(FUNGI)
Dosen Pengampu : Asih Fitriana Dewi, M.Pd.
Disusun Oleh:
KELAS C
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkankehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan taufik,nikmat dah hidayah-Nya serta memberikan kekuatan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Zoologi Vertebrata yang berjudul “Fungi”. Dengan terselesaikannya tugas ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Asih Fitriana Dewi, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Mikrobiologi
2. Orang tua yang telah membiayai dan memberikan dukungan serta
semangat kepada penulis.
3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Dalam hal ini besar kemungkinan makalah yang penulis susun ini masih
kurang dari kesempurnaan yang diharapkan, itu semua karena terbatasnya
kemampuan yang ada pada penulis. Demi penyempurnaan dari isi makalah ini,
maka kritik dan saran dari semua pihak, akan penulis terima dengan senang hati.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis
khususnya serta kepada semua pihak pembaca makalah ini demi kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI`................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Ciri morfologi dan mikroskpis Fungi....................................................
B. Kasifikasi Fungi.......................................................................................
C. Peranan Fungi dalam Kehidupan Sehari hari .....................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang
benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang
yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada
pula dengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk
berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang
bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur
yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya
jamur konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur
yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur
berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang
hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air
biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Berdasarkan penjelasan di atas maka kami menyusun makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan, rumusan masalah nya adalah
sebagai berikut:
1. Apa saja morfologi dan mikroskopis fungi
2. Apa saja klasifikasi dari fungi
3. Bagaimana peranan fungi bagi kehidupan sehari-hari
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan makalah ini dibuat
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui morfologi dan mikroskopis fungi
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari fungi
3. Untuk mengetahui peranan fungi bagi kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri morfologi dan mikroskpis Fungi
Jamur makroskopis adalah organisme eukariot, heterotrof,
kosmopolitan, memiliki tubuh buah yang besar (bisa dilihat tanpa
menggunakan alat bantu), bervariasi dalam ragam, bentuk, ukuran,
dan warna. fungi mendapat makanannya dari luar tubuh (lingkungan) lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi atau jamur filanien
adalah golongan organisme yang tubuh vegetatifnya (struktur somatisnya)
tidak mempunyai klorofil, dan biasanya berupa benang-benang halus
bercabang disebut hifa.
Ciri-ciri fungi, sebagai berikut:
a) Memiliki hifa, atau benang halus tersusun dari rangkaian sel yang
terbentuk dari pertumbuhan spora. Hifa pada jamur bisa tunggal
maupun bercabang. Kumpulan hifa jamur disebut miselium.
b) Memiliki dan memproduksi spora.
c) Berkembang biak secara seksual maupun aseksual.
d) Struktur tubuh jamur berfilamen. Dinding selnya mengandung zat
kitin, glukan, selulosa, dan mannan.
Gambar. Debaryomyces
Sumber: Rossana Sidar (2021)
Saccharramyces (bentuk oval)
Gambar. Saccharramycess
Sumber: Silmi Nurul Utami
Trygonopsis (bentuk triangular)
Gambar. Aspergillus
Sumber: is stock (2019)
Gambar. Fisiologi Aspergillus
Sumber: apoteker.net (2022)
Hifa
Elemen yang terkecil dari jamur disebut hifa, yaitu berupa
benang-benang filamen yang terdiri dari sel-sel yang
mempunyai dinding, protoplasma, inti, dan biasanya mempunyai
sekat (Siregar, 2004). Hifa bersekat atau bersepta biasanya
memiliki dinding melintang berkala dan lebarnya lebih merata
(diameter 2 sampai 5 µm). Sebagaian besar hifa bersekat dan
tidak berwarna (hialin); beberapa genus memiliki hifa gelap
(dermatiaceous), biasanya coklat sampai abu-abu. Hifa yang
tidak mempunyai sekat disebut hifa sunositik. Benang-benang
hifa ini bercabang-cabang dan bila membentuk anyaman disebut
miselium. Hifa umumnya mempunyai sekat, tetapi ada kalanya
dari satu spora, dapat terbentuk suatu hifa semu. Hifa semu
dibentuk dari sel ragi. Pada salah satu sisinya membentuk
tonjolan yang lebih besar sehingga tampak menyerupai hifa dan
tidak mempunyai sekat. Anyaman dari hifa semu ini disebut
miselium semu.
Hifa dapat berwarna atau tidak berwarna dan jernih. Hifa
dapat bersifat sebagai berikut:
1. Hifa vegetatif, yaitu berfungsi mengambil makanan untuk
pertumbuhan.
2. Hifa reproduktif, yaitu membentuk spora
3. Hifa udara, yaitu berfungsi mengambil oksigen
Hifa berkembang biak atau tumbuh menurut arah
panjangnya dengan membentuk spora. Spora adalah suatu alat
reproduksi yang bisa dibentuk dalam hifa sendiri atau alat-alat
khusus dari jamur sebagai alat reproduksi. Besarnya antara 1-
3µ, 8 dengan bentuknya bisa bulat, segi empat, kerucut, atau
lonjong. Spora-spora ini dalam pertumbuhannya semakin lama
semakin besar dan memanjang sehingga membentuk satu hifa.
Seperti hifa, spora dapat berwarna atau tidak berwarna dan
jernih. Spora dapat dibentuk secara aseksual dan seksual.
Spora aseksual disebut talospora (thallospora), yaitu spora
yang langsung dibentuk dari hifa reproduktif. Spora yang
termasuk talospora ialah:
a. Blastospora, yaitu spora yang berbentuk tunas pada permukaan
sel, ujung hifa semu atau pada sekat (septum) hifa semu.
Contoh: Candida.
b. Artrospora, yaitu spora yang dibentuk langsung dari hifa
dengan banyak septum yang kemudian mengadakan
fragmentasi sehingga hifa tersebut terbagi menjadi banyak
artrospora yang berdinding tebal. Contoh: Oidiodendron,
Geotrichum.
c. Klamidospora, yaitu spora yang dibentuk pada hifa di ujung, di
tengah atau menonjol ke lateral, dan disebut klamidospora
terminal, interkaler, dan lateral. Diameter klamidospora
tersebut lebih lebar dari hifa yang berdinding tebal. Contoh:
Candida albicans, dermatofita.
d. Aleuriospora, yaitu spora yang dibentuk pada ujung atau sisi
dari hifa khusus yang disebut konidiofora. Aleuriospora ini
uniselular dan kecil, disebut mikrokonidia (mikro
aleuriospora); atau multiselular, besar atau panjang, disebut
makrokonidia (makro aleuriospora). Contoh: Fusarium,
Curvularia, dermatofita.
e. Sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk di dalam ujung hifa
yang menggelembung, disebut sporangium. Contoh: Rhizopus,
Mucor, Absidia.
f. Konidia, yaitu spora yang dibentuk di ujung sterigma bentuk
fialid. Sterigma dibentuk diatas konidiofora. Konidia
membentuk susunan seperti rantai. Contoh: Penicillium,
Aspergillus.
Spora seksual dibentuk dari fusi dua sel atau hifa. Termasuk
golongan spora seksual ialah:
a. Zigospora, yaitu spora yang dibentuk dari fusi (penggabungan)
dua hifa yang sejenis membentuk zigot dan di dalam zigot
terbentuk zigospora.
b. Oospora, yaitu spora yang dibentuk dari fusi dua hifa yang
tidak sejenis (anteridium dan oogonium).
c. Askospora, yaitu spora yang dibentuk di dalam askus sebagai
hasil penggabungan (fusi) dua sel atau dua jenis hifa.
d. Basidiospora, yaitu spora yang dibentuk pada basidium sebagai
hasil penggabungan dua jenis hifa.
c. Hifa
B. Kasifikasi Fungi
Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang
disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan
kingdom ini ke dalam 6 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini
adalah persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi
dengan spora, baik spora berflagela maupun spora tidak berflagela. Jenis-
jenis jamur yang sporanya berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista
yaitu Myxomycotina dan Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora
tidak berfl agela dimasukkan ke dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3
divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi
Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi tersebut adalah cara
reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi seksualnya
belum diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi nama
Divisi Deuteromycotina
1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir) Pada umumnya, jamur lendir
berwarna (berpigmen) kuning atau orange, walaupun ada sebagian yang
berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan hidup secara bebas.
Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidup jamur lendir
merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium.
Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai
beberapa sentimeter. Walaupun berukuran besar, plasmodium bukan
multiseluler. Plasmodium merupakan massa tunggal sitoplasma yang
mengandung banyak inti sel. Plasmodium menelan makanan melalui
fagositosis. Mereka melakukan ini sambil menjulurkan pseudopodia
melalui tanah yang lembab, daun-daunan, 8 atau kayu yang membusuk.
Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau tidak ada makanan yang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan