Anda di halaman 1dari 12

MIKROBIOLOGI

PERTANIAN

LAPORAN AHKIR PRATIKUM

MORFOLGI JAMUR, KHAMIR &


BAKTERI

DISUSUN OLEH:
FAATIH ASSABILI
2102005

DOSEN PENGAMPU: SALMIYATI , M.Pd., Ph.D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI PERKEBUNAN PELALAWAN


INDONESIA

PELALAWAN

2022
DAFTAR ISI

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolatsi
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Indra, 2008).
Jamur adalah makhluk hidup yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Jamur
atau fungi bervariasi dalam ukuran, dari ragi yang uniseluler sampai jamur multiseluler,
seperti jamur payung dan jamur kuping yang tumbuh di kayu. Pada umumnya, jamur
memiliki 3 karakteristik utama, yaitu eukariotik, menggunakan spora sebagai alat
perkembangbiakannya, dan heterotrof. Sebagai tambahan, jamur membutuhkan tempat yang
lembab dan hangat agar dapat tumbuh. Oleh karena itu, jamur banyak ditemukan di makanan
yang lembab, di dasar kulit batang pohon, di dasar lantai hutan, serta di lantai kamar mandi
yang lembab. Oleh karena bersifat heterotrof, secara ekologi jamur sangat penting karena
berperan sebagai pengurai dan ikut andil dalam daur nutrisi yang ada di tanah (Subahari,
2008).
Sebagian besar tubuh fungsi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling
berhubungan menjalin semacam jala yang disebut miselium. Miselium dapat dibedakan atas
miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertile
yang berfungsi dalam reproduksi. Fungsi tingkat tingi maupun tingkat rendah mempunyai ciri
khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan
menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir (Syamsuri, 2004).
Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang menutupi inti dan
mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun mereka berbeda mencolok dalam
ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu, termasuk car mereka
mendapatkan makanan. Jamur yang paling sederhana adalah ragi, uniseluler, dengan bentuk
bulat atau oval. Ragi tersebar luas di tanah, daun, buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi
berperan penting dalam kedokteran, penelitian biologi, dan industri makanan (Solomon,
2011).
Struktur tubuh jamur yang paling umum adalah filamen multiseluler dan sel tunggal
(ragi). Banyak spesies yang dapat tumbuh baik sebagai filamen dan ragi, tetapi kebanyakan

2
tumbuh sebagai filamen, hanya sedikit spesies yang tumbuh sebagai ragi. Ragi biasanya
berada di tempat yang lembab, termasuk getah tumbuhan dan jaringan hewan, dimana
terdapat nutrisi seperti gula dan asam amino (Campbell et al., 2009).
Tubuh vegetative jamur berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang
disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat
hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu),
bentuknya bulat atau oval (Medhy,2013). Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar
serta tidak mempunyai sistempembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.Jamur umumnya
berbentuk seperti benang,bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk
tumbuh, karena tidakmempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya
sendiri (Medhy, 2013).
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, danspirilum. Bakteri
yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadibeberapa macam. Pada
bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal,diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan
pada kokus dibagi monokokus (satubuah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai
staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2 yaitu
setengah melengkung dan tidak melengkung. Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik
pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan
ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang
positif berwarna merah (jawetz, 2005).
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan
pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat
beberapacara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatanslide culturatauhanging drop.
Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan
mikroskopis.(Medhy, 2013).
Berdasarkan hal tersebut, maka dilaksanakannya praktikum ini untuk melihat secara
langsung jamur, kamir dan bakteri yang diinginkan, dan menambah pengetahuan kita tentang
bentuk mafologi tersebut.
1.2 Tujuan Pratikum
Pada pratikum ini supaya mahasiswa mengetahui morfologi jamur, khamir, dan
bakteri.

3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jamur
Jamur termasuk dalam kelompok organisme heterotrop yang membutuhkan nutrien
berupa senyawa organik dari mahluk hidup lain yang mengandung selulosa dan lignin. Jamur
tidak termasuk dalam dunia tumbuhan meskipun memiliki beberapa kemiripan dengan
tumbuhan. Jamur ini menyerupai tumbuhan sederhana karena adanya dinding sel, bersifat
nonmotil (meskipun ada beberapa spesies yang mempunyai sel reproduktif motil), dan
bereproduksi menggunakan spora. Jamur dapat dibedakan dari tumbuhan karena tidak
mempunyai batang, akar, atau daun seperti tumbuhan tingkat tinggi, juga tidak mempunyai
sistem vaskuler yang berkembang, dan timbunan karbohidrat utamanya berupa glikogen.
Jamur mempunyai bentuk yang bervariasi disesuaikan dengan fungsinya sebagai pembentuk
spora-spora seksual (Alexopoulos et al., 1996).
Menurut Moore (1998) jamur memiliki dinding sel yang tersusun atas lapisan kitin
semi kristalin dan B-glukan. Dinding sel hifa mengandung 80 — 90 Y polisakarida, 1 — 15
Yo protein, dan 2 — 10 Y6 lipid. Jamur biasanya berfilamen dan multiseluler, nukleusnya
kecil, struktur selnya sedikit mengalami diferensisasi dan tidak ada pembagian kerja. Filamen
atau hifa ini merupakan tempat tumbuhnya spora, kumpulan hifa disebut miselia. Hifa jamur
dapat tumbuh memanjang ke atas, ke dalam, ataupun melalui substrat. Pemanjangan terjadi
pada ujung hifa. Hifa jamur membebaskan sejumlah besar enzim ekstraseluler yang berfungsi
mendegradasi berbagai makromolekul, seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, dsb
menjadi molekul sederhana yang kemudian diserap oleh sel-sel jamur tersebut.
Reproduksi jamur di alam berlangsung dengan cara membentuk spora. Reproduksi
jamur dapat terjadi secara aseksual maupun seksual, tetapi keduanya tidak selalu berlangsung
secara bersamaan. Reproduksi aseksual lebih berperan bagi kolonisasi spesies. Spora seksual
dibentuk melalui empat proses, yaitu plasmogami, kariogami, meiosis, dan pembentukan
spora (oospora, zigo, Spora, askospora, atau basidiospora), sedangkan spora aseksual
dibentuk melalui tahapan sebagai berikut : fragmentasi soma, pemisahan sel somatik menjadi
sel anak, perkecambahan sel somatik atau spora, dan produksi spora mitotik (arthrospora,
klamidospora, sporangiospora, atau konidiospora) (Alexopoulos et al., 1996). Ditinjau dari
segi ekologi, jamur merupakan organisme yang tergantung pada organisme lain untuk
mencukupi kebutuhan makanannya.
2.2 Bakteri
Bakteri adalah organisme prokariotik yang umumnya tidak mempunyai klorofil, dan
produksi aseksualnya terjadi melalui pembelahan sel. Bakteri pada umumnya merupakan

4
makhluk hidup yang juga memiliki DNA, akan tetapi DNA bakteri tidak berada pada nukleus
yang juga tidak mempunyai membran sel. DNA ekstrakromosomal dari bakteri tergabung
menjadi satu plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler (Jawetz, 2004). Menurut
Dwidjoseputro (1985) Ukuran sel bakteri pada umumnya adalah 0,5-1,0 µm, dan mempunyai
tiga bentuk dasar yaitu bulat atau kokus, batang atau Bacillus, dan bentuk spiral.
Bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang.
Bentuk bakteri dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan basil (tongkat/batang), golongan
kokus (bulat), dan spiril (bengkok). Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan medium
dan usia bakteri (Dwidjoseputro. 1994).
Bakteri merupakan mikroba uniseluler, pada umumnya tidak mempunyai klorofil.
Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri
umumnya berukuran kecil dengan karakteristik dimensi sekitar 1 µm. Sel dapat tunggal
ataupun rantaian. Beberapa kelompok memiliki flagella dan dapat bergerak aktif. Bakteri
memiliki berat jenis 1,05-1,1 g cm -3 dan berat sekitar 10-12 g sebagai partikel kering,
bentuknya ada bulat (cocci), batang (bacil) dan lengkung. Bentuk bakteri dipengaruhi oleh
umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri dikenal dengan bentuk yang disebut involusi,
yaitu perubahan bentuk yang disebabkan karena faktor-faktor keadaan sekitar yang tidak
menguntungkan seperti faktor makanan, suhu dan hal lain yang kurang menguntungkan bagi
bakteri. Selain bentuk involusi dikenal pula pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam
dan teratur yang terdapat pada suatu bakteri meskipun ditumbuhkan pada syarat-syarat
pertumbuhan yang sesuai (Hidayat et al., 2006).
2.3 Khamir
Khamir merupakan fungi uniseluler yang memiliki ukuran sel dengan panjang sekitar
2-3 um hingga 20-50 uum dan lebar 1-10 um, tidak berflagel, (Kavanagh, 2005).
bereproduksi secara aseksual yaitu dengan pertunasan (budding), pseudohifa, hifa sejati,
konidia bertangkai pendek (sterigmata), klamidospora, atau ballistokonidia. Sel khamir
memiliki komponen berupa: dinding sel (CW), membran sel (CM), lipatan membran sel
(CMI), tunas (BS), mitokondria (M), nukleus (N), vakuola (V), dan retikulum endoplasma
(ER).
Khamir memiliki sel tunggal dengan proses tumbuh dan berkembang biak yang lebih
cepat dibanding jamur yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir lebih efektif
dalam memecah komponen kimia dibanding jamur, karena mempunyai perbandingan luas
permukaan dengan volume yang lebih besar. Dinding sel sangat tipis untuk sel-sel yang

5
masih muda, dan semakin lama semakin tebal jika sel semakin tua. Dinding selnya berupa
glukan (selulosa khamir), mannan, protein, kitin, dan lipid (waluyo, 2005).
Sel khamir memiliki ukuran, bentuk, dan warna yang bervariasi. Umumnya khamir
memilki sel berbentuk bulat, semi bulat, oval, elips, atau silindris. Khamir dapat
menghasilkan pigmen berwarna hitam, merah muda, merah, jingga, dan kuning (Kavanagh,
2005). Khamir dapat membentuk hifa palsu yang tumbuh menjadi miselium palsu
(pseudomycelium), dan ada pula khamir yang dapat membentuk miselium sejati (true
mycelium), miselium palsu merupakan sel tunas khamir yang memanjang dan tidak
melepaskan diri dari sel induknya, sehingga saling berhubungan membentuk rantai, misal
pada Candida spp., dan Pichia spp.
Khamir yang terdapat pada kultur yang sama memiliki ukuran dan bentuk yang
mungkin berbeda karena pengaruh umur sel dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan. Sel
muda mungkin berbeda bentuknya dari sel yang tua karena adanya proses otogeni, yaitu
perkembangan individu sel. Contoh, khamir yang berbentuk apikulat (lemon) pada umumnya
berasal dari tunas berbentuk bulat sampai oval yang terlepas dari indukya, kemudian tumbuh
dan membentuk tunas sendiri, karena proses pertunasannya bersifat bipolar, sel muda yang
berbentuk oval membentuk tunas pada kedua ujungnya sehingga memiliki bentuk seperti
lemon.

6
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat Dan Bahan
Spatula, cawan petri, kaca preparat dan tutupnya, mikroskop, biakan murni jamur &
bakteri dari medium terkomtaminasi, aquadest, perwarna makanan.
3.2 Cara kerja
Pertama – tama ambil medium yang terkotaminasi, lalu ambil sample dalam medium
menggunakan spatula, setelah itu letakan diatas cawan petri, kemudian tetesi dengan aquadest
sebanyak 1 tetes, lalu tipisi sample menggunakan spatula, kemudian letakkan sample diatas
kaca preparat, tetesi menggunakan pewarna makanan, lalu tutup menggunakan tutup kaca
preparat, stelah itu amati mikroorganisme yang mengkomtaninasi medium.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASA
4.1 Hasil
No Gambar Medium Jenis Nama
mikroorganisme mikroorganisme
1.

PDA 3 Jamur Aspergillus flavus

2.

PD 3 Jamur Rhizopus Oryzae

4.2 Pembahasan
Bedasarkan prtikum yang telah dilaksanakan menggunkan media pertumbuhan
mikrooganisme yang terkomtaminasi diketehui bahwa terkomtaminasinya medium
dikarenakan oleh jamur Aspergillus flavus pada medium PDA3 sedangkan Pada medium PD3
terkomtaminasi oleh jamur Rhizopus Oryzae. Pratikum ini dilakukan agar menegetahui
morfologi microorganisme yang mengomtaminasi medium.
Aspergillus flavus merupakan jamur filamen sebagai lawan ragi yang bersel tunggal.
Jamur ini di identifikasi di Laboratorium akan tampak bulat seperti ragi, atau terbuat dari
rantai sel yang disebut dengan hifa. Jamur berkembangbiak dengan membentuk spora kecil
yang dapat dengan mudah tumbuh di udara. Kepala konidia atau tubuh Aspergillus Sp
biasanya cepat tumbuh, putih,kuning, kuning coklat, coklat sampai hitam atau hijau.
Aspergillus sebagian besar padat dirasakan konidiofor tegak. Konidiofor berhenti dalam
sebuah vesicel ditutupi dengan baik oleh lapisan phialides atau lapisan sel subtending.
Aspergillus Sp memiliki perbedaan utama dengan Penicillium yaitu Aspergillus mengandung
konidiofor yang tidak terpisahkan sedangkan Penicillium mengandung konidiofor yang
terpisah. Aspergillus Sp dapat menghasilkan mikotoksin yang sering ditemukan dalam bahan

8
makanan yang terkontaminasi dan berbahaya bagi konsumen. Penyakit yang disebabkan oleh
Aspergillus Sp disebut Aspergillosis (Wulansari, 2013).
Sedangkan Rhizopus Oryzae hidup sebagai saprofit atau parasit dengan masa
berbentuk benang atau filamen, multiseluler, bercabang-cabang, dan tidak berklorofil.
Masing-masing benang disebut hifa, dan kumpulan hifa disebut miselium. Miselium
Aspergillus oryzae bersekat-sekat. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi
coklat kekuning-kuningan, kehijauhijauan, atau kehitam-hitaman, miselium yang semula
berwarna putih sudah tidak tampak lagi (Suriawiria, 1986).

9
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan akhir
Dari partikum ini dapat didimpulkan bahawa jamur Aspergillus flavus berwarna
putih,kuning, kuning coklat, coklat sampai hitam atau hijau, sedangkan jamur Rhizopus
Oryzae memiliki karakteristik, yaitu miselia berwarna putih, ketika dewasa maka miselia
putih akan tertutup oleh sporangium yang berwarna abu-abu kecoklatan. Hifa kapang
terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid, sporangiofor, dan sporangium.

10
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, 1996. Introductory Mycology. (4th ed.). USA: John Wiley and Sons Inc.
Campbell, et al. (2009). Biology. San Fransisco: Pearson.
Dwidjoseputro, 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Hidayat. (2006). Mikrobiologi Industri. C.V Andi Offset:Yogyakarta.
Indra.2008. jurnalisme radio teori dan praktik.bandung : simbiosa rekatama media.
Jawetz, (2004). Medical Microbiology. Twenty Third Edition. Lange Medical Books: New
York.
Jawetz, 2005, Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Mudihardi, E., Kuntaman,
Wasito, E. B., Mertaniasih, N. M., Harsono, S., Alimsardjono, L., Edisi XXII, 327-
335, 362-363, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Kavanagh, K., (2005), Fungi Biology and Aplications, John Wiley & Sons, Inggris.
Medhy, S. 2013. Analisis Pertumbuhan Jamur Pada Media Standar. Bandung: IPB Press.
Moore, gary w. (1983). Developing and evaluating Educational Research. Boston: Litle
Brown Company.
Solomon, M., R. 2011. Consumer Behavior (Buying, Having, and Being). Ninth Edition.
Pearson Education.Inc, New Jersey.
Subahari, T.S.S. 2008. Biologi. Penerbit Quadra. SurabayaSumarsih, S.2003. Mikrobiologi
Dasar, Universitas Pembangunan Nasional Veteran,Yogyakarta.
Suriawiria. 1986. Mikrobiologi Air. Bandung. Alumni.
Syamsuri. 2004. Buku Kerja Ilmiah Biologi SMP IB. Jakarta: PT. Erlangga.
Waluyo. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Wulansari. (2013). Penyelenggaraan Makanan dan Tingkat Kepuasan Konsumen di Kantin
Zea Mays Institut Pertanian Bogor. Skripsi IPB, Bogor.

11

Anda mungkin juga menyukai