Anda di halaman 1dari 34

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulau anter besar di dunia dengan luas

2
wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km yang memiliki

keanekaragaman sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Potensi

lestari sumberdaya ikan atau maximum sustainable yield (MSY) diperairan laut

Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun, dengan jumlah tangkapan yang

diperbolehkan sebesar 5,2 juta ton/tahun (80%dariMSY).

Berdasarkan data FAO (2014) pada tahun 2012 Indonesia menempati

peringkat ke-2 untuk produksi perikanan tangkap dan peringkat ke-4 untuk produksi

perikanan budidaya di dunia. Fakta ini dapat memberikan gambaran bahwa potensi

perikanan Indonesia sangat besar, sehingga


1 bila dikelola dengan baik dan

bertanggung jawab agar kegiatannya dapat berkelanjutan, maka dapat menjadi

sebagai salah satu sumber modal utama dimasa kini dan dimasa yang akan datang.

Pertumbuhan ekonomi dalam sektor-sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi

Tenggara perhitungan gananalisis LQ tersebut, diketahui sector apa saja yang

memiliki nilai LQ>1, dan menjad isektor basis Provinsi Sulawesi Tenggara.

Diantaranya adalah sector Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (LQ=1,78), sector

Pertambangan dan Penggalian (LQ=2,64), Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang (LQ=2,22), sector Kontruksi (LQ=1,22), sector
2

Transportasi dan Pergudangan (LQ=1,09), sector Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (LQ=1,47), dan sector Jasa Pendidikan

(LQ=1,48) Sebagai Negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut yang dapat

dikelola sebesar 5,8 juta km2, sector maritim (kelautan) menjadi sangat strategis bagi

Indonesia, Secara potensi, perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia, baik

perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Berdasarkan modus operandi atau

cara produksi, perikanan terbagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap (capture

fisheries) dan perikanan budidaya (aquaculture), dengan potensi produksi lestari

sekitar 67 juta ton/tahun. Dari angkaini, potensi produk silestari (Maximum

Sustainable Yield = MSY) perikanan tangkap laut sebesar 9,3 juta ton/tahun dan

perikanan tangkap di peraian darat (danau, sungai, waduk, danrawa) sekitar 0,9 juta

ton/tahun, atau total perikanan tangkap 10,2 juta ton/tahun. Sisanya, 56,8 juta

ton/tahun adalah potensi perikanan budidaya, baik budidaya laut (mariculture),

budidaya perairan payau (tambak), maupun budidaya perairan tawar (darat),

Dalam hal kontribusi sektor KP (Kelautan dan Perikanan) terhadap ketahanan

(kedaulatan) pangan nasional, juga cukup signifikan. Sekitar 60% dari total asupan

protein hewani yang dikonsumsi oleh rakyat Indonesia itu berasal dari ikan dan

seafood. Hanya 40% yang berasal dari daging sapi, ayam, telor, susu, dan sumber

protein daratan lainnya (Rumbewas, 2015).


3

Kota Kendari memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang cukup

besar, selain itu ditunjang dengan keberadaan Pelabuhan Perikanan Samudera

Kendari. Namun dalam pengembangannya belum mendapat perhatian khusus dari

pemerintah. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi

sector kelautan dan perikanan terhadap PDRB Kota Kendari, tingkat basis ekonomi

berdasarkan pendapatan dan tenaga kerja, mengetahui efek pengganda, tingkat

aglomerasi, tingkat spesialisasi, dan mengetahui aspirasi pemerintah dan pelaku

perikanan dalam kewenangan otonomi daerah serta dapat menetapkan alternative

strategi pengembangan sector kelautan dan perikanan dalam rangka otonomi

daerah di Kota Kendari. (Sismawafi, dkk 2015).

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Nilai produksi Perikanan Kota kendari?

2. Faktor apa yang mempengaruhi PDRB Kota Kendari?

3. Faktor apa yang mempengaruhi nilai Produksi Perikanan terhadap PDRB kota

kendari dalam pendapatan perkapitan pertahuan?

C. Tujuan dan Kegunaan

- Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana Nilai Produksi Kota Kendari.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi PDRB Kota Kendari.

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Nilai Produksi Perikanan
4

terhadap PDRB Kota Kendari dalam pendapatan perkapitan pertahun.

- Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dapat mengetahui nilai produksi perikanan tangkap terhadap PDRB

Kota Kendari Provinsi Sultra.

2. Penelitian dapat menganalisis Data Produksi Tangkap Kota Kendari.


5

II. TINAJUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian produksi

Produksi adalah segala kegiata yang bertujuan untuk meningkatkan atau

menambah gunaa atas suatu benda atau segala kegiatan yang ditujukan untuk

memuaskan orang lain melalui pertukaran dalam mencakup setiap usaha maanusia

dan kemampuan untuk menambah faedah dalam memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Magfuri (1987), Produksi adalah mngubah barang agar mempunyai

keegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan Produksi menurut Ace

Partadireja (1987), setiap proses produksi untuk menghassilkan barang dan jaasa

dinaamai prosses produksi karena prroses produksi mempunyai lanfdasan teknik yag

dalam teeori ekonomi disebut fungsi produksi.

Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan

produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan

dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang

memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya,

serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi (factors of

production). Pengertian produksi lainnya yaitu hasil akhir dari proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini

dapat dipahami bahwa kegiatan produksi diartikan sebagai aktivitas dalam

menghasilkan output dengan menggunakan teknik produksi tertentu untuk


6

mengolah atau memproses input sedemikian rupa (Sukirno, 2002).

Berkaitan dengan kegiatan produksi, maka dalam hal yang harus dimengerti

terlebih dahulu adalah bagaimana suatu perusahaan melakukan proses produksinya.

Berdasarkan sifatnya ada empat jenis proses produksi berdasarkan cara, bahan dan

jumlah yang akan diproduksi, yaitu extratif, analitis, sintetis, dan pengubahan (Alma,

1998).

1. Analtisme yaitu merupakan perusahaan yang dalam proses produksinya

menggunakan sejenis bahan mentah untuk menghasilan dua atau lebih barang-

barang jadi.

2. Sintesis, yaitu merupakan usaha kebalikan dari proses produksinya untuk

menghasilkan satu jenis barang jadi.

3. Pengubahan, yaitu perusahaan dalam proses produksinya mengubah bahan

mentah saja.

Dalam teori produksi, elemen input masih dapat diuraikan berdasarkan jenis

ataupun karakteristik input (Gaspersz, 1996:170-171). Secara umum input dalam

sistem produksi terdiri atas :

2. Pengertian Perikanan Tangkap

Perikanan tangkap berbeda dengan perikanan budidaya, adalah usaha

penangkapan ikan dan organisme air lainnya dialam liar (laut, sungai, danau, dan

bahan air lainnya). Kehidupn organism air dialam liar dan faktor-faktornya (biotic

dan abiotik) tidak dikendalikan secara sengaja oleh manusia. Perikanan tangkap
7

sebagian besar dilakukan dilaut, terutama disekitar pantai dan landasaan kontinen.

Perikanan tangkap juga ada di daanaau dan di sungai. Masaalah yang mengemuka

di dalam perikanan tangkap adalah penagkapan ikan berlebih dan populasi laut.

Sejumlah spesies mengalami penurunan populasi dalam jumlah yang signifikan yang

berada dalam ancaman punah. Hal ini mengakibatkan jumlah tangkapan ikan di alam

liar dapat mengalami penurunan secara umum.

3. Pengertian Produksi Perikanan Tangkap

Produksi perikanan tangkap mencakup semua hasil penangkapan ikan/hewan

air lainnya yang ditangkap dari sumber peerikanan alami di laut atau perairan umum

seecara bebas dan bukan milik perorangan.

Produksi yang digambarkan melalui fungsi produksi menghubungkan input

dan output. Fungsi produksi menentukan tingkat output maksimum yang biasa

diproduksi dengan sejumlah input tertentu atau sebaliknya Arsyad, 2011:206. Fungsi

produksi ini ditentukan oleh tingkat teknologi, peralatan, tenaga kerja, bahan-ahan

baku dan lain-lain yang digunakan dalam proses produksi. Selama tahun 2016,

sebagian besar produksi perikanan tangkap di PPS Kendari merupakan hasil

tangkapan dari peraira Teluk Tolo dan Laut Banda (WPP714) yaitu sebanyak

93,41% dari total produksi.

4. Pengertian PDRB

Produk Domestik regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang

dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dan jasa dalam suatu wilayah, menerapkan
8

jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi.

Produk Domestik regional Bruto (PDRB) dapat didefinisikan sebagai jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah seluruh nilai

barang dan jasa oleh seluruh unit ekonomi disuatu wilayah (Rahman & Chamelia,

2015).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh nilai tambah yang

timbul dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu wilayah tanpa memperhatikan

pemilik atas faktor produksinya, apakah milik penduduk wilayah tersebut ataukah

milik penduduk wilayah lain. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah

satu indikator yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah laju

pertumbuhan ekonomi yang biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh

keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu dan menjadi

tolak ukur dalam menentukan arah kebijaksanaan pembangunan yang akan datang

(Kairupan, 2013).

B. Penelitiaan Terdahulu

M. Zulkarnain (2013), Analisis Pengaruh Nilai Produksi Perikanan Budidaya

Terhadap Produk Domestik Bruto Sektor Perikanan di Indonesia. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan

dominan dari nilai produksi perikanan budidaya terhadap Perikanan Produk

Domestik sektor perikanan di Indonesia. Peneliti menggunakan bantuan program

spss 13.0 dalam proses pengolahan data. Metode yang digunakan dalam penelitian
9

ini menggunakan data sekunder dari tahun 2000-2010 dengan menggunakan analisis

regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai produksi perikanan

budidaya secara bersama-sama mempengaruhi PDB sektor perikanan di Indonesia,

nilai produksi perikanan sebagian mempengaruhi Produk Domestik Bruto sektor

perikanan di Indonesia. Budidaya Laut memiliki efek paling dominan terhadap

Produk Domestik Bruto dari sektor perikanan di Indonesia dan diikuti budidaya

kolam dan budidaya tanggul. Kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian ini bahwa

budidaya laut dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi perikanan di

Indonesia, diikuti oleh tambak dan tambak, budidaya padi.

Muhendar rostar (2013), Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap Produk

Domestik Regional Bruto di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 bertempat di 28 Kabupaten Kepulauan

Meranti Provinsi Riau. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive)

metode yang digunakan adalah survei dengan menganalisa data sekunder, data yang

digunakan adalah data rangkai waktu (time series data) dari tahun 2008 sampai 2012.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi sub sektor

perikanan terhadap pendapatan domestik regional bruto (PDRB), mengetahui basis

dan non basis sub sektor perikanan, mengetahui dampak sub sektor perikanan

terhadap pendapatan wilayah dan tenaga kerja. Sub sektor perikanan terdiri dari hasil

penangkapan, budidaya dan pengolahan. Hasil kontribusi sub sektor perikanan pada

tahun 2008 – 2011 mengalami kenaikan dari 3,89% – 4,11%, sementara pada tahun

2011 – 2012 mengalami penurunan menjadi 4,09%. Berdasarkan hasil Locationt


10

Quetient (LQ) sub sektor perikanan dari tahun 2008 – 2012 merupakan sektor basis

dengan nilai LQ berkisar 2,67 – 2,90. Hasil multiplier effect sub sektor perikanan

dari tahun 2009- 2012 berkisar 18,49 – 25,49.

Akhmad riyanto (2015), Pengaruh Sektor Pertanian, Industri dan

Perdagangan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Semarang.

Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa secara simultan sektor pertanian,sektor

industri, dan sektor perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB Kota

Semarang yang memberikan pengaruh sebesar 87,6% sedangkan12,4% dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak 29 termasuk dari ketiga sektortersebut, artinya bahwa

penghasilan dari sektor pertanian, sektor industri, dan sector perdagangan

mengalami kenaikan dikarenakan jumlah penduduk Kota Semarang yang meningkat

seiring dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang meningkat.

Geyli Rugian (2013), Pengaruh Produksi Olahan dan Ekspor Hasil Perikanan

Terhadap PDRB Kota Bitung . Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

tolak ukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Indikator PDRB berguna untuk

menelaah struktur perekonomian, apakah suatu daerah itu merupakan daerah industri,

pertanian, atau daerah jasa dengan membandingkan dari waktu ke waktu. Penelitian

ini dilakukan dengan tujuan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produksi

olahan perikanan dan ekspor hasil perikanan terhadap PDRB Kota Bitung. Data yang

digunakan adalah data sekunder. Metode analisis adalah regresi berganda dan

analisis deskriptif. Hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi olahan

perikanan dan ekspor hasil perikanan memiliki pengaruh yang sangat signifikan
11

terhadap PDRB Kota Bitung. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan

bagi pengusaha di sektor industri perikanan agar dapat meningkatkan produksi dan

ekspornya serta dapat memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan sebagai

usaha dalam meningkatkan pertumbuhan industri pengolahan ikan dan dapat

meningkatkan pendapatan perusahaan yang 30 bergerak di sektor pengolahan ikan

terutama berdampak pada PDRB Kota Bitung.

Pusparani Rinanti (2013), Analisis Peranan Subsektor Perikanan Terhadap

Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Blitar. Dari penelitian

ini didapatkan hasil, anggaran APBD, teknologi dan sumber daya manusia sangat

berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten Blitar. Ketika jumlah anggaran APBD yang

didapat banyak, ditunjang oleh teknologi canggih dan sumber daya manusia yang

baik maka PDRB Kabupaten Blitar juga akan meningkat. Menurut perhitungan,

sektor basis di Kabupaten Blitar adalah sektor pertanian, yang disusul oleh sektor

pertambangan dan penggalian. Subsektor perikanan Kabupaten Blitar sendiri

merupakan subsektor basis kedua setelah subsektor peternakan.

Ufira Isbah dan Rita Yani iyan (2016) . Analisis Peran Sektor Pertanian

dalam perekonomian dan kesempatan kerja di Provinsi Riau. Sektor pertanian

mempunyai peranan yang signifikan dalam meningkatkan nilai PDRB Provinsi Riau,

dimana kenaikan 1 juta rupiah nilai sektor pertanian menyebabkan nilai total PDRB

meningkat sebesar 3,096264 juta rupiah.

Oyinbo oyakhilomen (2014), Agricultural production and economic growth

in nigeria: implication for rural poverty alleviation. Penelitian ini bertujuan untuk
12

menyediakan informasi mengenai hubungan produksi pertanian dan pertumbuhan

ekonomi di Nigeria yang berfokus pada 31 penurunan kemiskinan. Dalam penelitian

ini menunggunakan data time series dengan unit root test dan pendekatan ARDL test.

Hasil analisis menunjukan bahwa produksi pertanian berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria.

K.E Uma, F.E Eboh & P.C Obidike (2013). Appraisal of the influence of

agriculture on economic growth: empirical evidence from Nigeria. Hasil

menunjukkan bahwa produksi pertanian, peternakan dan perikanan tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan produksi kehutanan berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun secara simultan semua variabel

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.


13

C. Kerangka Pikir

SULAWESI TENGGARA

SEKTOR PERIKANAN SEKTOR LAINNYA


TANGKAP

PRODUKSI PDRB

HUBUNGAN

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian


14

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2021 dengan mengamati data yang

sudah ada ( time series). Penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari Provinsi

Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian dikaji di seluruh kota Kendari melalui BPS

(Badan Pusat Statistik) dengan pengambilan data sekunder.

B. Teknik Penarikan Sampel

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtum

waktu. Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan

sumber data yang digunakan dari jurnal.

Data sekunder merupakan sumber data yang sudah dalam bentuk jadi, berupa

dokumen, arsip-arsip, publikasi dan artikel mengenai masalah yang diteliti. Dalam

penelitian ini data sekunder adalah dokumen-dokumen atau arsip-arsip mengenai

keadaan sosial ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi dokumentasi dilakukan untuk menelaah sejumlah sumber tertulis dalam

rangka memperoleh data, data sekunder yang berkaitan dengan pengaruh nilai

budidaya bertahaap (PDRB) kota Kendari.

2. Tringulasi dilakukan dengan cara tringulasi metode (menggunakan lintas

pengumpulan data), tringulassi sumber data (memilih berbagai sumber data yang
15

sesuai) dan tringulasi pengumpulan data. Dengan teknik tringulasi ini

memungkinkan diperoleh variasi informassi seluas-luasnya atau selengkap-

lengkapnya.

D. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menjawab dalam penelitian terdiri dari

data sekunder, analisis kualitatit dan dapat dilihan sebagai berikut :

Analisis kualitatif data yang berupa penjelasan tentang Hubungan Nilai Produksi

Perikanan Tangkap PDRB kota Kendari Provinsi Sultra.


16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasi lPengamatan

1. Karakteristik Lokasi Penelitian

a. Letak dan Batas Wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak pada posisi 2°45' dan 6°15'LS, 120°45'

dan 124°45'BT. Luas wilayah Sulawesi Tenggara adalah 38.140 km². Batas-batas

wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Tengah (Utara), Laut Banda (Timur), Laut Flores (Selatan) dan Teluk Bone (Barat).

Provinsi Sulawesi Tenggara dipengaruhi oleh iklim tropis basah dengan rata-

rata curah hujan 2.000 mm per tahun. Suhu udara di Provinsi Sulawesi Tenggara

berkisar antara 23°C - 32°C. (Sumber: Sulawesi Tenggara Dalam Angka, 2018).

Kota kendari memiliki luas wilayah menurut Kecamatan Nambo, Kecamatan

Abeli, Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu, Kecamatan Baruga, Kecamatan

Puuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-Wua, Kecamatan Mandonga,

Kecamatan Kendari dan Kecamatan Kendari Barat.

Secara admimistratif, Wilayah Kota Kendari berbataasan laangsung dengan:

• Sebelah Utara : Kecamatan Soropia

• Sebelah Timur : Laut Banda

• Sebelah Selatan : Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konawe Selatan

• Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan dan

Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe.


17

b. Keadaan Penduduk

Penduduk adalah salah satu bagian penting yang menentukan menentukan

perkembangan suatu daerah, banyaknya jumlah penduduk suatu wilayah dapat

berpengaruh terhadap perkembangan ataupun keberhasilan dari suatu daerah.

Penduduk Kota Kenadri berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak

347.496 jiwa yang terdiri dari 175.337 jiwa penduduk laki-laki dan 172.159 jiwa

penduduk perempuan. Penduduk Kota Kendari mengalami pertumbuhan sebesar

3,46% dengan pertumbuhan penduduk masing-masing 3,52% untuk penduduk laki-

laki dan 3,39% untuk perempuan.

Kepadatan penduduk di Kota Kendari tahun 2015 mencapai 1.174 jiwa/Km2.

Setiap kecamatan memiliki kepadatan penduduk yang beragam, kepadatan penduduk

terendah yaitu di kecamatan Baruga dengan kepadatan 472 jiwa/Km2 dan yang

tertinggi yaitu kecamatan Kadia dengan kepadatan 6.180 jiwa/Km2.

Tabel 1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kota Kendari,


2015.
Kecamatan Presentase Penduduk Kepadatan Penduduk
Mandonga 12,47 1858
Baruga 6,68 472
Puuwatu 9,57 726
Kadia 13,53 6180
Wua-Wua 8,42 3006
Poasia 8,61 539
Abeli 7,74 572
Kambu 9,36 1536
Kendari 8,81 2155
Kendari Barat 14,80 2296
Jumlah 100,00 1174
Sumber: BPS Kota Kendari 2015
18

c. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Faktor umur dan jenis kelamin secara tidak langsung mempengaruhi tingkat

produktivitas kerja seseorang, sehingga dapat diketahui jumlah penduduk usia kerja,

beban tanggungan, dan struktur penduduk. Keadaan penduduk menurut umur dan

jenis kelamin di Kota Kendari pada tahun 2017 dapat diketahui pada.

Tabel 2. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.
    Jenis Kelamin/Sex
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
0-14 151,490 130,990 282,480
15-64 126,837 31,762 158,599
>65 49,935 58,715 108,650
Jumlah Total 328,262 221,467 549,729
Sumber: BPS Sulawesi Tenggara, 2017

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2017, jumlah penduduk

laki-laki lebih besar daripada jumlah penduduk perempuan. Penduduk usia produktif

adalah penduduk yang melaksanakan kegiatan produksi dan segi ekonomi, dimana

segala kebutuhannya ditanggung mereka sendiri (usia 15-64 tahun). Sedangkan

penduduk usia tidak produktif adalah penduduk yang belum bisa bekerja untuk dapat

mencukupi kebutuhan sendiri dan penduduk yang tidak mampu bekerja (usia 0-14

tahun dan > 65 tahun). Berdasarkan persentase tersebut berarti kegiatan ekonomi

dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk usia produktif

lebih banyak dan kelompok usia produktif merupakan syarat utama penyelenggaraan

kegiatan ekonomi. Selain itu, banyaknya penduduk usia produktif juga

memungkinkan penyediaan tenaga kerja yang cukup dalam usaha perikanan.


19

2. Data Produksi Perikanan Tangkap Kota Kendari Tahun 2003-2021


Tabel 3. Data Produksi Perikanan Tangkap Kota Kendari Tahun 2003-2021

Tahun Produksi Perikanan Tangkap


Sumber: BPS Kota
2003 3,382,120 Kendari 2003-2021
2004 3,398,365
2005 2,548,774
2006 2,549,252
2007 2,550,390
2008 2,551,590
2009 2,566,652
2010 2,651,283
2011 2,787,695
2012 2,802,743
2013 3,088,781
2014 3,193,035
2015 33,424,921
2016 34,430,643
2017 3,401,328 3. Data PDRB Kota
2018 3,741,459
2019 0 Kendari Tahun
2020 0 2003-2020
2021 0 Tabel 4. Data PDRB
Jumlah 109,069,031 Kota Kendari Tahun
2003-2020
Sektor PDRB Lapangan Usaha Menurut
Tahun
HargaKonstan
2003 150,070,52
2004 158,041,33
2005 175,391,27
2006 216,346,97
2007 227,582,36
2008 248,850,83
2009 266,749,30
2010 278,207,26
2011 287,324,88
2012 1,081,280,9
2013 1,144,062,5
2014 1,258,525,1
20

2015 1,261,423,2
2016 1,395,398,7
2017 1,498,79
2018 1,638,04
2019 1,762,18
2020 1,738,33
Sumber: BPS Kota Kendari 2003-2020

4. Pengujian Pengaruh Data Hubungan Nilai Produksi Perikanan Tangkap

Terhadap PDRB di Kota Kendari Provinsi Sultra.

a. Pengujian Model

Uji variabel bebas produksi perikanan tangkap terhadaap PDRB Kota

Kendari Provinsi Sultra. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk mengeahui apakaah

variable bebas (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) dengan kriteria

bahwa sanya masing-masinng variable. Jika nilai distribusi tabel variabel < 0,05

maka nilai H1 ditolak, sebaliknya jika nilai variabel >0,05 maka H1 diterima.

Untuk melihat masing-masing variabel bebas dan variabel terikat

berpengaruh, maka dilakukan uji T dengan nenggunakan analisis regresi linear

sederhana. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 3. Nilai koefisien regresi dan nilai signifikan masing-masing variabel bebas
(Xi) yang berpengaruh terhadap produk domestic Regional Bruto (PDRB)
Di Kota Kendari.
Modal Untandardized Staandarddized
Coefficients Coefficients T Sig
B Std
Eroor Beta
(Constan) 133.839 31.468 4.253
0.001
Produksi
Perikanan
tangkap -3.912 2.765 -0.333 -1.415
21

0.176
Variabel Dependen : PDRB (Produk Domestik Bruto)

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai sig untuk pengaruh X (Produksi

Perikanan tangkap) terhadap Y PDRB adalah sebesar 0,176>0,05 dan nilai T hitung -

1,415 <2,160. Sehingga dapat disimpulakan bahwa H, diterima yang berarti terdapat

pengaruh atau berpengaruh terhadap Y (PDRB) atau X terhadap Y.

B. Pembahasan

Kota Kendari memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang

cukup besar, selain itu ditunjang dengan keberadaan Pelabuhan Perikanan Samudera

Kendari. Namun dalam pengembangannya belum mendapat perhatian khusus dari

pemerintah. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi

sector kelautan dan perikanan terhadap PDRB Kota Kendari, tingkat basis ekonomi

berdasarkan pendapatan dan tenaga kerja, mengetahui efek pengganda, tingkat

aglomerasi, tingkat spesialisasi, dan mengetahui aspirasi pemerintah dan pelaku

perikanan dalam kewenangan otonomi daerah serta dapat menetapkan

alternative strategi pengembangan sector kelautan dan perikanan dalam rangka

otonomi daerah di Kota Kendari (Sismawafi, dkk 2015).

Produksi perikanan tangkap mencakup semua hasil penangkapan

ikan/binatang air lainnya/ tanaman air yang ditangkap dari sumber perikanan alami di

laut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik perorangan. Jumlah produksi

perikanan tangkap di Kota Kendari memiliki jumlah produksi yang bervariasi.


22

produksi tertinggi terdapat pada tahun 2016 dengan jumlah produksi sebesar

34,430,643 sedangkan produksi terendah terdapat pada tahun 2019- 2021 dengan

jumlah produksi 0, Dikarenakan data yang diperoleh dari badan statistik produksi

perikanan tangkap belum ada. Sehingga total produksi 109,069,031. Hal ini sesuai

dengan pendapat DKP Kota Kendari (2014), Menyatakan bahwa peningkatan

produksi perikanan di Kota Kendari saat ini ditempuh melalui upaya-upaya

ekstensifikasi, intensifikasi, diversifiksi, dan rehabilitasi. Produksi Perikanan Kota

Kendari di dominasi oleh subsector perikanan tangkap yakni pada tahun 2013

tercatat 30.887,81 ton sedangan perikanan budidaya tercatat 170,95 ton.

Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto

yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di daerah tersebut. Menghitung PDRB

bertujuan untuk membantu membuat kebijakan daerah atau perencanaan, evaluasi

hasil pembangunan, memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja

perekonomian daerah.

Data PDRB perikanan tangkap Kota Kendari memiliki PDRB yang

bervariasi. PDRB tertinggi terdapat pada tahun 2011 dengan PDRB sebesar

287,324,88 sedangakan PDRB terendah terdapat pada tahun 2017 dengan jumlah

produksi 1, 498,79.
23

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai

berikut:

1. Produksi menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan produksi tidak

akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukannya

proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan

tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta


24

kecakapan.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) merupakan agregat nilai tambah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

dari seluruh aktivitas ekonomi di suatu wilayah dalam satu kurun waktu tertentu.

B. Saran

Adapun saran berdasarkan hasil dari penelitian, maka dapat dianjurkan

saran tindak lanjut sebagai berikut:

1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan

tentang nilai produksi perikanan tangkapterhadap PDRB Kota Kendari.

2. Bagi instansi pemerintah, sebagai data informasi mengenai manfaat perikanan

tangkap terhadap PDRB.

3. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dan kalangan praktisi

terhadap hubungan nilai produksi perikanan tangkap PDRB Kota Kendari.

DAFTAR PUSTAKA

Ace, Partadirej. 1987. Proses Produksi . Yokyakarta: BPFE.

BPS Sulawesi Tenggara. 2004 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat
Statistik Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2005 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2006 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


25

Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2007 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2008 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2009 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2010 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2011 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2012 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2013 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2014 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2015 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2016 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2017 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


26

Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2018 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2019 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

_______________. 2020 Sulawesi Tenggara. dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Sulawesi Tenggara. Kendari.

Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO).2014

Food and Agricultural Organization (FAO). (2018). https://www.fao.org.

Gaspersz, Vincent. (1996). Production Planning and Inventory Control. PT


Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Kementerian Kelautan dan PerIkanan. Rencana Pengelolaan PerIkanan Tuna,


Cakalang dan Tongkol. Direktorat Sumberdaya Ikan Direktorat Jenderal
PerIkanan Tangkap KKP. Jakarta.

Prasetyo, Muh. Erlan. 2018. Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Harga Di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2001-2016. Skripsi.Kendari: FakultasEkonomi Dan
Bisnis. UniversitasHalu Oleo Kendari

Rumbewas, F., J.A Andaki, C.R. Dien.2015. Karakteristik Buruh Wanita Pengangkut
Ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) umum Kota Manado. Akulturasi
Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol III No 5 (2015).Universitas Sam
Ratulangi. Manad

Sismawafi, dkk 2015 IPBUNIVERSYTY Peranan Sektor Kelatuan dan Perikanan


27

Terhadap Pembangunan Wilayah dalam Era Otonomi Kota Kendari,


Provinsi Sulawesi Tenggara.
28

LAMPIRAN
29
30
31
32
33

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Independena . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Dependen

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .333a .111 .056 116.14978

a. Predictors: (Constant), Independen

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 26999.454 1 26999.454 2.001 .176a

Residual 215852.324 16 13490.770

Total 242851.778 17

a. Predictors: (Constant), Independen

b. Dependent Variable: Dependen

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 26999.454 1 26999.454 2.001 .176a

Residual 215852.324 16 13490.770

Total 242851.778 17

a. Predictors: (Constant), Independen


34

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 133.839 31.468 4.253 .001

produksi perikanan
-3.912 2.765 -.333 -1.415 .176
tangkap

a. Dependent Variable: PDRB

Anda mungkin juga menyukai