Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jamur (fungi) banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian dalam mikologi
antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur,
budidaya jamur (mushroom culture).
Mikologi dapat digolongkan dalam empat divisi. Dalam masing-masing
divisi terdapat banyak jenis jamur. Jenis-jenis itu dapat memberi keuntungan
dan kerugian dalam kehidupan manusia. Mikologi memiliki banyak maanfaat
bagi orang yang mempelajarinya.
Dengan mempelajari mikologi diharapkan kita dapat memahami kelompok
jamur yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dapat kami simpulkan bahwa rumusan
masalahn yaitu:
1. Apakah pengertian mikologi?
2. Bagaimana klasifikasi fungi?
3. Bagaimana peran fungi dalam kehidupan Sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami arti dari mikologi
2. Memahami apa saja klasifikasi fungi
3. Mengetahui dan diharapkan dapat memanfaatkan peran jamur dalam
kehidupan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mikologi
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jamur (fungi) banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian dalam mikologi
antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur,
budidaya jamur (mushroom culture).
Mikologi berasal dari kata ‘mykes’ yang berarti myceane yaitu salah satu
kelompok mushhroom (jamur mikro) dan dari kata logos yang berati ilmu.
Jadi bisa dikatakan mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jamur
dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari-hari oleh manusia.
A. Morfologi Fungi
Ciri-ciri :
 Berupa benang tunggal/ bercabang-cabang (hifa).
 Mempunyai spora
 Memproduksi spora
 Tidak mempunyai klorofil, sehing tidak berfotosintesis
 Berkembang biak secara seksual aseksual
 Tubuh berfilamen & dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa
& manan
Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai
perbedaan yaitu :
 Tidak mempunyai klorofil
 Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda
 Berkembangbiak dengan spora
 Tidak mempunyai batang, cabang, akar dan daun
 Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
 Bersifat multiseluler, tidak mempunyai pembagian fungsi masing-
masing bagian

2
2.2 Klasifikasi Fungi
Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang
disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom
ini ke dalam 4 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah
persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora,
baik spora berfl agela maupun spora tidak berfl agela. Jenis-jenis jamur yang
sporanya berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina
dan Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak berflagela
dimasukkan ke dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi
Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar
klasifi kasi ketiga divisi tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan
jamur-jamur yang reproduksi seksualnya belum diketahui, diklasifikasikan ke
dalam satu divisi, yang diberi nama Divisi Deuteromycotina.
1. Zygomycotina

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis


jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti
(black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki
anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan
hidup sebagai saprofi t. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa)
yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora yang berflagella.
Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual.
Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan
reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora
tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang,
sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila

3
spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh
menjadi hifa baru.
Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara
konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni
hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi
tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian
tertentu, disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut
bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian
berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya,
zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid
(2n) mengalami meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan
yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium.
Sporangium ini memiliki struktur penopang yang disebut sporangiofora.
Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dengan
pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora
tersebar keluar.
Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada
makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:
a. Rhizophus stolonifera
b. Rhizophus nigricans
c. Mucor mucedo
d. Pilobolus sp.

4
2. Ascomycotina

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi


yang reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus
(ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam
sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya
mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut
askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa
berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina
umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel
yang dipisahkan oleh septa sederhana.
Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota
Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula
yang multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis
diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang
hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh
menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari
beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang
ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya

5
membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya
berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.
Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan
askogonium dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium
pindah ke askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada
askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang
disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap
berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang.
Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya
berinti 2. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan
miselium vegetatif yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada
bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara
meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora
tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh
membentuk hifa atau miselium baru.
Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara
membentuk tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada
jamur uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur
multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus
yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia
merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak
spora atau sporangium.
Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi
Ascomycotina:
a. Saccharomyces cerevisiae
b. Penicillium spp.
c. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum (penghasil
antibiotik)
d. Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti
e. Aspergillus spp.
 Aspergillus oryzae  

6
 Aspergillus wentii
 Aspegillus niger
 Apergillus fl avus
 Apergillus nidulans
 Aspergillus fumigates
f. Neurospora crassa
g. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta

3. Basidiomycotina

7
Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi
atau yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan atau
mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk
basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah
yang disebut basidioma atau basidiokarp (Gambar 5.22). Basidia tersebut
bisa berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau
struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya dikaryotik (binukleat,
dengan 2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang saling mengapit.
Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota nya
kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium
yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang,
berupa lembaran- lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini
umumnya hidup saprofi t dan parasit, umumnya berkembang biak secara
aseksual dengan konidium.
Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau
konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti
(monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium.
Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-
masing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masingmasing

8
dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang
lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik
tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya
menjadi tubuh buah (basidiokarp).
Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian
bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela).
Masingmasing basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut
mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila
mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh
menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu
seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.
Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam
kehidupan sehari-hari adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis
tersebut antara lain:
a. Volvariella volvacea (jamur merang)
b. Auricularia polythrica (jamur kuping)
c. Amanita phalloides
d. Puccinia graminis (jamur karat)

4. Deuteromycotina

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya


dimasukkan ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering
disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini

9
tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap
aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual
(teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana).
Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat
sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya.
Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya,
maka suatu jenis jamur anggota Deuteromycotina akan bisa
dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycotina atau Divisi
Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini
dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.
Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara
aseksual dengan konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara
langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan
sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras.
Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada protozoa dan
hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga
ditemui pada semut dan sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan
unbranched body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan-
lahan menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut
memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh
hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya. Cara lain adalah dengan
menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan
menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur
penghuni tanah ada yang mampu menangkap cacing nematoda dengan
membentuk cincin hifa atau hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih
kecil dari ukuran tubuh nematode dan run cing pada kedua ujungnya.
Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing
tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur,
sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur
tersebut. Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian

10
membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan
mencernanya.
Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya
menyebabkan penyakit:
a. Epidermophyton fl oocosum
b. Microsporum sp. dan Trichophyton sp
c. Candida albicans
d. Sclerotium rolfsie
e. Helminthosporium oryzae

2.3 Peran Fungi dalam Kehidupan Sehari-hari

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan


tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-9.
Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme dapat menghasilkan
makanan dan minuman karena dapat tumbuh dengan cepat, mengandung
protein yang cukup tinggi dan dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai
substratnya misalnya dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak
toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol oleh enzim organisme itu
sendiri.
Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun mengubah bahan
pangan menjadi bentuk lain. Proses pembuatan pangan yang dibantu oleh
mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti keju, yoghurt, dan
berbagai makanan lain termasuk kecap dan tempe. Pada masa mendatang
diharapkan peranan mikroorganisme dalam penciptaan makanan baru seperti
mikroprotein dan protein sel tunggal. Mengenal sifat dan cara hidup
mikroorganisme juga akan sangat bermanfaat dalam perbaikan teknologi
pembuatan makanan. Selain itu, jamur juga berperan dalam dunia kesehatan.
Berikut ini merupakan peran jamur dalam kehidupan sehari-hari ada yang
menguntungkan dan merugikan:
1. Jamur yang menguntungkan:

11
a. Bidang industri makanan dan minuman :
 Rhizopus oryzae, jamur pada tempe
  Saccharomyces cerevisiae, pada tape, alkhohol dan roti
 Saccharomyces ovale, pada tape, alkohol dan roti.
 Saccharomyces sake, jamur pada sake
 Aspergillus wentii, pada pembuatan kecap
 Aspergillus oryzae, untuk tape
 Penicellium camemberti, untuk pembuatan keju
 Penicellium roqueforti, untuk pembuatan keju
 Volvariela volvacea, jamur merang.
 Neurospora crassa, berguna dalam pembuatan oncom.
 Saccharomyces tuac, memfermentasi air nira menjadi tuak.
 Saccharomyces ellipsoides, berperan sebagai memfermentasi
anggur menjadi minuman anggur.
 Aspergillus niger, berguna untuk menjernihkan sari buah.
 Morchella esculenta, jenis jamur ini dapat dibuat makanan
 Auricularia polytricha, jamur kuping, merupakan salah satu
jenis sayuran yang dapat dimakan dan enak rasanya.
 Pleurotus, jamur tiram, terdapat pada kayu yang telah lapuk.
Merupakan salah satu jenis sayuran yang dapat dimakan dan
enak rasanya.

b. Bidang kedokteran :
 Penicellium notatum, untuk antibiotik
 Penicellium chrysogenum, untuk antibiotik
 Rhizopus nigricans , berguna untuk menghasilkan asam
fumarat.
 Trichoderma, berguna untuk memperoduksi protein (TSP)

c. Bidang pertanian:
Jamur membantu mengembalikan kesuburan tanah , sebagai organisme
pengurai.
2. Jamur yang menguntungkan:

12
a. Pada manusia:
 Aspergillus nidulans, Aspergillus niger. Keduanya
menyebabkan penyakit pada telinga (otomikosis).
 Deuteromycetes, menyebabkan penyakit kulit
(dermatomikosis).
 Aspergillus flavus, menghasilkan racun alfatoksin yang
menyebabkan kanker pada manusia.
 Epidermophyton floocosum, penyebab penyakit kaki atlet pada
manusia.
 Microsporum, penyebab penyakit kurap pada manusia.
 Trighophyton, penyebab penyakit kurap pada manusia.
 Trichophyton tonsurans, penyebab penyakit ketombe pada
manusia.
 Malassezia furfur, penyebab penyakit panu pada manusia.
 Candida albicans, penyebab penyakit infeksi pada vagina
manusia.
b. Pada hewan :
 Aspergillus fumigatus, menyebabkan penyakit paru-paru
burung (aspergilosis).
c. Pada tanaman :
 Phytophthora infestan, penyakit pada kentang.
 Phytophthora nicotianae, penyakit pada tembakau.
 Phytophthora faberi, penyakit pada karet.
 Helminthosporium oryzae, hidup parasit sehingga dapat
merusak kecambah daun buah serta menimbukan noda-noda
berwarna hitam pada daun inangnya.
  Xylaria tabacina, parasit pada petai Cina.

  Claviceps purpurea, parasit pada bakal buah gramineae.


 Puccinia graminis, jamur karat, parasit pada rumput-rumputan,
bertubuh mikroskopis. Berwarna karat.
  Ustilago maydis, parasit pada jagung.

13
  Sclerotium rolfsii, penyebab penyakit busuk pada tanaman
budidaya.

d. Jamur penghasil racun :


 Aspergillus flavus, penghasil racun oflaktoksin.
 Amanita phaloides, penghasil racun falin, yang dapat merusak
sel darah merah.
 Mucor mucedo, saprofit pada roti, kotoran ternak, dan sisa
makanan yang mengandung karbohidrat.
 Rhizopus stolonifer, jamur ini disebut juga jamur roti hitam.
Jamur ini tumbuh dan berkembang pada roti apek.
 Polyporus giganteus, jamur yang tumbuh dipapan yang
lembab.
 Clavaria zippelli, merupakan jamur liar di hutan dan beracun.
 Amanita phalloides, saprofit pada kotoran ternak. Sangat
beracun

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang jamur (fungi) banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian
dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur,
bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom culture).
Mikologi berasal dari kata ‘mykes’ yang berarti myceane yaitu
salah satu kelompok mushhroom (jamur mikro) dan dari kata logos yang
berati ilmu. Jadi bisa dikatakan mikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jamur dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari-hari oleh
manusia.
Morfologi fungi:
 Berupa benang tunggal/ bercabang-cabang (hifa).
 Mempunyai spora
 Memproduksi spora
 Tidak mempunyai klorofil, sehing tidak berfotosintesis
 Berkembang biak secara seksual aseksual
 Tubuh berfilamen & dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa
& manan

15
Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini ke
dalam 4 divisi yaitu : Zygomycotina; Ascomycotina; Basidiomycotina;
Deuteromycotina. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah
persamaan ciri-ciri.
Adapun peran fungi/jamur dalam kehidupan sehari-hari ada yang
menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Jamur dalam dunia
kesehatan juga memiliki peran yang menguntungkan misal menghasilkan
antibiotik, sedangkan yang merugikan misalnya penyakit panu.

3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa kita perlu mempelajari mikologi
karena dengan kita belajar ini, maka kita dapat mengetahui jamur apa saja
yang bisa bermanfaat dan merugikan dalam lingkungan kita ini. Terutama
dalam dunia kesehatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

S, Putri Berlian dan Furi Anggi C. 2017. Peran Jamur Dalam Kehidupan Sehari-hari.
http://catatankecilanto.blogspot.com/2017/11/makalah-biologi-peranan-jamur-
dalam.html. Diakses pada 13 Februari 2019

Anonim. Makalah Mikologi. https://dokumen.tips/amp/documents/makalah-


mikologi.html. Diakses pada 13 Februari 2019

Dewi, Ika Utari. 2012. Peranan Jamur Dalam Keidupan.


http://ikautaridewi.blogspot.com/2012/05/peranan-jamur-dalam-kehidupan.html?m=1.
Diakses pada 13 Februari 2019

17

Anda mungkin juga menyukai