Anda di halaman 1dari 15

Pengamatan

kapang
kontaminan
pada makanan
OLEH :

Kelompok 1 OFF C 2016

BERTHODY

DITA

LIA

NANDA

RIZA
Tujuan

Untuk mengenal beberapa macam jamur yang


mengontaminasi makanan
Dasar teori
Kapang merupakan suatu mikroba, bersifat heterotrof, hidupnya secara saprofit atau parasit pada organisme
lain. Kapang tumbuh di berbagai substrat, terutama mengandung karbohidrat dan juga dapat survive pada
kondisi asam (Traquair, 2000 dalam Hapsari, dkk 2003).
jamur dapat dijumpai di tempat teduh, tempat yang lembab atau tempat di mana daun atau vegetasi
lainnya membusuk. Faktor eksternalnya memenuhi seperti kelembapan, oksigen, dan bahan organik yang
ada.
Kapang memiliki ukuran yang lebih besar daripada bakteri, termasuk organisme
multiseluler (bersel banyak) yang berukuran mulai dari mikroskopis sampai makroskopis
dan memiliki bentuk seperti benang-benang. Tumbuh dengan berbagai warna: merah atau
jingga, hitam kebiruan, abu-abu yang ditentukan oleh perbedaan warna sporanya.
Ketika kapang terganggu, mereka merilis sel-sel kecil yang disebut spora ke udara disekitarnya.
kapang memiliki struktur eukariotik (memiliki selaput inti) serta mempunyai dinding sel
yang kaku.
Kapang adalah mikroba yang berbentuk filamen, terdiri dari benang-benang halus yang
disebut hifa. Kumpulan hifa membentuk massa yang disebut miselium sehingga kapang
dapat dilihat oleh mata tanpa menggunakan mikroskop.
Kapang tumbuh dengan memanjangkan bagian ujung hifa yang dikenal sebagai
pertumbuhan apikal atau pada tengah hifa yang disebut pertumbuhan interkalar.
Contoh miselium yang berwarna putih adalah kapang yang tumbuh pada tempe. Warna putih
yang biasa kita lihat tidak lain adalah miselium.
kapang juga dapat memberikan keuntungan bagi manusia dan juga dapat merugikan.
merugikan salah satunya adalah penyebab kerusakan produk pangan.
Menguntungkan adalah bakteri yang dibutuhkan dalam pemeraman keju Roquefert dan dalam
produksi kecap atau tempe.
Selain itu beberapa jenis kapang menghasilkan antibiotik yang disebut penisilin. Kapang yang
paling sering ditemukan pada daging dan unggas adalah Alternaria, Aspergillus, Botrytis,
Cladosporium, Fusarium, Geotrichum, Monilia, Manoscus, Mortierella, Mucor, Neurospora,
Oidium, Oosproa, Penicillium, Rhizopus dan Thamnidium.
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
◦ Mikroskop ◦ Makanan yang telah terkontaminasi oleh jamur
◦ Jarum inokulasi ujung lurus ◦ Alcohol 70%
◦ Lampu spirtus
◦ Larutan lactophenol
◦ Kaca benda
◦ Kaca penutup
◦ Pipet
CARA KERJA
DATA PENGAMATAN
Analisis
Pada pengamatan kapang kontaminan makanan dari nasi busuk sebagai koloni 1 dan agar – agar
berjamur sebagai koloni 2,pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 X
10 dengan penambahan warna lactophenol.
Dari hasil pengamatan koloni 1 yaitu nasi busuk memiliki warna hitam, setelah di amati dibawah
mikroskop terdapat miselium berukuran panjang,sifat koloni seperti kapas,jumlah koloni banyak,
tidak memiliki sekat hifa dan juga memiliki spora dengan bentuk oval.
Sedangkan pada koloni 2 yaitu agar – agar berjamur memiliki warna hitam, setelah diamati
dibawah mikroskop terdapat miselium yang panjang,memiliki sifat koloni seperti kapas,jumlah
koloni banyak dan juga terdapat spora yang berbentuk bulat.
Dari hasil pengamatan koloni 1 dan koloni 2 dapat di simpulkan awal dengan melihat ciri- ciri
yang terdapat pada koloni 1 dan koloni 2 bahwasannya koloni 1 tergolong genus botrytis dan
koloni 2 tergolong genus aspergillus.
Pembahasan

Praktikum pengamatan morfologi kapang dimana digunakan kapang dari makanan nasi yang
berjamur dan agar-agar yang berjamur. Pada nasi yang sudah didiamkan beberapa hari , membentuk
kapang diamana saat diidentifikasi termasuk jenis Botrytis sp.
Pada praktikum ini kapang jenis Botrytis sp memiliki warna morfologi koloni berwarna hitam yang
jumlah koloni tersebut banyak. Pada Botrytis sp memiliki miselium yang berbentuk panjang .
Botrytis sp tidak memiliki hifa dan memiliki spora yang berbentuk oval. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ellis dkk (2007) bahwa Botrytis sp memiliki miselium yang berwarna putih dan bersekat ,
dan memiliki konidia (spora aseksual) hyaline abu-abu bersel satu seperti telur (berbentuk oval)
bergerombol dan menghasilkan skerotia hitam.
Sifat dari Botrytis sp ini sendiri yaknibparasit yang menyebabkan mold abu-abu pada sporofit.
Botrytis sp termasuk ke dalam kelas fungi imperficti atau Deuteromycetes yang dapat berkembang
biak secara aseksual dengan cara fragmentasi dan menghasilkan konidi (spora aseksual) .
Pada pengamatan ke dua yakni agar-agar yang sudah terkontaminasi didapat jenis kapang
Aspergillus sp. Kapang jenis Aspergillus sp.tergolong ke dalam filum Ascomycota yang tergolong
dalam fungi tingkat tinggi.
Secara mikroskopis Aspergillus sp. memiliki hifa bersekat (monocytic), namun pad pengamatan
sekat hifa yang diamati tidak jelas terlihat. Sehingga praktikan menyimpulkan bahwa tidak
ditemukan hifa pada jenis kapang Aspergillus sp.
 Aspergillus sp mempunyai spora aseksual yang tidak berada dalam sporangium yang disebut
konidiospora/konidia. Secara umum badan kapang Aspergillus sp. ditopang oleh struktur batang
yang disebut dengan konidiofor. Struktur tersebut memiliki ujung melebar yang disebut dengan
vesikel. Pada vesikel tersebut dapat tumbuh sejumlah hifa. Hifa yang mengandung konidiaspora
disebut fialid (phialide), namun terdapat pula hifa yang menunjang fialid yang disebut metula
(metulae).
 Aspergillus sp. yang memiliki metula disebut sebagai bentuk biseriate, sedangkan yang tidak
memiliki metula disebut sebagai bentuk uniseriate (Ellis dkk. 2007: 8). Pada pengamatan
tersebut juga didapat jumlah koloni Aspergillus sp yang banyak , memiliki miselium yang
panjang . Bentuk spora pada Aspergillus sp berbentuk bulat
Pada pengamatan kapang agar-agar ini didapat warna hitam pada koloni kapang hal ini sesuai
dengan pernyataan Gandjar (1992: 30) bahwa secara makroskopis kapang jenis Aspergillus sp.
memiliki warna koloni hitam, hijau, kuning, kuning-coklat, coklat, atau putih. Teksturnya tampak
seperti butiran tepung (powdery). Kapang Aspergillus sp. memiliki growing zone, beberapa
memiliki zonasi dan beberapa tidak, memiliki, exudate drops, dan radial furrow.
Gambar 2. Morfologi mikroskopis Aspergillus sp.
[Sumber: Ellis dkk. 2007: 8]
KESIMPULAN

1.Pada koloni 1 terdapat genus Botrytis , jamur tersebut berasal dari nasi berwarna hitam. Pada
jamur tersebut terdapat miselium,tidak terdapat sekat hifa,terdapat spora dan bentuk sporanya
oval .
2. Pada koloni 2 terdapat genus Aspergillus, jamur tersebut berasal dari agar. Pada jamur terdapat
miselium,tidak memiliki sekat hifa,spora dan bentuk sporanya bulat.

Anda mungkin juga menyukai