Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MIKOLOGI

“STRUKTUR DAN REPRODUKSI JAMUR”

DI SUSUN OLEH:

Jefri Ardiansyah (51120014)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

BASTIAN, S.Si.T.,M.BIOMED

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan KaruniaNya, saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik baiknya dan tepat pada waktunya.

Makalah ini berjudul “Struktur dan Reproduksi Jamur” untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah pilihan yaitu Mikologi .Makalah ini dibuat
dengan menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih saya ucapkan kepada semua
pihak yang menjadi sumber referensi bagi kami.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.saya selaku


penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah saya .

Palembang, 21 Februari2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Struktur dan morfologi jamur................................................................................ 3

2.2 Reproduksi jamur seksual dan aseksual ............................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10

3.2 Saran..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Di dunia kedokteran sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu dasar


lainnya, salah satunya yaitu mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari
tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau
fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme
yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan
tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan
sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran mikologi


terhadap ilmu kesehatan sangat penting. Karna mikologi dapat memberitahu
mengenai segala hal tentang jamur. Penyakit-penyakit juga timbul salah
satunya disebabkan oleh jamur. Jadi dengan mempelajari mikologi di dunia
kedokteran sangat lah berguna untuk membantu diagnosis terhadap suatu
penyakit. Sebelum mengetahui mengenai penyakit yang disebabkan oleh
jamur, perlu juga diketahui mengenai jamur itu sendiri. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai mikologi.

Penggunaan istilah umum jamur mencakup semua bentuk yang kecil


maupun besar yang disebut kapang, cendawan, lapuk, kulat dan lain-lain.
Dengan demikian jamur itu merupakan nama taksonomi seperti halnya dengan
bakteri, ganggang, lumut-lumutan, dan paku-pakuan. Jamur adalah suatu
tumbuhan yang sangat sederhana, berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa
sel atau benang bercabang-cabang dengan dinding dari selulosa atau khitin
atau keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual danaseksual.
Jamur merupakan tumbuhan yang kosmopolitan sehingga tempat hidupnya

1
sangat luas. Udara merupakan tempat yang penuh oleh spora jamur, umumnya
jenis-jenis jamur penyebab kontaminasi ataupun jenis tertentu penyebab
penyakit pada tanaman dan hewan termasuk manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur dan reproduksi jamur ?


2. Bagaimana struktur morfologi jamur ?
3. Bagaimana Reproduksi jamur?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui struktur dan reproduksi jamur


2. Mengetahui struktur morfologi jamur

3. Mengetahui reproduksi jamur

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Morfologi jamur

Fungi mempunyai 2 bentuk dasar, yaitu dapat berada pada bentuk ragi
(yeast) dan bentuk mould (kapang). Beberapa fungi dapat berada dalam dua
kondisi tersebut dalam waktu yang berbeda (dimorfik), sementara fungi yang
lain hanya satu bentuk. Perubahan morfologi tersebut bergantung pada kondisi
lingkungan dan suplai nutrisinya. Secara umum fungi yang dimorfik ada pada
bentuk mould (kapang) pada lingkungan alamiahnya (dan di lingkungan
laboratorium) dan berada dalam keadaan ragi (yeast) jika ada di jaringan. Ragi
bersifat uniseluler, dengan bentuk tubuh yang bulat (sferikal) atau ovoid;
semua ragi mempunyai bentuk yang sama jika dilihat di bawah mikroskop
cahaya.

Moulds (kapang) bersifat multiseluler dan mempunyai struktur yang


bervariasi yang menunjukkan fungsi spesifiknya. Ukuran dan sifat struktur ini
bervariasi pada genus yang berbeda-beda. Hyphae (bentuk tunggalnya hifa
atau hifum) berbentuk seperti tabung yang meliputi sitoplasma fungi beserta
organela lainnya). Hifa adalah unit struktural kapang. Hifa terbagi menjadi
unit-unit sel dengan dinding pemisah yang disebut septa. Septa mempunyai
pori-pori yang memungkinkan pergerakan sitoplasma, bahkan organela
antarsel. Istilah myselium dimaksudkan dengan masa sejumlah hifa yang
membentuk koloni mould.

(Gambar 2.1 Gambaran yeast,mould dan hifa pada beberapa fungi)


3
Metode berikut digunakan untuk mengklasifikasikan fungi :

1. Yeast (ragi) diidentifikasi dengan reaksi biokimiawi berdasarkan pada


fermentasi dan asimilasi terhadap karbohidrat, penggunaan substrat enzim
atau aktivitas metabolik lainnya

2. Mould diidentifikasi dengan melihat warna, tekstur dan koloni dan


morfologi secara mikroskopik. Struktur khusus untuk reproduksi aseksual
mould digunakan untuk membedakan macam-macam spesies mould.

a) Yeast ,Khamir / Ragi

Ragi adalah organisme uniseluler, berbentuk oval atau sferikal


(bulat), diameter 2-5 μm, dengan pengecatan Gram bersifat Gram positif.
Sering terlihat bertunas sehingga disebut sel anak. Sel anak tumbuh dan
ukurannya menjadi besar sampai sel-sel tersebut memisahkan diri dari sel
induknya untuk meneruskan generasinya. Kebanyakan ragi berkembang
menjadi pseudohifa (rangkaian sel-sel tunas yang memanjang yang disekat
oleh septa) tetapi hanya sedikit yang membentuk hifa sesungguhnya (true
hypha).

(Gambar 2.2 Ragi,pseudohypha dan true hyphae)

Khamir merupakan fungi uniseluler dan kebanyakan dari mereka


termasuk dalam divisio Ascomycotina. Sel khamir dapat berbentuk bola,
oval atau silindris dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-5 nm. Sel
khamir dapat sangat bervariasi baik dalam hal bentuk atau ukurannya. Hal
ini bergantung dari umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagel
4
atau organ-organ penggerak lainnya

Sel khamir dapat tumbuh setelah ditanamkan pada media agar


selama 1 sampai 3 hari. Selama waktu tersebut, khamir akan menghasilkan
koloni berwarna pucat keruh dan umumnya mempunyai diameter antara 0.5
sampai 3.0 mm. Sebagaian kecil species dapat menghasilkan pigmen, tetapi
kebanyakan hanya menghasilkan warna krem. Dibawah mikroskop dan
secara morfologi koloni, kebanyakan species khamir sulit dibedakan karena
perbedaannya yang sangat kecil. Untuk membedakannya seringkali harus
dilakukan tes fisiologi.

b) Mould / Kapang

Kapang atau moulds merupakan fungi multiseluler berbentuk koloni dari


suatu filamen atau benang. Koloni tersebut dibangun oleh suatu struktur
dasar berupa tubulus berbentuk silinder yang bercabang-cabang dengan
diameter bervariasi antara 2 sampai 10 μm dan disebut hifa. Koloni dari
hifa-hifa ini biasanya akan tumbuh bersama-sama diatas permukaan suatu
media dan membentuk suatu lempengan yang secara kolektif disebut
miselium, yang dapat dilihat secara mudah tanpa mikroskop.
Perkembangan miselium terjadi karena pertumbuhan dari masing- masing
hifa dengan cara perpanjangan ujung-ujung hifa dan percabangan dari hifa
tersebut. Tubuh kapang pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu
miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan Hifa (filament).
Bentuk Hifa ada 3 macam yaitu :

1. Aseptat yaitu Hifa yang tidak bersekat mengandung banyak inti


disebut senositik (coenocytic).

2. Septat dengan sel-sel uninukleat disebut monositik hifa.

3. Septat dengan sel-sel multinukleat.

Diameter Hifa berkisar 3 – 30 μm. Hifa tua mempunyai ketebalan


antara 100 – 150 μm dan pada dinding selnya terdapat senyawa melanin

5
dan lipid yang berfungsi untuk melindungi sitoplasma dari ultraviolet.

1. Stolon yaitu hypa panjang menegak yang terdapat pada Rhizopus spp.
dan Mucor spp.

2. Klamidospora adalah sel-sel hifa berdinding tebal dan merupakan sel


dominan dan akan berkecambah bila kondisi lingkungan kondusif.

Spora adalah ujung hifa jamur yang menggelembung membentuk


serupa wadah, sedangkan protoplasmanya menjadi spora, berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan jamur. Spora terbagi dalam dua golongan yaitu: spora
aseksual dan spora seksual. Spora aseksual terdiri dari :

a) Konidiospora atau konidium, terbentuk di ujung di sisi suatu hifa

b) Sporangiospora, terbentuk dalam suatu kantung yang disebut


sporangium

c) Oidium atau Oidiospora, terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa

d) Klamidospora, terbentuk dari sel hifa somatik

e) Blastospora, terbentuk pada bagian tengah hifa

Berdasarkan ukuran, spora terbagi dalam :

a) Mikrospora atau mikrokonidia, umumnya pada golongan kapang dan


khamir.

b) Makrospora atau makrokonidia, banyak terdapat pada beberapa jenis


jamur pathogen.

6
(Gambar 2.4 Spora Aseksual)

Spora seksual terdiri dari :

a) Askospora, terbentuk dalam kandung askus terdapat pada kelas


Ascomycetes

b) Basidiospora, terbentuk dalam struktur yang berbentuk gada disebut


basidium, terdapat pada kelas Basidiomycetes.

c) Zigospora disebut juga gametosit, terbentuk bila dua hifa secara seksual
serasi.

d) Oospora, terbentuk dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium

(Gambar 2.5 Spora Seksual)

2.2 Reproduksi Jamur

Perkembanganbiakan jamur ialah pembentukan individu baru yang


mempunyai sifat-sifat khas bagi species. Pada jamur terdapat 2 macam
perkembangbiakan yaitu seksual dan asekual. Perkembangbiakan secara
seksual cirinya adalah pertemuan 2 (dua) nukleus (inti) yang sesuai. Proses

7
reproduksi seksual ini terdiri dari 3 fase yaitu: plasmogamy, karyyogamy, dan
fase meiosis

1. Plasmogamy ialah pembauran dari protoplast yang mendekati kedua


nukleus dalam sel yang sama.

2. Karyogamy ialah pencampuran kedua nukleus tadi.

3. Meiosis yaitu fase mereduksi jumlah kromonsom diploid menjadi


haploid.

(Gambar 2.6 Pembentukan Askospora dan Basidiospora)

(Gambar 2.7 Reproduksi seksual dan aseksual)

Perkembangbiakan secara aseksual yaitu pembiakan untuk


memperoleh individu baru yang dapat terjadi berulang kali dalam suatu
musim. Reproduksi aseksual ini dapat berlangsung secara :

1. Fragmentasi, tiap fragmen atau bagian somatiknya membentuk individu


baru,

2. Membelah, dengan membentuk dinding sekat yang memisahkan kedua


anak sel yang baru,
8
3. Budding, terdapat pada yeast (uniseluler) dan beberapa cendawan
lainnya pada keadaan tertentu Pembentukan spora

Gambar 2.8 Perkembangbiakan Aseksual pembelahan,Budin

Pembiakan secara seksual memerlukan dua jenis jamur yang cocok, artinya
dapat kawin. Untuk kecocokan ini kita berikan istilah kompatibel. Dua jenis
yang kompatibel kita tandai dengan (+) dan (-) atau dengan A dan a, atau
dengan lain kode. Proses perkawinan antara 2 jenis yang kompatibel pada
hakekatnya terdiri atas persatuan antara dua protoplast yang kemudian
diikuti persatuan intinya persatuan antara protoplast disebut plasmogami,
sedang persatuan antara inti di sebut karyogami Cara bersatunya dua sel
yang berlainan jenis dapat kita klasifikasikan sebagai berikut:

1. Persatuan planogamet

2. Kontak antara Gametangium

3. Persatuan Gametangium atau Gametangiogami

4. Spermatisasi

5.Somatogami

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur morfologi jamur dengan Fungi mempunyai 2 bentuk dasar,


yaitu dapat berada pada bentuk ragi (yeast) dan bentuk mould (kapang).
Beberapa fungi dapat berada dalam dua kondisi tersebut dalam waktu yang
berbeda (dimorfik), sementara fungi yang lain hanya satu bentuk.

Perkembangbiakan jamur ialah pembentukan individu baru yang


mempunyai sifat-sifat khas bagi species. Pada jamur terdapat 2 macam
perkembangbiakan yaitu seksual dan asekual. Perkembangbiakan secara
seksual cirinya adalah pertemuan 2 (dua) nukleus (inti) yang sesuai. Proses
reproduksi seksual ini terdiri dari 3 fase yaitu: plasmogamy, karyyogamy, dan
fase meiosis

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami


tentang “Pengertian Miologi, Istilah dan Sifat-sifat jamur”. Diharapkan agar
para pembaca dapat menguasai materi tentang Mikologi dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat pagi pembaca.saya


menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan,
karena keterbatasan Pengetahuan dan sarana yang kami miliki. Untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sesalu kami harapkan sehinga
dimasa mendatang makalah ini dapat menjadi lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Brooks GF, Butel Js, Ornston LN (2009). Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20


Jakarta : EGC, p :24
Budimulja U. (2005). Mikosis. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti
Aisah (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. pp: 89-105
Boel T., (2003). Mikosis Superfisial. Medan:Universitas Sumatra Utara
Creager, A.N.H. (2019). Mengenallebih dalam mengenai jamur (edisi ke-
Edisi ke-2). Chicago:University of Chicago Press. hlm. hlm. 119.

Khayati L , Warsito H . 2018 .Keanekaragaman Morfologi di Arboretum


Inamberi . Jurnal Mikologi Indonesia 2(1),30-38

Purwanto, Pratama Bimo, dkk. (2018). “Inventarisasi Jamur Makroskopis”.

Jurnal Ilmiah Ilmu Mikologi. 2(1)

Suryani Yani, dkk .2020 . Mikologi. Buku Mikologi

Sastrahidayat. 2018. Mikologi. Buku Mikologi (Ilmu Jamur)

Sjamsuridzal. (2018). Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia.

11
LAMPIRAN

12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai