Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah Laporan Praktikum
Pengamatan Struktur Jamur.

Makalah ini sebagai hasil Laporan Praktikum Struktur Jamur Tempe berdasarkan atas eksperimen
dan berdasarkan atas fakta-fakta dari sumber-sumber terpercaya.

Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada Bu Yuleli selaku guru Biologi saya yang telah
membimbing saya untuk belajar sampai berakhirnya laporan ini, semoga Allah selalu meridhai
segala usaha yang telah saya lakukan. Aamiin.

Medan, 20 Februari 2022

Penyusun

( Aditya Khadafi )
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3

1.2 Tujuan ................................................................................................................................... 4

1.3 Alat dan Bahan ...................................................................................................................... 4

1.4 Langkah Kerja ....................................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 5

2.1 Landasan Teoritis .................................................................................................................. 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

3.1 Hasil ...................................................................................................................................... 6

3.2 Pembahasan........................................................................................................................... 6

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tempe adalah produk fermentasi yang amat dikenal oleh masyarakat Indonesia dan mulai digemari
pula oleh berbagai kelompok masyarakat Barat. Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan. Tetapi
yang biasa dikenal sebagai tempe oleh masyarakat pada umumnya ialah tempe yang dibuat dari
kedelai (Kasmidjo, 1990).

Tempe mempunyai ciri-ciri putih, tekstur kompak. Pada dasarnya cara pembuatan tempe meliputi
tahapan sortasi dan pembersihan biji, hidrasi atau fermentasi asam, penghilangan kulit, perebusan,
penirisan, pendinginan, inokulasi dengan ragi tempe, pengemasan, inkubasidan pengundukan hasil
(Rahayu, 1988). Tahapan proses yang melibatkan jamur dalam pembuatan tempe adalah saat
inokulasi atau fermentasi. Jamur tempe merupakan salah satu anggota famili Mucoraceae yang
memiliki karakteristik utama yaitu miselliumnya tidak besekat. Kualitas tempe amat dipengaruhi
oleh kualitas starter yang digunakan untuk inokulasinya. Inokulum tempe disebut juga sebagai
starter tempe, dan banyak pula yang menyebutkan dengan nama ragi tempe. Starter tempe adalah
bahan yang mengandung biakan jamur tempe, digunakan sebagai agensia pengubah kedelai rebus
menjadi tempe akibat tumbuhnya jamur tempe pada kedelai dan melakukan kegiatan fermentasi
yang menyebabkan kedelai berubah sifat/karakteristiknya menjadi tempe (Kasmidjo, 1990).

Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang disebabkan oleh aktivitas
dari enzim lipoksigenase. Jamur yang berperanan dalam prosesfermentasi tersebut adalah
R.oligosporus.

Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik,berbentuk benang, bercabang-
cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof,
absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu
spora. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (berselbanyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan
organisme lainnya dalam hal caramakan, struktur tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya. Tubuh
jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun jalinan- jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958).
1.2 Tujuan
Mengetahui struktur/bentuk/morfologi jamur yang hidup pada kacang kedelai dalam pembuatan
tempe.

1.3 Alat dan Bahan

a. Pipet tetes
b. Mikroskop
c. Kaca objek dan penutup
d. Jarum pentul
e. Tisu
f. Air secukupnya
g. Tempe

1.4 Langkah Kerja

a. Siapkan alat dan bahan untuk praktik.


b. Ambil sedikit sampel jamur dari tempe, menggunakan ujung jarum pentul.
Kemudian letakkan pada kaca objek dan tetesi sedikit air.
c. Tutup kaca objek dengan kaca penutup.
d. Amati dengan menggunakan mikroskop.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

Praktikum kali ini mengenai analisis morfologi jamur tempe. Jamur tempe adalah salah satu
mikroorganisme semi anaerob dan organisme saprofit. Hal ini dapat dilihat akan kebutuhan jamur
tempe akan udara dan summber makanannya. Jamur tempe merupakan organisme yang
membutuhkan sedikit sekali udara dan sumber makanan yang berasal dari jasad mati, oleh karena
itu jamur tempe dapat diissolasi pada media PDA (Potato Dextros Agar).

Jamur tempe (Rhizopus oryzae) termasuk ke dalam genus Rhizopus dan Famili Mucoraceae.
Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa misellium dari
jamur tempe ini tidak bersekat. Misellium yang tidak bersekat merupakan ciri utama dari family
Mucoraceae. Jamur tempe ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu misellium atau yang sering
disebut stolon jamur, sporongiophore, sporangium dan spora yang menjadi organ
perkembangbiakannya. Sementara itu hasil pengamatan morfologi fungi pada tempe (Rhizopus
Oryzae) diperoleh bakteri yang berbentuk bacillus.

Kapang/Jamur merupakan mikroba dengan struktur talus berupa benang-benang (hifa) yang terjalin
seperti jala (myselium). Penampakan morfologi koloni pada umumnya seperti benang
(filamentous) yang pertumbuhannya membentuk lingkaran.

Jamur adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil, berupa sel atau benang yang
bercabang-cabang, dengan dinding dari selulosa atau dari kitin atau dari keduanya dan umumnya
berkembang biak secara seksual dan aseksual. Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum
bisa dibedakan antara bagian batang, daun, maupun akarnya (Dwijeseputro, 2003).

Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini aman
dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus
oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino.
BAB III

Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986),
Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu
fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena
pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Jamur pada tempe yang saya temukan adalah berwarna coklat keemasan. Terdapat cabangcabang
berupa hifa yang banyak, dan diujung hida ada sporangium yaitu sebagai kotak spora.

3.2 Pembahasan ( kesimpulan )

Jamur tempe ( Rhizopus oryzae) merupakan mikro organisme semi anaerob dan organisme saprofit.
Jamur tempe memiliki cirri utama yaitu misellium nya tidak bersekat yang juga merupakan ciri
utama dari family Mucoraceae. Jamur tempe terdiri dari misellium, sporangiophore, sporangium,
dan spora yang menjadi alat perkembangbiakannya.

Rhizopus oryzae, ditemukan pada preparat jamur tempe. Termasuk dalam suku Mucoraceae di
mana cara hidupnya sebagian besar dengan cara saprofit, pembiakan generatif hanya akan terjadi
jika dua hifa yang berlainan jenis kelaminnya berjumpa dan bersatu. Koloni berwarna keputihan
dan menjadi abu-abu kecoklatan dengan betambahnya usiabiakan, serta berdinding halus atau agak
kasar . Rhizoid berlawanan arah dengan sporangioor atau sporangiofor muncul langsung dari stolon
BAB IV

tanpa adanya rhizoid. Sporangiofor dapat tunggal atau berkelompok hingga 5, kadang-kadang
membentuk struktur seperti percabangan menggarpu.

PENUTUP

Demikianlah makalah yang berjudul “Pengamatan Struktur Jamur” ini saya perbuat. Saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya jika masih terdapat kesalahan dalam menyusun makalah ini. Semoga
Ibu Yuleli selaku guru Biologi saya dapat menerima makalah ini dengan baik dan semoga dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, 28 Februari 2022


DAFTAR PUSTAKA

Kasmidjo, R.B. 1990. Tempe : Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan serta Pemanfaatannya. PAU
Pangan dan Gizi. UGM, Yogyakarta.
Pitt, J.I. and A.D Hocking,. 1985. Fungi and Food Spoilage. Academic Press, Australia.
Rahayu, K. 1988. Bahan Pengajaran Mikrobiologi Pangan PAU Pangan dan Gizi. UGM,
Yogyakarta. https://www.translate.com/english/jamur-pada-nasi-rhizopusoligosporus-rhizopus-
oligosporusmerupakankapang-dari-filum-zygomycota/55877622

Anda mungkin juga menyukai