Handout Biologi
FUNGI (JAMUR)
: Biologi
Mata Pelajaran Kelas/ Semester
: X/ Genap
Alokasi Waktu: 4 x 45 menit
Kompetensi Inti:
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur
berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara
teliti dan sistematis
Indikator :
1. Mndeskripsikan prinsip klasifikasi pada jamur
2. Menyebutkan penggolongan jamur berdasarkan divisinya
3. Mengidentifikasi jamur berdasarkan ciri- cirinya
4. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur
5. Mendeskripsikan perkembangbiakan jamur tiram berdasarkan
pengamatan
Ringkasan Materi
Pendahuluan
Botani tumbuhan rendah adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari tentang tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah. Dikatakan tumbuhan
tingkat rendah karena jenis-jenis tumbuhan ini tidak bisa dibedakan antara akar,
batang, dan daunnya. Para ahli taksonomi menetapkan sistem filogenetik yang
memebagi alam tumbubuhan menjadi 5 divisi yaitu :
1. Tumbuhan belah (Schizophyta)
2. Tumbuhan talus (Thallophyta)
3. Tumbuhan lumut (Bryophyta)
4. Tumbuhan paku (Pteridhophyta)
5. Tumbuhan biji (Spermatophyta)
Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler pada
umumnya jamur berbentuk benang-benang atau disebut hifa, hifa bercabang-
cabang membentuk bangunan seperti anyaman disebut miselium, dinding sel
mengandung kitin, eukariotik, tidak berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan
cara saprofit yaitu menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit yaitu
merugikan organisme lain, dan simbiosis. Habitat jamur secara umum terdapat di
darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler dapat berkembangbiak dengan
dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan cara membentuk spora,
membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif dengan cara membentuk spora
askus. Sedangkan untuk jamur multiseluler reproduksi vegetatif dengan cara
fragmentasi, konidium, zoospora. Secara generatif dapat dilakukan dengan cara
konjugasi, hifa yang akan menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.
anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh
dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora
aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar
dengan melalui perantara angin atau air.
Menurut Kistinnah 2006 ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya
seperti berikut.
1. Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi
hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium,
sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut
makrokonidium.
2. Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung
yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.
3. Klasifikasi Jamur
Saat ini terdapat jamur dari 100.000 spesies jamur yang telah dikrtahui.
Jamur dibagai menjadi lima divisi Chytridiomycota, Zygomycota,
Basiomycota, dan Deuteromycota (Cambell, 2008 dalam Karmana, O 2013)
1. Chytridomycota
Divisio Chytridiomycota sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara
divisio Protista dengan divisio Jamur. Akan tetapi, para ahli sistematika
molekuler yang membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat
divisio ini dengan jamur, telah menemukan bukti bahwa Chytridiomycota
termasuk golongan jamur. Sebagian besar Chytridiomycota merupakan
organisme akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik dan parasit pada
invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif dan
dinding selnya tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik dan
bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.
(Anshori, M 2009).
2. Zygomycota
Jamur ini dinamakan zygomycota karena membentuk sprora istirahat
berdindng tebal yang disebut zigosspora. Zigosspora merupakan hasil
peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Habitatnya hampir semuanya hidup didarat, kebanyakan hidup sebagai saprofit.
Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan
tidak menghasilkan spora yang berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi
secara aseksual dan seksual (Pratiwi dkk 2006)
Menurut Widyanti, S (2009) Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang
mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya
merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:
1. Rhizophus stolonifera Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna
putih, memiliki rizoid dan stolon. merupakan saprofit yang hidup pada
bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.
2. Rhizophus nigricans Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
3. Mucor mucedo Jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada roti,
sisa-sisa makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di
dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.
4. Pilobolus sp.Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower,
karena bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya
sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau
tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang
melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan
tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.
3. Basiomycota
Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan
diploid dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada.
Pada umumnya jamur ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya
adalah menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian
tumbuhan yang lain. Pada umumnya tubuh buah jamur dari divisi
basidiomycota berukuran besar (makroskopis), walaupun ada juga yang
berukuran kecl (mikrokospis). Jamur ini ada yang bersfat parasit dan ada
Handout Biologi
SMA
Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memiliki banyak
percabangan dan menyatu dalam media. Jika sudah tua, daging
buahnya akan menjadi liat dan keras. Lamella (gills) tepat dibagian
bawah tudung jamur, bentuknya seperti insang, lunak, rapat, dan
berwarna putih.
Sumber: (Suriawiria,2002).
b. Kasifikasi
Jamur Tiram
Menurut (Agus,2006) sub kelasnya, jamur dibedakan menjadi
dua, yakni Ascomycetes dan Basidiomicetes. Jamur dari kelas
Basidiomocetes lebih mudah diamati karena ukurannya lebih besar,
tidak seperti Ascomicetes yang ukurannya lebih kecil
HBS
Handout Biologi
SMA
Klasifikasi jamur tiram putih, menurut Maulana (2012) jamur
tiram putih digolongkan ke dalam:
Kingdom : Fungi
Divisi : Mycota
Class : Basidiomycetes
Sub class : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Family : Pleurotaceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus L
c. Reproduksi Jamur Tiram Putih
Jamur sebagai tanaman memiliki inti, berspora, dan merupakan
sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang bersekat
atau tidwak bersekat yang disebut hifa (sehelai benang). Hifa jamur
terdiri atas sel-sel yang berinti satu dan haploid. Hifa jamur menyatu
membuat jaringan yang disebut miselium (kumpulan hifa). Miselium
jamur bercabang-cabang dan pada titik pertemuannya membentuk
bintik kecil yang disebut sporangium yang akan tumbuh menjadi
pinhead (tunas atau calon tubuh buah jamur) dan akhirnya
berkembang (tumbuh) menjadi jamur (tubuh buah). Pada awal
perkembangan miselium, jamur melakukan penetrasi dengan
melubangi dinding sel kayu. Proses penetrasi (pemboran) dinding
sel kayu dibantu oleh enzim pemecah sellulosa, hemisellulosa dan
lignin yang disekresi oleh jamur melalui ujung lateral benang-
benang miselium. Enzim mencerna senyawa kayu yang dilubangi
sekaligus memanfaatkannya sebagai sumber (zat) makanan jamur
(Djarijah dan Djarijah, 2001).
Reproduksi jamur tiram terjadi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksual dengan cara: fragmentasi pada hifa dan spora,
(seperti konidia, oidia, clamydospora, dan arthrospora), pembelahan
sel (fission), pertunasan sel somatik atau spora (budding), dan
eiosis (Darnetty, 2006).
n, biotin, Vitamin C, dan lain sebagainya. Adapun kandungan mineral pada jamur tersusun oleh K, P, Ca, Na, Mg, Cu dan beb
Tabel 2. Kandungan Nutrisi pada Jamur Tiram Putih
Zat Gizi atau Nutrisi ∑ Kandungan Jamur Tiram Putih
Kadar Air 73,7-90,8
Protein N x 4,8 10,5-30,4
Lemak 1,6-2,2
Karbohidrat Total 57,6-81,8
Karbohidrat N-bebas 48,9-74,3
Serat 7,5-8,7
Abu 6,1-9,8
Nilai Energi 245-367
(Sumber : Suriawira, 2002)
Tabel 3. Kandungan Vitamin dan Mineral Jamur Tiram
Jenis Vitamin dan Persentase Kandungan
Mineral (mg/100g Bahan Kering)
Thiamin 4,8
Riboflavin 4,7
Niasin 108,7
Vitamin C 0
Kalsium 33
Fosfor 134,8
Besi 15,2
Natrium 83,7
2. Bekatul
Menurut Sutarja (2010), bekatul merupakan limbah
penggilingan padi yang merupakan bagian luar atau kulit ari
beras yang merupakan hasil sampingan dari proses
penggilingan padi. Walaupun bekatul merupakan limbah dari
penggilingan padi, tetapi mempunyai kandungan gizi,
vitamin dan protein yang cukup tinggi. Bekatul mempunyai
kandungan protein 11.3 – 14,4%, lemak 15.0 – 19.7% dan
karbohidrat 34.1- 52,3%
Kandungan zat gizi pada bekatul tersebut dapat merangsang pertumbuhan jamur lebih
baik. Penambahan nitrogen menyebabkan pertumbuhan miselium menjadi tebal dan merata
(Gunawan, 2001).
3. Tepung Jagung
Tepung jagung mengandung gizi dan serat kasar serta
unsur- unsur lain, sehingga memadai untuk dijadikan sumber
nutrisi bagi pertunbuhan dan produksi jamur. Adanya thiamin
dalam jagung dengan jumlah yang besar merupakan hal yang
penting untuk pertumbuhan jamur (Suprapto, 1993). Komponen
Karbohidrat memberikan makanan pada variasi jamur. benang-
benang hifa jamur (miselium) mengeluarkan enzim yang
memecahkan bahan-bahan karbohidrat kedalam senyawa
sederhana seperti gula yang dapat digunakan sebagai energi.
4. Kapur
Kapur berguna dalam pengaturan pH substrat tanam agar
mendekati suasana netral atau basa (Suriawira, 2002). Tingkat
keasaman pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menyebabkan lama pertumbuhan vegetatif dan produksi jamur
tiram akan menurun.
b. Media Tanam Alternatif Jamur Tiram Putih Pengganti Tepung
Jagung
1. Tepung Tongkol jagung
Tongkol jagung yaitu bagian dari buah jagung yang sudah
tidak mengandung biji. Tongkol jagung mengandung
lignoselulosa yang terdiri dari lignin, selulosa, dan hemiselulosa
Nusi, dkk (2011). Janggel atau tongkol kosong berbentuk batang
berukuran cukup besar, sehingga tidak dapat dimanfaatkan jika
digunakan secara langsung, oleh karena itu, untuk
memberikannya perlu penggilingan terlebih dahulu menjadi
tepung.
Dari segi ekonomis, tepung tongkol jagung memiliki harga
yang lebih murah dari pada tepung jagung. Berdasarkan
penelitian Anggraeni (2007), limbah tongkol jagung dapat
dimanfaatkan sebagai media pengganti tepung jagung pada
budidaya jamur tiram putih dengan komposisi serbuk kayu :
dedak : tepung tongkol jagung. Kandungan nutrisi tepung
tongkol jagung sebagai berikut
Tabel 5. Kandungan nutrisi yang terdapat pada tepung
tongkol jagung.
KELOMPOK
Alat :
- Plastik polipropilen ukuran tebal 0,03, lebar 18, panjang 35.
Kertas dengan ukuran 4x4 cm berjumlah 156 unit untuk menutup
cincin paralon.
Karet gelang
Tutup cincin
Alat pencampur yang terdiri dari 1 buah sekop, 1 buah cangkul,
Ayakan
Ruang sterilisasi dengan kapasitas 3 x 1,5 meter.
Rak penumbuhan bag log jamur
Sprayer
Alkohol
Bunsen
Bahan:
- Tepung tongkol jagung
- Serbuk kayu atau serbuk gergaji
- Air
- Kapur
- Bekatul
- Bibit F2 jamur tiram yang ada dalam botol
➢ Cara Kerja :
1. Bibit F2 jamur tiram yang ada dalam botol
2. Siapkan media tanam untuk pencampuran bahan yaitu, tepung
tongkol, serbuk gergaji, air, kapur, bekatul dan TSP kemudian
campur sampai merata
3. Masukkan media tanam dalam plastik kemudian denagn cincin dan
tutup cincin.
4. Sterilkan Baglog jamur dengan merebus seperti memasak nasi
dengan menggunakan tong atau panci.
5. Setelah dingin, kemudian bukalah plastik tersebut dan masukkan
bibit F2 dengan menggunakan sendok secara aseptik, yaitu dekat
dengan api atau busen.
6. Tutup kembali plastik tersebut dengan menggunakan kertas dan karet
gelang
7. Meletakkan di ruang inkubasi selama 7 hari.
8. Jika sudah terlihat tubuh buahnya, bukalah tutup plastik itu agar
tumbuh menjadi besar dan memindah di kumbung.
9. Amati pertumbuhan jamur tersebut dengan menguur diameter
Tudung jamur dan berat basah jamur tiram
10. Buatlah Laporan dalam bentuk makalah.
LATIHAN
I. Pilihlah jawaban yang paling benar!