PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungi adalah salah satu mahkluk hidup yang sangat umum dijumpai,
protista merupakan mikroorganisme yang mirip tumbuhan. Perbedaan jamur
dan tanaman berada pada tanaman mendapatkan energi dari matahari, jamur
tidak; tanaman memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon, jamur tidak.
tanaman adalah fotoautotrof, sedangkan jamur adalah kemoheterotrof.
Mikroalga merupakan mikroorganisme uniseluler yang memiliki sifat seperti
tumbuhan karena memiliki klorofil untuk berfotosintesis sedangkan jamur
tidak memiliki pigmen klorofil (Hogg, 2013). Kapang dan khamir adalah jenis
jamur yang banyak dimanfaatkan dikehidupan sehari-hari karena beberapa dari
jenis ini dapat membantu proses fermentasi pada bahan makanan dan
minuman. Umumnya protista memiliiki sel hanya 1 sedangkan pada fungi
bersifat multiseluler. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
perbedaan morfologi pada jamur dan protista serta mengetahui jenis-jenis dari
tiap kingdong tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis kapang
2. Mengetahui ciri-ciri kapang
3. Mengetahui ciri-ciri khamir dan ciri-ciri sel hidup dan sel mati
4. Mengetahui jenis mikroalga dan ciri-ciri nya
A. Mikroalga
Mikroalga adalah suatu mahluk hidup yang hidup bersel satu atau multi
sel tetapi dalam bentuk sederhana termasuk dalam kingdom protista, mikroalga
mempunyai struktur yang mirip tumbuhan tetapi bagian dari tubuhnya tidak
bisa dibedakan secara jelas antar bagiannya, mikroorganisme ini bersifat
prokariot atau eukariot yang dapat berfotosintesis yang biasa hidup diperairan
dan menggunakan zat pati didalam kloroplas dan dikonversi menjadi energid
dengan bantuan cahaya matahari dan menggunakan CO2 sebagai biomassanya
dan menghasilkan O2 dari hasil fotosintesisnya (Hogg, 2013). Mikroalga
biasanya berwarna hijau dan beberapa ada yang mempunyai flagel untuk
bergerak, mikroalga banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, kosmetik
maupun bahan bakar. Mikroalga yang bersifat prokariotik contohnya adalah
blue green algae dan yang bersifat eukariotik adalah diatom (Yanuhar, 2016).
Desimidium grevillei merupakan mikroalga yang berbentuk siliner
dengan bentuk sel yang bersusun pendek, mempunyai inti berupa kloroplast
yang berada ditengah dengan 2 pasang flagela. Treubaria crassispina adalah
mikroorganisme uniseluler yang berbentuk kerucut panjang mempunyai 1
kloroplas saat masih muda dan memiliki 4 flagela. Kenthosphaera bristelae
berbentuk memanjang dan memiliki kloroplas dengan jaringan palisade.
Wislouchiella plantonica memiliki ciri-ciri mempunyai 2 flagela dan inti
ditengah dan bentuk yang datar dan. Dactyloteche braunii memiliki ciri-ciri
berbentuk sederhana tetapi abstrak dan bercabang yang tampak jelas dan
membentuk koloni 2-4 sel (Ward dan Whipple, 1959).
B. Kapang
Kapang (mold atau jamur benang) adalah salah satu jenis fungi yang
mempunyai banyak sel yang bersifat eukariot yang tidak mempunyai klorofil
dan bersifat heterotrof karena memperoleh energi dari senyawa organik dan
memerluka O2 untuk bertahan hidup. Dinding sel dari mikroorganisme ini
tersusun atas kitin dan jaringan nya belum mengalami diferensiasi,
mikrorganisme ini tumbuh sebagai parasit maupun saprofit pada hewan dan
manusia. Kapang terdiri dari kumpulan benang-benang yang disebut miselium,
miselium ini tersusun atas kumpulan benang-benang tunggal yang disebut hifa,
sporangium, konidia dan konidiofor (Fifendy, 2017).
Menurut Hogg (2013) kapang terdiri dari filamen panjang, bercabang,
seperti benang yang disebut hifa, yang berkumpul bersama untuk membentuk
miselium kusut. Hifa dari jamur ini dapat dikelompokkan menjadi 2
berdasarkan fungsi nya yaitu hifa vegetatif dan hifa generatif, hifa vegetatif
berfungsi untuk mengambil makanan dari substrat sedangkan hifa generatif
adalah hifa yang berfungsi untuk membentuk spora. Jika berdasarkan bentuk
nya ada hifa yang brsekat dan tidak bersekat. Hifa yang bersekat umumnya
dimiliki oleh kapang tingkat tinggi atau eumycetes sedangkan hifa yang tidak
bersekat dimiliki oleh kapang tingkat rendah atau phycomycetes
(Fifendy,2017).
Menurut Setty dan Sreekrishna (2007), pewarna lactophenol cotton blue
adalah pewarna yang digunakan untuk mewarnai mikroorganisme dengan cara
mewarnai bagian sitoplasma jamur dan memberikan latar belakang biru muda
yang memudahkan untuk melihat dinding hifa. Pewarna ini terdiri dari fenol
yang berfungsi untuk memberikan efek warna pada sitoplasma sel, asam laktat
berfungsi sebagai agen pembersih dan menjaga sel, sedangkan cotton blue
berfungsi untuk mewarnai sitoplasma. Sel yang masih hidup tidak akan
terwarnai karena dinding sel nya belum rusak, sedangkan sel yang mati akan
berwarna biru.
1. Aspergillus niger
Morfologi dari kapang Aspergillus niger adalah mempunyai
miselium yang tidak berwarna, konidiofor yang bersekat dan yang
tidak bersekat muncul dibagian bawah dan konidia berbentuk seperti
bola kapas yang akan menyebar seiring dengan bertambahnya umur
koloni. Makroskopis memiliki koloni oval berwarna coklat dengan
tepi koloni meruncing, dan tektur koloni yang kasar dan berbutir.
Karakter mikroskopis memiliki kepala konidia bulat, vesikula
berbentuk bulat besar. Konidia berbentuk semi bulat, konidiofor
halus dan berwarna hialin Koloni membentuk seperti benang wol,
konidia membentuk formasi seperti rantai berwarna hijau
(Simanjuntak dkk, 2015).
2. Mucor sp.
Jenis kapang yang berkembang biak secara seksual dengan
spora dan beberapa menggunakan chlamydiospora secara aseksual,
mempunyai sporangiospora yang sedikit di bagian lateralnya dan
mempunyai sporangia berbentuk bulat, mempunyai hifa senositik dan
tidak bercabang. Kapang ini biasa dimanfaatkan untuk fermentasi
makanan, jika tumbuh di media dengan kadar gula yang tinggi maka
akan menghasilkan membentuk seperti ragi. Sporangiospora akan
tumbuh mengikuti arah datang nya sinar (Sastrahidayat, 2011).
3. Monilia sp.
Kapang yang termasuk pada filum ascomycota, kapang ini
merupakan kapang tidak sempurna. Kapang ini memiliki ciri-ciri
mempunyai hifa yang tidak bersekat sehingga sel mudah lepas dan
membentuk tunas. Kapang ini jarang membentuk miselium atau
konidium (Singleton dan Sainsbury, 2006).
4. Rhizopus sp.
Kapang yang mempunyai spora aseksual berupa
sporangiospora, mempunyai hifa yang bersepta dan dilengkapi
dengan stolon agar miselium dapat mengambil substrat lebih banyak,
dan mempunayi rhizoid (Gandjar dkk, 2006). Jamur ini mempunyai
sporangiofor yang terpisah dari hifa nya dan mempunyai hifa yang
tidak brsekat (Scheidegger dan Payne, 2093).
5. Penicillium sp.
Kapang ini mempunyai hifa yang bersepta, miselium yang
bercabang dan tidak berwarna. Konidiofor mempunyai sekat dan
muncul dipermukaan, kepala spora berbentuk seperti sapu dan
konidia berwarna hijau saat muda dan berwarna biru ketika sudah tua,
jika ditumbuhkan pada media PDA koloni nya akan berwana
kehijauan atau hijau kekuningan. Spora tumbuh di konidiofor, koloni
nya berwarna putih, hitam atau kuning. Indsutri obat kadang
menggunakan kapang ini sebagai bahan untuk antibiotik, tetapi dapat
merusak makanan yang terbuat dari serealia (Artha dkk, 2020).
C. Khamir
Khamir merupakan mikroorganisme uniseluler, tidak memiliki flagela,
dan bereproduksi secara aseksual dengan tunas atau pembelahan transisi, atau
secara seksual dengan pembentukan spora dimana plasmogami adalah
peleburan konten sitoplasma dari dua sel dan karyogami adalah fusi inti dari
dua sel yang berbeda, mikroorganisme ini termasuk pada filum ascomycota.
Khamir biasa dimanfaatkan untuk proses fermentasi pada makanan (Hogg,
2013). Khamir berbentuk bulat, elips, batang atau silindris, khamir termasuk
dalam kelas ascomycetes, basidiomycetes dan deuteromycetes (Fifendy, 2017).
S. cerevisiae merupakan khamir sejati tergolong eukariot yang secara
morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris,
oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Reproduksinya dapat
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi
pertumbuhan sel . Penampilan makroskopik mempunyai koloni berbentuk
bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah. Mempunyai spora aseksual
berupa blastospora dan biasa digunakan sebagi fermentasi minuman beralkohol
(Hogg, 2013). Pewarnaan sel khamir dilakukan dengan pewarna methylene
blue, pewarna ini digunakan untuk mengamati morfologi yeast dengan
memberikan warna biru pada sel sehingga dapat dibedakan antara sel hidup
dan sel mati, karena sel mati akan berwarna biru (Heritage dkk, 1996).
III. METODE
A. Mikroalga
Gambar 1. Desimidium
grevillei (Dokumentasi
Pribadi, 2020)
2 Genus : Dactyloteche
Spesies : Dactyloteche braunii
Perbesaran : 10x45
Keterangan :
1. Berbentuk silinder
2. Mempunyai inti ditengah
Gambar 2. Dactyloteche
braunii (Dokumentasi
Pribadi, 2020).
3 Genus Treubaria
Spesies : Treubaria crassispina
Perbesaran : 10x45
Keterangan :
1. Berbentuk bulat
Gambar 3. Treubaria
crassispina (Dokumentasi
Pribadi, 2020).
4 Genus : Kenthosphaera
Spesies : Kenthosphaera bristelae
Perbesaran : 10x45
Keterangan :
1. Berbentuk silinder memanjang
Gambar 4. Kenthosphaera
bristelae
5 Genus : Wislouchiella
Spesies : Wislouchiella plantonica
Perbesaran : 10x45
Keterangan :
1. Mempunyai 2 flagela
2. Dan berbentuk silindris
3. Mempunyai inti ditengah
Gambar 5. Wislouchiella
plantonica (Dokumentasi
Pribadi, 2020).
2
1
Gambar 6. Aspergillus niger
(Dokumentasi Pribadi, 2020).
2 Genus : Penicillium
Spesies : Penicillium sp.
Perbesaran : 10x45
2 Keterangan :
1. Hifa
2. Konidia
2
1
1. Hifa
Gambar 8. Rhizopus sp. 2. Rhizoid
(Dokumentasi Pribadi, 2020). 3. Sporangiofor
4. Spora
4 Genus : Mucor
Spesies : Mucor sp.
Perbesaran : 10x45
Keterangan :
1. Hifa
1 2. Sporangium
2
1 2
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Artha, P, J., Guchi, H. dan Marbun, P. 2013. Efektivitas Aspergillus niger dan
penicillium sp. Dalam meningkatkan ketersediaan fosfat dan pertumbuhan
tanaman jagung pada tanah andisol. Jurnal Online Agroekoteknologi 1 (4):
1277-1287.
Gandjar, I., Sjamsuridzal, W. dan Oetari, A. 2006. Mikologi : Dasar dan Terapan.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hogg, S. 2013. Essentials Microbiology 2nd edition. John Wiley and Sons, New
Jersey.
Kasrina., Irawati, S. dan Jayanti, W. E. 2012. Ragam jenis mikroalga di air rawa
kelurahan bentiring permai Kota Bengkulu sebagai alternatif sumber belajar
biologi SMA. Jurnal Exacta 10 (1): 36-44.
Ward, H. B., dan Whipple, G. C. 1959. Fresh Water Biology. John Wiley and
Sons, New York.