Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini dengan judul ‘’Pengamatan
Morfologi Kapang & Khamir‘’.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi.
Dalam laporan ini membahas tentang Pengamatan Morfologi Kapang & Khamir.

Kami menyadari makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
ibu dosen guna menghasilkan laporan makalah yang lebih baik.

Kami berharap, makalah tentang ‘’Pengamatan Morfologi Kapang & Khamir ‘’ yang
kami susun bisa memberikan manfaaat bagi pembaca.

Penyusun,

Kelompok 1

Page | 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….…....1

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………...3

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….3

1.2 Tujuan Praktikum……………………………………………………….3

1.3 Manfaat Praktikum……………………………………………………..4

Bab II Tinjauan Pustaka……………………………………………………………5

Bab III Metodologi Praktikum…………………………………………………...….7

3.1Alat dan Bahan…………………………………………………………..7

3.2 Cara Kerja……………………………………………………………….7

3.3 Diagram Alir……………………………….…………………………….7

Bab IV Hasil Pengamatan……………………………………………………...…..9

Bab V Pembahasan……………………………………………………...…......…10

Bab VI Penutup………………………………………………………………..…....11

6.1 Kesimpulan………………………………………………………...…...11

6.2 Saran…………………………………………………………………....11

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….…12

Page | 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluruh seluk-beluk kehidupan


mikroorganisme. Peranan mikroorganisme sudah sejak lama diketahui disegala aspek
kehidupan manusia antara lain di pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan lain-lain.
Hingga saat ini ilmu tersebut telah 3irri3 warna wawasan dan cakrawala baru bagi
kehidupan terutama dalam perkembangan bioteknologi modern yang melibatkan ilmu
mikrobiologi.
Fungi atau cendawan adalah mikroorganisme heterotrofik, mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut,
mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa – sisa tumbuhan dan hewan yang
kompleks, menguraikannya menjadi zat – zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka
dapat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita
bilamana mereka membusukkan kayu, makanan, dan bahan – bahan lainnya.
Banyak kapang dan jamur ini digunakan dalam 3irri3ria fermentasi, seperti
pembuatan asam-asam organik, pembuatan antibiotika, pembuatan alkohol dan lain
sebagainya. Beberapa kapang dan jamur yang digunakan untuk memberi rasa bagi keju
yang baik, pembuatan bir, minuman anggur, peragian adonan, dan produksi antibiotika
seperti penisilin.
Pada umumnya bahan – bahan yang berasal dari alam mudah untuk ditumbuhi
jamur atau cendawan, misalnya pada buah – buahan. Jamur atau cendawan tersebut
biasanya akan mengakibatkan rusaknya bahan – bahan tersebut.
Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme, maka
perlu dilakukan identifiksi, dimana untuk melakukan identifikasi terlebih dahulu dilakukan
pengenalan terhadap 3irri – 3irri morfologi mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi
biasanya dilakukan baik secara makroskopik maupun mikroskopik secara langsung maupun
tidak langsung.

1.2 Tujuan Pratikum


 Mahasiswa mengetahui bagaimana morfologi dari kapang dan khamir
 Mahasiswa memahami morfologi dari kapang dan khamir.

Page | 3
1.3 Manfaat Pratikum

Mahasiswa tidak hanya mengetahui bagaimana morfologi dari Kapang dan Khamir,
tetapi juga dapat mengetahui bentuk-betuk dari jamur, kapang dan khamir yang tumbuh
pada suatu sampel.

Page | 4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal dari
kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa istilah yang
dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan
buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan, (b) mold yaitu jamur yang berbentuk
seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur merupakan jasad
eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur
tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur
bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik.
Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur
terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai
saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia (sri sumarsih, 2003).
Kapang atau jamur termasuk golongan Eymycetes atau fungi sejati yang terdiri atas
empat kalis, yaitu Phycomycetes, Asomycetes,Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.
Identifikasi kapang atau jamur dapat dilakukan berdasarkan atas sifat-sifat morfologinya.
Berdasarkan atas pengamatan secara mikroskopik, maka kapang atau jamur dapat
ditentukan sampai genusnya atau kadang-kadang dapat ditentukan sampai spesiesnya
(Natsir, 2008).
Penyebaran jamur atau kapang dialam sangat luas, jamur terdapat dalam tanah,
pada buah-buahan, dalam air, air lait, bahan organik, bahan makanan, sebagai saprofit dan
ada yang bersifat parasit pada tanaman dan manusia. Spora beterbangan diudara, spora
tesebut akan berkecambah menjadi sel vegetatif, jika jatuh pada tempat yang
memungkinkan untuk idup. Sedagkan jamur yang hidup pada air mempunyai suatu alat
perkembangbiakan yang dapat aktif bergerak (Natsir, 2008).
Pada kapang, tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium
dan spora. Miseliummerupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa. Bagian dari
hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa
yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha)
karena pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan mediatempat fungi ditumbuhkan
(Sylvia, 2008).
Khamir adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa genara adalah yang
membentuk miselium dengan percabangan. Khamir hidupnya sebagai sporofit dan ada
beberapa yang parasitik. Penyebaran khamir luas dialam, tetapi tidak seluas daerah
penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir terdapat dipermukaan buah-buahan, didalam
debu, ditanah-tanah perkebunan buah-buahan, daun dari beberapa tanaman, nktar bunga-

Page | 5
bungaan, dipermukaan dan didalam tubuh serangga, didalam cairan yang mengandung gula
misalnya cairan buah, madu, sirup, dll (Dwyana, 2004).
Khamir dapat membentuk lapisan filament di atas permukaan medium cair. Produksi
pigmen karoteroid menandakan adanya pertumbuhan genus Rhodotorula.Sulit
membedakan antara khamir dengan bakteri pada medium agar (Entjang, 2003).
Khamir adalah fungi uniselular yang menepati habitat air dan lembab, termasuk
getah pohon dari jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara aseksual, dengan cara
pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk. Beberapa
fungi dapat tumbuh sebagai sel tunggal atau sebagai miselium filament, tergantung pada
ketersediaan zat-zat hara yang ada (Campbell, 2003).
Ukuran sel khamir berkisar antara 1-9 mikron kali 2-20 mikron, tergantung
spesiesnya. Khamir mempunyai flagella sehingga tidak dapat melakukan gerakan aktif.
Khamir dapat melakukan perkembangbiakan dengan cara “budding”, pembelahan,
pembentukan sel aseksual, konyugasi atau reproduksi seksual dan secara partenogenesis.
Tetapi yang paling sering terjadi adalah dengan cara bertunas atau buding (Natsir, 2008).
Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual.
Pada perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan
secara aseksual jamur membentuk spora askus (Pelczar,2005).
Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara
memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu
zoospora,endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui
peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora askus atau spora
basidium (Coyne, 2000).

Page | 6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Jarum ose
2. Bunsen
3. Kaca preparat
4. Cover glass
5. Mikroskop
6. Pipet tetes
7. Kain kasa
Bahan :
1. Tempe
2. Tape
3. Lakto fenol
4. Alkohol 70%

3.2 Cara Kerja


1. Sterilkan meja dan alat-alat yang akan digunakan dengan alkohol 70%
2. Panaskan jarum ose pada api bunsen
3. Lalu ambil sampel tempe dan air tape singkong menggunakan jarum ose yang telah
panas sedikit saja lalu taruh diatas kaca preparat dan tambahkan 1 tetes
laktofenol/pewarnaan
4. Lalu tutup kaca preparat menggunakan cover glass dan diatas cover glass diberikan
minyak imers
5. Lalu amati dengan mikroskop hingga mendapatkan bentuk morfologi dari sampel
dengan jelas.

3.2 Diagram Alir

Sterilkan meja dan alat dengan alkohol


70%

Pijarkan jarum ose pada api


bunsen

Page | 7
Ambil sampel kapang/khamir dengan jarum
ose

Usapkan pada kaca preparat

+ 1 tetes laktofenol/pewarnaan

Tutup dengan cover glass

Amati dengan mikroskop

Page | 8
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Kapang Khamir

(Jamur tempe) (Air tape)

Pada praktikum ini kami melakukan pengamatan mengenai Kapang yang berasal dari jamur
tempe & Khamir yang berasal dari air tape. Kami menggunakan minyak imersi karena
perbesaran menggunakan mikroskop sebesar 100x dan lampu ke 4.

Page | 9
BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum pengamatan morfologi kapang dan khamir, kami mengamati kapang
yang terdapat pada tempe, serta khamir yang terdapat pada air tape. Kapang adalah fungi
yang berbentuk benang multiseluler tidak berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi
dalam jaringannya. Khamir adalah fungi yang bersel satu atau uniseluler ada beberapa
diantaranya bersifat miselium dengan percabangan.

Langkah pertama yang kami lakukan dalam mengamati kapang dan khamir pada
bahan alami yaitu pembuatan preparat kapang dan khamir secara langsung dan sederhana.
Sebelumnya meja kerja dan tangan disterilkam dengan menggunakan alcohol 70%,
kemudian nyalakan Bunsen dan pijarkan jarum ose pada lidah api Bunsen. Setelah itu ambil
sampel kapang dari tempe dan letakkan diatas kaca preparat, selanjutnya tambahkan
beberapa tetes laktofenol diatas kaca preparat yang telah terdapat kapang dari tempe.
Semua perlakuan yang dilakukan tersebut harus dilakukan didekat Bunsen agar
suasananya tetap steril. Kemudian amati kapang dari tempe dengan menggunakan
mikroskop dengan minyak dilmersi karena pembesaran yang digunakan 100x dan cahaya
titik ke-4.

Kapang yang kami temukan pada tempe tersebut yaitu rhizopus sp. Rhizopus sp
dapat dikatakan kapang yang bereproduksi secara seksual, yaitu pertumbuhan yang
didahului dengan pembentukan spora seksual. Kapang yang memiliki spora seksual ini
disebut sebagai kapang sempurna. Reproduksi secara seksual pada kapang umumnya
terjadi setelah beberapa generasi melakukan reproduksi secara aseksual. Rhizopus sp
memiliki kemampuan untuk memecah protein dan lemak sehingga digunakan untuk
pembuatan tempe atau pun oncom putih.

Selanjutnya pengamatan khamir yang terdapat pada air tape, cara kerja nya sama
seperti perlakuan pengamatan kapang pada tempe. Setelah melakukan pengamatan
dengan menggunakan mikroskop yang diberi minyak dimersi karena perbesarannya 100x
dan cahaya titik ke-4, ditemukan jamur pada air tape yaitu Saccaromyces Cereviceas.
Saccaromyces cereviceas sangat berperan dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai
warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak
seperti khamir lainnya yang seringkali tidak terlihat dibawah miskroskop karena tidak kontras
dengan mediumnya. Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna
yang biru karena pemberian laktofenol sebagai pewarna, tekstur lunak dan memiliki sel
bulat.

Page | 10
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa khamir


pada tapai tergolong khamir Saccharomycescerevisiae, memiliki ciri-ciri yaitu dinding selnya
tersusun atas zat kitin, uniseluler dan multiseluler, hifa bersekat, membentuk badan buah
yang disebut askospora, memiliki keturunan diploid lebih singkat, reproduksi vegetatifnya
dengan membentuk konidiospora, reproduksi generatifnya dengan konjugasi yang
menghasilkan askospora.

Kapang pada tempe tergolong cendawan Rhizopus sp, memiliki ciri-ciri yaitu hifanya
nonseptik, sporangiofor tumbuh pada noda yang akan terbentuk Rhizoid, sporangia
berbentuk bulat berwarna hitam dan kolumela berbentuk bulat.

6.2 Saran

Saran untuk pratikum selanjutnya adalah melakukan pratikum dengan lebih teliti
sehingga hasil yang didapat dari pratikum pun lebih baik. Dan ketika pengambilan sampel
pada tempe, sebaiknya mengambil jamur tidak terlalu banyak. Karena berdasarkan
pengamatan dari hasil pratikumm jika kita mengambil jamur terlalu banyak, maka hifa hifa
tersebut tidak terlalu terlihat

Page | 11
DAFTAR PUSTAKA

Dwyana, Zaraswati. 2004. Mikrobiologi Dasar. Makassar:Universitas Hasanuddin

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi & Susanto. 2000. Pedoman


Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian
UGM

http://rikatipani.blogspot.co.id/2015/01/tugas-laporan-pemeriksaan-morfologi.html?m=1

http://rikatipani.blogspot.co.id/2015/01/tugas-laporan-pemeriksaan-morfologi.html

http://makgeng.blogspot.co.id/2014/06/laporan-praktikum-biologi-pengamatan.html?m=1

Page | 12
LAMPIRAN

Kapang

Khamir

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai