Anda di halaman 1dari 14

Makalah Mikroorganisme

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara terkaya akan plasma nutfah, termasuk
mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak di tanah nusantara nan subur.
Negara yang kaya ini memiliki sekurangnya 10 ribu jenis mikroorganisme yang
diperkirakan hidup secara alami dalam ekosistem yang “ramah” untuk
berkembangbiak. Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam,
hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organisme
atau mikroorganisme yang menyaebabkan penyakit pada organisme lain.
Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenitas.
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan
terjadiny kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam
tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena
beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh
manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal
sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam
kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami
penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara
manusia dan flora normal tubuh manusia.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme?
Apa Manfaat dari Mikroorganisme?
Apa ciri-ciri utama dari suatu Mikroorganisme?
Bagaimana mengatasi Masalah Konservasi Mikroorganisme?
Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk menyelamatkan Mikroorganisme?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme
Untuk mengetahui Manfaat Mikroorganisme
Untuk mengetahui Ciri-Ciri Utama dari Mikroorganisme
Untuk mengetahui Masalah Konservasi Mikroorganisme
Untuk mengetahui Upaya Penyelamatan Mikroorganisme

D. Manfaat Penulisan
Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui Manfaat dari Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui cirri-ciri utama dari Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui cara mengatasi Masalah Konservasi Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui Upaya-upaya Penyelamatan Mikroorganisme
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga untuk
mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut
organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau
multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
dengan mata telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata
telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler.
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang-orang yang
bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan
ganggang mikroskopis. Jamur, terutama kecil dan tidak terbentuk hifa, juga dapat
dianggap sebagai bagian, meskipun banyak yang tidak setuju. Kebanyakan orang
beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme
yang sangat kecil yang dapat dibudidayakan dalam cawan petri atau inkubator di
laboratorium dan mampu mereproduksi dirinya sendiri melalui mitosis.
Mikroorganisme yang berbeda dari sel makrooganisme. Sel Makroorganisme tidak
bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang
membentuk jaringan, organ dan sistem organ. Sementara, sebagian besar
mikroorganisme dapat menjalankan proses dengan hidup mandiri, dapat
menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan
sel lain.
Mikroorganisme
Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli
Menurut Darwis (1992)
Mikroorganisme makhluk hidup sangat kecil, mikroorganisme diklasifikasikan ke
dalam kelas protista terdiri dari bakteri, jamur, protozoa, dan algae.
Menurut Fardiaz (1989)
Semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu memerlukan
bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang dalam suatu material dapat menyebabkan perubahan
dalam komposisi fisik dan kimia, seperti perubahan warna, kekeruhan, dan bau
asam.

B. Jenis-Jenis Mikroorganisme

 Parasit

Parasit adalah hewan mikroskopis yang dapat mengurangi produktivitas hewan


inang. Parasit dapat menginfeksi manusia dan hewan, seperti menyerang kulit
manusia. Parasitoid adalah parasit dari organisme lain yang menggunakan jaringan
untuk kebutuhan gizi mereka sampai orang-orang yang menunggang meninggal
karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid juga dikenal
sebagai necrotroph.

 Jamur

Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori jamur. Jamur ini biasanya
tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan makanan. Misalnya,
jamur yang ditemukan pada permukaan daging, daging dapat dibuang bagian tanpa
harus membuang semua daging.

 Ragi

Ragi atau Fermen adalah zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya
mengandung mikroorganisme yang memfermentasi dan media kultur untuk
mikroorganisme. Medium kultur ini bisa dalam bentuk butiran kecil atau nutrisi
cair. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan
dan minuman fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir.
 Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi
ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal
sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun
seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya
sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya
pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat
metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual
dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda
melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan
perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi
hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium
terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh
jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus
dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari
fungi disebut mikologi.

Rhizopus

 Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan
sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA
atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
beberapa contoh virus ^^

aids-hiv
 Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar
organismeprokariota, selain archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki
peran besar dalam kehidupan di bumi.Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan
dalam tubuh manusia.Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu
Thiomargarita.Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan
jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).Beberapa
jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh
flagel.
contoh bakteri :

C. Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan


1. Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan
Produksi protein manusia
Adanya proses rekayasa genetik dengan pemanfaatan mikroorganisme meningkatan
peran industri farmasi dlam memproduksi protein manusia. Melalui tehnik
rekombinasi DNA, sekuens DNA manusia yang mengkode berbagai protein dapat
digabungkan dengan genum bakteri, dan dengan menumbuhkan bakteri
rekonbioanan dalam fermentor, maka protein manusi dapat diproduksi secara
komersial.
Insulin mutlak diperlukan oleh manusia. Insulin merupakan hormon polipeptida
yang dihasikan oleh pulau-pulau langerhans dipankreas yang berfungsi mengatur
metabolisme karbohidrat.dalam makanan dikomfersi menjadi glukosa
monosakarida, karbohidrat pokok dalam darah. Beberapa karbohidrat seperti
fruktosa dan selulosa dapat digunakan sebagai energi sel namun tidak dikomfersi
menjadi glikosa dan tidak berpatisipai dalam mekanisme pengaturan metabolisme
glukosa.
Produksi Enzim
Enzim yang disolasi dari mikroorganisme dapat diaplikasikan pada berbagai macam
industri. Misalnya, enzim proteose yang diisolasi dari bahan pembersih. Protease
merusak dan melarutkan protein yang mengotori pakaian. Enzim yang dihasilkan
untuk proses-proses industri meliputi protease , amilase, glikosa isomerase,
glukosa oksidase, renin, pektinase, dan lipase.empat macam enzim yang secara
luas diproduksi oleh mikroganisme adalah protease, glukamilase,α-amilase, dan
glukosa isomerase.
Protease adalah enzim yang menyerang ikatan peptida molekul protein dan
membentuk fragmen-fragmen kecil peptida. Strain rekombinan Basillus sp. GX6644
mensekresikan alkalin protease yang sangat aktif terhadap protein kasein susu.
Dengan aktifitas tertinggi pada pH 11 dan temperatur 40-55°C. Strain rekombinan
yang lain yaitu Basillus sp. GX6638 mensekresi beberapa alkalin protease yang aktif
pada kisaran pH yang cukup luas (8-12). Fungi yang mempreduksi protease adalah
spesies Aspergillus. Protease yang dihasilkan oleh fungi memiliki kisaran pH yang
lebih luas dibandingkan protease yang diperoduksioleh bakteri.
terhadap panas, yang disebut amplitaq.
Produk antibiotic
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fernentasi dengan
ukuran besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan dalam
100.000 liter fermentor selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula suspensi spora P.
chrysogenum ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi
selama 24 jam pada temperatur 24 °C dan selanjutnya ditransfer ke tangki
inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk mendapatkan aerasi yang baik
selama satu hingga dua hari.
Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam
fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk
membuat rantai samping benzil pada penisilin G. Penisilin G diekstraksi dari filtrat
dan dikristalisasi. Untuk membuat penisilin semisintetik, penisilin G dicampur
dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan melepas gugus
benzil dari penisilin G dan mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic acid (6-APA).
Aminopenicilanic acid adalah molekul yang digunakan untuk membuat penisilin
jenis lain. Bebagai gugus kimia ditambahkan pada aminopenicillanic
Hal yang serupa juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh
cephalosporium acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan
melepas rantai samping α-aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang
memiliki kisaran antibakteri yang lebih luas.
Produksi vaksin
Penggunaan vaksin sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit.
Pengembangan dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting industri
farmasi. Produksi vaksin meliputi pengkulturan mikroorganisme yang memiliki
properti antigenikyang diperlukan untuk meluncurkan respons imun primer.
Vaksin diproduksi oleh strain mutan patogen virulen tanpa menghilangkan antigen
yang diperlukan untuk menimbulkan respons imun. Perkembangan bidang
bioteknologi memungkinkan produksi seluruh seluruh vaksin baru. Beberapa vaksin
baru ini ditujukan bagi target baru, dan beberapa lagi lebih efektif dan memiliki
efek samping lebih sedikit dibandingkan vaksin tradisional yang ada saat ini.
Untuk menghasilkan vaksin terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus, strain
virus ditumbuhkan dengan menggunakan telur ayam tertunas. Individu yang
memiliki alergi terhadap telur ayam tidak dapat diberi vaksin yang dibuat dengan
cara seperti ini. Vaksin virus juga dapat diproduksi melalui kultur jaringan.
Misalnya, vaksin rabies tradisional diproduksi pada telur bebek tertunas dan
memiliki efek samping yang sangat menyakitkan. Vaksin ini digantikan oleh
produksi vaksin melalui kultur jaringan fibroblas manusia yang memiliki efek
samping yang lebih sedikit.
Produksi asam organik
Beberapa asam organik seperti asam asetat, asam glikonat, asam sitrat, asam
giberelat, dan asam laktat dhasilkan melalui fermentasi mikroorganisme. Asam
organik antara lain digunakan dalam industri makanan, miasalnya sebagai
pengawet makanan.
Asam glukonat diperoduksi olehberbagai bakteri termasuk spesies acetobaterdan
oleh beberapa fungsi seperti penisilium dan aspergillus. Aspergillus neger
mengoksidasi glkosa menjadi asam glukonat dalam reaksi enzimatik tunggal leh
enzim glukosa oksidase. Asam glukonat memiliki berbagai kegunaan, antara lain:
Kalsium glukonat digunakan sebagai produk farmasi untuk menyuplai kalsium
dalam tubuh.
Ferrous glukonate digunakan sebagai asupan besi untuk mengobati anemia.
Asam glukonat pada detergen pencuci piring mencegah noda pada
permukaan kaca akibat presipitasi garam kalsium dan magnesium
Produksi steroid
Homon steroid sangat penting peranannya dalam dunia kesehatan. Misalnya
kortison dan steroid lain yang serupadiketahui dapat digunakan untuk mengobati
gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan
untuk mengobati ketidak seimbangan homonal.
Produksi vitamin dan asam amino
Vitamin merupakan faktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa vitamin dapat
diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, dan digunakan sebagai suplemen
makanan. Misalnya vitamin B12 dapat diproduksi sebagai produk samping pada
fermentasi antibiotik oleh Streptomyces. Vitamn B12 juga diperoleh dari fermentasi
Propionibacteriaum shermanii atau Paracoccus denitrificans.
Produksi alkaloid ergot
Alkaloid, beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan dalam terapi, umumnya
diperoleh dari tanaman, namun alkaloid ergot dihasilkan dari fungi. Alkaloid ergot
pertama kali diperoleh dari sklerotium Ascomycetes, yaitu Claviceps purpurae.
Istilah ergot digunakan untuk menunjukkan bahwa alkaloid jenis ini dihasilkan oleh
fungi. Alkaloid ergot dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan atas kandungan
asam lisergat dan clavin. Alkaloid asam glisergat hanya diproduksi oleh genus
Claviceps, sedangkan alkaloid clavin ditemukan pada genus Aspergillus,
penicillium, dan Rhizobium. Alkaloid ergot digunakan untuk menstimulasi sistem
syaraf simpatik. Beberapa alkaloid lisergat seperti halnya ergotamin dan ergobasin
digunakan pada terapi kandungan yaitu untuk mengkontraksi uterus pada saat
proses melahirkan untuk mengkontraksi uterus postpatu.

2. Mikroorganisme yang merugikan bagi kesehatan


Selain jenis mikroorganisme yang dapat di manfaatkan dalam bidang kesehatan,
ada juga jenis mikroorganisme yang dapat merugikan bagi kesehatan
(menyebabkan penyakit) manusia, antara lain :
Mikroorganisme penyebab penyakit
1. Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Misalnya
Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae
penyebab dipteri.
2. Penyebab kebusukan makanan (spoilage), Beberapa di antara mikroorganisme
dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan
mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang
menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein
3. Penyebab keracunan makanan (food borne disease).
4. Bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari
badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus,
dan Vibrio parahaemolyticus, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga
makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapatMakanan
yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada
temperatur kamar, mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum.
Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu
urat saraf tepi.
5. TBC
Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia tuberculosis
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan
penyakit TBC pada manusia. Tuberculosis ekstra paru adalah tuberculosis yang
menyerang organ tubuh selain jaringan paru, misalnya pleura (selaput paru),
selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal,
saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain
Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri dikatakan
merugikan karena dapat menyebabkan penyakit, menimbulkan pembusukan, dan
merusak makanan.

D. MIKROORGANISME PENGOTOR
1. Pengaruh Terhadap Kebersihan
Mikroorganisme Dalam Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah khususnya pengolahan air limbah secara biologi pasti
melibatkan atau memanfaatkan mikroorganisme, mikroorganisme inilah yang
berperan dalam pengolahan air limbah, gambar berikut dapat menjelaskan
peranan mikroorganisme :

Pada gambar diatas dapat terlihat bahwa bahan organik (soluble organics) akan
teradsorpsi kedalam mikroorganisme, dalam mikroorganisme akan terjadi berbagai
reaksi sehingga menghasilkan cell baru, dan gas-gas seperti NH3, CO2 dan H2O.

SUMBER MIKROORGANISME
Dalam aplikasi pengolahan air limbah secara biologi, mikroorganisme dapat
diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
Kotoran hewan, dalam kotoran hewan seperti sapi, kuda dan lainnya
mengandung berbagai jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam
pengolahan air limbah. Kotoran hewan yang masih baru disaring, filtratnya diambil
dan mikroorganisme dalam filtrat dapat dikembangkan untuk pengolahan air
limbah secara biologi aerob maupun anaerob.
Septic Tank, dalam septic tank mengandung berbagai jenis mikroorganisme
baik yang bersifat anaerob maupun aerob, mikroorganisme dalam septic tank dapat
dimanfaatkan dalam pengolahan air limbah secara biologi aerob maupun anaerob.
Septic tank dipompa dan disaring, filtrat yang didapat dikembangkan untuk
menghasilkan mikroorganisme baik yang aerob maupun anaerob.
Pengolahan Air Limbah, beberapa industri telah melakukan pengiolahan air
limbah secara biologi baik aerob maupun anaerob. Pada pengolahan air limbah ini
akan dihasilkan mikroorganisme yang akan dibuang, mikroorganisme ini dapat
dikembangkan untuk pengolahan air limbah secara biologi di tempat lain pada
industri yang sejenis maupun tidak
Air Limbah, Air limbah organik pada umumnya dapat mengandung
mikroorganisme, mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah ini dapat
dikembangkan dan diaplikasikan pada pengolahan air limbahnya sendiri
Mikroorganisme murni, beberapa industri telah memproduksi berbagai jenis
mikroorganisme yang dapat diaplikasikan pada pengolahan air limbah sehingga
tidak perlu lagi mengembangkan mikroorganisme dari sumber lainnya
KLASIFIKASI MIKROORGANISME
a. Berdasarkan Kebutuhan Nutrisi (Nutritional Requirements), mikroorganisme
terdiri atas 2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu : Autotrophic organisms, adalah
mikroorganisme yang menggunakan CO2 atau HCO3 sebagai sumber karbon, dan
Heterotrophic organisms adalah mikroorganisme yang mempergunakan bahan
organik sebagai sumber karbon
b. Berdasarkan Kebutuhan Energi (Energy Requirements), mikroorganisme terdiri
atas 2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu : Phototrophs organisms, adalah
mikroorganisme yang menggunakan sinar/lampu (light) sebagai sumber energi, dan
Chemotrophs organisms adalah mikroorganisme yang mempergunakan hasil reaksi
oksidasi-reduksi sebagai sumber energi. Chemotrophs organisms terdiri dari 2
(dua) jenis Chemoorganotrophs organisms yaitu mikroorganisme yang
mempergunakan molekul organik komplek sebagai pendonor elektronnya dan
Chemoautotrophs organisms yaitu mikroorganisme yang mempergunakan molekul
organik sederhana seperti Hidrogen sulfida (H2S) atau Amonia (NH3) sebagai
pendonor elektronnya.
c. Berdasarkan Rentang Temperatur (Temperature Range), mikroorganisme
dibagi menjadi 3 (tiga) jenis mikroorganisme yaitu : Psychrophilic organisms,
adalah mikroorganisme yang dapat hidup optimal pada rentang temperatur 15-30
C, Mesophilic organisms adalah mikroorganisme yang dapat hidup optimal pada
rentang temperatur 30-45 C, dan Thermophilic organisms adalah mikroorganisme
yang dapat hidup optimal pada rentang temperatur 45-70 C,
d. Berdasarkan Kebutuhan Oksigen (Oxygen Requirements), mikroorganisme
terdiri atas 2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu : Aerobes organisms, adalah
mikroorganisme yang hidupnya tergantung pada ketersediaan oksigen
dan Anaerobes organisms adalah mikroorganisme yang hidupnya tidak tergantung
pada keberadaan oksigen
e. Facultative organisms , merupakan mikroorganisme yang bisa mempergunakan
komponen oksigen atau komponen kimia lainnya dalam hidupnya (pertumbuhan).
POLA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Pola pertumbuhan mikroorganisme seperti terlihat dalam gambar berikut :
Berdasarkan pola pertumbuhan mikroorganisme tersebut diatas, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Lag Phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme dalam kondisi beradaptasi
terhadap lingkungan barunya, waktu generasinya lama dan laju pertumbuhan nol
Accelaration phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami
penurunan waktu generasi, dan peningkatan laju pertumbuhan
Exponential phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami waktu
generasi konstan, laju pertumbuhan spesifik konstan, dan laju konversi substrat
maksimum
Declining growth phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami
waktu generasi naik, dan laju pertumbuhan spesifik menurun karena terjadi
penurunan konsentrasi substrat secara bertahap
Stationary phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme kehabisan nutrisi,
cell dalam kondisi tersuspensi (melayang) dan terjadi peningkatan racun dalam
lingkungannya
Endogenous phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami
kematian, laju kematian tinggi, dan terjadi cell lysis.

2. Pengaruh terhadap kesehatan


a. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam
tubuhyang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh
oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et al,
1995). Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan
multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan
cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi
intraseluler atau reaksi antigen-antibodi. Munculnya infeksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen tidak
berarti bahwa infeksi akan terjadi. Mikroorganisme yang bisa menimbulkan
penyakit disebut pathogen (agen infeksi), sedangkan mikroorganisme yang tidak
menimbulkan penyakit/kerusakan disebut asimtomatik. Penyakit timbul jika
pathogen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal.
Jika penyakit bisa ditularkan dari satu orang ke oranglain, penyakit ini merupakan
penyakit menular (contagius). Mikroorganisme mempunyai keragaman dalam
virulensi/keganasan dan beratnya suatu penyakit.
b. Penyebab Infeksi
Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
 Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat
menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya. Bakteri
bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan
benda mati lainnya. Infeksi bakteri meliputi permulaan awal dari proses infeksi
hingga mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit.
 Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam
sel hidup untuk diproduksi. Untuk menyebabkan penyakit, virus harus memasuki
inang, mengadakan kontak dengan sel yang rentan, bereplikasi, dan menyebabkan kerusakan
sel.
 Fungi
Berbagai jamur menyerang kulit. Biasanya jamur hidup di lapisan keratin bagian
atas dan menyebar ke luar pada cincin dermatitis eritematosa bersisik yang sering
disebut ringworm. Pada bagian lainnya paparan lesi tampak berbeda : di antara
jari kaki terlihat seperti kaki atlet dan di lipat paha seperti tinea kruris. Organism
yang menyebabkan infeksi ini bermacam-macam tetapi yang paling sering adalah
berbagai jenis spesies Trikofiton.
 Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah
protozoa, cacing dan arthropoda. Infeksi protozoa jarang ditemukan di daerah
beriklim sedang tetapi di seluruh dunia amoebiasis, tripanosomiasis, leismaniasis
dan toksoplasmosis mengakibatkan penderitaan yang berat dan pada beberapa daerah di dunia
mereka merupakan kelainan dermatoligi utama yang ditemukan oleh dokter.
Sebagian besar kelainan ini, seperti pada kebanyakan penyakit tropis lainnya,
disebarkan oleh parasit arthropoda dan pengendalian yang paling efektif adalah
dengan mengeliminasi vector dibandingkan
c. Sistem Pertahanan Tubuh
Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan unik terhadap mikroorganisme.
Kulit, saluran pernafasan dan saluran gastrointestinal sangat mudah dimasuki oleh
mikroorganisme. Organisme patogen dengan mudah menempel pada permukaan
kulit, diinhalasi melalui pernafasan atau dicerna melalui makanan. Setiap sistem
organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara fisiologis disesuaikan dengan
struktur dan fungsinya.
Berikut ini adalah mekanisme pertahanan normal terhadap infeksi :
Mekanisme pertahanan Faktor pengganggu pertahanan
1) Kulit
a. Permukaan, lapisan yang utuh
b. Pergantian lapisan kulit paling luar
c. SebumLuka abrasi, luka pungsi, daerah maserasi Mandi tidak teratur
Mandi berlebihan
2) Mulut
a. Lapisan mukosa yang utuh
b. Saliva Laserasi, trauma, cabut gigi Higiene oral yang tidak baik, dehidrasi
3) Saluran pernafasan
a. Lapisan silia di jalan nafas bagian atas diselimuti oleh mucus
b. Makrofag Merokok, karbondioksida & oksigen konsentrasi tinggi, kurang lembab,
air dingin Merokok
4) Saluran urinarius
a. Tindakan pembilasan dari aliran urine
b. Lapisan epitel yang utuh
c. Obstruksi aliran normal karena pemasangan kateter, menahan kencing, obstruksi
karena pertumbuhan tumor. Memasukkan kateter urine, pergerakan kontinyu dari
kateter dalam uretra.
5) Saluran gastrointestinal
a. Keasaman sekresi gaster
b. Peristaltik yang cepat dalam usus kecil Pemberian antasida
Melambatnya motilitas karena pengaruh fekal atau obstruksi karena massa
6) Vagina
a. Pada puberitas, flora normal menyebabkan sekresi vagina untuk mencapai pH
yang rendah Antibiotik dan kontrasepsi oral mengganggu flora normal
d. Penyakit-Penyakit yang disebabkan Mikroorganisme
1) Bakteri
Berikut adalah daftar 5 penyakit menular secara umum yang disebabkan oleh
bakteri.
a) Kolera
b) Tetanus
c) Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar
melalui udara. Ini adalah penyakit yang sangat menular yang menyebabkan
kesulitan bernafas karena bakteri menginfeksi paru-paru.
2) Jamur
a) Tinea capitis
b) Panu (Pitriyasis versikolor)
c) Infeksi candida
3) Virus
a) AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom)
b) Polio
c) Influenza
d) Campak (Morbili)
