuang dan dikeluarkan melalui mulut karena cacing
pipih tidak memiliki anus.
Pencernaan karbohidrat
Karbohidat (sakarida) berfungsi sebagai sumber energi utama dalam
tubuh. Dalam 1gr karbohidrat akan diperoleh energi sebanyak 4,1 kkal.
Karohidrat dibedakan menjadi tiga, berdasarkan rantai molekulnya:
1. Polisakarida
Merupakana polimer (rantai panjang sakarida). Kebanyakan karbohidrat
berada dalam bentuk ini. Di alam polisakarida dapat diperoleh dari
tumbuhan, amilum/pati/zattepung, dan pada hewan dijumpai dalam
bentuk glykogen (gula otot).
2. Disakarida
Di (dua), sakarida (karbohidrat), merupakan karbohidrat yang tersusun
dari 2 monomer sakarida. Artinya senyawa ino hanya tersusun atas dua
11
jenis monomer sakarida. Macam-macam disakarida:
3. Monosakarida
Monomer sakarida, molekul paling sederhana penyusun sakarida, dan
molekul yang dapat digunakan oleh sel karena berukuran kecil. Macam-
macam monosakarida:
• Glukosa
• Fruktosa
• Galaktosa
12
penyerapan dan diedarkan ke seluruh sel di dalam tubuh. Di dalam sel
monosakarida ini akan dimetabolisme untuk pembentukan energi
Pencernaan Lemak
Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat dan juga berperan
sebagai unsur penyusun tubuh. Dalam 1gr lemak tersimpan energi
sebesar 9,3 kalori. Senyawa triasilgliserol (TAG) merupakan polimer
lemak yang tersusun atas tiga asam lemak dan gliserol. Pencernaan
lemak dibantu oleh enzim lipase yang berasal dari pankreas di usus halus.
Ketika kim memasuki duodenum (usus 12 jari), dinding-dinding
duodenum akan menghasilkan kolesistokinin, hormon ini merangsang
hati untuk melepaskan garam empedu.
Garam empedu memudahkan pemecahan lemak oleh lipase. Butiran-
butiran lemak tak larut dalam air, sedangkan enzim lipase dapat larut
dengan air oleh karenanya hanya dapat menyentuh bagian permukaannya
saja. Pengemulsian lemak oleh garam empedu mengubah ukuran butiran
lemak menjadi lebih kecil. Sehingga butiran-butiran kecil lemak (TAG)
yang teremulsi dengan garam empedu dapat dipecah menjadi asam lemak
dan gliserol oleh enzim lipase. Kemudian asam lemak dan glyserol ini
akan diserap melalui pembuluh limfe di ileum. Berikut ini beberapa enzim
yang membantu proses pencernaan lemak beserta fungsinya:
Pencernaan Protein
13
dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, penyusunan dan penggantian protein
yang rusak di dalam tubuh.
14
D. Pencernaan Simbiotik Pada Ruminansia
15
Organ-organ pencernaan Ruminansia
1. Rongga Mulut
Rongga mulut menjadi tempat pertama dalam proses pencernaan hewan
ruminansia. Di dalam rongga muut terdapat gigi seri (insisivus) mempunyai
bentuk yang sesuai untuk meotong dan menjepit makanan yang berupa dedaunan
dan rerumputan. Kemudian gigi taringnya yang berfungsi untuk merenggut
rumput atau dedaunan yang agak keras. Sedangkan proses pengunyahan
selanjutnya dengan gigi geraham depan (premolare) dan geraham belakang
(molare). Selain itu rahang hewaan ruminansia dapat bergerak menyamping untuk
menggiling makanan.
2. Esofagus (kerongkongan)
Setelah mengalami fase pengunyahan di dalam mulut, makanan kemudian
melewati kerongkongan. Kerongkongan merupakan organ penghubung antara
mulut dan lambung. Makanan yang melewati kerongkongan cukup singkat
dikarenakan sebagian banyak hewan ruminansia memiliki organ kerongkongan
yang relatif pendek.
3. Lambung
Setelah melewati esofagus, makanan kemudian menuju lambung. Pada proses
pencernaan yang pertama lambung bereperan untuk menampung makanan
sementara sebelum di keluarkan kembali. Selain itu lambung pada hewan
ruminansia juga berfungsi untuk proses pembusukan makanan yang merupakan
simbiosis antara hewan pemamah biak dengan flagellata(dari jenis Copromonas
subtitis) dan bakteri dari genus Cytopaga dan Bacterium penghasil enzim selulase
yang dapat mengurai selulosa.
Berikut ini adalah bagian utama lambung hewan ruminansia
a) Rumen
Rumen merupakan bagian lambung yang paling besar. Rumen juga menjadi
tempat pertama masuknya makanan setelah melewati esofagus. Makanan
akan menjadi lebut jika telah memasuki rumen untuk yang kedua kalinya
setelah hewan tersebut mengunyah dan mengeluarkan makanannya. Karena
makanan tersebut telah tercampur dengan air liur serta enzim-enzim yang
terdapat dalam rongga mulut hewan ruminansia. Rumen dapat menampung
cukup bayak makanan yang telah di kunyah.
16
Di dalam rumen terdapat sismbiosis antara flagellata dengan hewan
pemamah biak yang menghasilkan enzim selulase, oligosakharase, hidrolase,
glikosidase, dan enzim amilase. Enzim tersebut berfungsi untuk mengurai
selulosa. Selulosa merupakan komponen utama yang membentuk tanaman
hijau. Selulosa adalah molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen, dan ditemukan dalam struktur selular hampir semua materi tanaman,
dan di dalam selulosa terdapat polisakarida. Sebuah polisakarida yang
merupakan konstituen utama dari dinding sel di semua tumbuhan hijau dan
sebagian besar bakteri.
b) Retikulum
Setelah melewati rumen, makanan kemudian menuju retikulum. Retikulum
mempunyai dinding oto yang cukup kuat, sehingga mampu untuk mengiling
dan memproses makanan menjadi lebih halus. Retikulum juga sering disebut
perut jalang. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, namun diantara
keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan
rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel makanan menjadi
tercampur. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif,
karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran mikroorganisme
c) Omasum
Setelah melalui proses di rumen dan retikulum, kemudian makanan menuju
omasum. Di dalam omasum terdapat enzim-enzim yang berperan untuk
menghaluskan makanan. Di dalam omasum terjadi proses absorpsi yaitu
penyerapan air yang dilakukan oleh dinding omasum. Bentuk permukaan
omasum berbuku-buku. Ph omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara
omasum dan abomasums terdapat lubang yang disebut omaso abomasal
orifice.
d) Obasum
Setelah melalui proses di omasum, kamudian makanan menuju abomasum.
Abomasum juga disebut dengan perut sejati. Permukaan abomasum dilapisi
oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna
oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan
pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan
HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan
17
secara otokatalitik. Di abomasumlah semua enzim-enzim bekerja dengan
optimal.
4. Usus Halus
Setelah melewati berbagai tahap pencernaan yang terdapat dalam lambung,
kemudian makanan menuju usus halus. Usus halus berperan untuk menyerap sari-
sari makanan yang telah di giling halus di dalam lambung. Kemudian sari-sari
makanan yang telah diserap di edarkan ke seluruh tubuh dan menjadi energi.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. roses
penyerapan sari makanan dari organ gastrointestinal terjadi dengan cara transpor
pasif atau dengan difusi dipermudah.
5. Anus
Setelah proses penyerapan sari-sari makanan oelh usus halus, kemudian ampas-
ampas bekas dari proses penyerapan tersebut di bawa menuju anus. Kemudian
ampas-ampas tersebut menumpuk ampas-ampas sebelumnya dan menjadi kotoran
yang siap untuk dikeluarkan.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencernaan intraseluler adalah pencernaan makanan yang dimasukkan ke
dalam sel lalu dicerna dengan bantuan emzim(pencernaan didalam sel) biasa
terdapat di hewan invertebrata, sedangkan pencernaan ekstraseluler
merupakan pencernaan makanan yang berlangsung pasa salura pencernaan
secara kimiawi dan terjadi di luar sel contohnya pada hewan vertebrata
Karbohidat (sakarida) berfungsi sebagai sumber energi utama dalam
tubuh.karbohidrat terdiri atas : Polisakarida,Disakarida . Macam-macam
disakarida: Maltosa, Sukrosa. Laktosa . Monosakarida : Glukosa, Fruktosa,
Galaktosa
Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat dan juga berperan
sebagai unsur penyusun tubuh. beberapa enzim yang membantu proses
pencernaan lemak yaitu Enzim lipase dan Enzim fostatase . Protein
berfungsi sebagai sumber energi cadangan setelah lemak.
Hewan ruminansia merupakan pemamah biak(pemakan tumbuhan) yang
sistem pencernaanya lebih unik dibandingkan dengan hewan lainnya karena
hewan ini memiliki 2 fase proses pencernaan makanan yaitu fase pertama
makanan dikunyah sebentar dalam tekstur yang kasar selanjutnya akan
disimpan dalam rumen lambung dan fase kedua ketika rumen sudah penuh ,
hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang dikunyah tadi untuk
dikunya kembali menjadi halus.
B. Saran
1. Para pembaca diharapkan dapat memahami isi dari makalah diatas
2. Pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penulisan makalah yang lebih baik lagi
19
DAFTAR PUSTAKA
Malik. 2017. Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia (Pemamah Biak) Lengkap. Website :
https://mengakujenius.com/sistem-pencernaan-hewan-ruminansia-pemamah-biak-lengkap/
Karina Dwi Adistiana. 2018. Organ pencernaan ruminansia beserta fungsinya. Website:
https://blog.ruangguru.com/organ-pencernaan-hewan-ruminansia-beserta-fungsinya
20