Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

“SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN”


Tugas Terstruktur Mata Kuliah Fisiologi Hewan

Dosen Pengampu : Roni Afriadi, M.Pd

Oleh :

Nama : Filzah Anisa Mayari


Nim : 0310193146
Kelas : Tadris Biologi IV / Semester IV

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, karena penulis masih dapat
membuat tugas Mini Riset (MR) ini tepat pada waktunya. Mini riset ini membahas
tentang Sistem Pencernaan Pada Hewan yaitu pada: Pisces,Amphibia,Reptilian,Aves
dan Mamalia”. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Mini Riset (MR) mata
kuliah Fisiologi Hewan.

Penulis sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dalam tugas ini agar di lain waktu bisa membuat tugas
dengan lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi penulis dan juga orang lain.

Rantau Prapat, 25 Juni 2020

Filzah Anisa Mayari


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................5

C. Tujuan...............................................................................................................5

BAB II DASAR TEORI....................................................................................................5

A. Pengertian.........................................................................................................5

B. Proses Pencernaan...........................................................................................5

C. Alat Pencernaan...............................................................................................6

D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan.............................................................13

BAB III PENUTUP.........................................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mini Riset (MR) adalah tugas yang berisi deskripsi dan analisis tentang riset yang
telah di lakukan dalam paraktikum , kesimpulan yang terdiri dari satu per satu hasil
praktikum. Fisiologi Hewan adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diterima oleh
mahasiswa dalam lingkup Pendidikan Biologi.

Rasionalisasi pentingnya Mini Riset (MR) ini adalah sering kali kita bingung
untuk menuangkan hasil riset ,penelitian , ataupun hasil praktikum kita agar mudah di
baca dan pahami.Maka dari itu, makalah ini disajikan untuk mengetahui penyajian isi
materi tentang Struktur Hewan : Pencernaan Ruminansia dalam beberapa buku.
Diharapkan Mini Riset (MR) ini dapat dijadikan sebagai acuan yang tepat dan benar
dalam bidang profesi keguruan dalam lingkup Biologi.

Setiap makhluk hidup pasti memerlukan makan karena makanan merupakan


sumber energi pada makhluk hidup. Makhluk hidup memerlukan energi untuk mrlakukan
aktifitas seperti belajar, jalan, berbicara, tidur dan lain sebagainya. Sistem pencernaan
setiap makhluk berbeda- beda, pada manusia saluran pencernaan dimulai dari rongga
mulut,faring,esofagus, lambung, usus halus dan usus besar. Saluran pencernaan perlu
dijaga agar sistem pencernaan berjalan dengan semestinya, menjaganya dengan makan
secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang berserat.

Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan


mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang
dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh
tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-
zat sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.

Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang
terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus
dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
makanan lainnya. Agar makan itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus di
distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di seluruh tubuh Sistem pencernaan terdiri atas
suatu saluran panjang yaitu saluran cerna yang dimulai dari mulut sampai anus, dan
kelenjar-kelenjar yang berhubungan yang letaknya di luar saluran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perbedaan anatommi saluran organ pencernaan pada hewan?
2. Apa itu sistem pencernaan?
3. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?
4. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
5. Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja perbedaan anatommi saluran organ pencernaan pada
hewan?
2. Untuk mengetahui apa itu sistem pencernaan?
3. Untuk mengetahui Proses Pencernaan dalam tubuh ?
4. Untuk mengetahui alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
5. Untuk mengetahui gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian

Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan
sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang
lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam
tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. (Gibson
John. 2003)
B. Proses Pencernaan

Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.


Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-
potong oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau
dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum dapat diserap oleh dinding usus halus.
Karena itu, makanan harus diubah menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam
prose ini dibutuhkan beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar
pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap
oleh jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya
dapat diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya,
kemudian makanan tersebut didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya.
(Gibson John. 2003)
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam
seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan
yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang
berukuran kecil.

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut


hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses
pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut. (Syaifuddin. 2012)
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.

2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.

3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.

4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan


bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.

6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui
anus.
C. Alat Pencernaan

Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.


Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus
besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar
ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.
a. Rongga Mulut

Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan,


yaitu: gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan
menggalami pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.

- Gigi

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat
di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi
geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota
gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk
mahkota gigi yang berbeda- beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi
geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan
gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan.
Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk,
berfungsi untuk mengunyah.
- Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat
pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
- Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah
dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu: Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga,
Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah, Kelenjar sublingualis, terletak
di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah
juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Rangsang
untuk pembentukan saliva (air liur) adalah: adanya makanan dalam mulut, dan
melihat, mencium dan memikirkan makanan. Fungsi saliva (ludah) adalah untuk
membantu pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai pelumas untuk
mempermudah menelan. (Syaifuddin. 2012)
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi
mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi
gula sederhana ( maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
Enzim ptialin bekeja dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

b. Tekak (pharynk)

Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan antara rongga hidung dengan


tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang
yang menuju tenggorokan disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis
pada waktu proses menelan.
c. Kerongkongan (esophagus)

Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang panjangnya 25 cm,
dimulai dari farink sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Esophagus memiliki
fungsi sebagai pen ghantar makanan dari farynk ke lambung. Kerongkongan ( esofagus )
merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung, kerongkongan
berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada
kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat
mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak
peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk
mendorong makanan ke dalam lambung.
d. Lambung

Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri


rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi. Lambung
terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat
( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan
berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua
belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur
masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi
otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan
getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti
bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir
( musin ), asam lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat
asam karena banyak mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk
bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-
pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin
berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya
enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses
pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga
menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi)
getah lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya
dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit
keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.
e. Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk
menetralkan racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan
penting pada metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah
diabsorbsi oleh tubuh dari usus, bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan
lemak.
f. Usus Halus

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter,
lebar 25 mm dengan banyaklipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini
berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses
penyerapan makanan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:

- Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,

Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat
bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan saluran
pankreas masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula
hepatopankreatika atau ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan getah empedu
(bilus) yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan
lemak. Pankreas yang terdapat di bawah lambung menghasilkan getah pankreas,
getah pankreas menghasilkan enzim pencernaan seperti amilase, tritsin, dan lipase
- Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,

Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan
secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti
yang dihasilkan pankreas.
- Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.

Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan
diserap oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan
diangkut oleh kapiler darah, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh
pembuluh kil (pembuluh getah bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke
pembuluh balik besar bawah selangka.

Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju, lumeu
usus. Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan mengandung berbagai enzim
misalnya peptidase, maltase, sukrase, ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini
terdapat pada permukaan sel epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada
permukaan atau di dalam sel-sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek
otonom, hormon sekretin, dan kolesistokinin.

Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari lambung. Isinya
yang cair digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Di samping
gerakan peristaltik ada juga gerakan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang
memisahkan beberapa segmen usus satu dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke
usus duabelas jari (duodenum) melalui saluran-saluran, empedu dan getah pangkreas
(dari pangkreas). Empedu digunakan untuk pencernaan lemak yang dipecahkan dalam
bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu kerja lipase. Empedu ini sifatnya
alkalis dan membuat makanan yang keluar dari lambung yang asam menjadi netral.
Garam empedu mengurangi ketegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk
emulsi dari lemak yang dimakan.

Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi.
Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini.
Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu
menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus
halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah
pankreas, dan getah usus.
- Cairan Empedu

Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak
mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang
berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan
berikut:
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.

2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi
iritasi pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat
alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam
tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai
pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan
unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah
pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk
disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam
proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum
lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu,
cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan
aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
- Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan
oleh sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini
berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus
halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase membantu
dalam pemecahan pati.
- Getah Usus

Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah
usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1. Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa.
2. Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi
dua molekul glukosa.
3. Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa.
4. Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida
menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di
usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian
jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin
yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di
dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini
asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui
sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu
dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol
diserap kedalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan,
kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak
yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu
masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-
bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar
(kolon).
g. Usus Besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon
ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus
halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung
sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa
sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan
lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri
escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri
e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks),
bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di
dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus).
Gerakan pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar
otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang
air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan
mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses
dapat terdorong keluar anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat
suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas
kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya
defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan
sempurna.
D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan

Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah sebagai berikut:

a. Diare : feces encer karena adanya gangguan absorbsi air

b. Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar sehingga
nmenimbulkan rasa sakit pada perut .

c. Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi peradangan selaput
perut (peritonium).
d. Apendisitas : terjadinya peradangan appendiks (umbai cacing)

e. Kolik : timbulnya perasaan nyeri karena salah cerna

f. Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih sehingga bila
kena gesekan menimbulkan rasa nyeri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan
berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari
rongga mulut. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi
dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan
dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses kimiawi, yaitu pelarutan
dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan
yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus
besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar
ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan
yang disebabkan oleh system pencernaan adalah: diare, sembelit, peritonitis,
apendisitas, kolik, dan ulkus.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis sangat berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun. Penulis berharap tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembacanya. Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA

Andri.2001. Sistem Pencernaan Hewan. Putra Media. Bandung

Faisal, L., O., 2013. Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii)


dan Ikan Baronang (Siganus guttatus) yang dibudidayakan
Bersama di Keramba Tancap. Jurnal Mina Laut Indonesia, 1(1)

Titrawani, R., Elvyra, dan R., U., Sawalia, 2013. Analisis Lambung
Ikan Senangin (Eleutheromena tertractylum Shaw) di Perairan
Dumai. Al-Kauniyah Jurnal Biologi.: 25 6 (20): 85-90

Anda mungkin juga menyukai