Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN – EKWF2205


MORFOLOGI HIFA, SPORA FUNGI DAN SEL BAKTERI

OLEH
NAMA : MISPA YANI BR TARIGAN
NIM : 2219512120005
KELOMPOK : (5) BASIL
ASISTEN : BOMA WIKANTYASA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

Latar Belakang........................................................................ 1
Tujuan Praktikum................................................................... 2

II. TINJUAN PUSTAKA...................................................................... 3

III. METODOLOGI............................................................................... 6

Waktu dan Tempat................................................................. 6


Bahan dan Alat....................................................................... 6
Bahan.......................................................................... 6
Alat.............................................................................. 7
Pelaksanaan Praktikum........................................................... 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 11

V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 18

Kesimpulan............................................................................. 18
Saran....................................................................................... 18

VI. DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 19


DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil pengamatan morfologi Trichoderma spp.................................. 11

2. Hasil pengamatan morfologi Fusarium spp....................................... 12

3. Hasil pengamatan morfologi Colletotrichum spp............................... 13

4. Hasil pengamatan morfologi Acremonium spp.................................. 14

5. Hasil pengamatan morfologi Atlernaria............................................. 15

6. Hasil pengamatan morfologi Sceletium.............................................. 16

7. Hasil pengamatan morfologi Rhizoctonia.......................................... 17


I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sudah dikenal sejak dahulu,


karena jamur hidupnya kosmopolitan sehingga banyak terdapat pada macam-
macam benda yang berhubungan dengan manusia seperti makanan, pakaian,
rumah dan perabotannya dapat ditumbuhi jamur. Hal tersebut berlaku pula pada
tumbuhan dan binatang peliharaan.
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan kelembapan
berkisar antara 70-90% dan temperatur rata-rata 30oC. Di negara-negara tropis,
kontaminasi makanan oleh jamur merupakan masalah yang sulit diatasi. Jamur
yang tumbuh pada makanan tersebut dapat memproduksi dan mengakumulasikan
mikotoksin yang sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia. Dengan sifat
jamur yang tidak mempunyai klorofil, maka cara untuk mempertahankan
hidupnya dengan memanfaatkan zat-zat yang sudah ada yang berasal oleh
organisme lain, maka jamur disebut sebagai organisme yang heterotrop. Kalau zat
organik yang diperlukan jamur itu zat yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh
pemiliknya maka jamur semacam itu disebut saproba. Kalau jamur itu hidup pada
jasad-jasad lain yang masih hidup sehingga akibatnya merugikan, maka jamur itu
disebut parasit. Jamur merupakan tumbuhan yang kosmopolitan sehingga tempat
hidupnya sangat luas. Udara merupakan tempat yang penuh oleh spora jamur,
umumnya jenis-jenis jamur penyebab kontaminasi ataupun jenis tertentu
penyebab penyakit pada tanaman dan hewan termasuk manusia.
Tanah merupakan tempat yang paling padat oleh bermacam-macam jenis
jamur, dari jamur yang bersifat saprofit ataupun parasit, serta jenisjenis lain yang
berguna dan bermanfaat. Sekelompok kecil jamur ada juga yang hidup di air,
umumnya penyebab penyakit pada ikan dan tanaman air. Kepentingan jamur di
dalam kehidupan manusia bermacam-macam. Ada yang menguntungkan baik
sebagai bahan makanan secara langsung, seperti beberapa jamur yang sudah
dikenal antara lain: mushroom, champignon, shitake, mouleh, jamur kuping,
2

jamur merang, dan sebagainya, maupun sebagai bahan makanan secara tidak
langsung, misalnya
jamur yang aktif di dalam proses pembuatan jenis makanan fermentasi
seperti; oncom, kecap, tempe, sosis, tauco, yoghurt, keju dan sebagainya. Juga
minuman fermentasi, seperti; anggur, tuak, bier, brem, dan sebagainya. Berperan
juga di dalam pembuatan obat-obatan, vitamin, asam amino, hormon, protein dan
sebagainya. Ada juga jamur yang merugikan, baik secara langsung sebagai
penyebab penyakit, seperti; panu, kadas, kurap, TBC semu dan sebagainya. Juga
sebagai penghasil senyawa yang bersifat toksik atau racun, misalnya; aflatoksin,
ochratoksin, luteoskirin dan sebagainya.

Tujuan

Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut


1. Mengetahui bentuk sel, hifa, miselia, dan spora dari kapang (fungi).
2. Mengetahui peran dari fungi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut


hifa,yang saling berhubungan menjalin semacam jala yang
disebut miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium
vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan
miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungi tingkat tingi
maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang
tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi
dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir (Syamsuri,
2004).
Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel
membran yangmenutupi inti dan mitokondria dan organel
bermembran lainnnya. Meskipun mereka berbeda mencolok dalam
ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu,
termasuk cara mereka mendapatkan makanan. Jamur yang paling
sederhana adalah ragi, uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval. Ragi
tersebarl uas di tanah, daun, buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan
penting dalam kedokteran, penelitian biologi, dan industri makanan
(Solomon, 2011).
Struktur tubuh jamur yang paling umum adalah filamen multiseluler
dan sel tunggal (ragi). Banyak spesies yang dapat tumbuh baik sebagai
filamen dan ragi, tetapi kebanyakan tumbuh sebagai filamen, hanya
sedikit spesies yang tumbuh sebagai ragi. Ragi biasanya berada di
tempat yang lembab, termasuk getah tumbuhan dan jaringan
hewan, dimana terdapat nutrisi seperti gula dan asam amino
(Campbell, 2009).
Bakteri adalah kelompok organisme mikroskopis yang pada
umumnya bersel tunggal, dan tidak memiliki membran inti sel. Pada
umumnya organisme ini memiliki dinding sel namun tidak berklorofil.
walaupun berukuran kecil bakteri berperan penting dalam kehidupan
sehari-hari, beberapa kelompok bakteri dikenal bermanfaat untuk
4

kehidupan, antara lain bakteri telah digunakan dalam sektor industri


pangan. namun ada juga bakteri yang merugikan, seperti bakteri yang
membusukkan bahan-bahan makanan dan bahkan menyebabkan infeksi
dan penyakit bagi manusia (Irnaningtyas, 2016).
Tipe bakteri (gram) dikatakan positif apabila pada proses
pewarnaan gram berwarna ungu yang disebabkan oleh kompleks
zat warna kristal violet-yodium dapat bertahan meskipun diberi
alkohol, sedangkan tipe bakteri (gram) dikatakan negatif apabila
pada proses pewarnaan gram berwarna merah dikarenakan kompleks
tersebut larut pada saat pemberian alkohol sehingga mengambil
warna merah safranin. Morfologi sel bakteri dikelompokkan menjadi
beberapa. Sel bakteri berbentuk bola atau bulat (Coccus) sedangkan
sel bakteri batang atau basil (Bacillus). Penataan sel bulat satu atau
tunggal maka disebut Monococcus, rangkaian sel bakteri Coccus
membentuk rantai panjang atau pendek disebut Streptococcus. Begitu
pula dengan penataan sel batang satu atau tunggal maka disebut
Monobacillus (Boleng, 2015).
Klasifikasi Trichoderma spp. menurut Gusnawaty (2014), sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Order : Hypocreales
Family : Hypocreaceae
Genus : Trichoderma
Spesies : Trichoderma spp.
Klasifikasi Rhizoctonia solani menurut Nuryanto (2017), sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
5

Class : Agaricomycetes
Order : Cantharellales
Family : Ceratobasidiaceae
Genus : Rhizoctonia
Species : Rhizoctonia solani
Klasifikasi Fusarium spp menurut Rubaith (2018), sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Family : Nectriaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium spp
Klasifikasi Colletotrichum spp. menurut Jaihan (2016), yaitu:
Kingdom : Fungi
Divisi : Aschomycota
Classis : Ascomycetes
Order : Melanconiales
Family : Melanconiaceae
Genus : Colletotrichum
Species : Colletotrichum spp.
Klasifikasi Alternari alternata menurut Solfrizzo (2005), yaitu:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Class : Dothideomycetes
Family : Pleosporales
Genus : Alternaria
Species : Alternari alternata
Klasifikasi Acremonium spp menurut Schinabeck (2003), yaitu:
6

Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Ascomycotina
Ordo : Hypocreales
Famili : Hypocreaceae
Genus : Acremonium
Species : Acremonium spp.

