Anda di halaman 1dari 10

[Type text]

MAKALAH PARASITOLOGI
MIKOLOGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10

1. MIA HAMMIDAH
2. NABILAH NURJIHAN
3. PUTERI ULLYANA SARAGIH
4. SAFIRA ALFIAN PUTRI

KELAS 1 D3B KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

[Type text]
[Type text]

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3


1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 3
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 3
1.3. TUJUAN MAKALAH............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1. SIFAT UMUM, MORFOLOGI, SIKLUS HIDUP ................................................................. 4
2.2. CARA PENULARAN ............................................................................................................ 7
2.3. CARA DIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM ....................................... 7

[Type text]
[Type text]

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta peranannya bagi
kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai
cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-
warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme
yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur
tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran mikologi terhadap ilmu
kesehatan sangat penting. Karna mikologi dapat memberitahu mengenai segala hal tentang
jamur. Penyakit-penyakit juga timbul salah satunya disebabkan oleh jamur. Jadi dengan
mempelajari mikologi di dunia kedokteran sangat lah berguna untuk membantu diagnosis
terhadap suatu penyakit.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam Makalah ini antara lain sebagai berikut :
1) Apa pengertian dari mikologi ?
2) Bagaimana sifat umum dari jamur ?
3) Bagaimana morfologi jamur ?
4) Bagaimana siklus hidup jamur ?
5) Bagaimana cara penularan jamur ke manusia ?
6) Bagaimana cara mendiagnosa dan cara pemeriksaan di laboratorium ?

1.3. TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk membahas tentang mikologi, sifat umum dari
jamur, morfologi jamur, siklus hidup jamur, cara penularan jamur ke manusia, cara
mendiagnosa serta cara pemeriksaan di laboratorium.

[Type text]
[Type text]

BAB II PEMBAHASAN

2.1. SIFAT UMUM, MORFOLOGI, SIKLUS HIDUP


A. SIFAT UMUM

Mikologi Berasal dari bahasa Yunani “Mykes” yang berarti Jamur dan “Logos” yang
berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa
Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok
organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular,
memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien
dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Ciri-ciri umum jamur:


1. Bersifat eukarotik (eu: sejati dan cariyon: inti),artinya inti selnya memiliki selaput inti
atau karioteka.
2. Tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof dengan cara menguraikan sisa-sisa
organnisme yang telah mati (saprofit) dan parasit pada organisme lain.
3. Dinding sel tersusun atas zat kitin.
4. Umumnya multi seluler ,namun ada juga yang uniseluler, seperti Saccharomyces
cerevisiae.
5. Hidup di tempat yang lembab, terlindungi dari sinar matahari,bersifat sedikit asam,
dan kaya akan zat-zat organic.
6. Belum mempunyai akar,batang, dan daun sejati. Struktur tubuh terdiri atas benang-
benang halus yang disebut hifa.
7. Reproduksi jamur dapat terjadi secara seksual (membentuk zigospora, askospora, dan
basidiospora) ataupun aseksual (membentuk tunas,konidia, zoospore,spora,
klamidospora, fragmentasi).
Sifat umum

1) Parasit obligat meruapkan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya sedangkan
di luar inangnya tidak dapat hidup misalnya: khamir yang menginfaksi paru-paru pada
penderiata AIDS.
2) Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang sesuai.
3) Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur

[Type text]
[Type text]

saprofit menyerap makanan dari organisme yang talah mati seperti kayu tumbang dan
buah yang jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrosale pada
substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana
sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu hifa juga langsung menyerap bahan-bahan
organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

B. MORFOLOGI

1. Yeast
Merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3 – 15
mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual) membentuk tunas atau
budding cell. Yeast ada dua yaitu :
1) Yeast murni : merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk
pseudohifa/ klamidospora
2) Yeast like : merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk pseudohifa.
Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna merah
orange), Cryptococcus neoformans
2. Mold / Kapang
 Merupakan jamur multiselluler yang membentuk benang-benang hifa / filament,
kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman.
 Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat.
 Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan.
 Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk
menyerap makanan.
Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum, Trichophyton,
Epidermophyton
3. Dimorfik
 Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.
 Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat
C,
 Berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang.
Contoh : Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis

[Type text]
[Type text]

C. SIKLUS HIDUP
Jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan secara aseksual atau seksual.
Hifa yang khusus sebagai penghasil spora menghasilkan spora haploid (kromosom tidak
berpasangan). Jika kondisi lingkungan memungkinkan, jamur menghasilkan banyak spora
secara aseksual.

Spora terbawa angin atau air, mendarat di tempat yang lembap, kemudian
berkecambah. Miselium membentuk suatu badan penghasil spora yang bersifat haploid.
Gambar di bawah ini memperlihatkan siklus hidup jamur secara umum.

Reproduksi jamur secara seksual terjadi ketika ada perubahan lingkungan. Ada dua
tahapan reproduksi seksual, yaitu plasmogami dan kariogami. Plasmogami adalah penyatuan
sitoplasma dua miselia yang berdekatan. Plasmogami akan menghasilkan suatu tahap
dikariotik (n+n) karena nukleus haploid dari masing-masing induk membentuk pasangan,
tetapi tidak menyatu.

Kariogami adalah penyatuan dua inti haploid, menghasilkan inti diploid (kromosom
berpasang-pasangan). Sel diploid mengalami pembelahan meiosis langsung. Siklus hidup
pada sebagian besar jamur meliputi tiga fase, yaitu haploid (n), dikariotik (n + n), dan diploid
(2n). Perkembangbiakan secara seksual merupakan salah satu ciri yang dijadikan dasar
klasifikasi jamur.

[Type text]
[Type text]

2.2. CARA PENULARAN


Infeksi jamur disebut juga dengan mikosis. Meski sebagian besar jenis jamur tidak
membahayakan bagi manusia. Namun pada kondisi tertentu, beberapa jenisnya juga dapat
menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh.

Jamur bereproduksi dengan melepaskan spora. Spora tersebut kemudian dapat masuk
ke tubuh melalui kontak langsung maupun melalui udara yang dihirup. Itulah kenapa, infeksi
jamur umumnya menyerang kulit, kuku, dan paru-paru.

Jamur juga bisa masuk meresap ke dalam kulit dan menyerang organ-organ dalam
tubuh. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan terjadinya infeksi sistemik yang
menyeluruh.

Beberapa jenis jamur yang biasa terdapat di tubuh dan tidak menyebabkan gangguan,
juga bisa menyebabkan infeksi pada kondisi tertentu. Hal ini umumnya terjadi pada orang
yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah. Infeksi jenis ini disebut juga sebagai infeksi
oportunistik.

2.3. CARA DIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Pemeriksaan lanjutan untuk infeksi jamur dilakukan dengan mengambil sampel darah,
urine, nanah, atau cairan serebrospinal, tergantung organ yang terinfeksi. Metode
pemeriksaan tersebut cukup beragam, tergantung kepada jenis infeksi jamur itu sendiri. Di
antaranya adalah:
1. Tes KOH

Dalam tes KOH, dokter akan mengambil sampel kerokan kulit pasien yang terinfeksi, lalu
mencampurnya dengan larutan KOH (kalium hidroksida). KOH akan menghancurkan sel
kulit sehat, dan menyisakan sel kulit yang terinfeksi jamur.

2. Kultur jamur

Kultur jamur dilakukan guna mendeteksi apakah terdapat jamur di area tubuh yang
terinfeksi. Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil sampel darah, kulit, kuku, atau
lapisan dalam kulit pasien untuk dibiakkan di laboratorium.

Sampel juga dapat menggunakan cairan serebrospinal bila dicurigai terdapat infeksi pada
otak dan tulang belakang. Dalam prosedur ini, sampel cairan serebrospinal yang

[Type text]
[Type text]

menyelubungi otak dan tulang belakang pasien akan diambil, menggunakan metode
pungsi lumbal, yaitu melalui celah tulang belakang di daerah punggung bawah.

3. Tes pewarnaan gram

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lain, yaitu bakteri. Tes
pewarnaan gram dilakukan dengan mengambil sampel dahak, darah, atau urine pasien
untuk diteliti di laboratorium.

4. Biopsi

Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan guna dianalisis di bawah mikroskop. Dokter
dapat mengambil sampel kulit, paru-paru, tulang sumsum, atau kelenjar getah bening,
tergantung kepada area yang terinfeksi.

[Type text]
[Type text]

KESIMPULAN

Mikologi Berasal dari bahasa Yunani “Mykes” yang berarti Jamur dan “Logos” yang
berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Fungi merupakan
mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler. Fungi atau cendawan
terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup dengan 3 cara yaitu sebagi
saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya
melalui penyerapan (absorpsi).
Infeksi jamur disebut juga dengan mikosis. Meski sebagian besar jenis jamur tidak
membahayakan bagi manusia. Namun pada kondisi tertentu, beberapa jenisnya juga dapat
menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh.

Pemeriksaan lanjutan untuk infeksi jamur dilakukan dengan mengambil sampel darah,
urine, nanah, atau cairan serebrospinal, tergantung organ yang terinfeksi. Metode
pemeriksaan tersebut cukup beragam, tergantung kepada jenis infeksi jamur itu sendiri.

[Type text]
[Type text]

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/infeksi-jamur

https://www.sehatq.com/penyakit/infeksi-jamur

https://irham1977.wordpress.com/2010/02/17/mikologi/

https://www.biologijk.com/2018/02/siklus-hidup-jamur.html?m=0

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai