DASAR TEORI
1 P1 P2 Pn
Px = ( nx + nx +....+ nx)
n n1 n2 nn
Keterangan :
Px = Curah hujan pada Stasiun yang di cari
P1, P2, Pn = Curah hujan pada Stasiun 1, 2, dan n
n1, n2, nn = Curah hujan maksimum tahunan pada Stasiun 1, 2, sampai nn
n = Banyaknya data
Keterangan :
Hh = Hujan di stasiun yang akan dilengkapi (mm)
H1 …. Hn = Hujan di stasiun referensi (mm)
L1 …. Ln = Jarak referensi dengan data stasiun yang dimaksud (km)
Salah satu metode yang digunakan untuk menguji konsistensi data adalah
kurva massa ganda (double mass curve) (Linsley,1986). Metode ini
membandingkan hujan tahunan komulatif di stasiun y terhadap stasiun referensi
x. Stasiun referensi biasanya adalah nilai rerata dari beberapa stasiun hujan di
dekatnya. Nilai komulatif tersebut digambarkan pada sistim koordinat kartesian x-
y. Langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah:
1) Plot komulatif data hujan pada stasiun yang akan diuji (sb. y)
2) Plot komulatif data hujan pada stasiun referensi (sb. x)
3) Periksa kurva hasil plotting diatas untuk melihat perubahan kemiringan
(trend). Apabila garis yang terbentuk lurus berarti pencatatan di stasiun y
konsisten. Sebaliknya apabila kemiringan kurva patah/berubah, berarti
pencatatan di stasiun y tidak konsisten.
4) Jika tidak konsisten, perlu dilakukan koreksi terhadap data
Keterangan :
Ŕ = Curah hujan area (mm)
R1,R2,Rn = Curah hujan pada Stasiun 1, 2, n (mm)
A1,A2,An = Luas area pada Stasiun 1, 2, n
S=
√ ∑ ( x i− x̄ )2
i=1
n−1
Koefisien Skewness (CS)
n
n ∑ ( X−X )3
i=1
Cs=
( n−1 )( n−2 ) S 3
Koefisien Kurtosis (Ck)
n
1
∑ ( X −X )4
n i=1
Ck=
S4
Koefisien Variasi (CV)
S
CV =
x́
4.
SX=
√ ∑ ( log X i−log X )2
i =1
n−1
Hitung nilai logaritma curah hujan rencana (log XT) untuk setiap periode
SX=
4.
√ ∑ ( log X i−log X )2
i =1
n−1
5. Hitung nilai logaritma curah hujan rencana (log XT) untuk setiap periode
2.
3.
Hitung harga simpangan baku data:
S x=
√ ∑ ( x i− x̄ )2
i=1
n−1
Tentukan harga reduced mean, Yn dan reduced standard deviation, Sn yang
harganya tergantung pada jumlah data, n. Harga Yn dan Sn diperoleh dari:
Lampiran 1.4 dan 1.5 Tabel harga Yn dan Sn.
4. Tentukan harga reduced variate, Yr dengan rumus:
( T r −1 )
{
Y T =−ln − ln
Tr }
Y r −Y n
K=
5. Hitung nilai faktor probabilitas: Sn
6. Hitung harga curah hujan rencana (xT) untuk setiap periode ulang:
x T = x̄ +S x K
n+1
P ( Xi )=
i
Keterangan :
n = Jumlah data.
i = nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau sebaliknya.
1. Metode Dr.Mononobe.
Digunakan untuk menghitung intensitas curah hujan apabila yang tersedia
adalah data curah hujan harian. (Loebis, 1987).
2. Metode Talbot.
Digunakan apabila data curah hujan yang tersedia adalah data curah hujan
jangka pendek. (Loebis, 1987).
3. Metode Tadashi Tanimoto.
Tadashi Tanimoto mengembangkan distribusi hujan jam-jaman yang dapat
digunakan di Pulau Jawa. (Triatmodjo, 2008)
Q = O,278 xCx I x A
Keterangan:
Q : debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
C : angka pengaliran (tanpa dimensi).
A : luas daerah pengaliran (Km2).
I : intensitas curah hujan (mm/jam).
HSS Gama I terdiri dari empat variabel pokok, yaitu waktu naik (time of
rise – TR), debit puncak (Qp), waktu dasar (TB), dan sisi resesi yang
ditentukan oleh nilai koefisien tampungan (K) (Triatmodjo, 2008).
b. Debit uncak
QP = 0,1836 A0,5586 TR-0,4008 JN-0,2381
Keterangan :
QP = Debit puncak (m3/dtk)
JN = jumlah pertemuan sungai
A = luas DAS (km2)
TR = waktu naik (jam)
c. Waktu dasar
TB = 27,4132 TR 0,1457 S-0,0986 SN0,7334 RUA0,2574
Keterangan :
TB = waktu dasar (jam)
S = landai sungai rata – rata
SN = frekuensi sumber yaitu perbandingan antara jumlah segmen
sungai-sungai tingkat 1 dengan jumlah segmen sungai semua
tingkat.
RUA = perbandingan antara luas DTA yang diukur di hulu garis yang
ditarik tegak lurus garis hubung antara stasiun pengukuran dengan
titik yang paling dekat dengan titik berat DTA melewati titik
tersebut dengan luas DTA total.
d. Aliran dasar
QB = 0,4751 A0,6444 D0,9430
Keterangan :
QB = aliran dasar (m3/dtk)
D = kerapatan jaringan kuras (drainage density) atau indeks
kerapatan sungai yaitu perbandingan jumlah panjang sungai
semua tingkat dibagi dengan luas
e. Factor tampungan
K = 0,5617 A0.1798 S -0,1446 SF -1,0897 D 0,0452
Keterangan :
K = koefisien tampungan
A = luas DAS (km2)
SF = faktor sumber yaitu perbandingan antara jumlah semua
panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah semua panjang sungai
semua tingkat.
D = kerapatan jaringan kuras (drainage density) atau indeks
kerapatan sungai yaitu perbandingan jumlah panjang sungai
semua tingkat dibagi dengan luas
f. Debit yang diukur dalam jam ke – t sesudah debit puncak
Qt = Qp. e-t/k
Keterangan :
Qt = Debit yang diukur dalam jam ke – t sesudah debit puncak
Qp = Debit puncak (m3/dtk)
t = waktu yang diukur setelah terjadinya debit puncak (jam)
k = koefisien tampungan
2.8 Evapotranspirasi
2.8.1 Metode Penman Modifikasi
Food and Agriculture Organization of The Unit Nation (FAO) tahun 1977,
telah memodifikasi persamaan Penman untuk perhitungan Evapotranspirasi
Potensial (ETP), termasuk revisi bagian fungsi kecepatan angin, dengan
persamaan berikut.
Keterangan :
ETP = evapotranspirasi potensial (mm/hari),
c = factor koreksi Penman,
W = factor pertimbangan suhu dan elevasi daerah,
Rn = Radiasi bersih ekuivalen evaporasi,
f(U) = fungsi kecepatan angin,
(Ea-Ed) = saturation deficit (mbar),
Ea = tekanan uap jenuh (mbar),
Ed = tekanan uap nyata (mbar)
Ea
Suhu ( T ) W 1-W F(T)
Mbar
20 23.4 0.68 0.32 14.6
21 24.9 0.7 0.3 14.8
22 26.4 0.71 0.29 15
23 28.1 0.72 0.28 15.2
24 29.8 0.73 0.27 15.4
25 31.7 0.74 0.26 15.7
26 33.6 0.75 0.25 15.9
27 35.7 0.76 0.24 16.1
28 37.8 0.77 0.23 16.3
29 40.1 0.78 0.22 16.5
30 42.4 0.78 0.22 16.7
31 44.9 0.79 0.21 17
32 47.6 0.8 0.2 17.2
A∗P∗1000
Qn=
H∗24∗3600
Keterangan :
Qn = Debit yang tersedia pada bulan n ( m3/detik )
A = Luas permukaan ( km2 )
P = Curah hujan ( mm/bulan )
H = Jumlah hari hujan ( hari )
Debit andalan yang digunakan yaitu 90%, hal ini disebabkan karena debit
andalan untuk kebutuhan air baku adalah sebesar 90%.
Evapotranspirasi
ETo A .1000 .000
ET = .
1000 24 . 3600
Keterangan :
Et = Evapotranspirasi
A = Luas DAS ( km2 )
Perhitungan Andalan
m
Andalan (%) = x 100 %
n+1
Keterangan :
m = Nomor urutan data
n = Jumlah data