Anda di halaman 1dari 28

ANATOMI DAN MORFOLOGI SCHIZOPHYTA, THALLOPHYTA, BRYOPHYTA,

DAN PTERIDOPHYTA

Dosen Pengampu: Khairuna,M.Pd


Mata Kuliah : Reproduksi dan embriologi tumbuhan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Reproduksi dan Embriologi
Tumbuhan

OLEH :

Nama : Fitriah

Nim : 0310193147

Kelas. : Tadris Biologi 4

Semester : V (Lima)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat ridha- Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah Reproduksi
dan Embriologi Tumbuhan ini membahas mengenai “Anatomi Dan Morfologi Dari
Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta Dan Pteridophyta”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Ibu Khairuna, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Reproduksi dan Embriologi Tumbuhan. Semoga Allah Swt, melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya untuk kita semua. Penulis berharap semoga pembahasan yang ada
didalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki makalah
selanjutnya. Atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada dalampenulisan makalah ini
penulis mohon maaf.

Medan, 29 November 2021

Fitriah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3

2.1. Pengertian Scizophyta ......................................................................................4

2.2. Karakteristik Scizophyta...................................................................................4

2.3. Klasifikasi schizophyta.....................................................................................4

2.4. Pengertian Thallophyta....................................................................................6

2.5. Karakteristik Thallophyta ..............................................................................6

2.6. Klasifikasi tumbuhan Thallopyta....................................................................7

2.7. Pengertian Bryophyta (lumut) ......................................................................11

2.8. karakteristik Bryophyta (lumut) ...................................................................12

2.9. Klasifikasi Bryohpyta (lumut) ......................................................................13

2.10. Pengertian tumbuhan paku (Pteridophyta)...................................................15

2.11. Klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)...................................................15

2.12. karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta)................................................16

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18

3.2 Saran ............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 19


ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia tumbuhan dikenal istilah Schizophyta yang merupakansalah satu nama divisi
di dalamnya. Schizophyta memiliki nama lain yaitutumbuhan belah, dikarenakan dalam
berkembang biak tumbuhan ini melaluicara membelah diri. Jika dilihat dari segi
evolusi,Schizophyta merupakankelompok tumbuhanyang paling tua dan paling primitif karena
ada padatingkat perkembangan filogeniyang paling rendah.

Yang disebut dengan Schizophyta sendiri terbagi menjadi dua kelasyaitu Schizomycetes
atau lebih dikenal dengan nama bakteri, dan kelas Cyanophyta atau ganggang biu. Berbeda
dengan sebutannya yang dikenal dengan, tumbuhan belah, anggota-anggota dari divisi ini
hanyalah berukuranmiroskopis, yaitu hanya dapat di lihat di bawah lensa mikroskop. Bakteri
danganggang biru sebagai anggota dari divisi ini memiliki masing-masingkarakteristik yang
membedakan antara keduanya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan yang terdapat pada makalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Schizophyta?


2. Bagaimana karakteristik Schizophyta ?
3. Bagamana klasifikasi Schizophyta ?
4. Apa yang dimaksud tumbuhan Thallophyta?
5. Bagaimana karakteristik tumbuhan Thallopyta ?
6. Bagaimana klasifikasi tumbuhan Thallopyta ?
7. Apa yang dimaksud dengan Bryophyta (lumut) ?
8. Bagaimana karakteristik Bryohpyta (lumut) ?
9. Bagaimana klasifikasi Bryohpyta (lumut) ?
10. Apa yang dimaksud dengan tumbuhan paku (Pteridophyta) ?
11. Apa saja klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)?

3
12. Apa saja karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta)?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang terdapat pada makalah ini, yaitu sebagaiberikut :
1. Untuk mengetahui definisi Schizophyta.
2. Untuk mengetahui karakteristik schizophyta.
3. Untuk mengetahui klasifikasi schizophyta.
4. Untuk mengetahui defenisi tumbuhan Thallophyta.
5. Untuk mengetahui karakteristik tumbuhan Thallopyta.
6. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan Thallopyta.
7. Untuk mengetahui defenisi Bryophyta (lumut).
8. Untuk mengetahui karakteristik Bryohpyta (lumut).
9. Untuk mengetahui karakteristik Bryohpyta (lumut).
10. Untuk mengetahui defenisi tumbuhan paku (Pteridophyta).
11. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta).
12. Untuk mengetahui karakteristik tumbuhan paku (Pteridophyta).

4
BAB II

PEMBAHASAN

SCHIZOPHYTA

2.1 Pengertian dan Karakteristik Schizophyta

(Tumbuhan Belah) Schizophyta atau tumbuhan belah merupakan kelompok yang


mempunyai ciri khusus yaitu berkembang biak dengan membelah diri. Schizophyta
merupakan kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling
rendah dari segi evolusi yang merupakan kelompok yang paling tua dan primitif.
Schizophyta berasal dari bahasa Yunani scizein artinya membelah dan phyton adalah
tumbuhan. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat
perkembangan filogenetik yang paling rendah sehingga dari segi evolusi merupakan
kelompok tumbuhan yang paling tua dan paling primitif.

2.2 Ciri-Ciri Schizophyta

Adapun ciri-ciri bakteri (Schizophyta) adalah sebagai berikut:

a. Tubuh uniseluler (bersel satu)


b. Tidak berklorofil (meskipun begitu ada beberapa jenis bakteri yang
memiliki
c. pigmen seperti klorofil sehingga mampu berfotosintesis dan hidupnya
autotrof)
d. Reproduksi dengan cara membelah diri (dengan pembelahan amitosis)
e. Habitat tanah,air,udara,mahkluk,hidup.
f. Satuan ukuran bakteri adalah mikron (10-3)
g. Umumnya tidak berklorofil
h. Hidupnya bebas dan sebagai parasit/patogen
i. Bentuknya beraneka ragam
j. Memiliki ukuran yang kecul rata-rata 1 s/d 5 mikron

5
k. Tidak mempunyai membran inti sel/prokariot
l. Kebanyakan uniseluler (memiliki satu sel)
m. Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung
peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan.

Bakteri umumnya dapat bergerak dengan bantuan alat gerak yang ada
padatubuhnya menuju tempat-tempat yang mengungtungkan dan menghidnari
tempat- tempat yagn merugikan. Adapun jenis-jenis bakteri berdasarkan alat
gerak yaitu .

a. Atrik (bakteri yang tidak mempunyai alat gerak).


b. Monotrik (Bakteri yang mempunyai satu flagel/ alat gerak pada salah
satuujung tubuhnya)
c. Lofotrik (bakteri yang memiliki sejumlah flagel/alat gerak pada ujung
tubuh bakteri)
d. Amfitrik (bakteri yang mempunyai sejumlah flagel/alat gerak pada
keduaujungnya)
e. Peritrik (bakteri yang mempunyai flagel/alat gerak pada
seluruhpermukaan tubuhnya.2

2.3 Klasifikasi Schizophyta

Schizophyta terdiri atas dua kelas yakni kelas Bakteri dan kelas Alga. Tumbuhan
ini merupakan tumbuhan talus, yaitu tumbuhan yang belum dapat dibedakan anatar
akar, batang, dan daun secara jelas.

1. Kelas Schizomycetes/Bacteria
Salah satu klasifikasi bakteri yang banyak dipakai dalam taksonomi,
menyatakan bahwa kelas Bacteria dibagi dalam 7 bangsa/ordo, yaitu:

1. Pseudomonadales
2. Chlamydobacteriales
3. Eubacteriales
4. Actinomycetales

6
5. Beggiatoales
6. Myxobacteriales
7. Spirochaetales

Masing-masing bangsa tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bangsa Pseudomonadales

Sel-sel berbentuk peluru, batang yang lurus atau bengkok, atau


berbentuk spiral, kadang-kadang bergandeng-gandeng berbentuk rantai. Sel
sering mengandung pigmen fotosintetik yang berwarna lembayung atau hijau.

2. Bangsa Chlamydobacteriales

Sel-selnya berderet-deret seperti benang, seringkali deretan sel itu


diselubungi suatu sarung, sel yang terlepas dari koloninya dapat bergerak
bebas.

3. Bangsa Eubacteriales

Sel-sel berbentuk bulat atau batang yang lurus, terpisah-pisah, kadang-


kadang membentuk koloni berupa rantai.

4. Bangsa Actinomycetales

Sel-selnya memanjang hingga mirip hifa cendawan, dan cenderung


untuk membentuk percabangan. Dalam bangsa ini antara lain
meliputi suku Mycobacteriaceae,Actinomycetaceae, dan Streptomycetaceae.

5. Bangsa Beggiatoales

Sel-sel seperti kokus atau berbentuk benang dengan butir belerang


didalamsel atau pada permukaannya, bergerak meluncur, berkelok-kelok atau
berguling, tidak mempunyai flagel. Yang termasuk dalam bangsa
ini yaitu suku Beggiatoaceae.

6. Bangsa Myxobacteriales (bakteri lendir)

Sel-selnya berbentuk batang yang lentur, merayap pada substrat

7
yangpadat, membentuk koloni yang tipis merata pada substratnya yang tampak
seperti lendir.

7. Bangsa Spirochaetales (bakteri spiral)

Sel-selnya langsing, lentur, berbentuk spiral sekurang-kurangnya


mempunyai satu putaran yang lengkap. Bangsa ini meliputi berbagai suku,
diantaranya suku Spirochaetaceae dan suku Treponemataceae.

2.Kelas Cyanophyceae

Disebut alga biru atau ganggang belah (Schizophyceae) atau ganggang


lendir (Myxophyceae), yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Uniseluler, atau berkoloni berbentuk benang dengan struktur yang


masih sederhana
2. Berkembang biak dengan membelah tubuhnya.
3. Memiliki cadangan makanan berupa glikogen/butir-butir sianofisin
(lipoprotein) diperifer, serta ada juga yang berupa volutin.
4. Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang
bila bereaksi dengan air seperti lendir.
5. Pada plasma bagian tepi terdapat klorofil a, karotenoid, fikosianin,
fikoklorofil, yang belum terlokalisasi dan sifatnya labil
menyebabkan warna tidak tetap. Sifat ini disebut adaptasi kromatik
(yaitu jika cahaya hijau mengenai ganggang ini akan berwarna
merah, sedang cahaya merah mengenai ganggang ini akan berwarna
hijau/biru). Kromatofora ini sangat berkaitan erat dengan
fotosintesis I.
6. Inti sel bersifat difus, di tengah sel, belum jelas hanya terdapat
DNA/RNA belum terlokalisasi dan kromosom belum jelas tampak.
7. Pada sel yang tua terdapat vakuola.
8. Umumnya tidak bergerak, namun dari jenis-jenis yang berbentuk
benang dapat mengadakan gerakan meluncur sambil mengeluarkan

8
lendir.

2.4 Reproduksi Schizophyta

Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
Pada umumnya, bakteri melakukan proses reproduksi secara aseksual dengan
pembelahan biner. Pada kondisi yang menguntungkan, bakteri membelah dengan
sangat cepat, yaitu antara 15 – 20 menit. Sehingga dalam waktu satu hari saja, jumlah
bakteri menjadi jutaan. Selain dengan pembelahan biner, bakteri juga dapat
berkembangbiak secara seksual yang berbeda dengan perkembangbiakan yang terjadi
pada organisme eukariotik.

9
THALLOPHYTA

2.5 Pengertian Thallopphyta


Thallophyta merupan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu
tubuh berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya
masih belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang
sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan
kormus. Thallophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang
yang jelas dan thallophyta merupakan tumbuhan yang berthalus termasuk diantaranya
adalah golongan jamur/fungi, bakteri dan ganggang/alga. Yang termasuk golongan
Thallophyta adalah ganggang (alga), jamur (fungi), dan lumut kerak (lichenes).

2.6 Karakteristik Thallophyta


Suatu tumbuhan yang mempunyai struktur kerangka tubuh tidak berdaun,
berbatang dan berakar, semuanya terdiri dari batang thallus (Trainor, 1978). Menurut
Prescott (1951), bentuk thallus ini bermacam-macam ada yang seperti tabung, pipih,
gepeng, bulat seperti kantung, seperti rambut dan sebagainya. Percabangan thallus
bermacam-macam ada yang dichotomous (dua terus menerus), pinicilate (dua-dua
berlawanan sepanjang thallus utama), intricate (berpusat melingkari batang utama),
dan di samping itu juga ada yang tidak bercabang.

2.7 Klasifikasi Thallophyta


1. Ganggang (Alga)
Ganggang (algae) Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat
eukariotik, ada yang hidup melekat pada sesuatu yang ada di dalam air misalnya batu
disebut bentos Jenis-jenis ynag dapat bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak
yang berupa bulu cambuk atau flagel.
2. Jamur atau Fungi
Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler (umumnya
berbentuk benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan seperti

1
0
anyaman disebut miselium, dinding sel mengandung kitin, eukariotik, tidak
berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah
organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis. Habitat jamur secara
umum terdapat di darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler dapat
berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan cara
membentuk spora, membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif dengan cara
membentuk spora askus. Sedang untuk jamur multiseluler reproduksi vegetatif dengan
cara fragmentasi, konidium, zoospora.Secara generatif dapat dilakukan dengan cara
konjugasi, hifa yang akan menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.
3. Lumut kerak atau Lichenes
Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dari golongan Ascomycotina atau
Basidiomycotina (mikobion) dengan Chlorophyta atau Cyanobacteria bersel satu
(fikobion). Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif. Mempunyai
kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu
kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah
dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara selluler
dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang
biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada
bagian permukaan dari thallus. Apabila lumut kerak disayat tipis kemudian diamati di
bawah mikroskop, maka akan tampak adanya jalinan hifa jamur yang teratur dan
dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu yang terdapat di sela-sela
jalinan hifa

1
1
BRYOPHYTA

2.8 Pengertian Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, bryum yang berarti lumut danphyta artinya
adalah tumbuhan. Kelompok tumbuhan nonvascular yang tidak mempunyai pembuluh
angkut yaitu xylem dan floem. Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan
lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan
lain mampu tumbuh sehingga lumut dianggap sebagai tanaman yang hidup pertama darat,
dan juga tanaman sejati pertama.

2.9 Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Ukuran tumbuhan lumut relatif kecil dan jarang ada yang mencapai 15 cm, bahkan ada
yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Bentuk tubuhnya pipih seperti pita dan ada
pula seperti batang dengan daun-daun kecil. Tumbuh tegak dengan mendatar pada
substratnya dengan perantaraan rhizoid. Lumut memiliki 2 macam alat reproduksi, yaitu
anteredium yang menghasilkan spermatozoid dan arkegonium yang menghasilkan ovum.

2.10 Karakteristik Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Struktur tubuh tumbuhan lumut :

1. Batang

1
2
2. Daun
3. Rhizoid
4. Sporofit
5. Gaametofit

2.11 Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Divisi tumbuhan lumut (Bryophyta) dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan


bentuknya, yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthocerotopsida) dan
lumut daun (Musci).6

1. Lumut Hati (Hepaticopsida)

Tumbuhan ini merupakan suatu kecil yang biasanya atas tumbuhan


berukuran relatif kecil yang dapat melakukan fotosintesis, meskipun selalu

bersifat multiseluler dan terlihat jelas tanpa bantuan mikroskop. Lumut hati banyak
ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakankelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju cormophyta. Seperti halnya lumut daun, lumut hati
mempunyai rhizoid yang berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.7

1
3
2. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

Nama untuk lumut ini berasal dari bahasa latin yaitu Anthoceros (tanduk)
dan Phyta (tumbuhan). Dinamakan demikian karena sporofit pada lumut tanduk
bentuknya seperti kapsul memanjang yang tumbuh menyerupai tanduk. Lumut ini
memiliki talus yang melebar mirip dengan lumut hati. Talus berupa lempengan tipis
berbentu bulat dengan tepi berambut atau bergerigi. Talus ini menempel di tanah
dengan bantuan rizoid.10

Perkembangan secara generatif dengan membentuk anteredium dan


arkegonium.

3. Lumut Daun (Musci)

Lumut daun meliputi 12.000 spesies yang mempunyai daerah persebaran


yang sangat luas. Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang
periodik mengalami masa kekeringan, bahkan pasir yang dapat bergerak pundapat
tumbuh. Kebanyakan lumut daun suka pada tempat-tempat yang basah, tetapi ada
pula yang tumbuh di tempat-tempat yang kering.

2.12 Reproduksi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


14
Tumuhan lumut dapat melakukan reproduksi secara aseksual (Vegetatif)
dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora di
dalam spongarium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi
gametofit. Sedangkan reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid yang menghasilkan zigot.Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami
pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom
haploid dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid.

Metagenesisi (Siklus Hidup) Tumbuhan lumut mengalami metagenesis


antara generasi gametofit dan generasi sporofit. tahapan metagenesis pada
tumbuhan lumut adalah sebagai berikut.

1. Spora halpoid(n) yang jatuh di tempat lembab akan berkecambah menjadi


protonema(n).
2. Protonema akan berkembang menjadi gametofit(n). Gametofit adalah
tumbuhan lumut itu sendiri.
3. Gametofit akan menghasilkan anteridium(n) dan arkegonium(n).
Anteridium menghasilkan gamet jantan dan arkegoium menghasilkan
gamet betina.
4. Fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan
zigotdiploid (2n).
5. Zigot akan berkembang menjadi sporofit. Pada sporofit terdapat
spongarium (kotak spora).
6. Di dalam spongarium, terdapat sel-sel induk spora diploid (2n) yang akan
mengalami pembelahan meiosisi menjadi spora haploid(n)

15
16
PTERYDOPHYTA

2.13 Pengertian Tumbuhan paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang


anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena
berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual
dengan spora.1 Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku
(Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya
sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum
menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai
tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah
ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar
sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.

2.14 Ciri- Ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta)

Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut3:

1. Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-


cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
2. Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki
sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
3. Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan
berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub

17
akar tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku
bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikianembrio
Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan
segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memiliki
kaliptra.
4. Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
5. Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas
xylem dan floem.

6. Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan sporaterbentuk


pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun- daun yang
mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril
disebut tropofil.
7. Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan
sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain
menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan
4 spora haploid yang dapat bergandengan tetraeder.
8. Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan
pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan
sporogen.
9. Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu :
perisporium, eksosporium, dan endosporium.

2.15 Morfologi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

18
1. Akar
Akar tumbuh dari pangkal batang, membentuk akar serabut, sehingga
itusistem perakaran paku merupakan akar serabut.Berdasarkan poros
bujurnya,embrio tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi kutub atas dan kutub
bawah.Kutub atas berkembang membentuk rimpang dan daun, sedangkan

akutubbawah membentuk akar.Akar tumbuhan paku bersifat endogendan


tumbuh daririmpang.(Holtum, 1959; Smith, 1971) dalam Hariyadi (2000).

2. Batang
Umumnya batang tumbuhan paku tumbuh di tanah disebut akar batangatau
rizoma (rimpang).Batang tumbuhan paku dapat berbentuk panjang,merambat
atau memanjat.Rimpang dan daun yang masih muda sering tertutupoleh rambut
atau sisik sebagai pelindungnya (Holtum;Satrapadja dalamHariyadi,
2000).Beberapa tumbuhan paku memiliki batang yang muncul di atastanah,
misalnya pada genus Alsophyla, Cyathea, Psilotum.

3. Daun
Berdasarkan bentuk dan sifat daunnya tumbuhan paku dapat dibedakan atas
dua golongan menurut Smith dalam Lubis (2009) yaitu:
 Megaphyllus, yaitu paku yang mempunyai daun besar sehingga mudahdibedakan
atas batang dan daun , misalnya pada Asplenium.
 Macrophyllus, yaitu paku yang memiliki daun kecil dan umumnya berupasisik
sehingga sukar dibedakan bagian-bagiannya, misalnya pada genusLycopodium.
19
Berdasarkan fungsinya daun paku Megaphyllus dibagi atas 2 kelompokyaitu
tropofil dan sporofil (Tjitrosoepomo, 1994).
a) Tropofil, yaitu daun yang berwarna hijau yang berfungsi
sebagaipenyelenggara asimilasi.
b) Sporofil, yaitu daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.4

2.16 Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku (pteridophyta) diklasifikasikan menjadi empat subdivisi,
yaitu Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat), Sphenopsida atau
quisetopsida (paku ekor kuda), dan Pteropsida (paku sejati).

1. Psilopsida (Paku Purba)

Psilopsida (Yunani, psilos = terbuka) merupakan tumbuhan paku purba


(primitive) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai
fosil. Tumbuhan ini diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan
Devonian.Hanya beberapa spesies yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya
Psilotum nudum.
Ciri-cirinya :
1. Hidup pada zaman purba.
2. Tingginya 30 cm – 1 m.
3. Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
4. Memiliki rizom yang dikelilingi rizoid.

2. Lycopsida (Paku Kawat)

20
Lycopsida (paku kawat/paku rambut) disebut juga club moss (lumut gada)
atau ground pine (pinus tanah), tetapi sebenarnya bukan merupakan lumut atau
pinus.Lycopsida diduga sudah ada di bumi pada masa Devonian dan tumbuh
melimpah selama masa Karboniferus.Lycopsida yang hidup pada masa tersebut kini
telah menjadi fosil atau endapan batubara.

Ciri -ciri paku kawat :


1. Hidup pada zaman purba.
2. Paku kawat saat ini sudah menjadi fosil atau endapan batubara.
3. Saat zaman purba, paku kawat rata-rata berukuran 3 m dan hidup di rawa-
rawa.
4. Paku kawat punah saat rawa-rawa tersebut kering
5. Paku kawat yang berukuran kecil masih bisa bertahan hidup sampai sekarang
dan hidup di hutan-hutan tropis, di tanah atau epifit di kulit pohon, tetapi tidak
bersifat parasit.
6. Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun
seperti rambut atau sisik.
7. Batang berbentuk seperti kawat.
8. Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil.
9. Makanan diperoleh dari hasil bersimbiosis dengan jamur.

3. Sphenopsida (Paku Ekor Kuda)

21
Sphenopsida disebut paku ekor kuda (horsetail) karena memiliki
percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga menyerupai
ekor kuda.Paku ekor kuda sering tumbuh di tempat berpasir.Sporofitnya berdaun
kecil (mikrofil) atau berbentuk sisik, warnanya agak transparan dan tersusun
melingkar pada batang.Batang sphenopsida berongga dan beruas-ruas.Batang
tampak keras karena tersusun oleh sel-sel dengan dinding sel mengandung silika
(sehingga dikenal juga sebagai scouring rushes atau ampelas, yang dapat digunakan
sebagai bahan penggosok).

Ciri-ciri :

1. Memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran


sehingga menyerupai ekor kuda.
2. Tumbuh di tempat berpasir.
3. Sporofitnya berdaun kecil atau berbentuk sisik warnanya transparan dan
tersusun melingkar pada batang.
4. Batang berongga dan beruas-ruas
5. Menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yangsama, tetapi jenisnya
berbeda.
6. Gametofitnya berukuran kecil dan mengandung klorofil.
7. Berasal dari genus Equisetum.
8. Pada saat zaman purba, tinggi sphenopsida tingginya mencapai 15 m.
9. Namun ada beberapa diantara shenopsida yang masih bisa hidup sampai
sekarang.
10. Gametofit paku ekor kuda berukuran kecil (hanya beberapa milimeter) dan
mengandung klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Gametofit ada yang
menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium), ada pula yang menghasilkan
22
alat kelamin betina (arkegonium). Gametofit jantan tumbuh dan spora jantan
sedangkan gametofit betina tumbuh dari spora betina.

4. Pteropsida (Paku Sejati)

Pteropsida (paku sejati) atau pakis merupakan kelompok tumbuhan paku


yang sering kita temukan di berbagai habitat, terutama di tempat yang
lembap.Pteropsida hidup di tanah, di air, atau epifit di pohon.Pteropsida yang
hidup di hutan hujan tropis sangat beraneka ragam jenisnya, namun Pteropsida juga
ditemukan di daerah beriklim sedang (subtropics).

2.17 Sistem Reproduksi dan Metagenesis Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan


stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun
atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generatif)
melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat–alat kelamin
(gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid
dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum) seperti halnya tumbuhan
lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
1. Metagenesis paku homospora
2. Metagenesis Paku Heterospora dan Paku Peralihan

Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan sebagai


berikut:6
1. Generasi Sporofit
Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat
menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut

23
sporofil. Sporofit paku umurnya lebih lama di bandingkan gametofit. Sporofit dapat
tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan
reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari
sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat
lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.

2. Generasi Gametofit
Merupakan tumbuhan penghasil gamet. generasi gametofit ditandai dengan
adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti janting,
berwana hijau, dan melekat pada subtrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak
berlangsung lama karena biasanya protaliumnya beukuran kecil dan tidak berumur
panjang.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi


tiga, yaitu:

1. Paku Homospora

Gambar. Salah Satu Contoh Paku Homospora

Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis
spora yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium), Nephrolepis,
Drymoglossum.

2. Paku Heterospora
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang

24
berukuran kecil dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran
besar dan berkelamin betina disebut makrospora.7 Contohnya: Selaginella (paku
rane) yang dapat dijadikan tanaman hias dan Marsilea (semanggi) yang dapat
dimakan.

Nama Gambar

Selaginella (paku rane)

Marselia (Semanggi

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam pembahasan di atas yaitu:


1. Schizophyta merupakan kelompok yang mempunyai ciri khusus yaitu berkembang biak
dengan membelah diri. Ciri-cirinya yaitu tubuh hanya terdiri atas sebuah sel saja, protoplas
belum terdiferensiasi dengan jelas, sehingga inti belum tampak nyata, demikian pula dengan
plastidanya. Schizophyta terbagi dua kelas yaitu kelas bakteri dan kelas ganggang hijau biru/
ganggang belah.
2. Thallophyta yaitu kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang
nyata, misalnya lumut. Bentuk thallus bermacam-macam ada seperti tabung, pipih, gepeng,
bulat seperti kantung, seperti rambut dan sebagainya. Perkembang biakan tumbuhan ini terjadi
secara aseksual maupun seksual.
3. Bryophyta adalah tumbuhan lumut. Ciri-cirinya yaitu berklorofil, eukariotik, tidak
berpembuluh, memiliki rhizoid, memiliki habitat yang lembab, dan lainnya. Bryophyta terdiri
dari 3 kelas yaitu Bryopsida, Hepatopsida & Anthocerotopsida.
4. Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus. Terdapat lapisan
pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang
lembap. Bereproduksi secara aseksual dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).
Tumbuhan ini terbagi Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta (Filicinae).

B. Saran

Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat
waktu. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca. Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari pembaca supaya
kedepannya bisa lebih baik lagi. Sekian dan Terima kasih.

26
DAFTAR PUSTAKA

Saktiyono.1989.Biologi 1 Program Inti.Jakarta :Intan Pariwara Sembiring,


L. dkk. 2005. Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. Oka,Anak
Agung. Botani Tumbuhan Rendah. Metro : UMM
Yudianto, Suroso Adi. 2007. Petunjuk Praktikum Botani Cryptogamae. Bandung.

Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Akbar, Muhammad, dkk. 2018. Morfologi Perkembangan Jenis Paku Davalia


denticulata, Microsorum scolopendria, Neprolepis biserrata dan
Sumbangannya Pada Pembelajaran Biolog SMA, Jurnal Pembelajaran Biologi.
5(1): 56-73
Hartini, S. 2006. Perkecambahan Spora dan Siklus Hidup Paku Kidang(Dicksonia
blumei Moore) pada Berbagai Media Tumbuh. Biodiv.7(1): 85- 89.

27

Anda mungkin juga menyukai