Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“ Morfologi Mikroba Selain Bakteri “

OLEH :

NAMA : ASRANI
NIM : D1F121006
KELAS : PTP-A
ASISTEN : MUHAMAD ILHAM, S.P.

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Morfologi mikroba adalah merupakan cabang ilmu biologi yang

mempelajari tentang bentuk struktur luar mikroba. Dalam praktikum morfologi

mikroba selain bakteri, kami ingin melihat beberapa bentuk fungi (cendawan)

dengan cara mengamati sampel jamur pada tempe dan pisang goreng di bawah

mirkoskop dengan beberapa perbesaran. Fungi adalah mikroorganisme tidak

berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin

atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi

merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda

dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi dan organisme dalam

fungi terdiri atas 3 yaitu cendawan, khamir, dan jamur.

Fungi yang multiselluler yang mempunyai fillamen dan pertumbuhannya

pada tanaman atau makanan, mudah dilihat karena penampakannya yang

berserabut seperti kapas. Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari

fillamen (miselium) yang bercabang yang disebut hifa. Sistem reproduksi pada

cendawan yaitu dengan cara seksual dan aseksual. Dimana seksual dengan cara

pembentukan spora dan aseksual dengan tumbuh dari sepotong miselium.

Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya maka praktikum morfologi mikroba

selain bakteri sangatlah penting dilakukan, agar kita dapat megetahui mengetahui

bentuk morfologi mikroba selain bakteri yang ada didalam kapang atau cendawan.

Fungi atau jamur merupakan kelompok eukariot yang kebanyakan

membentuk filamen multiseluler membentuk benang-benang hifa. Benang-benang


hifa saling menjalin membentuk miselium agar dapat menembus tempat untuk

menyerap nutrisi. Dalam pemenuhan nutrisi, fungi tergolong heterotrof “tidak

dapat membuat makanan sendiri atau tidak dapat mengubah senyawa anorganik

menjadi senyawa organik. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan

pratikum tentang morfologi mikroba selain bakteri.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum morfologi mikroba selain bakteri adalah untuk

melihat beberapa bentuk fungi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara membuat preparat

kemudian diamati karakter berupa bentuk hifa dan jenis sporanya. Hifa

merupakan struktur pada jamur yang menyerupai tabung dan dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu bersepta (sekat) dan tidak bersepta. Spora

merupakan struktur yang digunakan jamur untuk berreproduksi dan dapat

dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Dengan mengamati kedua struktur

tersebut, tiap isolat dapat dikelompokkan ke dalam divisi tertentu (Dhanti et al.,

2018).

Secara morfologi, fungi terbagi dalam 3 kelompok, yaitu khamir, kapang

dan jamur. Khamir merupakan fungi uniseluler yang bereproduksi secara aseksual

dengan pembentukan blastokonidia (budding) atau peleburan (fision). Fungi dapat

tampir dalam dua benuk dasar, yaitu bentuk filamen (hifa) dan bentuk sel tunggal

(budding), tetapi dalam klasifikasi fungi dikelompokkan menjadi kapang

(moulds), khamir (yeasts), jamur (masrum) dan fungi dimorfik, yaitu dapat

tumbuh seperti kapang berfilamen atau berbentuk sel tunggal seperti khamir.

Kapang merupakan fungi multiseluler yang dapat bereproduksi secara seksual dan

aseksual. Fungi dapat berbentuk khamir atau kapang tergantung pada kondisi

pertumbuhan (Sopandi et al., 2020).

Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler umunya

berbentuk benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan

seperti anyaman disebut miselium, dinding sel mengandung kitin, eukariotik,

tidak berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan jalan saprofit (menguraikan


sampah organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis. Habitat

jamur secara umum terdapat di darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler

dapat berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan

cara membentuk spora, membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif

dengan cara membentuk spora askus. Sedang untuk jamur multiseluler reproduksi

vegetatif dengan cara fragmentasi, konidium, zoospora. Secara generatif dapat

dilakukan dengan cara konjugasi, hifa yang akan menghasilkan zigospora, spora

askus, spora basidium (Shofi, 2015).

Berdasarkan identifikasi morfologi (bentuk dan warna) genus terdiri dari

tiga yaitu Glomus, Gigaspora dan Acaulospora. Genus Glomus ini dicirikan

dengan bentuk bulat, dinding spora terdiri atas lebih dari satu lapis. Warna spora

genus glomus bervariasi mulai dari kuning, kuning kecoklatan, coklat kekuningan,

coklat muda, hingga coklat tua dan kehitaman. Spora yang ditemukan berbentuk

bulat sampai lonjong, warna spora mulai dari bening, kuning sampai kecoklatan

dan dinding spora terdiri atas 1-3 lapisan dinding spora berwarna merah hingga

kecoklatan. Genus Gigaspora dicirikan dengan karakteristik khasnya memiliki

bulbous suspensor. Spora Gigaspora berukuran relatif besar dan memiliki bentuk

bulat. Warna spora bervariasi mulai dari warna kuning, kuning kehijauan, kuning

kecoklatan hingga coklat kekuningan. Genus Acaulospora dicirikan dengan

memiliki bentuk globus, sub globus, irregular hingga elips. Dinding spora terdiri

dari 2 lapisan dimana dinding spora terdalam dilengkapi dengan germination orb.

Warna spora bervariasi mulai dari kuning, oranye, kecoklatan, merah tua hingga

merah kecoklatan (Samsi et al., 2017).


Struktur morfologi fungi Struktur tubuh jamur tersusun atas benang-

benang (filamen) berbentuk silinder dengan diameter 2-10 µm, panjang beberapa

sentimeter, yang tertutup oleh dinding sel yang kaku. Filamen ini disebut dengan

hifa, yang kemudian bercabang berulang-ulang menjadi jaring-jaring kompleks

yang disebut miselium. Hifa dapat tanpa henti (tanpa sekat), atau bersekat-sekat

dan terbagi menjadi kompartemen-kompartemen (sel), sekat tersebut disebut

dengan septa, sedangkan hifa yang tidak bersekat disebut dengan senositik.

Beberapa Fungi, seperti ragi, tidak membentuk miselium tetapi tumbuh sebagai

sel tunggal yang berkembang biak dengan budding (tunas) atau pada jenis tertentu

dengan membelah diri (Tentorku, 2015).

Khamir merupakan fungi uniseluler yang memiliki habitat hidup di hampir

semua tempat seperti wilayah akuatik, daratan, dan udara termasuk dalam

makanan. Khamir termasuk dalam Kingdom Eumycota. Berdasarkan

taksonominya, khamir termasuk dalam dua kelompok yaitu filum Ascomycota

dan filum Basidiomycota. Filum Ascomycota merupakan kelompok khamir yang

memproduksi askospora, Sementara itu filum Basidiomycota memproduksi

basidia yang merupakan sel-sel dimana spora seksual (basidiospora) diproduksi

(Prihartini et al., 2018).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini Bertempat di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendidikan, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo. Pada hari kamis, 02

Desember 2021, Pukul 10.00 WITA Sampai selesai.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum morfologi mikroba selain bakteri,

yaitu jamur. Alat yang digunakan yaitu mikroskop cahaya, jarum ose, kaca

penutup dan kaca preparat.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum morfologi mikroba selain

bakteri yaitu :

1. Membersihkan kaca benda dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu,

kemudian meneteskan dengan larutan lactofenol pada bagian tengah.

2. Mengambil sedikit biakan fungi dengan jarus ose secara aseptic dan

meletakkan diatas kaca benda yang diberi dengan lactofenol.

3. Menutup dengan kaca penutup.

4. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah, sampai dengan

perbesaran kuat.

5. Mengambil gambar hasil pengamatan (dokumentasi)


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari praktikum morfologi mikroba selain bakteri dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

Gambar 4.1 : a. Bagian-bagian fungi; b. Jamur pada pohon gamal; c. Pengamatan jamur
pada pohon gamal (1. Spora, 2. Kantong spora).

4.2. Pembahasan

Jamur merupakan organisme uniseluler dan multiseluler yang bersifat

heterotrof. Jamur memiliki beragam warna dan bentuk, hidup di daerah yang

lembab dan banyak mengandung bahan-bahan sampah.  Jamur yang terdapat pada

pohon gamal terdiri atas beberapa bagian yaitu, tudung bagian atas jamur yang

paling terlihat dan mencolok. Tudung berfungsi sebagai pelindung untuk

hymenium dan sistem produksi spora internal, Lamela, yaitu bagian dari tubuh

buah yang letaknya di bawah tudung dan berbentuk seperti lembaran. Pada lamela

tersimpan kumpulan spora yang digunakan untuk proses reproduksi, anulus pada

jamur berfungsi untuk mengatur keluarnya spora dari kotak spora(sporogonium),


Tangkai buah (stipe) adalah suatu massa miselium yang tumbuh tegak berfungsi

untuk menopang tubuh buah Basidiomycota sedangkan akar pada jamur berfungsi

sebagai untuk menyerap air dan menopang tubuh jamur.

Berdasarkan hasil pengamatan dibawah mikroskop terdapat spora dan

kantong spora. Spora adalah sel reproduksi yang mampu berkembang menjadi

individu baru tanpa fusi disebut agen reproduksi vegetatif

(aseksual). Spora seringkali berbentuk bulat dengan struktur seperti kapsul yang

terdiri dari selubung dan isi. Sedangkan kantong spora disebut juga dengan

sporangium yang biasanya berbentuk terbelah.

Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa

membentuk jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan

semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang

yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Hifa adalah suatu struktur fungus

berbentuk tabung menyerupai seuntai benang panjang yang terbentuk dari

pertumbuhan spora atau konidium. Bagian yang mencolok dari jamur benang

adalah miselium yang terbentuk dari kumpulan hifa yang bercabang-cabang

membentuk suatu jala.

Berdasarkan struktur tubuhnya, klasifikasi fungi atau jamur dibedakan

menjadi dua kelompok, yaitu kelompok jamur bersekat dan kelompok tidak

bersekatnya hifa.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Fungi (jamur) merupakan organisme eukariotik yang memiliki inti sel,

memproduksi spora, tidak memiliki klorofil, dapat berkembang biak baik seksual

maupun aseksual, dan beberapa jenis memiliki bagian tubuh berbentuk filamen.

Fungi terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Kapang hidup berkoloni

dan mempunyai filamen yang membentuk miselium, sedangkan khamir

merupakan sel tunggal yang tidak berfilamen. Spora adalah sel reproduksi yang

mampu berkembang menjadi individu baru tanpa fusi disebut agen reproduksi

vegetatif (aseksual). Spora seringkali berbentuk bulat dengan struktur seperti

kapsul yang terdiri dari selubung dan isi. Sedangkan kantong spora disebut juga

dengan sporangium yang biasanya berbentuk terbelah.

5.2. Saran

Dalam selesainya pratikum ini semoga semua pratikan dapat

mengembangkan dan mempelajari apa yang telah di ajarkan oleh asisten.


DAFTAR PUSTAKA

Dhanti, K.R. dan T.A. Sudarsono. 2018. Karakterisasi Morfologi Jamur dan
Deteksi Aflatoksin Pada Buah, Biji dan Sayuran Dari Pasar Swalayan Di
Purwokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 11(11) : 386-390.

Prihartini dan Ilmi. 2018. Karakterisasi dan Klasifikasi Numerik Khamir Madu
Hutan dari Sulawesi Tengah. Jurnal Mikologi Indonesia. 2(2) : 112-127.

Samsi, N., Y.S. Patadungan dan Thaha A.R. 2017. Isolasi Dan Identifikasi
Morfologi Spora Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Daerah Perakaran
Beberapa Tanaman Hortikultura Di Lahan Pertanian Desa Sidera. Jurnal
Agrotekbis, 5(2) : 204-211.

Sopandi T. dan Wardah. 2020. Mikologi Dasar dan Aplikasi. CV ANDI OFFSET.
Yogyakarta.

Shofi M. N. 2015. SKS Pendalaman Materi IPA Sains Terpadu SMP Kelas 7, 8,
9: Buku Pendalaman Materi : Lembar Langit Indonesia. Jakarta.

Tentorku. 2015. Definisi, Struktur, dan Karakteristik Fungi (Jamur). DMCA


Protected.

Anda mungkin juga menyukai