3. Pengaruh Terhadap Kesalamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) salah satu nya adalah melakukan sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi.
Penerapan sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi diantaranya dilakukan di
Rumah Sakit, di laboratorium, ataupun di sebuah industri. Sebagai contoh, rumah
sakit merupakan tempat dengan derajat kontaminasi yang cukup tinggi. Sumber
kontaminasi utama di rumah sakit umumnya adalah manusia berupa limbah dari
proses kehidupan seperti urine, tinja, semburan pernafasan, kelupasan kulit yang
selalu diproduksi dan disebarkan.
1. Udara : Udara kering sebetulnya bukan tempat yang baik untuk kehidupan
mikroorganisme. Berbeda halnya kalau ada uap air, udara dapat menjadi media
penularan penyakit.
2. Air : Air dapat merupakan tempat pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme
dan dapat berfungsi sebagai media penularan penyakit.
3. Ruangan dan bangunan : Dinding, plafon, lantai, saluran pembuangan, pintu,
jendela yang tidak dibersihkan dan didesinfeksi mudah ditumbuhi jamur dan
bakteri.
4. Perlengkapan atau peralatan : Hampir semua peralatan di rumah sakit dapat
ditempati dan ditumbuhi mikroorganisme. Jenis dan jumlah mikroorganisme yang
tumbuh tergantung pada sumber kontaminasi sebelumnya, kondisi nutrisi, dan
temperatur lingkungan.
5. Personalia : Selama kegiatan di ruang aseptic bisa terjadi kontaminasi yang
bersumber dari kulit, tangan, rambut, dan pernafasan petugas. Jumlah
mikroorganisme akan meningkat bila terdapat luka- luka terbuka
6. Pasien : Pasien yang telah terinfeksi merupakan sumber penularan bagi dirinya
sendiri dari bagian satu ke bagian lainnya dari tubuhnya atau kepada pasien lain.
a. Sterilisasi
Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri
pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu
untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk
spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang
dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu
sifat bahan yang akan disterilkan.
Contoh penerapan sterilisasi di Rumah Sakit, diantaranya : Sterilisasi peralatan
yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan pemanasan pada suhu
± 121° C selama 30 menit atau pada suhu 134° C selama 13 menit dan harus
mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
b. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen
pada benda-benda yang ada, tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya
mikroorganisme tersebut. Tindakan ini juga untuk membunuh organisme-organisme
patogen yang dilakukan terhadap benda mati.
Desinfeksi pada lingkungan rumah sakit dilakukan pada:
a) Permukaan alat- alat kesehatan, misalnya: tombol- tombol alat kesehatan, alat-
alat radiologi yang digunakan untuk arteriografi, alat- alat laboratorium yang
digunakan untuk fungsi vena. Permukaan alat- alat yang terkontaminasi dengan
darah, produk darah, atau cairan tubuh memerlukan proses desinfeksi tingkat
menegah. Metode desinfeksi yang digunakan adalah dengan cairan senyawa
chlorin, alcohol, glutaraldehid, hydrogen peroksida, formaldehid, senyawa phenol,
dan yodium.
b) Permukaan alat- alat rumah tangga, misalnya: dinding, lantai, tempat cuci
tangan, permukaan meja. Kontaminasi dengan nanah, darah, produk darah, urine,
cairan tubuh, dan tinja pada permukaan alat- alat rumah tangga perlu desinfeksi
tingkat menengah. Metode desinfeksi yang digunakan sama dengan desinfeksi pada
permukaan alat- alat kesehatan (Depkes RI, 2002).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kenyataan ini yang menjadikan perlunya koleksi kultur mikroorganisme. Koleksi
kultur masyarakat penyimpanan mikroorganisme secara baik dan benar agar dapat
bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan resiko terjadinya perubahan sifat
dan potensi yang seminimal mungkin. Menyimpan dan memelihara kultur
mikroorganisme dalam jangka panjang serta dapat melakukan pertukaran koleksi
dengan berbagai lembaga atau laboratorium koleksi baik di dalam maupun di luar
negeri. Disamping itu mikroorganisme ini dapat dapat dijadikan suatu kegiatan
untuk dapat menyelamatkan mikroorganisme local yang sudah barang tentu
merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

B. Saran
Saran kami, dimana harus mengetahui keanekaragaman mikroorganisme. Baik
Pengertian, Manfaat, Masalah, Ciri-Ciri, Faktor-Faktor, Upaya-Upaya Penyelamatan
Mikroorganisme, maupun Flora Normal yang ada pada tubuh Manusia juga kita
harus ketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),


(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).
Anonim b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam.
Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thieman, William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology.
New York: Benjamin Cummings.
Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana

Anda mungkin juga menyukai