Anda di halaman 1dari 26

HBS

Handout Biologi SMA

FUNGI (JAMUR)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ Genap
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi Inti:
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur
berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara
teliti dan sistematis
Indikator :
1. Mndeskripsikan prinsip klasifikasi pada jamur
2. Menyebutkan penggolongan jamur berdasarkan divisinya
3. Mengidentifikasi jamur berdasarkan ciri- cirinya
4. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur
5. Mendeskripsikan perkembangbiakan jamur tiram berdasarkan
pengamatan
HBS
Handout Biologi SMA

Ringkasan Materi
Pendahuluan

Botani tumbuhan rendah adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari tentang tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah. Dikatakan tumbuhan
tingkat rendah karena jenis-jenis tumbuhan ini tidak bisa dibedakan antara akar,
batang, dan daunnya. Para ahli taksonomi menetapkan sistem filogenetik yang
memebagi alam tumbubuhan menjadi 5 divisi yaitu :
1. Tumbuhan belah (Schizophyta)
2. Tumbuhan talus (Thallophyta)
3. Tumbuhan lumut (Bryophyta)
4. Tumbuhan paku (Pteridhophyta)
5. Tumbuhan biji (Spermatophyta)
Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler pada
umumnya jamur berbentuk benang-benang atau disebut hifa, hifa bercabang-
cabang membentuk bangunan seperti anyaman disebut miselium, dinding sel
mengandung kitin, eukariotik, tidak berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan
cara saprofit yaitu menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit yaitu
merugikan organisme lain, dan simbiosis. Habitat jamur secara umum terdapat di
darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler dapat berkembangbiak dengan
dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan cara membentuk spora,
membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif dengan cara membentuk spora
askus. Sedangkan untuk jamur multiseluler reproduksi vegetatif dengan cara
HBS
Handout Biologi SMA

fragmentasi, konidium, zoospora. Secara generatif dapat dilakukan dengan cara


konjugasi, hifa yang akan menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.

Jamur (fungi) banyak kita temukan dilingkungan sekitar kita. Jamur


tumbuh subur terutama dimusim penghujan karena jamur menyukai habitat yang
lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir disemua tempat dimana
ada materi organik. Jika dilingkungan sekitar mengering jamur akan menjalani
tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang jamur disebut mikologi
Perbedaan jamur dengan tumbuhan tinggi (kingdom plantae) antara lain
tubuh jamur berupa talus (tumbuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang,
dan daun) sedangkan tumbuhan sudah mempunyai batang akar dan daun. Selain
itu jamur tidak berklorofil sehingga tdak membutuhkan cahaya untuk
menghasilkan makanan. Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrof parasit,
edangkan tumbuhan memiliki klorofil sehingga bersifat fotoautotrof, yaitu mampu
membuat makananya sendiri dengan bantuan cahaya matahari. (Pratiwi dkk 2006)
1. Ciri- Ciri Jamur
Menurut Suwaro 2009, jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merupakan organsme organisme eukariotik, karena mempunyai membran
inti
2. Dinding selnya tidak mengandung selulosa, melainkan karbohidrat
kompleks (termauk kitin)
3. Bersifat heterotrof (saprofit dan parasit)
4. Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler. Fungi
multiseluler tersusun atas benang-benang hifa membentuk anyaman yang
disebut miselium. Hifa ada yang bersekat (septum) ada yang tidak bersekat
(aseptum) sehingga mempunyai banyak inti yang disebut senositik.
2. Reproduksi Jamur
HBS
Handout Biologi SMA

Menurut Kistinnah 2006 Jamur dapat berkembang biak dengan dua cara,
yaitu secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel

anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh
dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora
aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar
dengan melalui perantara angin atau air.
Menurut Kistinnah 2006 ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya
seperti berikut.
1. Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi
hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium,
sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut
makrokonidium.
2. Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung
yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.

Kistinnah 2006 menambahkan ada dua macam sporangiospora yang


tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanosporadan sporangiosporayang dapat
bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospora.

1. Oidium/artrospora, yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena


terputusnya sel-sel hifa.
2. Klamidospora, merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat
resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa
yang somatik.
3. Blatospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir.

Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan peleburan inti


sel/nukleus dari dua sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang
dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual.
Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam keadaan tertentu. Seperti
HBS
Handout Biologi SMA

halnya spora aseksual jamur, jenis spora seksual jamur pun bermacam-macam,
yaitu sebagai berikut.
HBS
Handout Biologi SMA

Tabel 1. Macam-Macam Spora Seksual Jamur

No Macam Spora Keterangan


Seksual Jamur
1 Askospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam
kantung yang dinamakan askus. Dalam setiap askus
terdapat askospora.
2 Basidiospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas
struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3 Zygospora Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari
ujung-ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan
gametangia.
4 Oospora Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara
gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium),
sehingga akan terjadi pembuahan (oosfer) dan akan
menghasilkan oospora.
Sumber: Kistinnah 2006

3. Klasifikasi Jamur
Saat ini terdapat jamur dari 100.000 spesies jamur yang telah dikrtahui.
Jamur dibagai menjadi lima divisi Chytridiomycota, Zygomycota,
Basiomycota, dan Deuteromycota (Cambell, 2008 dalam Karmana, O 2013)
1. Chytridomycota
Divisio Chytridiomycota sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara
divisio Protista dengan divisio Jamur. Akan tetapi, para ahli sistematika
molekuler yang membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat
divisio ini dengan jamur, telah menemukan bukti bahwa Chytridiomycota
termasuk golongan jamur. Sebagian besar Chytridiomycota merupakan
organisme akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik dan parasit pada
invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif dan
dinding selnya tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik dan
bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.
(Anshori, M 2009).
HBS
Handout Biologi SMA

2. Zygomycota
Jamur ini dinamakan zygomycota karena membentuk sprora istirahat
berdindng tebal yang disebut zigosspora. Zigosspora merupakan hasil
peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Habitatnya hampir semuanya hidup didarat, kebanyakan hidup sebagai saprofit.
Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan
tidak menghasilkan spora yang berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi
secara aseksual dan seksual (Pratiwi dkk 2006)
Menurut Widyanti, S (2009) Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang
mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya
merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:
1. Rhizophus stolonifera Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna
putih, memiliki rizoid dan stolon. merupakan saprofit yang hidup pada
bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.
2. Rhizophus nigricans Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
3. Mucor mucedo Jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada roti,
sisa-sisa makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di
dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.
4. Pilobolus sp.Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower,
karena bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya
sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau
tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang
melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan
tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.
3. Basiomycota
Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan
diploid dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada.
Pada umumnya jamur ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya
adalah menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian
tumbuhan yang lain. Pada umumnya tubuh buah jamur dari divisi
basidiomycota berukuran besar (makroskopis), walaupun ada juga yang
HBS
Handout Biologi SMA

berukuran kecl (mikrokospis). Jamur ini ada yang bersfat parasit dan ada
pula yang bersifat saprofit. Basidium merupakan alat reproduksi seksual
yang terdapat dalam bilah. Seluruh basidium berkumpul membentuk suatu
badan yang disebut basidiokarp (Anshori, M 2009).
Spora yang dihasilkan oleh basidium (basidiospora) bersifat haploid
dan tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat berinti satu, ada
yang sebagai hifa+(jantan) dan ada hifa–(betina). Jika keduanya bertemu
akan terjadi plasmogami atau percampuran plasma sel dan akan terbentuk
sel hifa yang dikariotik atau dua inti. Hifa tersebut akan terus berkembang
membentuk miselium yang masih bersifat dikariotik, sehingga akan
terbentuk tubuh buah basidiokarp yang bentuknya seperti payung.
Basidiokarp ini akan menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan
disebut himenium. Di sinilah akan terjadi kariogami, yaitu persatuan dua
inti menjadi satu dan inti ini akan mengalami pembelahan meiosis untuk
membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan basidiospora, demikian
seterusnya. (Kistinnah 2006)
Menurut Kistinnah 2006 Sebagian besar jamur ini dapat dimanfaatkan
sebagai makanan karena tubuh buahnya memiliki rasa yang enak dan
mengandung nilai gizi yang tinggi. Contohnya sebagai berikut.
1. Jamur merang (Volvariella volvaceae), tempat hidupnya memerlukan
kelembapan yang tinggi.
2. Jamur kuping (Auricularia polytricha), hidup sebagai saprofit pada
kayu lapuk, mempunyai warna cokelat kehitam-hitaman. Jamur ini
sering digunakan untuk campuran sayur sup.
3. Jamur tiram (Pleurotus sp.), tumbuh di kayu lapuk dan dapat ditanam
pada serbuk gergaji.
a. Diskripsi Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah jamur kayu yang
tumbuh berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Jamur ini
memiliki tubuh buah yang tumbuh menyerupai kulit kerang (tiram).
Tubuh buah jamur ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe/
HBS
Handout Biologi SMA

stalk). Pileus berbentuk mirip cangkang tiram berukuran 5-15 cm


dan bagian jamur tiram putih bergelombang (Djarijah dan
Djarijah,2001). Batang atau tangkai (stipe atau stalk) jamur tiram
putih tidak tepat berada di tengah tudung, tetapi agak ke pinggir.
Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memiliki banyak
percabangan dan menyatu dalam media. Jika sudah tua, daging
buahnya akan menjadi liat dan keras. Lamella (gills) tepat dibagian
bawah tudung jamur, bentuknya seperti insang, lunak, rapat, dan
berwarna putih.

Gambar 1. Morfologi Jamur Tiram

Sumber: (Suriawiria,2002).

b. Kasifikasi Jamur Tiram


Menurut (Agus,2006) sub kelasnya, jamur dibedakan menjadi
dua, yakni Ascomycetes dan Basidiomicetes. Jamur dari kelas
Basidiomocetes lebih mudah diamati karena ukurannya lebih besar,
tidak seperti Ascomicetes yang ukurannya lebih kecil
HBS
Handout Biologi SMA
HBS
Handout Biologi SMA

Klasifikasi jamur tiram putih, menurut Maulana (2012) jamur


tiram putih digolongkan ke dalam:
Kingdom : Fungi
Divisi : Mycota
Class : Basidiomycetes
Sub class : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Family : Pleurotaceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus L
c. Reproduksi Jamur Tiram Putih
Jamur sebagai tanaman memiliki inti, berspora, dan merupakan
sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang bersekat
atau tidwak bersekat yang disebut hifa (sehelai benang). Hifa jamur
terdiri atas sel-sel yang berinti satu dan haploid. Hifa jamur menyatu
membuat jaringan yang disebut miselium (kumpulan hifa). Miselium
jamur bercabang-cabang dan pada titik pertemuannya membentuk
bintik kecil yang disebut sporangium yang akan tumbuh menjadi
pinhead (tunas atau calon tubuh buah jamur) dan akhirnya
berkembang (tumbuh) menjadi jamur (tubuh buah). Pada awal
perkembangan miselium, jamur melakukan penetrasi dengan
melubangi dinding sel kayu. Proses penetrasi (pemboran) dinding
sel kayu dibantu oleh enzim pemecah sellulosa, hemisellulosa dan
lignin yang disekresi oleh jamur melalui ujung lateral benang-
benang miselium. Enzim mencerna senyawa kayu yang dilubangi
sekaligus memanfaatkannya sebagai sumber (zat) makanan jamur
(Djarijah dan Djarijah, 2001).
Reproduksi jamur tiram terjadi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksual dengan cara: fragmentasi pada hifa dan spora,
(seperti konidia, oidia, clamydospora, dan arthrospora), pembelahan
sel (fission), pertunasan sel somatik atau spora (budding), dan
HBS
Handout Biologi SMA

pembentukan spora. Sedangkan reproduksi seksual melalui 3 fase:


plasmogami, karyogami dan meiosis (Darnetty, 2006).
d. Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih
Vitamin yang ada pada jamur sendiri terdiri dari thiamin
(Vitamin B), riboflavin (vitamin B2), niasin, biotin, Vitamin C, dan
lain sebagainya. Adapun kandungan mineral pada jamur tersusun
oleh K, P, Ca, Na, Mg, Cu dan beberapa lainnya. Kandungan nutrisi,
vitamin dan mineral pada jamur tiram telar tercantum dalam Tabel di
bawah ini :
HBS
Handout Biologi SMA

Tabel 2. Kandungan Nutrisi pada Jamur Tiram Putih

Zat Gizi atau Nutrisi ∑ Kandungan Jamur Tiram Putih


Kadar Air 73,7-90,8
Protein N x 4,8 10,5-30,4
Lemak 1,6-2,2
Karbohidrat Total 57,6-81,8
Karbohidrat N-bebas 48,9-74,3
Serat 7,5-8,7
Abu 6,1-9,8
Nilai Energi 245-367
(Sumber : Suriawira, 2002)
Tabel 3. Kandungan Vitamin dan Mineral Jamur Tiram

Jenis Vitamin dan Persentase Kandungan


Mineral (mg/100g Bahan Kering)
Thiamin 4,8
Riboflavin 4,7
Niasin 108,7
Vitamin C 0
Kalsium 33
Fosfor 134,8
Besi 15,2
Natrium 83,7
(Sumber : Suriawira, 2002)
Tabel 4 Kandungan Gizi Jamur Tiram Segar per 100 Gram

Kandungan Jumlah gram


Protein 13,8
Serat 3,5
Lemak 1,41
Abu 3,6
Karbohidrat 61,7
Kalori 0,41
Kalsium 32,9
Zat Besi 4,1
Fosfor 0,31
Vitamin B1 0,12
Vitamin B2 0,64
Vitamin C 5
Niacin 7,8
HBS
Handout Biologi SMA

(Sumber : FAO, 2012 (dalam Soenanto, 2000)


e. Syarat Tumbuh Jamur Tiram Putih
1. Air
Salah satu manfaat air bagi jamur adalah sebagai
bahan pengencer media agar miselium jamur dapat tumbuh
dan menyerap makanan dari media dengan baik, sekaligus
menghasilkan spora. Kadar air media diatur 50-60%. Apabila
air yang ditambah kurang maka jamur tumbuh kurang
optimal sehingga menghasilkan jamur yang kurus, bila air
yang ditambah terlalu banyak menyebabkan busuknya akar,
kadar air dalam media tumbuh berkisar antara 50-60 %. Ini
dilakukan dengaan cara menambahkan air bersih. Air perlu
ditambahkan sebagai bahan pengencer agar miselium jamur
dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media subtrat
dengan baik (Cahyana et al, 2001).
2. Suhu
Menurut Cahyana et al (2001) suhu pertumbuhan jamur
tiram pada saat inkubasi lebih tinggi dibandingkan suhu pada saat
pertumbuhan (pembentukan tubuh buah jamur). Suhu inkubasi
berkisar antara 22 –28oC dengan kelembapan 60-80%, sedangkan
suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22oC
dengan kelembapan 80-90%. Apabila suhu terlalu tinggi,
sedangkan kelembapan terlalu rendah maka primordia (bakal
buah) akan kering dan mati.
3. Tingkat Keasaman
Tingkat keasaman berpengaruh terhadap pertumbuhan
jamur tiram. Apabila ph terlalu rendah atau terlalu tinggi maka
pertumbuhan jamur tiram akan terhambat. Bahkan kemungkinan
akan tumbuh jamur lain yang akan mengganggu pertumbuhan
jamur tiram itu sendiri. Keasaman atau pH perlu diatur antara pH
6-7 dengan menggunakan kapur (Cahyana et al 2001).
HBS
Handout Biologi SMA

4. Cahaya dan Sirkulasi


Sirkulasi udara harus cukup, tidak terlalu besar tetapi tidak
pula terlalu kecil. Intensitas cahaya yang diperlukan pada saat
pertumbuhan sekitar 10% (Cahyana et al 2001).
f. Media Tanam Jamur Tiram
Media tumbuh harus memenuhi persyaratan yang ideal dalam
pertumbuhan miselium jamur tiram. Media tumbuh harus
mengandung unsur C (karbon) dalam bentuk karbohidrat yang cukup
tinggi. Media juga harus mengandung unsur N dalam bentuk
ammonium atau nitrat, N-organik atau N atmosfer. Unsur-unsur ini
akan diubah oleh jamur menjadi protein. Syarat lain media tumbuh
jamur adalah mengandung unsur Ca yang berfungsi untuk
menetralkan asam oxalat yang dikeluarkan oleh miselium dan
memiliki partikel yang agak kasar supaya tidak mudah memadat
sehingga tidak menghambat pertumbuhan miselium (Djarijah dan
Djarijah, 2001).
Menurut Sarno (1992) dalam Risdiyanto (2005), media bibit
induk jamur dapat menggunakan biji-bijian serealia, seperti sorgum,
beras, gandum dan jagung. Didalam jagung dan dedak banyak
mengadung gizi dan serat kasar serat unsur-unsur lain, sehingga
memadai untuk dijadikan sumber nutrien bagi pertumbuhan jamur,
Sedangkan CaCO3 ditambahkan untuk mengatur pH media.
Sedangkan wadahnya dapat menggunakan kantong plastik yang
tahan panas, botol dan sebagainya. Selain biji-bijian dapat juga
menggunakan serbuk gergaji, limbah daun teh, jerami, ampas tebu,
serbuk serabutkelapa, daun lamtoro dan sebagainya dapat dipakai
sebagai media tumbuh jamur.
Menurut Nurman (1990) supaya media dapat mendukung
pertumbuhan jamur secara optimum harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
HBS
Handout Biologi SMA

1. Cukup mengadung unsur C dalam bentuk karbohidrat, lemak,


protein juga senyawa lain seperti: selulosa, lignin, hemiselulosa.
2. Cukup mengandung N dalam bentuk garam amonium yang
nantinya akan dipakai membentuk protein. Unsur N ini dapat
diperoleh dari penambahan pupuk pada bahan baku yang
dikomposkan atau dari bahan itu sendiri.
3. Memiliki kadar Ca yang berfungsi menetralkan asamoksalat yang
dikeluarkan miselium,sebab Ca bersifat basa.
4. Mengandung unsur hara lain seperti P, K, Be
a. Media Tanam Pokok Jamur Tiram Putih
1. Serbuk Gergaji
Media diperlukan untuk tumbuh jamur, dalam budidaya
jamur, media bisa sangat mempengaruhi. Serbuk gergaji yang
berasal dari kayu yang keras ataupun kayu sedang akan berbeda
dan mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Menurut Suhardiman
(1995), cepat lambat melapuk kayu dilihat dari keras tidaknya
kayu tersebut, kayu yang keras akan lebih lambat
melapuknya dibandingkan kayu yang lunak ataupun kurang keras.
Kayu mengandung beberapa unsur yang tidak disukai untuk
pertumbuhan jamur, yaitu terdapatnya getah kayu dan zat
ekstraktif yang ada pada kayu, biasanya dijumpai pada kayu
yang bertekstur keras. Sehingga untuk dijadikan media pada
pertumbuhan jamur kayu tersebut harus direndam lama dalam
air terlebih dahulu. Menurut Atmosuseno (1994) dalam yulia
2004 kayu sengon mempunyai berat jenis rata-rata 0,33, semakin
tua pohon maka berat jenis dari kayu sengon akan semakin besar.
Sedang prosentase kerapatan 0,37 –0,55 serta kadar air 12 –15%.
Prosentase komponen kimia selulosa tinggi, lignin rendah,
pentosa rendah. Jenis kayu sengon ini lebih mudah didapat.
HBS
Handout Biologi SMA

2. Bekatul
Menurut Sutarja (2010), bekatul merupakan limbah
penggilingan padi yang merupakan bagian luar atau kulit ari
beras yang merupakan hasil sampingan dari proses
penggilingan padi. Walaupun bekatul merupakan limbah dari
penggilingan padi, tetapi mempunyai kandungan gizi,
vitamin dan protein yang cukup tinggi. Bekatul mempunyai
kandungan protein 11.3 – 14,4%, lemak 15.0 – 19.7% dan
karbohidrat 34.1- 52,3%
Kandungan zat gizi pada bekatul tersebut dapat
merangsang pertumbuhan jamur lebih baik. Penambahan
nitrogen menyebabkan pertumbuhan miselium menjadi tebal dan
merata (Gunawan, 2001).
3. Tepung Jagung
Tepung jagung mengandung gizi dan serat kasar serta
unsur- unsur lain, sehingga memadai untuk dijadikan sumber
nutrisi bagi pertunbuhan dan produksi jamur. Adanya thiamin
dalam jagung dengan jumlah yang besar merupakan hal yang
penting untuk pertumbuhan jamur (Suprapto, 1993). Komponen
Karbohidrat memberikan makanan pada variasi jamur. benang-
benang hifa jamur (miselium) mengeluarkan enzim yang
memecahkan bahan-bahan karbohidrat kedalam senyawa
sederhana seperti gula yang dapat digunakan sebagai energi.
4. Kapur
Kapur berguna dalam pengaturan pH substrat tanam agar
mendekati suasana netral atau basa (Suriawira, 2002). Tingkat
keasaman pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menyebabkan lama pertumbuhan vegetatif dan produksi jamur
tiram akan menurun.
HBS
Handout Biologi SMA

b. Media Tanam Alternatif Jamur Tiram Putih Pengganti Tepung


Jagung
1. Tepung Tongkol jagung
Tongkol jagung yaitu bagian dari buah jagung yang sudah
tidak mengandung biji. Tongkol jagung mengandung
lignoselulosa yang terdiri dari lignin, selulosa, dan hemiselulosa
Nusi, dkk (2011). Janggel atau tongkol kosong berbentuk batang
berukuran cukup besar, sehingga tidak dapat dimanfaatkan jika
digunakan secara langsung, oleh karena itu, untuk
memberikannya perlu penggilingan terlebih dahulu menjadi
tepung.
Dari segi ekonomis, tepung tongkol jagung memiliki harga
yang lebih murah dari pada tepung jagung. Berdasarkan
penelitian Anggraeni (2007), limbah tongkol jagung dapat
dimanfaatkan sebagai media pengganti tepung jagung pada
budidaya jamur tiram putih dengan komposisi serbuk kayu :
dedak : tepung tongkol jagung. Kandungan nutrisi tepung
tongkol jagung sebagai berikut
Tabel 5. Kandungan nutrisi yang terdapat pada tepung
tongkol jagung.

Kandungan Persen (%)


Air 14.98
Protein 2.12
Lemak 0.33
Abu 1.75
Karbohidrat 80.82
Sumber: Laboratorium Sentral Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas
Brawijaya (2006) dalam Anggraeni (2007)
HBS
Handout Biologi SMA

g. Budidaya Jamur Tiram Putih


Aspek yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram yaitu
menyangkut faktor-faktor penentu. Faktor-faktor tersebut
diantaranya ialah lokasi dengan ketinggian dan persyaratan
lingkungan tertentu, sumber dan bahan baku sebagai substrat dalam
media tanam jamur itu sendiri serta sumber bibit yang diperlukan
dalam proses budidaya yaitu bibit unggul (Suriawira, 2000).
Budidaya jamur tiram menjadi aternatif yang baik untuk
dikembangkan.
Menurut Masanto & Syaifudin (2011), media yang perlu
dipersiapkan adalah segala jenis kayu. Kayu yang dibutuhkan ialah
yang sifatnya mampu merombak lignin dan selulosa, atau bersifat
lignoselulolitik. Berdasar sifat tersebut, maka sebenarnya jamur
tersebut dapat ditumbuhkan pada bahan lain yang juga mengandung
lignoselulosa, seperti jerami, rumput‐rumputan, bagasse (ampas
tebu), limbah berbagai tanaman pertanian, arang sekam padi, limbah
kertas dan lain sebagainya.
Masa inkubasi bibit yang dibutuhkan dalam proses budidaya
jamur tiram membutuhkan waktu 3 minggu hingga miselium dapat
tumbuh sempurna (Masanto & Syaifudin, 2011). Selama masa
inkubasi miselium akan merambat pada permukaan dan menutupi
pori-pori baglog. Miselium yang pertumbuhannya bagus akan
menutup 75% dari permukaan baglog. Usai proses inkubasi,
dilanjutkan dengan penempatan atau penataan baglog pada rak
dalam kubung.
Dilihat dari segi harga jualnya, jamur termasuk peringkat atas
jika di bandingkan dengan jenis sayuran lainnya. Jamur mempunyai
manfaat multi guna disamping sebagai sayuran, dapat juga
diperuntukan sebagai makanan olahan lainnya. Masa panen jamur
HBS
Handout Biologi SMA