3.
III. METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 12 Juni 2023, pukul 14.50 – 16.30
WITA. Di Student Center, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.

Bahan dan Alat

Bahan

Aquades. Akuades digunakan sebagai pelembab.


Biakan Acremonium spp. Biakan Acremonium spp. digunakan sebagai
objek yang diamati.
Biakan Alternaria alternata. Biakan Alternaria alternata digunakan
sebagai objek yang akan diamati.
Biakan Collectotrichum spp. Biakan Collectotrichum spp. digunakan
sebagai objek yang diamati.
Biakan Fusarium spp. Biakan Fusarium spp. digunakan sebagai objek
yang akan diamati.
Biakan Rhizoctonia solani. Biakan Rhizoctonia solani. digunakan sebagai
objek yang diamati.
Biakan Sceletium tortuosum. Biakan Sceletium tortuosum digunakan
sebagai objek yang diamati.
Biakan Trichoderma spp. Biakan Trichoderma spp. digunakan sebagai
objek yang diamati.
Crystal violet (cat Gram A); Larutan Iodine (cat Gram B).
Crystal violet (cat Gram A); Larutan Iodine (cat Gram B) ; Alkohol 96%
(cat Gram C); Safranin (cat Gram D) . Crystal violet (cat Gram A); Larutan Iodine
(cat Gram B).
8

Crystal violet (cat Gram A); Larutan Iodine (cat Gram B); Alkohol 96%
(cat Gram C); Safranin (cat Gram D). digunakan untuk memisahkan partikel
suspensi cairan, untuk memisahakan antara zat terlarut dari zat padat.
Kertas saring. Kertas saring digunakan sebagai alas dalam petridish.
Lactophenol cotton blue. Digunakan sebagai pewarnaan biakan fungi.
Media PDA. Digunakan sebagai sumber nutrisi untuk biakan fungi.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


Alat tulis. Alat tulis digunakan untuk menulis dan menggambar objek yang
diamati.
Kamera. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan hasil praktikum.
Lembar laporan sementara. Lembar laporan sementara digunakan untuk
menulis materi atau hal-hal penting yang dilakukan saat praktikum.
Petridish.
Kaca penumpu.
Slide glass (gelas objek).
Cover glass (kaca penutup).
Jarum ose/ent.
Lampu spriritus.
Laminar air flow.

Pelaksanaan Praktikum

Pengamatan Mikroskopik Fungi (Kapang)


1. Dibersihkan gelas objek dan kaca penutup dengan alcohol 70% sampai
bebas lemak, kemudian diteteskan beberapa tetes larutan laktofenol atau
laktofenol cotton blue di atas permukaan gelas objek tersebut.
9

2. Diambil sedikit koloni biakan dengan jarum inokulasi (jarum ose/ent),


diletakkan dalam tetesan laktofenol dan diuraikan dengan jarum preparat
dengan cara hati-hati, diusahakan miselium basah terkena laktofenol.
3. Ditutup dengan kaca penutup sedemikian rupa sehingga tidak terdapat
gelembung udara dalam preparat, dibersihkan kelebihan laktofenol dengan
kertas isap.
4. Diamati dengan mikroskop memakai lensa obyektif pembesaran 10X,
kemudian dengan pembesaran 40X. Pengamatan untuk melihat morfologi
konidia atau spora, digunakan pembesaran 100X.
5. Dicatat dan digambar semua yang diamati seperti : miselium (bercabang
atau tidak, berseptum atau tidak, halus atau kasar) , konidia, spora,
konidiofor.

Sterilisasi Alat
1. Disiapkan petridish dan diletakkan di dalam petridish kertas saring, kaca
penumpu, slide glass dan cover glass.
2. Disterilkan petridish yang telah dibungkus dengan kertas.
3. Petridish yang sudah steril digunakan untuk membuat media kubus untuk
mengamati morfologi fungi.

Membuat Media Kubus


1. Dibuka tutup petridish yang steril di laminar air flow (LAF), lalu
diletakkan slide glass yang ada dalam petridish pada kaca penumpu.
2. Diteteskan media PDA pada slide glass dan dibiarkan dingin.
3. Diambil fungi yang sudah dibiakkan dengan jarum inokulasi dan
diletakkan pada media PDA yang ada pada slide glass.
4. Ditutup media PDA yang ada biakan fungi dengan cover glass.
5. Diteteskan air pada kertas saring yang ada pada petridish untuk
memberikan kelembaban.
6. Disimpan pada suhu ruang selama beberapa hari.
10

7. Dingkat slide glass dan diletakkan pada mikroskop.


8. Diamati morfologi fungi yang tumbuh (hifa, kodiofor dan spora/konidia).

Pembuatan Apusan Bakteri


1. Labellah gelas benda yang kering dan bersih. Sterilkan jarum ose dengan
memijarkannya pada nyala bunsen dan dinginkan.
2. Jika kultur dalam bentuk cair (suspensi), ambillah 1 ose penuh dan
letakkan di tengah-tengah gelas benda dan ratakan seluas ±1 cm2.
3. Jika kultur dalam medium padat, ambillah dengan jarum ose satu bagian
kecil kultur dan letakkan di tengah gelas benda yang sebelumnya telah
diberi aquadest steril/NaCl dan ratakan.
4. Biarkan kering dengan mengangin-anginkan gelas benda
5. Fiksasi pulasan bakteri dengan melewatkan di atas nyala bunsen (hati-hati,
jangan sampai terlalu kering/gosong), tergantung jenis pengecatannya.
6. Pulasan bakteri siap diwarnai.

Pengecatan Gram pada Sel Bakteri


1. Dibersihkan objek gelas menggunakan alkohol 70% dan tissue untuk
menghilangkan noda dan lemak yang menempel.
2. Dibuat pulasan bakteri di atas gelas objek, keringkan dan fiksasi dengan
api (lihat teknik Pembuatan apusan/pulasan bakteri).
3. Diteteskan cat crystal violet (Gram A) dan diamkan 60 detik.
4. Buanglah sisa cat dan cuci sisanya dengan air mengalir.
5. Teteskan larutan iodine (Gram B) dan diamkan selama 60 detik.
6. Buang sisa cat dan cuci sisanya dengan air mengalir.
7. Teteskan larutan peluntur yaitu alkohol (Gram C) diamkan kira-kira 30
detik. (hati-hati jangan sampai berlebihan yang mengakibatkan kesalahan
hasil).
8. Buang sisa cat dan cuci sisanya dengan air mengalir
9. Teteskan safranin (Gram D) dan diamkan selama 60 detik.
11

10. Cuci kembali dengan air mengalir, keringkan dengan cara


menganginanginkan di udara dan keringkan sisa air menggunkana kertas
tisu.
11. Diamati menggunakan mikroskop perbesaran lemah sampai perbesaran
kuat (1000x) dan diteteskan minyak immersi.
12. Digambar bentuk sel (Gambar 8) dan sifat Gramnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi Trichoderma spp.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Hifa bersekat
2. Konodia bulat
3. Bersifat menguntungkan

Morfologi Trichoderma spp diketahui struktur fungi Trichoderma


spp memiliki hifa yang bersekat, yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel
berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-
ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Konidianya, yaitu spora
yang dibentuk pada ujung hifa khusus, berbentuk bulat, yaitu struktur
reproduktif aseksual yang ditemukan pada beberapa jenis jamur. Perannya
menguntungkan karena bisa digunakan dalam pengendalian penyakit
tanaman dengan menghambat pertumbuhan dan penyebaran pathogen
tanaman seperti jamur penyebab penyakit, berperan dalam meningkatkan
nutrisi pada pertumbuhan tanaman dengan mengahsilkan enzim yang
melarutkan nutrisi dalam tanah, serta dapat mengendalikan nematode
parasitik.
13

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi Fusarium spp.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Hifanya bersekat
2. Konodianya membentuk bulan sabit
3. Perannya sebagai penyebab patogen

Morfologi Fusarium spp diketahui struktur fungi Fusarium spp


memiliki hifa yang tidak bersekat, yaitu hifa yang inti selnya tersebar di
dalam sitoplasma dan berinti banyak. Konidianya, yaitu spora yang
dibentuk pada ujung hifa khusus berbentuk sabit, yaitu bentuk konidia
yang biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan
konidia biasa, mereka umumnya berbentuk sabit atau memanjang dengan
ujung yang meruncing yang berfungsi untuk membantu dalam reproduksi
aseksual jamur. Perannya merugikan karena menyebabkan penyakit pada
tanaman, jamur ini menginfeksi akar, batang daun, buah, atau biji
tanaman, menyebabkan gejala seperti pembusukan, kekuningan, bercak,
atau kematian pada tanaman. Fusarium spp juga dapat menyebabkan
infeksi pada manusia serta menyebabkan kerusakan pada bahan bangunan
yaitu pembusukan kayu dan penurunan kekuatan struktural.
14

Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi Colletotrichum.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Hifanya memiliki sekat
2. Konodinya berbentuk bulat
3. Perannya penyebab patogen

Morfologi Collectotrichum spp diketahui struktur fungi


Collectotrichum spp memiliki hifa yang bersekat, yaitu hifa yang disusun
oleh sel-sel berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi
ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Konidianya, yaitu
spora yang dibentuk pada ujung hifa khusus berbentuk bulat, yaitu struktur
reproduktif aseksual yang ditemukan pada beberapa jenis jamur. Perannya
merugikan karena menyebabkan penyakit pada tanaman yang dikenal
sebagai antraknosa, mereka menginfeksi berbagai bagian tanaman seperti
daun, batang, buah, dan bunga, menyebabkan kerugian signifikan dalam
pertanian dan produksi tanaman.
15

Tabel 4. Hasil pengamatan morfologi Acrenonium


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Hifanya agak sekat
2. Konodianya membulat
3. Perannya bersifat saprofit

Morfologi Acremonium spp diketahui struktur fungi Acremonium


spp memiliki hifa yang tidak bersekat, yaitu hifa yang inti selnya tersebar
di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Konidianya, yaitu spora yang
dibentuk pada ujung hifa khusus berbentuk sabit, yaitu bentuk konidia
yang biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan
konidia biasa, mereka umumnya berbentuk sabit atau memanjang dengan
ujung yang meruncing yang berfungsi untuk membantu dalam reproduksi
aseksual jamur. Perannya tidak menguntungkan dan tidak merugikan
karena beberapa spesies dapat memiliki interaksi simbiosis yang
bermanfaat dengan tanaman, sementara yang lain dapat menjadi pathogen
manusia atau menghasilkan senyawa toksik.
16

Tabel 5. Hasil pengamatan morfologi Alternaria


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Hifanya agak bersekat
2. Konodianya berbentuk seperti buah pir
3. Perannya belum terindentifikasi

Morfologi Alternaria alternata diketahui struktur fungi Alternaria


alternata memiliki hifa yang bersekat, yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel
berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-
ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Konidianya, yaitu spora
yang dibentuk pada ujung hifa khusus berbentuk oval, yaitu struktur
reproduktif aseksual yang berbentuk oval atau telur dengan ujung-ujung
yang meruncing atau bulat, biasanya lebih panjang daripada lebar dan
memiliki permukaan yang halus, berperan dalam penyebaran spora dan
perkembangan infeksi pada inang. Perannya merugikan karena
menyebabkan penyakit pada tanaman terutama tanaman pangan, jamur ini
dapat menyebabkan kerusakan pada daun, batang, dan buah tanaman yang
pada gilirannya dapat mengurangi hasil panen dan kualitas produk
pertanian.
17

Tabel 6. Hasil pengamatan morfologi Scletium


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Hifanya struktur kasar
2. Konodianya berwarna putih
3. Penyebab patogen seperti busuk batang/rebah kecambah

Morfologi Sceletium tortuosum diketahui struktur fungi Sceletium


tortuosum memiliki hifa yang bersekat, yaitu hifa yang disusun oleh sel-
sel berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-
ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Konidianya, berwarna putih
Perannya menguntungkan karena Sceletium tortuosum diketahui memiliki
efek penenang dan relaksasi yang dapat membantu mengurangi kecemasan
dan stress, sebagai suplemen nootropik yang bertujuan meningkatkan
fungsi kognitif dan memori.
18

Tabel 7. Hasil pengamatan morfologi Rhizoctonia


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Hifanya tegak lurus
2. Konodianya belum terindentifikasi
3. Memiliki sekat dan bersifat patogen

Morfologi Rhizoctonia solani diketahui struktur fungi Rhizoctonia


solani memiliki hifa yang bersekat, yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel
berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-
ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Konidianya, belum
teridentifikasi, perannya merugikan karena menyebabkan penyakit pada
tanaman yang dikenal sebagai penyakit busuk akar dan pangkal batang,
menurunkan hasil dan produktivitas tanaman yang beresiko pada kerugian
ekonomi para petani. Rhizoctonia solani memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup dalam tanah dan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dalam
bentuk sklerotium, hal ini membuatnya sulit untuk dikendalikan dan dapat
menyerang berbagai jenis tanaman.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan dari praktikum yang telahdilakukan maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut.
1. Hifa merupakan filamen atau benang-benang bercabang-cabang. Hifa pada
fungi terbagi menjadi 4 macam, yaitu hifa senositik (tidak bersekat)
merupakan hifa yang inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti
banyak, contohnya pada Acremonium spp dan Fusarium spp. Hifa monositik
(bersekat) merupakan hifa yang disusun oleh sel-sel berinti tunggal dan
memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang
memiliki satu inti sel, contohnya Trichoderma spp, Alternaria alternata,
Sceletium tortuosum, Collectotrichum spp, dan Rhizoctonia solani.
2. Konidia merupakan spora yang dibentuk pada ujung hifa khusus. Macam-
macam bentuk konidia, yaitu berbentuk bulat merupakan struktur
reproduktif aseksual yang ditemukan pada beberapa jenis jamur, contohnya
Trichoderma spp, Rhizoctonia solani, Sceletium tortuosum, dan
Collectotrichum spp.
3. Fungi memiliki peran penting bagi kehidupan, ada yang memiliki peran
menguntungkan contohnya Trichoderma spp dan Sceletium tortuosum. Ada
yang bertindak sebagai pathogen contohnya Rhizoctonia solani, Fusarium
spp, Collectotrichum spp, dan Alternaria alternata.

Saran

Praktikan diharapkan dapat melaksanakan praktikum tersebut dengan baik


sesuai dengan prosedur kerja maka sebelum melakukan praktikum praktikan
sudah harus mempelajari materi yang akan dipraktikumkan agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar, serta waktu yang efektif. Selain itu juga agar hasil dari
pengamatan yang diperoleh lebih tepat dan akurat.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. (2009). Biology Ninth Edition. Pearson Education Inc, Benjamin


Cummings. San Fransisco.

Campbell. (2003). Biologi, Erlangga, Jakarta.

Hariana, A. (2005). Tumbuhan obat dan Khasiatnya. PT. Penebar Swadaya.


Depok.

Hasnam. (2004). Biologi SMA. Erlangga Press. Jakarta.

Irnaningtyas. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Rifai. (2006). Keanekaragaman Tumbuhan. UMM press. Malang.

Rosanti. (2003). Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Samsoeri. (2002). Morfologi Tumbuhan. UGM press. Yogyakarta.

Solomon, E. P. (2011). Biology Ninth Edition. Brooks/Cole Cengage Learning.


USA.

Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Universitas Sebelas Maret


Press. Malang.

Syamsuri, I. (2004). Biologi. Erlangga. Jakarta.

Tjitrosoepomo. (2003). Taksonomi Tumbuhan. UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai