Anda di halaman 1dari 21

Mata kuliah : Mikrobiologi Pertanian

FUNGI (KAPANG & KHAMIR)

Dosen Pengampu : Indrayani, S.Pi, M.Biotech.Stu, Ph.D

Disusun Oleh :

NAMA : RUSNI RAHMASARI

NIM : 200207502023

KELAS : PTP B/20

PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Fungi
(kapang & khamir) tepat waktu

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen Indrayani, S.Pi,
M.Biotech.Stu, Ph.D pada bidang studi Mikrobiologi di Universitas Negeri
Makassar. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang mikroskop.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku


dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Rusni
Makassar

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II KAPANG .......................................................................................... 3
2.1 Klasifikasi dan morfolig kapang ....................................................... 3
2.2 Reproduksi kapang ............................................................................ 5
2.3 Sifat fisioloogis kapang ...................................................................... 6
2.4 Jensi kapang pada makanan ............................................................ 7
2.5 Manfaat kapang ................................................................................. 9
BAB III KHAMIR ......................................................................................... 10
3.1 Klasifikasi dan korfologi khamir ...................................................... 10
3.2 Reproduksi khamir ............................................................................ 12
3.3 Sifat fisiologi khamir .......................................................................... 13
3.4 Jenis khami rpada makanan ............................................................ 13
3.5 Manfaat khamir ................................................................................ 14
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 16
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16
4.2 Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur/fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki dinding
sel dan pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan
namun fungi tidak memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat
melaakukan fotosintesis menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan
air. Sehingga fungi disebut sebagai organisme heterotof dan sifat heteretof
menyerupai sel hewan.
Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih
50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik
secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan
dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti,
mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh ditanah atau
pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan
tergantung dari spesiesnya.
Fungi merupakan organisme heterotrof sehingga memerlukan bahan
organik dari luar untuk kebutuhan nutrisinya. Sebagai organisme saprofit
fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang telah mati.
Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks
menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
Morfologi jamur mencakup khamir dan kapang. Khamir adalah sel-sel
yang berbentuk bulat (uniseluler) dan dapat bersifat dimorfistik, lonjong atau
memanjang yang berkembang biak dengan membentuk tunas dan membentuk
koloni yang basah atau berlendir. Sedangkan kapang terdiri atas sel-sel
memanjang dan bercabang yang disebut hifa, anyaman hifa yang disebut
miselium

1
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah yang dapat penyusun rumuskan dan akan dibahas dalam
makalah ini adalah mengenai kapang dan khamir.

1.3 Tujuan
Tujuan utama makalah ini dibuat adalah untuk menyelesaikan tugas
dari mata kuliah mikrobiologi pertanian. Selain itu diharapkan agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca dan penyusun sendiri yang
ingin mengenal lebih jauh tentang fungi, kapang dan khamir.

2
BAB II

KAPANG

Kapang adalah anggota regnum


Fungi ("Kerajaan" Jamur) yang biasanya
tumbuh pada permukaan makanan yang
sudah basi atau terlalu lama tidak diolah.
Sebagian besar kapang merupakan anggota
dari kelas Ascomycetes. Kapang termasuk
tidak bergerak, berfilamen dan bercabang.
Sebagian besar tubuh kapang terdiri atas
benang-benang yang disebut hifa, yang
saling berhubungan menjali semacam jala, yaitu misellium. Talusnya terdiri dari
sejumlah filament. Kapang mampu hidup pada suatu lingkungan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, seperti jumlah nutrisi, kelembaban
dibawah 90%, suhu 20 – 300C, pH 2,0 – 8,5, dan adanya faktor penghambat
misalnya bahan kimia dan antibiotik. Kapang memiliki banyak jenis antara lain:
Mucor, Zygorrhynchus, Rhizpus, Thamnidium, Aspergillus, Penicillum,
Trichothecium, Geotrichum, Sporotrichum, Botrytis, Neurospora,
Chepalosporium, Trichoderma, Scopulariopsis, Cladosporium,
Helminthosporium, Alternaria, Fusarium, Dan Monascus. Antara jenis kapang
yang satu dan yang lainnya memiliki ciri dan sifat yang berbeda-beda.

2.1 Klasifikasi dan Morfologi


Klasifikasi kapang
Klasifikasi ilmiah :
 Kingdom : Fungi
 Filum : Ascomycota
 Sub : Pezizomycotina
 Kelas : Dothideomycetes
 Order : Pleosporales

3
 Genus : Altenaria
 Spesies : Alteraniria sp.
Secara biokimia, kapang bersifat aktif karena terutama merupakan
organisme saprofitik. Kapang umumnya lebih tidak tahan panas
dibandingkan dengan bakteri, tetapi kapang umumnya lebih tahan hidup pada
kondisi lebih kering dibandingkan dengan bakteri. Kapang digolongkan ke
dalam beberapa genus berdasarkan:
1. Penampakan miselium : bening atau gelap dan atau warnanya.
2. Jenis hifa : berseptat atau tidak.
3. Cara reproduksi : spora seksual atau aseksual.
4. Jenis dan karakteristik spora aseksual.
5. Jenis dan karakteristik spora seksual.
6. Adanya struktur khusus pada kapang.
Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari
filamen yang bercabang yang disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak =
hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak
= mycelia) (Pelczar,2005).
Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu
miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan
kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10
μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1
μm.Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri, 2004).
Seperti halnya bakteri, kapang juga dapat memberikan keuntungan bagi
manusia, namun juga dapat merugikan, salah satunya adalah penyebab
kerusakan produk pangan. Contoh bakteri yang menguntungkan adalah
bakteri yang dibutuhkan dalam pemeraman keju Roquefert dan dalam
produksi kecap atau tempe. Selain itu beberapa jenis kapang menghasilkan
antibiotik yang disebut penisilin.
Kapang yang paling sering ditemukan pada daging dan unggas
adalah Alternaria, Aspergillus, Botrytis, Cladosporium, Fusarium,
Geotrichum, Monilia, Manoscus, Mortierella, Mucor, Neurospora, Oidium,

4
Oosproa, Penicillium, Rhizopus dan Thamnidium. Kapang ini juga dapat
ditemukan di banyak makanan lainnya.
Morfologi kapang
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai misellium atau filamen. Kapang
dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifanya, yaitu
hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang
membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti
(nukleus) satu atau lebih. Dinding penyekat pada kapang disebut
dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat
bebas bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya.
Kapang bersepta yaitu terutama kelas Ascomycetes, Basidiomycetes dan
Deuteromycetes. Sedangkan kapang tak berseptat yakni kelas Phycomycetes
(Zygomycetes dan Oomycetes). Kapang yang tak bersepta intinya tersebar
disepanjang septa.
Kapang dibagi mejadi 3 macam hifa :
1. Aseptat atau senosit, tidak memiliki dinding sekat maupun septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nucleus tunggal, pada setiap septum terdapat pori
ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma
dari satu ruang keruang yang lain, setiap ruang suatu hifa yang bersekat
tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang
khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel
dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

2.2 Reproduksi Kapang


Secara alamiah kapang berkembangbiak dengan berbagai cara, baik
aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora,
sedangkan dengan seksual yaitu dengan peleburan nukleus dari kedua
induknya.
Ada beberapa macam spora aseksual, yaitu:

5
o Spora yang berkelompok kecil, disebut dengan sporangium
o Spora yang terjadi dari ujung hifa yang terbelah-belah seperti tasbih,
disebut dengan konidia
o Klamidospora dari bagian misellium yang dapat membesar serta
berdinding tebal
o Oidospora spora yang serupa telur
Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan
dengan isogamet atau heterogamet. Tapi pada beberapa species mempunyai
perbedaab gamet besar dan kecil sehingga disebut mikrogamet (sel kelamin
jantan) dan makrogamet (sel kelamin betina).

2.3 Sifat Fisiologi Kapang


Kapang dapat hidup dalam keadaan sekitar yang tak menguntungkan
bila dibanding dengan mikrobe lainnya. Adapun sifat fisiologis kapang antara
lain:
 Kebutuhan Air
Kebanyakan kapang membutuhkan air (aw) minimal untuk pertumbuhan
dibandingkan dengan khamir atau bakteri.
 Suhu Pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu mampu tumbuh baik pada
suhu kamar. Suhu optimum kapang adalah sekitar 25o C samapi 30o C,
tetapi ada beberapa dapat tumbuh pada suhu 35o C sampai 37o C,
misalnya Aspergillus.
 Kebutuhan Oksigen dan pH
Semua kapang aerobik yakni membutuhkan oksigen dalam
pertumbuhannya dan hidup pada pH yang luas berkisar 2 – 8,5, tapi akan
lebih baik pada kondisi pH rendah.
 Nutrisi
Kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
 Komponen Penghambat

6
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat
pertumbuhan organisme lain, komponen ini disebut dengan antibiotik,
contohnya Penicillium.

2.4 Jenis Kapang pada Makanan


Jenis kapang yang sering ditemukan pada makanan, daging maupun
unggas adalah :
o Alternaria

Alternaria adalah genus jamur Deuteromycetes. Spesies Alternaria dikenal


sebagai patogen tanaman utama. Mereka juga alergen umum pada
manusia, tumbuh di dalam ruangan dan menyebabkan demam atau reaksi
hipersensitivitas yang kadang-kadang menyebabkan asma.
o Aspergillus

Aspergillus Sp adalah salah satu jamur yang menghasilkan aflatoksin,


yaitu toksin yang dapat mematikan manusia karena dapat menyebabkan
kanker hati bila sampai masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
o Botrytis

7
Botrytis spp. merupakan patogen penting pada berbagai tanaman
hortikultura di daerah beriklim sedang, baik di lapangan maupun di
penyimpanan. Infeksi Botrytis umumnya terjadi pada buahbuahan yang
berdaging lunak, sayuran, tanaman hias dari Famili Amaryllidaceae,
Iridaceae, Liliaceae, dan Orchidaceae.
o Cladosporium

Cladosporium adalah salah satu jenis jamur yang paling umum.


Biasa muncul di daerah yang banyak uap , air dan juga lembab (baik di
dalam maupun di luar ruangan). Meskipun ini adalah jamur yang tidak
beracun, jamur ini memiliki kemampuan untuk memicu reaksi pada
mereka yang sensitif terhadap alergi dan asma.
o Penicillium

Penicillium adalah genus dari fungi ascomycota yang sangat penting


dalam lingkungan alam, pada pembusukan makanan, serta produksi
makanan dan obat.
o Rhizopus

8
Rhizopus adalah genus fungi saprofit yang umum pada tanaman dan
parasit yang terspesialisasi pada hewan. Mereka ditemukan di berbagai
substrat organik, termasuk "buah dan sayuran matang", jeli, sirup, kulit,
roti, kacang tanah, dan tembakau.

2.5 Manfaat Kapang


Kapang adalah jamur yang berukuran mikroskopis. Meskipun mereka
dapat memperkirakan ukuran bakteri, jamur adalah organisme eukariotik.
Artinya, materi genetik mereka tertutup dalam membran khusus yang terletak
di bagian dalam organisme.
Di lingkungan alami, kapang penting dan diinginkan karena
mempercepat penguraian bahan organik seperti daun tumbang dan pohon
mati. Di dalam ruangan, bagaimanapun, pertumbuhan jamur tidak diinginkan.
Bagi manusia, jamur yang tumbuh di dalam ruangan bisa menjadi perhatian
khusus. Ini karena dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang yang
sensitif terhadap senyawa yang dihasilkan oleh jamur. Jamur dalam ruangan
yang paling umum adalah: Cladosporium, Penicillium, Alternaria,
Aspergillus, dan Mucor.

9
BAB III

KHAMIR

Khamir adalah mikroorganisme


eukarit yang diklasifikasikan dalam
kingdom Fungi, dengan
1.500 species yang telah dapat
dideskripsikan (diperkirakan 1% dari
seluruh spesies fungi). Khamir
merupakan mikroorganisme uniseluler,
meskipun beberapa spesies dapat
menjadi multiseluler dengan melalui pembentukan benang dari sel-sel budding
tersambung yang dikenal sebagai hifa semu (pseudohyphae), seperti yang terlihat
pada sebagian besar kapang. Ukuran kapang bervariasi tergantung spesies,
umumnya memiliki diameter 3–4 µm, namun beberapa jenis khamir dapat
mencapai ukuran lebih 40 µm. Sebagian besar khamir bereproduksi
secara aseksual dengan mitosis, dan dengan pembelahan sel asimetris yang
disebut budding.

3.1 Klasifikasi dan Morfologi


Klasifikasi khamir
Klasifikasi ilmiah :
 Kingdom : Fungi
 Filum : Ascomycota
 Sub : Pezizomycotina
 Kelas : Saccharomycetes
 Order : Saccharomycetales
 Family : Saccharomycetaceae
 Genus : Saccharomyces
 Spesies : Saccharomyces cerevisiae

10
Saccharomyces cerevisiae diklasifikasikan sebagai Ascomycetes,
bentuk selnya bulat telur dengan ukuran diameter 5-10 mikrometer. Khamir
ini dapat dibudidayakan dengan mudah, waktu generasinya pendek, dapat
menggandakan diri dalam waktu 1,5-2 jam pada suhu 30°C, produksinya cepat
dan pemeliharaan beberapa spesimen dengan biaya rendah. Sering digunakan
dalam industri misalnya bir, roti dan anggur fermentasi. Pertumbuhan khamir
melewati 4 fase yang sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang tersedia di dalam
medium yaitu fase lag atau disebut juga fase tenggang dimana bakteri masih
beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, fase logaritma (PK<50%)., fase
stasioner (PK=50%) dan fase kematian (PK>50%).
Morfologi khamir
Menurut morfologinya, khamir dibagi menjadi 2, yaitu :
o Khamir sejati
Pada dasarnya, kelompok khamir sejati termasuk ke dalam kelas
Ascomycetes. Khamir sejati berciri-ciri memiliki spora. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah spesies Saccharomyces, Schizosaccharomyces,
Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula, Debaryomyces dan
Hanseniaspora. Sedangkan pada kelompok jenis kelompok khamir sejati ini
spesies yang umum digunakan dalam industri adalah Saccharomyces
cerevisiae yaitu untuk pembuatan roti, minuman beralkohol, glyserol dan
enzim invertase.
o Khamir liar
Kelompok khamir liar ini merupakan kelompok khamir yang tidak
memiliki spora. Kelompok khamir liar ini pertumbuhannya ada yang
diharapkan dan ada juga yang tidak diharapkan. Yang termasuk ke dalam
kelompok khamir liar ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces,
Rhodotorula, Trichosporon, dan Kloeckera. Dengan memperhatikan
aktivitas kelompok khamir yang sangat reaktif dan beragam terhadap bahan
makanan, maka dapat dikatakan khamir mempunyai potensi yang besar
selain sebagai agen fermentasi, dapat memberi perubahan yang sangat
signifikan baik dalam rasa, aroma maupun tekstur dari pangan tersebut.

11
Seperti kita lihat selain pada pembuatan roti dan minuman yang beraroma
alkohol, atau dari sayur dan buah fermentasi secara umum
pemanfaatan khamir dalam mengembangkan produk pangan.
Namun, disisi lain khamir juga dapat menyebabkan kerusakan. Seperti
contohnya, khamir hanya memiliki sedikit resisten terhadap pemanasan dan
kebanyakan khamir akan terbunuh pada suhu 60oC. Jika makanan kaleng
busuk karena pertumbuhan khamir, maka dapat diduga pemanasan makanan
tersebut tidak cukup atau kaleng telah bocor. Pada umumnya kebusukan
karena khamir disertai dengan pembentukan alkohol dan gas CO2 yang
menyebabkan kaleng menjadi kembung. Khamir dapat membusukkan buah
kaleng, jam dan jelly serta dapat menggembungkan kaleng karena produksi
CO2. Seperti halnya kapang, khamir yang tumbuh pada makanan yang diolah
dengan pemanasan tidak menyebabkan penyakit pada manusia.

3.2 Reproduksi Khamir


Khamir merupakan salah satu fungi bersel tunggal (uniseluler), dengan
bentuk spheroid sampai ovoid dan kadang membentuk miselium semu
(pseudomicellium). Sebagian besar khamir melakukan reproduksi secara
aseksual melalui pembentukkan tunas (budding) (Satife et al., 2011). Sebagi
sel tunggal khamir dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kapang
(mold) yang tumbuh dengan pembentukan filamen (Ferdiaz, 1992).
Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan.
Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat
dibanding dengan mould yang tumbuh dengan pembentukan filament (Balia,
2004). Menurut Board (1983), pada umumnya khamir diklasifikasikan
berdasarkan sifat-sifat fisiologinya, dan tidak atas perbedaan morfologinya,
seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak membentuk spora (asporogenous)
dan digolongkan ke dalam fungi imperfecti, dan yang lainnya membentuk
spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan
Basidiomycetes.

12
3.3 Fisiologi Khamir
 Penggunaan senyawa karbon
 Penggunaan senyawa nitrogen
 Pertumbuhan didalam medium dengan tekanan osmotik tinggi
 Pertumbuhan pada suhu relatif tinggi
 Produksi asam
 Produksi senyawa ekstraseluler
 Hidrolisis urea
 Pemecahan lemak
 Pembentukan pigmen
 Produksi ester
 Ketahanan terhadap aktidion
 Pencairan gelatin

3.4 Jenis Khamir pada Makanan


o Saccharomyces

Jenis khamir yang digunakan dalam industri pembuatan roti, alkohol,


anggur, brem, gliserol, dan enzim invertase.
o Zygosacchzromyces

13
Dapat tumbuh pada konsentrasi gula tinggi (sifat osmofilik). Dapat
menyebabkan kerusakan pada madu, sirup dan molase.
o Pichia

Askospora bentuk bulat dan seperti topi. Dalam medium cair membentuk
pelikel pada bir dan anggur.
o Debaryomyces

Debaryomyces adalah genus ragi dalam keluarga Saccharomycetaceae.


Askosprora yang terbentuk di permukaan, berbentuk sel bulat atau oval,
membentuk pelikel pada daging asin kering.

3.5 Manfaat Khamir


Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces
cerevisiae, yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak
ribuan tahun yang silam dalam bentuk ragi. Saccharomyces cerevisiae dapat
mengkonversi karbohidrat menjadi karbon dioksida dan alkohol melalui
proses fermentasi, karbon dioksida digunakan dalam proses pembuatan roti
(baking) dan alkohol dalam minuman beralkohol. Saccharomyces
cerevisiae juga merupakan organisme model penting dalam penelitian biologi

14
sel modern, dan juga salah satu mikroorganisme eukariot yang paling sering
diteliti secara menyeluruh. Peneliti menggunakannya untuk mendapatkan
informasi mengenai biologi sel eukariot dan terutama biologi manusia. Spesies
khamir lainnya seperti Candida albicans adalah patogen oportunistik dan
dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis). Khamir juga dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik dalam microbial fuel cell, dan
memproduksi etanol untuk industri biofuel.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih
50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik
secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya.
Morfologi jamur mencakup khamir dan kapang. Khamir adalah sel-sel
yang berbentuk bulat (uniseluler) dan dapat bersifat dimorfistik, lonjong atau
memanjang yang berkembang biak dengan membentuk tunas dan membentuk
koloni yang basah atau berlendir. Sedangkan kapang terdiri atas sel-sel
memanjang dan bercabang yang disebut hifa, anyaman hifa yang disebut
miselium.

4.2 Saran
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang saya miliki
baik itu dari tulisan maupun bahasa yang saya sajikan, oleh karena itu mohon
diberi saran agar kedepannya saya dapat membuat makalah lebih baik lagi,
dan semoga maklaah ini dapat bermanfat untuk semua dan menjadi wawasan
dalam memahami paragraf.

16
DAFTAR PUSTAKA

andre. rakyat biologi . 2011.


https://andre4088.blogspot.com/2012/02/kapang.html (accessed september 20,
2021).

Anonim. food safety and inspection service. agustus 22, 2013.


https://www.fsis.usda.gov/food-safety/safe-food-handling-and-preparation/food-
safety-basics/molds-food-are-they-dangerous (accessed september 20, 2021).

—. Guru pendidikan . september 8, 2014.


https://www.gurupendidikan.co.id/klasifikasi-jamur/ (accessed september 20,
2021).

—. khamir . https://duniakumu.com/%EF%BB%BFklasifikasi-dan-identifikasi-
khamir-sifat-beberapa-jenis-khamir-pembentukan-spora-aseksual-
mikroorganisme-dalam-bentuk-pangan/2/ (accessed september 20, 2021).

Emiliasari, Martha. "yeast potential test isolated from mangrove areas ." biology
departement , 2015: 6.

kirkland T.N, J. Fierer. "Coccidiodomycosis: A Reemerging Infectious Disease."


merging Infectious Diseases 2 , 1996: 191-199.

kurniawan, fredi. ilmu pengetahuan lengkap . 2020.


https://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-kapang/ (accessed
september 20, 2021).

—. ilmu pengetahuan lengkap . 2020. https://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-


morfologi-khamir/ (accessed september 20, 2021).

kutzman CP, Fell JW. "Yeast Systematics and Phylogeny—Implications of


Molecular Identification Methods for Studies in Ecology." Biodiversity and
Ecophysiology of yeast, the yeast hand book, 2006: spinger.

17
Legras JL, Merdinuglo D. "Bread, beer and wine: Saccharomyces cerevisiae
diversity reflects human history." Molecular Ecology 16(10), 2007: 2091-2120.

Pujianti, Widiyanto, Joko. "kapang selulolitik ." Program Studi Pendidikan


Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun, 2017: 5-6.

18

Anda mungkin juga menyukai