tiram tidak mengenal musim, mudah budidayakan dengan investasi


yang relatif terjangkau.
Akan tetapi, tidak semua jamur ini dapat kita manfaatkan sebagai
makanan seperti jamur kayu Ganoderma applantum, Amanita caecaria
tidak beracun, Amanita verna beracun, hidup di tanah putih atau merah,
dan Exobasidium vexans hidup parasit pada tanaman teh.
4. Deuteromycota
Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya
dimasukkan ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering
disebut sebagai jamur tidak sempurnaatau the imperfect fungi. Jamur ini
tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap
aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual
(teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana).
Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat
sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya.
Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya,
maka suatu jenis jamur anggota deuteromycotina akan bisa dikelompokkan
kedalam divisi Ascomycotina atau divisi Basidiomycotina. Contohnya
adalah Neurospora crassayang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycotina (Widayati, S (2009).
Menurut (Pratiwi dkk 2006) Semua jamur anggota divisi artifisial ini
bereproduksi secara aseksual dengan konidia. Konidia dibentuk diujung
konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup
pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai
yang berarus deras. Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada
protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara. Beberapa
jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap. Contohnya: Histoplasma
capsulatum, yang menyebabkan koksidiomikosis. Epidermiphyton
floocosum yang menyebabkan kaki atlit. Sedangkan genus
Epodermiphyton, microsporum dan trigophyton merupakan fungi
penyebab penyakit kurap.
HBS
Handout Biologi SMA

KEGIATAN KELOMPOK

 Tujuan: Membudidayakan Jamur Tiram


 Alat dan Bahan :

Alat :
- Plastik polipropilen ukuran tebal 0,03, lebar 18, panjang 35.
 Kertas dengan ukuran 4x4 cm berjumlah 156 unit untuk menutup
cincin paralon.
 Karet gelang
 Tutup cincin
 Alat pencampur yang terdiri dari 1 buah sekop, 1 buah cangkul,
 Ayakan
 Ruang sterilisasi dengan kapasitas 3 x 1,5 meter.
 Rak penumbuhan bag log jamur
 Sprayer
 Alkohol
 Bunsen

Bahan:
- Tepung tongkol jagung
- Serbuk kayu atau serbuk gergaji
- Air
- Kapur
- Bekatul
- Bibit F2 jamur tiram yang ada dalam botol
HBS
Handout Biologi SMA

 Cara Kerja :
1. Bibit F2 jamur tiram yang ada dalam botol
2. Siapkan media tanam untuk pencampuran bahan yaitu, tepung
tongkol, serbuk gergaji, air, kapur, bekatul dan TSP kemudian
campur sampai merata
3. Masukkan media tanam dalam plastik kemudian denagn cincin dan
tutup cincin.
4. Sterilkan Baglog jamur dengan merebus seperti memasak nasi
dengan menggunakan tong atau panci.
5. Setelah dingin, kemudian bukalah plastik tersebut dan masukkan
bibit F2 dengan menggunakan sendok secara aseptik, yaitu dekat
dengan api atau busen.
6. Tutup kembali plastik tersebut dengan menggunakan kertas dan
karet gelang
7. Meletakkan di ruang inkubasi selama 7 hari.
8. Jika sudah terlihat tubuh buahnya, bukalah tutup plastik itu agar
tumbuh menjadi besar dan memindah di kumbung.
9. Amati pertumbuhan jamur tersebut dengan menguur diameter
Tudung jamur dan berat basah jamur tiram
10. Buatlah Laporan dalam bentuk makalah.
HBS
Handout Biologi SMA

LATIHAN
I. Pilihlah jawaban yang paling benar!

1. Jamur tidak dapat digolongkan ke dalam dunia tumbuhan karena ....


a. mempunyai dinding sel d. mempunyai hifa
b. bersifat autrotof e. mempunyai spora
c. tidak mempunyai klorofil
2. Jenis jamur ada yang mempunyai hifa bersekat dan ada pula yang tidak
bersekat. Pada hifa yang bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma
yang disebut ....
a. sinositik d. saprofit
b. haustorium e. konidiospora
c. parasit
3. Berikut ini beberapa macam spora aseksual pada jamur, kecuali....
a. konidiospora d. basidiospora
b. oospora e. artrospora
c. sporangiospor
4. Jamur yang berperan dalam pembuatan tempe adalah....
a. Aspergillus d. Penicillin
b. Mucor e. Therospora
c. Rhizopus
5. Neurospora crassaadalah jamur yang bermanfaat dalam pembuatan...
a. tape d. oncom
b. roti e. alkohol
c. kecap
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut di buku tugas Anda!
HBS
Handout Biologi SMA

1. Jelaskan secara singkat mengapa fungi termasuk organisme yang


heterotrof, meskipun mempunyai ciri seperti tumbuhan, yaitu mempunyai
dinding sel.
2. Fungi pada umumnya dapat melakukan perkembangbiakan aseksual
dengan cara membelah, bertunas dan fragmentasi. Namun fungi masih
perlu melakukan perkembangbiakan lain yaitu dengan menghasilkan
spora aseksual. Jelaskan apa tujuan fungi melakukan pembentukan spora
aseksual.
3. Fungi dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Jelaskan
reproduksi aseksual dan seksual pada jamur tiram !
4. Fungi diklasifikasikan menjadi 5 divisio. Sebutkan ke lima divisio
tersebut dan jelaskan apa yang menjadi dasar klasifikasi dan penamaan dari
kelima divisio yang ada pada fungi.
5. Pada musim penghujan banyak cendawan tumbuh, mengapa demikian ?
HBS
Handout Biologi SMA

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, F. 2007. PemanfaatanTongkol Jagung sebagai Nutri siTambahan pada
Media Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida). Skripsi , Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang
Agus, 2006. Budidaya Jamur Konsumsi. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Anshori, M 2009 Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah
Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Cahyana, Muchroji dan M. Bachrun. 2001. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Yogyakarta: INSISPress Yogyakarta
Djarijah dan Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Kanisius.
Gunawan dan Agustina wydia. 2001. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Karmana, O. 2013 Biologi Untuk Kelas X. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Khistinnah. 2006 Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/
MA Kelas X. Jakarta : CV. Putra Nugraha
Maulana, Erie. 2012. Panen Jamur Tiap Musim. Yogyakarta: Lily Pinlisher
Nurmam dan Kabar, A., 1990. Bertani Jamur dan Seni Memasaknya, Angkasa,
Bandung.
Nusi, Dkk 2011 Pengaruh Penggunaan Tongkol Jagung Dalam Complete Feed
Dan Suplementasi Undegraded Protein Terhadap Pertambahan Bobot
Badan Dan Kualitas Daging Pada Sapi Peranakan Ongole Universitas
Negeri Gorontalo Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada,
Pratiwi, dkk 2006 Biologi SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga
Risdiyanto, A., 2005. Pengaruh Berbagai Macam Komposisi Pada Media Jerami
Terhadap Pertumbuhan Massasel Bibit Jamur Merang (Volvariella
volvacea). Skripsi strata 1. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
HBS
Handout Biologi SMA

Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram, Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka Ilmu.
Semarang.
Suhardiman, 1995, Jamur Kayu,Penebar Swadaya, Jakarta.
Suriawiria. 2002. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius
Sutarja. 2010. Produksi jamur tiram ( pleorotus ostreatus ) pada media campuran
serbuk gergaji dengan berbagai komposisi tepung jagung dan
bekatul.Tesis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
http://digilib.uns.ac.-id/down_file.php?f_id=MjcyNzI=.
Suwarno. 2009, Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: CV Karya Mandiri Nusantara
Widayati, S 2009, Biologi : SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009
Yulia sri Rahmawati 2004, pengaruh macam serbuk gergaji terhadap pertumbuhan
dan hasil beberapa jenis jamur kayu skripsi s1 jurusan budidaya pertanian
fakultas pertanian UMM

Anda mungkin juga menyukai