Anda di halaman 1dari 30

CHAPTER DESIGN, LESSON DESIGN DAN UKBM

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pembelajaran Biologi Abad 21


yang diampu oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D & Deny Setiawan, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 5 Offering AAA
Jefti Salma Pratiwi (160341606087)

Lia Damayanti ( 160341606027)

Nanda Choirun Nisa (160341606088)

Rizalatul hasanah (160341606040)

Zaha Husnul K (160341606074)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

Oktober 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Chapter Design, Lesson Design Dan Ukbm” sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan
Bapak Deny Setiawan, M.Pd selaku dosen pembina mata kuliah Pengembangan Biologi Abad
21. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan juga sumber belajar mengajar di
dalam perkuliahan.
Penulis mengakui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami sebagi penulis berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, Oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Suatu proses pembelajaran akan menimbulkan interaksi antara siswa dengan guru atau
siswa dengan lingkungan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sebelum
terjadi nya proses pembelajaran diperlukan persiapan supaya pembelajaran tersebut
mencapai tujuan yang diinginkan, untuk dapat mencapai tujuan tersebut di perlukan kualitas
pendidikan yang harus memadai yang meliputi kompetensi guru dan sarana prasarana.
Perbaikan mutu dan kualitas pendidikan perlu di lakukan untuk meningkatkan pendidikan
di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional tersebut pada tahun
2005 pemerintah telah memiliki payung hukum dalam peningkatan mutu pendidikan dengan
mengeluarkan Undang-undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan
Pemerintah No 19 Tahun 2005. Adapun jenis-jenis kompetensi yang dimaksud pada
Undang-undang tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Dalam meningkatkan jenis- jenis kompetensi tersebut saat ini dikenal dengan istilah
lesson study. Lesson study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Liptak cited in Lewis,
2002). Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do
(melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson study
merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous
improvement). Dalam kegiatan Plan di dalam lesson study meliputi pembuatan chapter
design, lesson design dan sumber belajar. Hal ini bertujuan supaya dalam kegiatan
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran lebih mudah dan terarah sehingga tujuan
pembelajaran dapat di capai.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.1 Apa definisi dari Chapter design, lesson design, dan UKBM?
1.2 Apa saja komponen yang terdapat didalam Chapter design, lesson design, dan
UKBM?
1.3 Bagaimana cara membuat Chapter design, lesson design, dan UKBM yang baik
beserta contoh?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.1 Definisi dari Chapter design, lesson design, dan UKBM.
1.2 Komponen yang terdapat didalam Chapter design, lesson design, dan UKBM.
1.3 Cara membuat Chapter design, lesson design, dan UKBM yang baik beserta contoh.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Chapter Design


Chapter design merupakan sebuah pemetaan tentang materi pada suatu bab . Tujuan
dari dibuatnya chapter design yakni mengkonkritkan materi dengan cara membahas yang
sebenarnya esensi yang akan kita berikan atau yang dipelajari siswa pada setiap pertemuan
dalam bab tersebut. Komponen dalam chapter design yakni materi non esensial dan esensial .
Materi esensial adalah materi yang akan diajarkan kepada siswa sedangkan materi non esensial
yang tidak diajarkan kepada siswa karena dapat dipelajari sendiri oleh siswa. Ada beberapa
prinsip dala pembuatan chapter design. Prinsip pembuatan chapter design menurut Indah (2018)
sebagai berikut :

1. Membuat Peta Pikiran (Mind Map) yang tidak hanya sekedar memetakan semua materi
dalam bab tersebut, melainkan pemahaman kita terhadap semua materi (memaknai
materi) dan saling keterkaitannya.
2. Mindset kita ketika membuat Chapter Design adalah sebagai seorang guru/dosen.
3. Jangan buru-buru membahas bagaimana cara mengajarkannya, tetapi fokus pada
pembahasan materi.
4. Kita harus bisa menganalisis, mana materi ajar yang berupa konsep esensial (perlu
difasilitasi belajarnya) dan mana materi ajar yang sifatnya informasi saja (cukup
membaca dan menghafal).
Untuk membuat chapter design ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah
pembuatan chapter design sebagai berikut :

1. Tuliskan judul bab di tengah lembaran kertas manila untuk mengawalinya. Misal materi
SEL
2. Pikirkan hal-hal penting apa yang perlu dikuasai siswa sebelum dan sesudah belajar bab
ini. Kita juga perlu mengetahui dan mempertimbangkan pengetahuan yang sudah
diperoleh siswa dari kelas maupun jenjang sebelumnya serta apa yang mereka butuhkan
di tingkat dan jenjang berikutnya.
3. Buat cabang satu persatu untuk setiap konsep penting dan terus bahas sampai pada
esensi konsepnya.
4. Setiap cabang dan anak cabang sebisanya hanya menggunakan 1 (satu) kata kunci saja.
5. Pikirkan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya di dalam bab.
6. Pertimbangkan urutan belajar yang paling mudah untuk siswa dan alokasi pertemuan
untuk bab tersebut.
7. Pilih materi yang mana yang akan digunakan untuk open-class

2.2 Lesson Design


Lesson design merupakan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada saat pembelajaran
berlangsung. Lesson design yang disusun mempertimbangkan model/metode ajar yang akan
digunakan dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Perencanaan diawali dengan
kegiatan menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan yang mungkin
akan dihadapi selama pembelajaran. Analisis dan identifikasi meliputi tujuan akhir
pembelajaran yang ingin dicapai, cara mengajarkannya, bagaimana mensiasati kekurangan
fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya. Sehingga dapat diketahui berbagai kondisi nyata
yang akan digunakan untuk kepentingan open lesson.

Tujuan pembuatan Lesson Design memformulasikan urutan proses belajar mualai dari
kegiatan awal, inti sampai evaluasi dan penutup. Dalam penyusunannya menggunakan pola
mundur, yakni dimulai dari menetapkan kemampuan akhir yang diharapkan dicapai oleh
seorang siswa yang dijadikan patokan untuk dibantu, yakni siswa yang biasanya mengalami
kesulitan.

Setelah melakukan identifikasi, selanjutnya secara bersama-sama mencari solusi untuk


memecahkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis
dan identifikasi tersebut menjadi pertimbangan dalam menyusun lesson design sehingga
menjadi sebuah perencanaan yang matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala
kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. ( Almujab,
S. 2018). Ada beberapa prinsip dalam menyusun Lesson Design. Prinsip dalam membuat
Lesson Design antara lain:

1. Lesson design menggambarkan alur pemanduan atau fasilitasi belajar yang dipikirkan
dan dirancang oleh guru untuk membantu belajar siswa. Dalam hal ini, guru mencoba
memerankan diri sebagai siswa dalam menyusun alur belajar tersebut.
2. Suatu lesson design diawali dengan menetapkan tujuan pelajaran, dari sisi guru dan sisi
siswa. Dari sisi guru tujuan dirumuskan dalam tiga unsur utama, yakni matari/konsep,
cara/pengalaman belajar, dan cara mengevaluasi.
3. Semenara tujuan belajar yang dinginkan siswa berupa sebuah pengungkapan
pengalaman yang sesuai dengan pemahaman atau keterampilan tertentu. Misal bisa
memasang rangkaian sampai menyala, memahami beda seri dan paralel, dll. Yang
dIungkapkan secara mudah dengan bahasa siswa.
Dalam membuat lesson design ada beberapa tahapan yang harus dilakukan Tahapan
menyusun lesson design antara lain:

1. Membuat 6 kotak (2 x 3) dalam segi 4 pada bagian tengah kertas manila


2. Pilih salah satu siswa/mahasiswa yang akan dibantu karena sering mengalami kesulitan,
gambar wajahnya sedang bersedih, karena dia sering kesulitan apa, mengatakan apa,
bosan misalnya.
3. Tuliskan tujuan pelajaran dari guru, yang berisikan unsur materi cara dan evaluasinya
(bahasa guru). Dapat membuat ringkasan dengan ditambah baterai, melalui percobaan,
dan menjelaskan di dalam kelompoknya.
4. Tuliskan tujuan siswa sebelah kanan dalam gambar siswa yang merasa senang karena
bisa/berhasil, dengan wajah tersenyum, misal: asyik ternyata saya bisa ......dst
5. Membuat garis bergelombang dengan tangan kiri, dimulai dari sudut kanan atas ke
sudut kiri bawah. Garis abstrak ini menggambarkan naik turunnya proses dan emosi
siswa dalam belajar.
6. Supaya dapat menunjukkan tujuan belajar siswa dicapai pada bagian penutup dilakukan
atau diberikan apa ya. Misalnya siswa siswa diminta mengerjakan apa secara sharing
berdua atau berkelompok.
7. Pada kegiatan inti siswa harus melakukan latihan atau percoabaan. Supaya bisa
melakukan eksperimen apa yang aharus disiapkan oleh guru.
8. Supaya muncul kemauan melakukan percobaan, pada kegiatan awal/apersepsi siswa
ditunjukkan atau diajak mengamati fenomena apa, misal: ada kipas yang bergerak cepat
dan ada yang lambat. Siswa berpikir alternatif supaya cepat caranya bagaiman ya...
9. Pada kegiatan belajar atau pengalaman belajar siswa dituliskan pada bawah garis
abstrak, sedagkan panduan atau fasilitasi guru di tulis pada bagian atas garis abstrak.

2.3 Unit Kegiatan Belajar Mandiri


1. Komponen/Perangkat Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)

Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) merupakan satuan pelajaran yang kecil
yang disusun secara berurutan dari yang mudah sampai ke yang sukar. Satuan
pelajaran tersebut merupakan pelabelan penguasaan belajar peserta didik terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang disusun menjadi unit-unit kegiatan belajar
berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (Pedoman Penyelenggaraan SKS Tahun
2017).
“Perangkat” merupakan komponen kurikulum yang dirakit menjadi alat belajar
peserta didik. Komponen utama Kurikulum 2013 adalah Buku Teks Pelajaran atau
BTP (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana
telah diubah pertama dengan PP 32 Tahun 2013 dan kedua dengan PP 13 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 77O). Pengembangan UKBM tidak dapat
dilakukan tanpa adanya BTP. Untuk itu, sebelum menyusun UKBM, perlu
menentukan terlebih dahulu BTP-nya (silahkan membaca Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku
Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan menengah,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2015 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013
Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk
Digunakan dalam Pembelajaran, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan
Pendidikan).
Isi UKBM mengutamakan pemberian stimulus belajar yang memungkinkan
tumbuhnya kemandirian dan pengalaman peserta didik untuk terlibat secara aktif
dalam penguasaan kompetensi secara utuh melalui pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student active) yang mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higer Order Thinking Skills/HOTS), kecakapan hidup Abad 21 seperti berpikir kritis,
bertindak kreatif, bekerja sama, dan berkomunikasi, serta pembudayaan literasi, dan
PPK.
2. Komponen Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Komponen pengembangan UKBM meliputi sebagai berikut.
a. Buku Teks Pelajaran (BTP) sebagai sumber belajar utama yang dapat diperkaya
dengan sumber-sumber yang lebih actual dan relevan lainnya.
b. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
c. Tugas dan pengalaman belajar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
d. Alat evaluasi diri.
3. Karakteristik Unit Kegiatan Belajar Mandiri
Karakteristik UKBM sebagai berikut.
a. Berbasis KD.
b. Kelanjutan/pengembangan terhadap penguasaan BTP.
c. Dapat mengukur ketuntasan/pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran.
d. Bentuk kegiatan pembelajarannya berpusat pada peserta didik (student active)
dengan menggunakan berbagai model dan/atau metode pembelajaran dengan
pendekatan saintifik (berbasis proses keilmuan) maupun pendekatan lain yang
relevan.
e. Memanfaatan teknologi pembelajaran sesuai dengan konsep dan prinsip Techno-
Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
f. Kegiatan pembelajarannya yang mendidik dan dialogis yang bermuara pada
berkembangnya kecakapan hidup Abad 21 atau dikenal dengan 4C (critical
thinking, creativity, collaboration, communication) atau berpikir kritis, bertindak
kreatif, bekerjasama, dan berkomunikasi, tumbuhnya Higher Order Thinking Skills
(HOTS) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KeBiTT), serta berkarakter.
Pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (KeBiTT) tersebut tidak boleh dilepaskan dari pengembangan
Lower Order Thinking Skills (LOTS) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah
(KeBiTR). Untuk itu, seluruh proses berpikir harus dikembangkan dalam satu
kesatuan proses psikologis-pedagogis secara utuh.
g. Bersifat terapan pada tingkat berpikir analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6).
h. Dapat mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya sebagai pembelajar cepat, normal, dan lambat.
i. Suasana dan proses kegiatan pembelajaran merupakan kondisi yang menentukan
keberhasilan UKBM, untuk itu pembelajarannya harus dirancang secara menarik,
dinamis, merangsang, menginspirasi, sekaligus meyakinkan peserta didik bahwa
kompetensi yang sedang dipelajari dapat dikuasai dengan mudah, sederhana dan
bermakna untuk kehidupannya.
j. Penampilan UKBM menarik minat belajar peserta didik.
4. Prinsip Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Prinsip UKBM sebagai berikut.
a. Matery learning (pembelajaran tuntas). UKBM harus mengutamakan prinsip
ketuntasan belajar secara individual yang mempersyaratkan peserta didik
menguasai secara tuntas seluruh KI dan KD mata pelajaran sesuai dengan tingkat
kecepatan belajar peserta didik, yaitu pembelajar cepat, normal, maupun lambat.
b. Proses belajar dan pembelajaran berlangsung secara interaktif yang
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk membangun sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta karakter melalui tranformasi pengalaman belajar melalui
pembelajaran tatap muka, terstruktur, dan mandiri.
c. Berbasis KD yang digunakan untuk memfasilitasi peserta didik secara bertahap
berkelanjutan dalam mempelajari dan menguasai unit-unit pembelajaran dalam suatu
mata pelajaran. Dengan demikian, setiap peserta didik dapat belajar untuk menguasai
kompetensi sesuai dengan gaya dan kecepatan belajarnya.
d. Dirancang untuk dapat digunakan pada pembelajaran klasikal, pembelajaran
kelompok, pembelajaran individual dan/atau pembelajaran dalam jaringan
(daring/online) atau luar jaringan (luring/offline) sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik yang bervariasi.
e. Memuat tujuan pembelajaran untuk mencapai KD.
f. Mampu mengevaluasi ketercapaian KD. UKBM dikembangkan berbasis KD oleh
karena itu UKBM harus merepresentasikan pencapaian KD.
g. Setiap UKBM diakhiri dengan adanya penilaian formatif sebagai tanda
berlanjutnya ke UKBM berikutnya (silahkan membaca naskah Panduan
Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh Dit. PSMA Kemendikbud, Tahun 2017.

h. Bersifat Komunikatif sehingga peserta didik dapat berinteraksi dengan UKBM baik
secara individu maupun kelompok.
i. Berbasis kegiatan, pengembangan UKBM pada prinsipnya memberikan layanan
utuh pembelajaran kepada peserta didik secara individu dan dapat dipelajari secara
mandiri (atas prakarsa sendiri).
A. Bersifat hangat, cerdas, dan ramah. Hangat karena UKBM harus menarik minat
peserta didik untuk belajar, membangun rasa penasaran, dan terbuka. Cerdas karena
UKBM harus mencerdaskan peserta didik, fokus pembelajarannya jelas,
aktivitasnya jelas, dan tujuan belajarnya jelas. Ramah karena UKBM bahasanya
harus mudah dipahami, selalu menyisakan pertanyaan untuk ditindak lanjuti peserta
didik.
5. Cara Membuat UKBM
1. Alur Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Alur pengembangan UKBM dapat Anda ikuti pada Gambar 3.1 berikut.

PROSEM
PEMETAAN KD PROTA
SILABUS

PENGEMBANGAN PENGKODEAN PENENTUAN


PENYUSUNAN RPP
UKBM UKBM JUMLAH UKBM

PENILAIAN HASIL
IMPLEMENTASI
PENILAIAN UKBM
BELAJAR BERBASIS
UKBM UKBM

Gambar 3.1 Alur Pengembangan UKBM

Keterangan Gambar 3.1 sebagai berikut.


a. Pemetaan KD
dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1) Memetakan KD atau mengatur linierisasi/kerunutan pasangan KD setiap mata
pelajaran. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP) dan
PPKn memuat pasangan KD pada KI 1, KD pada KI 2, KD pada KI 3, dan KD
pada KI 4, sedang selain mata pelajaran tersebut pasangan KD pada KI 3, dan
KD pada KI 4 .
2) Menata urutan logis (logical sequence) KD-KD setiap mata pelajaran agar
memudahkan dalam pengembangan UKBM.
3) Menghitung jumlah pasangan KD setiap mata pelajaran pada semester 1, 2, 3, 4,
5, dan 6.
Perlu diingat bahwa pemetaan KD harus sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (Anda bisa melihat pada Lampiran 1
dalam naskah ini).
b. Program Tahunan/Prota dan Program Semester/Prosem.
Prota minimal memuat pasangan KD hasil dari pemetaan KD, materi pokok,
materi pembelajaran dan alokasi waktu. Perincian dari program tahunan selama
satu semester adalah prosem yaitu memuat pasangan KD, materi pokok, materi
pembelajaran, perkiraan jumlah pertemuan berdasarkan jumlah pekan efektif
pada semester berjalan, alokasi waktu sesuai dengan perencanaan program
tahunan, dan rincian penyajian materi setiap mata pelajaran setiap minggu setiap
bulan dalam satu semester berjalan. Masing- masing komponen program tahunan
dan program semester dapat Anda lihat pada Lampiran 2 pada naskah ini.
c. Penyusunan Silabus.
Silabus disusun berdasarkan perencanaan yang tertuang pada prota dan prosem.
Komponen silabus mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
minimal memuat identitas sekolah, identitas mata pelajaran, KI (perumusan KI
mengutib dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia).

Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi), KD (pasangan KD merujuk pada


Permendibud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Isi dan Kompetensi
Dasar), materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Contoh silabus dapat Anda lihat pada Lampiran 3 pada naskah ini.

d. Penentuan Jumlah UKBM

melalui langkah sebagai berikut.

1) Mengitung jumlah pasangan KD setiap mata pelajaran setiap semester.

2) Menghitung jumlah RPP berdasarkan jumlah pasang KD dan kompleksitas


materi pembelajaran pada KD, yaitu (1) satu pasang KD satu RPP, KD yang
demikian merupakan KD “standar/normal”; (2) dua pasang KD satu RPP, KD
yang demikian merupakan KD “kurus”; dan (3) satu pasang KD beberapa RPP,
KD demikian merupakan KD “gemuk”.

3) Menghitung jumlah pekan efektif setiap semester sesuai Strukt.ur Kurikulum


2013, yaitu semester 1 sampai dengan 5 sebanyak 18 minggu dan semester 6
sebanyak 14 minggu. Apabila setiap pekan/minggu satu UKBM, maka jumlah
UKBM pada semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 masing-masing 18 UKBM, 18 UKBM,
18 UKBM, 18 UKBM, 18 UKBM, dan 14 UKBM. Jumlah ini bisa kurang atau
lebih sesuai dengan tingkat kompleksitas materi pembelajaran yang terdapat
pada KD tersebut. Jumlah UKBM pada beberapa mata pelajaran dapat Anda lihat
pada Lampiran 4 pada naskah ini.

e. Pengkodean UKBM.

Setelah menentukan jumlah UKBM setiap mata pelajaran pada semester 1, 2, 3, 4, 5,


dan 6 langkah selanjutnya adalah memberi kode UKBM. Pengkodean ini penting
untuk pengorganisasian UKBM dalam pembelajaran. Kode UKBM melibatkan
singkatan nama mata pelajaran, nomenklatur pasangan KD, letak semester
kurikulum, kode/urutan RPP, dan urutan UKBM (jika dalam satu pasang KD atau
satu RPP terdiri lebih dari satu UKBM). Pengkodean UKBM pada beberapa mata
pelajaran dapat Anda lihat pada Lampiran 5 pada naskah ini.

f. Pengembangan UKBM.

Pengembangan UKBM dilakukan setelah langkah No. 1 sampai dengan 5 telah


dilalui dengan baik. UKBM dikembangkan berdasarkan RPP yang telah Anda susun.
Contoh RPP dan UKBM pada beberapa mata pelajaran dapat Anda lihat pada
Lampiran 6 pada naskah ini.

g. Penilaian UKBM.

Untuk memastikan bahwa UKBM yang dikembangkan telah memenuhi karakteristik


dan prinsip pengembangan UKBM maka perlu adanya penilaian UKBM dengan
menggunakan lembar telaah UKBM yang dapat Anda lihat pada Lampiran 7 pada
naskah ini.

h. Implementasi UKBM.

Implementasi UKBM dapat berjalan dengan baik apabila UKBM yang


dikembangkan memenuhi kriteria UKBM sebagaimana dimaksudkan pada lembar
telaah UKBM. UKBM dapat terlaksana dengan baik juga karena manajemen
kelasnya yang baik. Tahapan implementasi UKBM dapat Anda ikuti pada bagian
berikutnya.

i. Penilaian Hasil Belajar Berbasis UKBM.


Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi layanan utuh pembelajaran melalui
UKBM maka dilakukan penilaian. Penilaian dilaksanakan untuk setiap UKBM. Hasil
penilaian digunakan sebagai pertimbangan untuk melanjutkan ke UKBM berikutnya.
Bagi peserta diidk yang belum memenuhi ketuntasan belajar maka harus mengikuti
remediasi, dan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan dapat melanjutkan
ke UKBM berikutnya, sedangkan bagi yang melebihi ketuntasan minimal dapat
melanjutkan ke UKBM berikutnya dan berhak mendapatkan layanan pengayaan
sebagaimana dimaksudkan pada Panduan Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017.

6. Pengembangan Empat Macam Model Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)

Pengembangan UKBM merupakan pengembangan unit-unit utuh paket belajar


individu yang dapat dipelajari secara mandiri, dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
a. Paket Bahan Ajar Modular yang dapat dipelajari secara mandiri dan/atau dengan
arahan guru.
b. Buku Teks Pelajaran (BTP) yang dilengkapi dengan Buku Kerja yang harus
disusun sebagai panduan belajar peserta didik yang berfungsi sebagai wahana
belajar mandiri yang mendukung penguasaan kompetensi yang sedang dipelajari.
c. Selain Buku Kerja juga dikembangkan Pedoman Guru yang berisi prosedur dan
teknik pengelolaan belajar dan pembelajaran (dapat Anda lihat pada Lampiran 9
dalam naskah ini).
d. Urutan UKBM mata pelajaran mengikuti urutan logis (logical sequence) KD-
KD dalam mata pelajaran.
e. Alur pengembangan UKBM mengikuti 4 (empat) model seperti gambar di bawah
ini.
1) Model UKBM I, yaitu Satu Pasangan KD, Satu RPP,
Pertemuan 1 Satu atau lebih U
RPP: rencana Kegiatan

Pertemuan, satu UKBM, ditunjukkan


tatap muka (dalam satu
pada gambar 3.2 berikut.
U U U K
Pertemuan 2

K K K B
Kegiatan terstruktur
B B
Pertemuan 3 B M
M M
Kegiatan Mandiri
Pertemuan n

RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP


1

Gambar 3.2 Model I Pengembangan UKBM


Keterangan Gambar 3.2.
a) Pengembangan UKBM harus dikaitkan dengan alokasi waktu dalam rangka
pencapaian kompetensi tertentu. Untuk itu, pengembangannya dirancang
mulai dari perencanaan Prota yang memuat rencana penetapan alokasi
waktu satu tahun pelajaran dalam rangka pencapaian KI dan KD
sebagaimana ditetapkan pada struktur Kurikulum 2013. Penentuan alokasi
waktu tersebut selain berdasarkan jumlah jam pelajaran pada struktur
kurikulum (semester kurikulum) juga mempertimbangkan tingkat kesulitan,
kedalaman, keluasan, dan esensial materi yang harus dikuasai oleh peserta
didik.
b) Program semester (Prosem) merupakan penjabaran Prota. Prosem berisikan
garis besar yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut
(ganjil atau genap). Pada Prosem hendaknya telah dilakukan urutan logis
(logical sequence) KD-KD dalam mata pelajaran beserta pembagian
waktunya. Prosem sekurang-kurangnya memuat materi pokok atau materi
pembelajaran, alokasi waktu termasuk waktu untuk penilaian dan waktu
cadangan, serta hal lain yang sekiranya diperlukan. Penentu alokasi waktu
ini harus memperhatikan beban belajar yang dinyatakan sebagai
keseluruhan muatan dan pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran sesuai dengan
struktur Kurikulum 2013. Komponen Prosem selanjutnya disajikan dalam
bentuk matrik yang dijabarkan dalam mingguan, bulanan pada semester
berlangsung.

c) Alokasi waktu yang telah ditentukan pada Prosem selanjutnya digunakan


sebagai acuan dalam penentuan jumlah pertemuan yang dirancang pada
RPP, misalnya alokasi waktu pasangan KD suatu mata pelajaran tertentu
dengan berbagai pertimbangan ditetapkan 4 jam pelajaran (JP), di mana
beban belajar tiap minggu yang harus diikuti peserta didik pada mata
pelajaran tersebut sesuai dengan struktur Kurikulum 2013 adalah 2 JP, maka
jumlah pertemuan pada RPP dari pasangan KD tersebut adalah 2 (dua) kali
pertemuan (pada RPP ditulis 2 JP x 2). Setiap pertemuan memerlukan satuan
waktu sebanyak 2 x 45 menit (90 menit) maka satuan waktu keseluruhan
adalah 4 x 45 menit (180 menit).

d) Setelah alokasi waktu dan jumlah pertemuan ditetapkan, langkah


selanjutnya adalah mengembangkan RPP. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses disebutkan bahwa RPP adalah rencana kegiatan
belajar tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sedangkan pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2014 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan
Menengah pada pasal 2 ayat (2) disebutkan bahwa beban belajar di Sekolah
Menengah Atas terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur,
dan kegiatan mandiri. Selanjutnya dalam Pasal 7 ayat (4) disebutkan
bahwa beban belajar kegiatan terstruktur dan beban belajar kegiatan mandiri
paling banyak 60% (enam puluh persen) dari waktu kegiatan tatap muka
yang bersangkutan. Untuk itu, proses belajar dan pembelajaran yang
dilaksanakan wajib melalui kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan
kegiatan mandiri sebagaimana dimaksudkan di atas.

e) Setelah RPP dikembangkan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan


UKBM. Berdasarkan contoh pada langkah (3) maka UKBM yang
dikembangkan sebanyak 1 (satu) UKBM untuk proses belajar dan
pembelajaran selama 180 menit yang terbagi ke dalam 2 (dua) kali
pertemuan, masing-masing pertemuan 90 menit. Dalam UKBM wajib
memandu belajar peserta didik minimal 40% waktu yang tersedia untuk
melaksanakan kegiatan tatap muka dan paling banyak 60% waktu yang
tersedia untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Jadi, misalnya 1 JP
satuan waktunya 45 menit, maka minimal 18 menit untuk kegiatan tatap
muka dan paling banyak 27 menit lainnya untuk kegiatan terstruktur dan
kegiatan mandiri. Untuk itu, jika 1 UKBM digunakan untuk proses belajar
dan pembelajaran selama 4 JP atau 180 menit, maka minimal 72 menit untuk
kegiatan tatap muka dan paling banyak 108 menit untuk kegiatan terstruktur
dan kegiatan mandiri. UKBM yang dikembangkan tersebut dapat disajikan
dalam bentuk Paket Bahan Ajar Moduler yang dapat dipelajari secara
mandiri dengan arahan guru, atau BTP yang dilengkapi dengan Buku Kerja
sebagai panduan belajar peserta didik untuk belajar mandiri untuk mencapai
penguasaan kompetensi pada pasangan KD tertentu dari mata pelajaran
tertentu.

f) Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah mengembangkan


RPP 1, mengembangkan UKBM 1, kemudian dengan cara yang sama maka
akan mengembangkan RPP 2, 3, dan seterusnya, dan mengembangkan
UKBM 2, 3, dan seterusnya. Dengan demikian, jumlah UKBM yang
dikembangkan mengikuti jumlah RPP tanpa memperhatikan jumlah
pertemuan pada RPP. Jadi, satu pasangan KD, satu RPP, satu atau lebih
pertemuan, satu UKBM.

2) Model UKBM II, yaitu Satu Pasangan KD, satu RPP, Satu atau lebih
Pertemuan, Satu atau lebih UKBM (jumlah UKBM mengikuti jumlah
pertemuan yang ada pada RPP), ditunjukkan oleh Gambar 3.3 berikut.

Pertemuan 1 UKBM 1
RPP: rencana Kegiatan

tatap muka (dalam satu


Pertemuan 3
UKBM 2
Kegiatan terstruktur
RPP
Pertemuan 3
UKBM 3
Kegiatan Mandiri
Pertemuan n
UKBM n
RPP 1
RPP 1

Gambar 3.3 Model II Pengembangan UKBM

Keterangan Gambar 3.3:


a) Ikuti langkah (1) sampai dengan (4) pada alur pengembangan UKBM model I,
ketentuan lain mengenai UKBM sama dengan model I.
b) Gunakan contoh pada langkah (5) dari alur pengembangan UKBM model
pertama, maka UKBM yang dikembangkan pada model II ini sebanyak 2 (dua)
UKBM untuk proses belajar dan pembelajaran selama 180 menit yang terbagi ke
dalam 2 (dua) kali pertemuan masing-masing pertemuan 90 menit. Jadi, satu
pertemuan satu UKBM.
c) Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah dikembangkan RPP 1
yang terdiri dari misal 3 (tiga) kali pertemuan, maka akan dikembangkan
UKBM1, UKBM 2, dan UKBM 3. Untuk RPP 2, 3 dan seterusnya akan
dikembangkan UKBM-UKBM sesuai dengan jumlah pertemuan pada masing-
masing RPP tersebut. Dengan demikian, jumlah UKBM yang dikembangkan
mengikuti jumlah petemuan yang ada pada RPP. Jadi satu pasangan KD, satu
RPP, satu atau lebih pertemuan, satu atau lebih UKBM.
3) Model UKBM III, yaitu Beberapa Pasang KD dalam Satu RPP, Satu atau
lebih Pertemuan, Satu UKB, ditunjukkan pada Gambar 3.4 berikut. Gambar
3.4. Model III Pengembangan UKBM

U
Pertemuan
Kegiatan 1 U
Mandiri U U K
Pertemuan
Kegiatan 2 K
terstruktur
B
K K
Pertemuan B
Kegiatan 3 B
tatap B
Pertemuan
n

RPP RPP RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP n


1 1
Gambar 3.4. Model III Pengembangan UKBM

Keterangan Gambar 3.4.


a) Ikuti langkah (1), (3), dan (4) pada alur pengembangan UKBM model I,
ketentuan lain mengenai UKBM sama dengan model I. Sedangkan langkah
(2) berbeda dengan model I dan II. Pada model III ini saat penyusunan
Prosem, pasangan KD telah dikelompokkan berdasarkan kesesuaian atau
kedekatan materi yang terdapat pada pasangan-pasangan KD. Ada
kemungkinan materi yang terdapat pada pasangan KD tertentu merupakan
kelompok materi yang sama dengan pasangan KD lain sehingga akan lebih
baik jika disatukan dalam RPP yang sama. Untuk itu, RPP akan berisi lebih
dari satu pasangan KD.
b) Gunakan contoh pada langkah (3) dari alur pengembangan UKBM model
I, maka UKBM yang dikembangkan pada model ketiga ini sebanyak 1
(satu) UKBM untuk proses belajar dan pembelajaran selama 270 menit
yang terbagi ke dalam 3 (tiga) kali pertemuan masing-masing pertemuan 90
menit.
c) Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah mengembangkan
RPP 1 yang berisi lebih dari 1 (satu) pasangan KD yang terdiri dari 3 (tiga)
kali pertemuan, maka akan dikembangkan sebanyak 1 (satu) UKBM. Jadi,
lebih dari satu pasangan KD, satu RPP, lebih dari satu pertemuan, satu
UKBM.
4) Model UKB IV, yaitu Lebih dari Satu Pasang KD, satu RPP, lebih dari
satu pertemuan, Lebih dari satu UKBM (jumlah UKBM menyesuaikan
dengan jumlah pertemuan pada RPP), ditunjukkan pada Gambar 3.5 berikut.

RPP RPP
1 1

UKBM
Pertemua 1
n
Kegiata
n UKBM RP
Pertemua
n 2 P
Kegiata
n
Pertemua UKB
Kegiatan n 3
tatap
Pertemua UKB
n
n
Gambar 3.5. Model IV Pengembangan UKBM

Keterangan Gambar 3.5.


a) Ikuti langkah (1) pada model ketiga.
b) Gunakan contoh pada langkah (3) dari alur pengembangan UKBM model
I, tetapi dengan alokasi waktu lebih banyak, misalnya 270 menit, maka
UKBM yang dikembangkan pada model IV ini sebanyak 3 (tiga) UKBM
untuk proses belajar dan pembelajaran selama 270 menit yang terbagi ke
dalam 3 (tiga) kali pertemuan masing-masing pertemuan 90 menit.
c) Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah mengembangkan
RPP 1 yang berisi lebih dari 1 (satu) pasang KD yang terdiri dari 3 (tiga)
pertemuan, maka akan dikembangkan sebanyak 3 (tiga) UKBM. Jadi, lebih
dari satu pasang KD, satu RPP, lebih dari satu pertemuan, lebih dari
satu UKBM.

3. Tahapan Implementasi Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)

Tahapan implementasi UKBM seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.6 berikut.

Panduan Rancangan
Penyelenggaraan Pembelajaran/Renca
Dokumen Utama
SKS, Panduan na Pelaksanaan
Kurikulum: BTP Pembelajaran Tunas Pembelajaran (RPP)

Pengembangan
UKBM Uji Coba UKBM Revisi UKBM

Penerapan UKBM
Secara Adapatif
Hasil Revisi UKBM
Gambar 3.6 Tahapan Implemenatsi UKBM
Penjelasan Gambar 3.6 tentang mekanisme penyusunan UKBM.
a. Komponen utama kurikulum yang harus digunakan sebagai acuan
dalam menyusun dan mengembangkan UKBM yang selanjutnya
digunakan sebagai media belajar peserta didik adalah Buku Teks
Pelajaran (BTP) yang ditetapkan oleh Pemerintah, Dinas
Pendidikan, atau penyelenggara pendidikan. BTP ini merupakan
sumber belajar utama yang selanjutnya diperluas dan/atau
diperdalam untuk memberikan pengalaman belajar peserta didik
melalui berbagai tugas dan kegiatan belajar. Jika pada mata
pelajaran tertentu tidak ada BTP, silahkan Anda mengembangkan
sendiri dan lampirkan pada UKBM.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP disusun sebagai
rancangan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran atau menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian belajar dan pembelajaran untuk
mencapai penguasaan kompetensi suatu KD melalui UKBM.
Dengan RPP guru dapat melaksanakan kegiatan belajar dan
pembelajaran lebih terarah dan berjalan lebih efektif dan efisien.
Penyusunan RPP mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses. RPP ini sebagai acuan dalam menyusun dan
mengembangkan UKBM. Contoh RPP sebagai acuan UKBM
ditunjukkan pada Lampiran 6. (Agar membaca juga naskah Model
Pengembangan RPP yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan
SMA Kemendikbud Tahun 2016).
c. Pengembangan UKBM mengacu kepada pedoman Penyelenggaraan
SKS 2017.
d. Uji coba UKBM merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui mutu dari hasil desain UKBM yang akan dilaksanakan.
Kegiatan ini untuk mengetahui efektivitas pencapaian tujuan
pembelajaran sesuai dengan desain UKBM agar dapat dibuktikan
dan diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah.
Kegiatan ini untuk mengetahui mutu UKBM sebelum secara
konsisten digunakan sebagai sarana belajar peserta didik.
e. Revisi UKBM dilakukan apabila dalam penerapan UKBM terdapat
kekurangan. Dalam uji pemakaian UKBM, sebaiknya guru selalu
mengevaluasi kinerja dari UKBM tersebut.

f. Hasil revisi UKBM selanjutnya divalidasikan kepada ahli untuk


menghasilkan UKBM yang sesuai dengan karakteristik dan prinsip
UKBM sebagaimana dimaksudkan dalam naskah ini.
g. Penerapan UKBM secara adaptif. Setelah dilakukan revisi terhadap
kekurangan UKBM, maka UKBM dapat diterapkan secara kosisten
dalam pelaksanaan layanan utuh pembelajaran dengan SKS.

7. Pemanfaatan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)

Berikut adalah manfaat UKBM bagi peserta didik maupun guru yang
belajar dan mengajar dengan SKS.
a. Bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik UKBM dapat digunakan sebagai sarana untuk
berikut.
1) Belajar secara berurutan melalui UKBM-UKBM sesuai dengan
kecepatan penguasaannya dalam setiap satuan waktu jam
belajar.
2) Belajar mandiri menguasai kompetensi sesuai dengan
kecepatan penguasaan setiap UKBM atau belajar mandiri
melalui Paket Bahan Ajar Moduler atau BPT yang dilengkapi
dengan Buku Kerja.
3) Mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi sesuai
kemampuan/kecepatan belajarnya.
4) Menentukan beban belajar sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan/kecepatan belajarnya.
b. Bagi Guru
Dengan adanya UKBM maka guru dapat berikut.
1) Menekankan penguasaan kompetensi melalui pemberian tugas
belajar dengan menggunakan konteks pemandu awal sebagai
pemicu berpikir awal dan tugas-tugas belajar dalam bentuk
Buku Dinamika Belajar bebasis satu atau dua pasangan KD.
2) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik karena
pembelajarannya disajikan dalam bentuk unit-unit kecil
pembelajaran, sehingga memudahkan guru dalam menerapkan
pembelajaran tuntas (baca Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan SMA, Kemendikbud, Tahun 2017).
3) Mengatur urutan logis (logical sequence) KD-KD dalam mata
pelajaran beserta pembagian waktunya termasuk
mengelompokkan pasangan- pasangan KD yang memiliki
kedekatan dan kemiripan materi pembelajaran ke dalam UKBM
yang sama.
4) Mengatur Beban Belajar setiap UKBM secara proporsional
dengan jumlah KD total untuk setiap mata pelajaran.
5) Mengatur Beban Belajar sesuai dengan tugas belajar dan
pengalaman belajar yang dituntut untuk masing-masing KD
dengan mempertimbangkan urutan logis dalam mata pelajaran.
8. Pentunjuk Pengisian dan Sistematika Unit Kegiatan Belajar Mandiri

Berikut adalah petunjuk pengisian sesuai dengan komponen minimal


UKBM. Satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan
model lain tetapi tetap mengacu kepada karakteristik dan prinsip
pengembangan UKBM.

a. Petunjuk Pengisian Unit Kegiatan Belajar Mandiri

Agar UKBM yang akan Anda kembangkan hangat, cerdas, dan


ramah silahkan Anda ikuti petunjuk pengisian komponen minimal
UKBM seperti pada Tabel 3.1. Dan, perlu Anda ingat bahwa UKBM
yang akan Anda kembangkan harus relevan dengan RPP yang telah
disusun sebelumnya.
Tabel 3.1 Petunjuk Pengisian Komponen Minimal UKBM

No Keterangan/Petunjuk
Pengisian
1 Judul UKBM ditulis di bagian atas tengah, memuat hal-hal berikut.
a. Rumusan substansi dari KD pada KI 3 dan KD pada KI 4
(Pengetahuan dan Keterampilan); atau
b. Kata kerja perilaku dan esensi konten dari KD yang dimaksud
kemudian diubah menjadi rumusan pernyataan atau pertanyaan,
atau mengekstraksi dari materi pokok yang ada pada KD
pengetahuan
(misalnya semula Menganalisis dinamika demokrasi di Indonesia,
menjadi
Profil demokrasi Indonesia atau bentuk pertanyaan
Bagaimana profil demokrasi Indonesia?)
2 Identitas UKBM ditulis dengan lengkap, memuat hal-hal berikut.
a. Nama Mata Pelajaran (diisi dengan mata pelajaran)
b. Semester (diisi sesuai semester kurikulum yaitu 1,2,3,4,5 atau 6)
c. Kompetensi Dasar (dikutib dari Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016)
d. Materi Pokok (diambil dari KD pengetahuan pada RPP)
e. Alokasi Waktu (sesuai dengan perencanaan pada
prota/prosem/silabus/RPP)
f. Tujuan Pembelajaran (diambil dari RPP dengan mengubah kata “peserta
didik dapat/mampu…” diganti dengan sapaan “Kalian diminta
dapat/mampu……”)
g. Materi Pembelajaran (diambil dari RPP)
3 Peta Konsep: memuat garis besar cakupan materi pembelajaran
4 Proses belajar memuat hal-hal berikut.
a. Petunjuk umum penggunaan UKBM, memuat hal-hal berikut.
 Informasi tentang prosedur belajar (langkah-langkah kegiatan sesuai
dengan RPP) yang harus dilakukan peserta didik sesuai IPK dan konteks
belajar, kelanjutan/pengembangan terhadap penguasaan BTP.
 Sumber/media belajar yang wajib (minimal tiga sumber belajar) yang
relevan atau dapat digunakan untuk mengerjakan tugas dalam konteks
proses belajar selain BTP.
 Ancangan (langkah awal untuk mencapai tujuan) sebagai petunjuk teknis
untuk memperoleh sumber belajar beserta kriteria untuk memilih sumber
dan media yang paling relevan.
 Dorongan agar peserta didik TAHU, MAU, dan MAMPU melakukan
aktifitas “berpikir tinggi” karena mereka diberi informasi mengenai
maksud dan tujuan proses belajar pada UKBM.
b. Pendahuluan, memperhatikan hal-hal berikut.
 Konteks pemandu awal sebagai pemicu berpikir awal (advanced
organizer). Diupayakan pemandu awal ini mewadahi cakupan keseluruhan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik yang disajikan dalam bentuk
pertanyaan-pernyataan, fakta, melalui audio, video atau bentuk lain
disertai ilustrasi yang perlu dibuat sebagai konteks belajar hipotetis
dan/atau riil, atau kasus riil, atau kasus hipotetis yang secara psikologis
menantang peserta didik untuk bertanya dan menemukan jawabannya
melalui proses belajar dalam UKBM.
 Disajikan dalam bentuk kasus yang sangat menarik sebagai pembuka
pikiran peserta didik sebelum masuk kepada proses penguasaan
kompetensi. Ada baiknya jika pada kasus tersebut peserta didik diberi
kesempatan untuk menyelesaikannya (ada kegiatan untuk mencari solusi),
atau memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merenungkannya
dan akan ditindaklanjuti melalui kegiatan belajar inti (kegiatan belajar 1, 2,
3, dan seterusnya, dalam arti permasalahan yang diajukan memberikan
inspirasi untuk ditindaklanjuti pada kegiatan belajar 1, 2, 3, dan seterusnya.
 Ada benang merah antara kasus yang disajikan dengan kompetensi
yang sudah dikuasai peserta didik, sehingga inilah momen AHA
faktornya dari UKBM. Peserta didik merasa puas dengan fenomena
atau misteri yang dirangsang di awal tersebut ternyata ada jawabannya.
Dan, itulah salah satu kehebatan dari UKBM yang akan Anda
kembangkan.
c. Kegiatan Inti, memperhatikan hal-hal berikut.
o Kegiatan pembelajarannya harus dirancang menarik, dinamis,
merangsang, menginspirasi, sekaligus meyakinkan peserta didik bahwa
kompetensi yang sedang dipelajari dapat dikuasai dengan mudah,
sederhana dan bermakna untuk kehidupannya.
o Kegiatan pembelajarannya mendidik dan dialogis serta memiliki
dampak pengiring berupa proses pembentukan karakter (holistic
character building) sebagai wujud keterpaduan semua KI dan KD,
Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (KeBiTT), tumbuhnya kecakapan hidup Abad 21
(berpikir kritis, bertindak kreatif, berkolaborasi, dan berkomunikasi),
dan literate terhadap kompetensi yang harus dikuasinya, sehingga jika
dilakukan berkali-kali dengan skenario yang berbeda (supaya tidak
bosan) akan melekat dan menjadi kebiasaan akhirnya budaya kebaikan
akan terbentuk dari proses belajar melalui UKBM.
o Kegiatan pembelajarannya dapat mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai
pembelajar cepat, normal, dan lambat.
o Diselingi dengan kegiatan belajar bersama (Peer Instruction), tutor
sebaya agar terbiasa berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik.
o Peserta didik dirangsang untuk membuat kasus-kasus yang HOTS
untuk saling dibahas antar peserta didik dalam satu kelas atau antar
peserta didik lain kelas, atau antar peserta didik lain sekolah sehingga
belajar menjadi lebih hidup dan bermakna (guru, peserta didik dan
komunitas SMA menerapkan kecakapan hidup Abad 21 bersama-
sama).
o Disajikan dalam bentuk Kegiatan Belajar 1, 2, 3 dan seterusnya yang
menggambarkan proses belajar bertahap dan berlanjut, termasuk
memberikan tes formatif pada setiap kegiatan belajar.
d. Penutup, memuat hal-hal berikut.
o Pertanyaan yang bertujuan untuk menanyakan kembali permasalahan
yang diangkat pada bagian pemandu awal guna memastikan bahwa
penguasaan konsep mulai dari pemandu awal hingga kegiatan belajar
1. 2 3 dan seterusnya telah menjadi bagian dari pola berpikir sistematis
peserta didik.
o Refleksi diri: mengajak peserta didik untuk merefleksi kebermaknaan
materi pembelajaran bagi diri sendiri, mengukur posisi diri sendiri
dalam menguasasi materi pembelajaran (pencapaian IPK), dan lain-
lain, mencantumkan kriteria untuk menilai hasil belajar yang akan
digunakan oleh peserta didik untuk memberikan penilaian terhadap
hasil belajarnya sendiri (self-evaluation) disertai rubrik singkat.
o Peserta didik membuat refleksi menggunakan cara dan bahasanya
sendiri sebagai bagian dari pengakuan terhadap apa yang sudah
dikuasainya. Cara tersebut sekaligus sebagai latihan peserta didik untuk
menuangkan ekspresinya dan kerunutan cara menulis dan berpikir
(guru sekaligus membimbing setiap tulisan peserta didik). Poin ini
sekaligus bagian dari literasi komunikasi, menulis, dan berpikir runut,
singkat dan jelas.
o Penghargaan: memberikan penghargaan kepada peserta didik sebagai
pembelajara mandiri
o Petunjuk tindak lanjut: memberikan informasi yang harus dilakukan
peserta didik setelah menguasai materi pembelajaran pada UKBM satu
menuju UKBM berikutnya.

9. Keterkaitan Antara RPP, BTP dan UKBM


UKBM dikembangkan berdasarkan RPP dan sebagai
perluasan/kelanjutan dari BTP. Ilustrasi keterkaitan RPP,
BTP dan UKBM Gambar 3.2 Ilustrasi Keterkaitan RPP,
BTP dan UKBM
RPP BTP

Identitas

UKBM
KD dan IPK

Tujuan Pembelajaran

Materi Pembelajaran
Identitas Proses
Media dan Sumber Belajar
Judul UKBM Peta Konsep
Langkah-langkah UKBM Belajar
Pembelajaran

Nama Mata Pelajaran a. Petunjuk umum penggunaan UKBM


Semester b. Pendahuluan (konteks pemandu
Kompetensi Dasar awal)
Materi Pokok Kegiat
Alokasi Waktu c. dst.. an Inti (kegiatan belajar 1, 2, 3,
Tujuan Pembelajaran d. Kegiatan Penutup (pengecekan pola
Materi Pembelajaran berpikir, refleksi diri, pengharaan,
petunjuk tindak lanjut)

Gambar 3.2 Ilustrasi Keterkaitan RPP, BTP dan UKBM

Keterangan Gambar 3.2


1) RPP merupakan perencanaan pembelajaran yang digunakan
sebagai pegangan guru dalam mengajar, sedangkan UKBM
merupakan paket belajar yang digunakan oleh peserta didik untuk
mengikuti proses belajar. Dalam pengembangan UKBM
menghindari kegiatan memindahkan BTP ke dalam UKBM.
UKBM dikembangkan sebagai memperluas pengalaman
belajar/kelanjutan dari BTP. Contoh RPP dan UKBM dapat Anda
lihat pada Lampiran 6 pada naskah ini.
2) Komponen UKBM diambil dari komponen RPP, seperti berikut.
a) Judul UKBM diambil dari substansi yang terdapat pada KD
pengetahuan dan keterampilan yang ada di RPP
b) Identitas UKBM meliputi Nama Mata Pelajaran, Semester,
Kompetensi Dasar, Materi Pokok, Alokasi Waktu, Tujuan
Pembelajaran, dan Materi Pembelajaran diambil dari RPP. Ada
perbedaan antara rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada
RPP dengan tujuan yang ada pada UKBM. Tujuan yang ada pada
UKBM ditujukan kepada peserta didik secara langsung sebagai
pengguna UKBM. Untuk itu, kalimat ………..peserta didik
dapat/mampu…pada tujuan pembelajarah di RPP diubah
menjadi ……Kalian diminta dapat/mampu………pada UKBM.
c) Peta konsep diambil dari materi pembelajaran yang
menggambarkan keseluruhan cakupan materi pokok yang ada
pada RPP.
d) Proses belajar meliputi (1) petunjuk pengggunaan UKBM antara
lain memuat media dan sumber belajar yang dapat diambil dari
RPP; (2) pendahuluan merealisasi apersepsi dan motivasi pada
RPP dalam bentuk pemberian stimulus yang membuka pikiran
(pembuka awal) peserta didik sebelum masuk kepada proses
penguasaan kompetensi; (3) kegiatan inti merealisasi skenario
belajar yang direncanakan pada RPP dalam bentuk kegiatan
bertahap dan berlanjut (kegiatan belajar 1, 2, 3, dst); kegiatan
penutup diambil dari kegiatan penutup pada RPP yang diperkaya
dengan pengecekan pola berpikir peserta didik, pemberian
penghargaan sebagai pembelajar mandiri. Apabila UKBM telah
tersedia maka skenario pembelajaran pada RPP dapat
disesuaikan, misalnya….Peserta didik melakukan observasi
menggunakan Bio-3.1/4.1/1/1-1 (Kode UKBM ini diartikan
sebagai UKBM pada mapel Biologi, pasangan KD 3.4/4.1,
materi semester 1, urutan RPP ke-1, dan urutan UKBM ke-1).
a. Sistematika Unit Kegiatan Belajar Mandiri

Contoh sistematika UKBM sebagai berikut (satuan pendidikan dapat


mengembangkan sistematika lain tetapi harus tetap mengacu kepada
karakteristik dan prinsip UKBM).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
a Chapter design merupakan sebuah pemetaan tentang materi pada suatu bab .
Tujuan dari dibuatnya chapter design yakni mengkonkritkan materi dengan
cara membahas yang sebenarnya esensi yang akan kita berikan atau yang
dipelajari siswa pada setiap pertemuan dalam bab tersebut. Lesson design
merupakan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada saat pembelajaran
berlangsung. Lesson design yang disusun mempertimbangkan model/metode
ajar yang akan digunakan dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) merupakan satuan pelajaran yang kecil
yang disusun secara berurutan dari yang mudah sampai ke yang sukar. Satuan
pelajaran tersebut merupakan pelabelan penguasaan belajar peserta didik
terhadap pengetahuan dan keterampilan yang disusun menjadi unit-unit
kegiatan belajar berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (Pedoman
Penyelenggaraan SKS Tahun 2017).
b Komponen Chapter design meliputi: pembagian materi essensial dan non
essensial, pembagian pertemuan. Komponen Lesson design meliputi: tujuan
pembelajaran, alokasi waktu pada pendahuluan;kegiatan inti;penutup, hal yang
ingin dicapai sebelum dan setelah pembelajaran. Komponen UKBM meliputi:
judul, identitas, peta konsep, kegiatan belajar, penutup.
c Cara membuat Chapter design meliputi: tuliskan judul bab di tengah lembaran
kertas manila untuk mengawalinya, pikirkan hal-hal penting apa yang perlu
dikuasai siswa sebelum dan sesudah belajar bab ini, buat cabang satu persatu
untuk setiap konsep penting dan terus bahas sampai pada esensi konsepnya,
setiap cabang dan anak cabang sebisanya hanya menggunakan 1 (satu) kata
kunci saja, pikirkan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya di
dalam bab, pertimbangkan urutan belajar yang paling mudah untuk siswa dan
alokasi pertemuan untuk bab tersebut, pilih materi yang mana yang akan
digunakan untuk open-class. Cara membuat Lesson design meliputi: Membuat
6 kotak (2 x 3) dalam segi 4, tuliskan tujuan pembelajaran, alokasi waktu,
semester dan matapelajaran, membuat perumpamaan kesulitan yang dialami
siswa sebelum pembelajaran di pojok kiri bawah dengan emot sedih, membuat
perumpamaan dengan emot senyum setelah melakukan pembelajaran, alokasi
waktu pada kegiatan pendahuluan, inti dan penutup, membuat garis
bergelombang dari sudut kanan atas ke sudut kiri bawah,membuat pedoman
observasi, terdapat MCA ( memahami, mind mapping, kolaboratif). Cara
membuat UKBM meliputi: tuliskan judul, identitas ( tujuan,kompetensi dasar,
indikator kompetensi), peta konsep, apersepsi, kegiatan belajar, penutup
(evaluasi).

DAFTAR PUSTAKA

Almujab, S. 2018 Penerapan Lesson Study Melalui Metode Project Based Learning
Untuk Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran:
Bandung
Lewis, C. (2002). Lesson Study: A handbook of teacher-led instructional change.
Philadelphia, PA: Research for Better Schools Inc.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1
ayat 20
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai