MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 5 Offering AAA
Jefti Salma Pratiwi (160341606087)
Oktober 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Chapter Design, Lesson Design Dan Ukbm” sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan
Bapak Deny Setiawan, M.Pd selaku dosen pembina mata kuliah Pengembangan Biologi Abad
21. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan juga sumber belajar mengajar di
dalam perkuliahan.
Penulis mengakui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami sebagi penulis berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.1 Definisi dari Chapter design, lesson design, dan UKBM.
1.2 Komponen yang terdapat didalam Chapter design, lesson design, dan UKBM.
1.3 Cara membuat Chapter design, lesson design, dan UKBM yang baik beserta contoh.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Membuat Peta Pikiran (Mind Map) yang tidak hanya sekedar memetakan semua materi
dalam bab tersebut, melainkan pemahaman kita terhadap semua materi (memaknai
materi) dan saling keterkaitannya.
2. Mindset kita ketika membuat Chapter Design adalah sebagai seorang guru/dosen.
3. Jangan buru-buru membahas bagaimana cara mengajarkannya, tetapi fokus pada
pembahasan materi.
4. Kita harus bisa menganalisis, mana materi ajar yang berupa konsep esensial (perlu
difasilitasi belajarnya) dan mana materi ajar yang sifatnya informasi saja (cukup
membaca dan menghafal).
Untuk membuat chapter design ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah
pembuatan chapter design sebagai berikut :
1. Tuliskan judul bab di tengah lembaran kertas manila untuk mengawalinya. Misal materi
SEL
2. Pikirkan hal-hal penting apa yang perlu dikuasai siswa sebelum dan sesudah belajar bab
ini. Kita juga perlu mengetahui dan mempertimbangkan pengetahuan yang sudah
diperoleh siswa dari kelas maupun jenjang sebelumnya serta apa yang mereka butuhkan
di tingkat dan jenjang berikutnya.
3. Buat cabang satu persatu untuk setiap konsep penting dan terus bahas sampai pada
esensi konsepnya.
4. Setiap cabang dan anak cabang sebisanya hanya menggunakan 1 (satu) kata kunci saja.
5. Pikirkan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya di dalam bab.
6. Pertimbangkan urutan belajar yang paling mudah untuk siswa dan alokasi pertemuan
untuk bab tersebut.
7. Pilih materi yang mana yang akan digunakan untuk open-class
Tujuan pembuatan Lesson Design memformulasikan urutan proses belajar mualai dari
kegiatan awal, inti sampai evaluasi dan penutup. Dalam penyusunannya menggunakan pola
mundur, yakni dimulai dari menetapkan kemampuan akhir yang diharapkan dicapai oleh
seorang siswa yang dijadikan patokan untuk dibantu, yakni siswa yang biasanya mengalami
kesulitan.
1. Lesson design menggambarkan alur pemanduan atau fasilitasi belajar yang dipikirkan
dan dirancang oleh guru untuk membantu belajar siswa. Dalam hal ini, guru mencoba
memerankan diri sebagai siswa dalam menyusun alur belajar tersebut.
2. Suatu lesson design diawali dengan menetapkan tujuan pelajaran, dari sisi guru dan sisi
siswa. Dari sisi guru tujuan dirumuskan dalam tiga unsur utama, yakni matari/konsep,
cara/pengalaman belajar, dan cara mengevaluasi.
3. Semenara tujuan belajar yang dinginkan siswa berupa sebuah pengungkapan
pengalaman yang sesuai dengan pemahaman atau keterampilan tertentu. Misal bisa
memasang rangkaian sampai menyala, memahami beda seri dan paralel, dll. Yang
dIungkapkan secara mudah dengan bahasa siswa.
Dalam membuat lesson design ada beberapa tahapan yang harus dilakukan Tahapan
menyusun lesson design antara lain:
Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) merupakan satuan pelajaran yang kecil
yang disusun secara berurutan dari yang mudah sampai ke yang sukar. Satuan
pelajaran tersebut merupakan pelabelan penguasaan belajar peserta didik terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang disusun menjadi unit-unit kegiatan belajar
berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (Pedoman Penyelenggaraan SKS Tahun
2017).
“Perangkat” merupakan komponen kurikulum yang dirakit menjadi alat belajar
peserta didik. Komponen utama Kurikulum 2013 adalah Buku Teks Pelajaran atau
BTP (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana
telah diubah pertama dengan PP 32 Tahun 2013 dan kedua dengan PP 13 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 77O). Pengembangan UKBM tidak dapat
dilakukan tanpa adanya BTP. Untuk itu, sebelum menyusun UKBM, perlu
menentukan terlebih dahulu BTP-nya (silahkan membaca Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku
Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan menengah,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2015 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013
Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk
Digunakan dalam Pembelajaran, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan
Pendidikan).
Isi UKBM mengutamakan pemberian stimulus belajar yang memungkinkan
tumbuhnya kemandirian dan pengalaman peserta didik untuk terlibat secara aktif
dalam penguasaan kompetensi secara utuh melalui pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student active) yang mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higer Order Thinking Skills/HOTS), kecakapan hidup Abad 21 seperti berpikir kritis,
bertindak kreatif, bekerja sama, dan berkomunikasi, serta pembudayaan literasi, dan
PPK.
2. Komponen Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Komponen pengembangan UKBM meliputi sebagai berikut.
a. Buku Teks Pelajaran (BTP) sebagai sumber belajar utama yang dapat diperkaya
dengan sumber-sumber yang lebih actual dan relevan lainnya.
b. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
c. Tugas dan pengalaman belajar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
d. Alat evaluasi diri.
3. Karakteristik Unit Kegiatan Belajar Mandiri
Karakteristik UKBM sebagai berikut.
a. Berbasis KD.
b. Kelanjutan/pengembangan terhadap penguasaan BTP.
c. Dapat mengukur ketuntasan/pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran.
d. Bentuk kegiatan pembelajarannya berpusat pada peserta didik (student active)
dengan menggunakan berbagai model dan/atau metode pembelajaran dengan
pendekatan saintifik (berbasis proses keilmuan) maupun pendekatan lain yang
relevan.
e. Memanfaatan teknologi pembelajaran sesuai dengan konsep dan prinsip Techno-
Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
f. Kegiatan pembelajarannya yang mendidik dan dialogis yang bermuara pada
berkembangnya kecakapan hidup Abad 21 atau dikenal dengan 4C (critical
thinking, creativity, collaboration, communication) atau berpikir kritis, bertindak
kreatif, bekerjasama, dan berkomunikasi, tumbuhnya Higher Order Thinking Skills
(HOTS) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KeBiTT), serta berkarakter.
Pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (KeBiTT) tersebut tidak boleh dilepaskan dari pengembangan
Lower Order Thinking Skills (LOTS) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah
(KeBiTR). Untuk itu, seluruh proses berpikir harus dikembangkan dalam satu
kesatuan proses psikologis-pedagogis secara utuh.
g. Bersifat terapan pada tingkat berpikir analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6).
h. Dapat mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya sebagai pembelajar cepat, normal, dan lambat.
i. Suasana dan proses kegiatan pembelajaran merupakan kondisi yang menentukan
keberhasilan UKBM, untuk itu pembelajarannya harus dirancang secara menarik,
dinamis, merangsang, menginspirasi, sekaligus meyakinkan peserta didik bahwa
kompetensi yang sedang dipelajari dapat dikuasai dengan mudah, sederhana dan
bermakna untuk kehidupannya.
j. Penampilan UKBM menarik minat belajar peserta didik.
4. Prinsip Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Prinsip UKBM sebagai berikut.
a. Matery learning (pembelajaran tuntas). UKBM harus mengutamakan prinsip
ketuntasan belajar secara individual yang mempersyaratkan peserta didik
menguasai secara tuntas seluruh KI dan KD mata pelajaran sesuai dengan tingkat
kecepatan belajar peserta didik, yaitu pembelajar cepat, normal, maupun lambat.
b. Proses belajar dan pembelajaran berlangsung secara interaktif yang
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk membangun sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta karakter melalui tranformasi pengalaman belajar melalui
pembelajaran tatap muka, terstruktur, dan mandiri.
c. Berbasis KD yang digunakan untuk memfasilitasi peserta didik secara bertahap
berkelanjutan dalam mempelajari dan menguasai unit-unit pembelajaran dalam suatu
mata pelajaran. Dengan demikian, setiap peserta didik dapat belajar untuk menguasai
kompetensi sesuai dengan gaya dan kecepatan belajarnya.
d. Dirancang untuk dapat digunakan pada pembelajaran klasikal, pembelajaran
kelompok, pembelajaran individual dan/atau pembelajaran dalam jaringan
(daring/online) atau luar jaringan (luring/offline) sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik yang bervariasi.
e. Memuat tujuan pembelajaran untuk mencapai KD.
f. Mampu mengevaluasi ketercapaian KD. UKBM dikembangkan berbasis KD oleh
karena itu UKBM harus merepresentasikan pencapaian KD.
g. Setiap UKBM diakhiri dengan adanya penilaian formatif sebagai tanda
berlanjutnya ke UKBM berikutnya (silahkan membaca naskah Panduan
Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh Dit. PSMA Kemendikbud, Tahun 2017.
h. Bersifat Komunikatif sehingga peserta didik dapat berinteraksi dengan UKBM baik
secara individu maupun kelompok.
i. Berbasis kegiatan, pengembangan UKBM pada prinsipnya memberikan layanan
utuh pembelajaran kepada peserta didik secara individu dan dapat dipelajari secara
mandiri (atas prakarsa sendiri).
A. Bersifat hangat, cerdas, dan ramah. Hangat karena UKBM harus menarik minat
peserta didik untuk belajar, membangun rasa penasaran, dan terbuka. Cerdas karena
UKBM harus mencerdaskan peserta didik, fokus pembelajarannya jelas,
aktivitasnya jelas, dan tujuan belajarnya jelas. Ramah karena UKBM bahasanya
harus mudah dipahami, selalu menyisakan pertanyaan untuk ditindak lanjuti peserta
didik.
5. Cara Membuat UKBM
1. Alur Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
Alur pengembangan UKBM dapat Anda ikuti pada Gambar 3.1 berikut.
PROSEM
PEMETAAN KD PROTA
SILABUS
PENILAIAN HASIL
IMPLEMENTASI
PENILAIAN UKBM
BELAJAR BERBASIS
UKBM UKBM
e. Pengkodean UKBM.
f. Pengembangan UKBM.
g. Penilaian UKBM.
h. Implementasi UKBM.
K K K B
Kegiatan terstruktur
B B
Pertemuan 3 B M
M M
Kegiatan Mandiri
Pertemuan n
2) Model UKBM II, yaitu Satu Pasangan KD, satu RPP, Satu atau lebih
Pertemuan, Satu atau lebih UKBM (jumlah UKBM mengikuti jumlah
pertemuan yang ada pada RPP), ditunjukkan oleh Gambar 3.3 berikut.
Pertemuan 1 UKBM 1
RPP: rencana Kegiatan
U
Pertemuan
Kegiatan 1 U
Mandiri U U K
Pertemuan
Kegiatan 2 K
terstruktur
B
K K
Pertemuan B
Kegiatan 3 B
tatap B
Pertemuan
n
RPP RPP
1 1
UKBM
Pertemua 1
n
Kegiata
n UKBM RP
Pertemua
n 2 P
Kegiata
n
Pertemua UKB
Kegiatan n 3
tatap
Pertemua UKB
n
n
Gambar 3.5. Model IV Pengembangan UKBM
Panduan Rancangan
Penyelenggaraan Pembelajaran/Renca
Dokumen Utama
SKS, Panduan na Pelaksanaan
Kurikulum: BTP Pembelajaran Tunas Pembelajaran (RPP)
Pengembangan
UKBM Uji Coba UKBM Revisi UKBM
Penerapan UKBM
Secara Adapatif
Hasil Revisi UKBM
Gambar 3.6 Tahapan Implemenatsi UKBM
Penjelasan Gambar 3.6 tentang mekanisme penyusunan UKBM.
a. Komponen utama kurikulum yang harus digunakan sebagai acuan
dalam menyusun dan mengembangkan UKBM yang selanjutnya
digunakan sebagai media belajar peserta didik adalah Buku Teks
Pelajaran (BTP) yang ditetapkan oleh Pemerintah, Dinas
Pendidikan, atau penyelenggara pendidikan. BTP ini merupakan
sumber belajar utama yang selanjutnya diperluas dan/atau
diperdalam untuk memberikan pengalaman belajar peserta didik
melalui berbagai tugas dan kegiatan belajar. Jika pada mata
pelajaran tertentu tidak ada BTP, silahkan Anda mengembangkan
sendiri dan lampirkan pada UKBM.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP disusun sebagai
rancangan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran atau menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian belajar dan pembelajaran untuk
mencapai penguasaan kompetensi suatu KD melalui UKBM.
Dengan RPP guru dapat melaksanakan kegiatan belajar dan
pembelajaran lebih terarah dan berjalan lebih efektif dan efisien.
Penyusunan RPP mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses. RPP ini sebagai acuan dalam menyusun dan
mengembangkan UKBM. Contoh RPP sebagai acuan UKBM
ditunjukkan pada Lampiran 6. (Agar membaca juga naskah Model
Pengembangan RPP yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan
SMA Kemendikbud Tahun 2016).
c. Pengembangan UKBM mengacu kepada pedoman Penyelenggaraan
SKS 2017.
d. Uji coba UKBM merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui mutu dari hasil desain UKBM yang akan dilaksanakan.
Kegiatan ini untuk mengetahui efektivitas pencapaian tujuan
pembelajaran sesuai dengan desain UKBM agar dapat dibuktikan
dan diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah.
Kegiatan ini untuk mengetahui mutu UKBM sebelum secara
konsisten digunakan sebagai sarana belajar peserta didik.
e. Revisi UKBM dilakukan apabila dalam penerapan UKBM terdapat
kekurangan. Dalam uji pemakaian UKBM, sebaiknya guru selalu
mengevaluasi kinerja dari UKBM tersebut.
Berikut adalah manfaat UKBM bagi peserta didik maupun guru yang
belajar dan mengajar dengan SKS.
a. Bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik UKBM dapat digunakan sebagai sarana untuk
berikut.
1) Belajar secara berurutan melalui UKBM-UKBM sesuai dengan
kecepatan penguasaannya dalam setiap satuan waktu jam
belajar.
2) Belajar mandiri menguasai kompetensi sesuai dengan
kecepatan penguasaan setiap UKBM atau belajar mandiri
melalui Paket Bahan Ajar Moduler atau BPT yang dilengkapi
dengan Buku Kerja.
3) Mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi sesuai
kemampuan/kecepatan belajarnya.
4) Menentukan beban belajar sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan/kecepatan belajarnya.
b. Bagi Guru
Dengan adanya UKBM maka guru dapat berikut.
1) Menekankan penguasaan kompetensi melalui pemberian tugas
belajar dengan menggunakan konteks pemandu awal sebagai
pemicu berpikir awal dan tugas-tugas belajar dalam bentuk
Buku Dinamika Belajar bebasis satu atau dua pasangan KD.
2) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik karena
pembelajarannya disajikan dalam bentuk unit-unit kecil
pembelajaran, sehingga memudahkan guru dalam menerapkan
pembelajaran tuntas (baca Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan SMA, Kemendikbud, Tahun 2017).
3) Mengatur urutan logis (logical sequence) KD-KD dalam mata
pelajaran beserta pembagian waktunya termasuk
mengelompokkan pasangan- pasangan KD yang memiliki
kedekatan dan kemiripan materi pembelajaran ke dalam UKBM
yang sama.
4) Mengatur Beban Belajar setiap UKBM secara proporsional
dengan jumlah KD total untuk setiap mata pelajaran.
5) Mengatur Beban Belajar sesuai dengan tugas belajar dan
pengalaman belajar yang dituntut untuk masing-masing KD
dengan mempertimbangkan urutan logis dalam mata pelajaran.
8. Pentunjuk Pengisian dan Sistematika Unit Kegiatan Belajar Mandiri
No Keterangan/Petunjuk
Pengisian
1 Judul UKBM ditulis di bagian atas tengah, memuat hal-hal berikut.
a. Rumusan substansi dari KD pada KI 3 dan KD pada KI 4
(Pengetahuan dan Keterampilan); atau
b. Kata kerja perilaku dan esensi konten dari KD yang dimaksud
kemudian diubah menjadi rumusan pernyataan atau pertanyaan,
atau mengekstraksi dari materi pokok yang ada pada KD
pengetahuan
(misalnya semula Menganalisis dinamika demokrasi di Indonesia,
menjadi
Profil demokrasi Indonesia atau bentuk pertanyaan
Bagaimana profil demokrasi Indonesia?)
2 Identitas UKBM ditulis dengan lengkap, memuat hal-hal berikut.
a. Nama Mata Pelajaran (diisi dengan mata pelajaran)
b. Semester (diisi sesuai semester kurikulum yaitu 1,2,3,4,5 atau 6)
c. Kompetensi Dasar (dikutib dari Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016)
d. Materi Pokok (diambil dari KD pengetahuan pada RPP)
e. Alokasi Waktu (sesuai dengan perencanaan pada
prota/prosem/silabus/RPP)
f. Tujuan Pembelajaran (diambil dari RPP dengan mengubah kata “peserta
didik dapat/mampu…” diganti dengan sapaan “Kalian diminta
dapat/mampu……”)
g. Materi Pembelajaran (diambil dari RPP)
3 Peta Konsep: memuat garis besar cakupan materi pembelajaran
4 Proses belajar memuat hal-hal berikut.
a. Petunjuk umum penggunaan UKBM, memuat hal-hal berikut.
Informasi tentang prosedur belajar (langkah-langkah kegiatan sesuai
dengan RPP) yang harus dilakukan peserta didik sesuai IPK dan konteks
belajar, kelanjutan/pengembangan terhadap penguasaan BTP.
Sumber/media belajar yang wajib (minimal tiga sumber belajar) yang
relevan atau dapat digunakan untuk mengerjakan tugas dalam konteks
proses belajar selain BTP.
Ancangan (langkah awal untuk mencapai tujuan) sebagai petunjuk teknis
untuk memperoleh sumber belajar beserta kriteria untuk memilih sumber
dan media yang paling relevan.
Dorongan agar peserta didik TAHU, MAU, dan MAMPU melakukan
aktifitas “berpikir tinggi” karena mereka diberi informasi mengenai
maksud dan tujuan proses belajar pada UKBM.
b. Pendahuluan, memperhatikan hal-hal berikut.
Konteks pemandu awal sebagai pemicu berpikir awal (advanced
organizer). Diupayakan pemandu awal ini mewadahi cakupan keseluruhan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik yang disajikan dalam bentuk
pertanyaan-pernyataan, fakta, melalui audio, video atau bentuk lain
disertai ilustrasi yang perlu dibuat sebagai konteks belajar hipotetis
dan/atau riil, atau kasus riil, atau kasus hipotetis yang secara psikologis
menantang peserta didik untuk bertanya dan menemukan jawabannya
melalui proses belajar dalam UKBM.
Disajikan dalam bentuk kasus yang sangat menarik sebagai pembuka
pikiran peserta didik sebelum masuk kepada proses penguasaan
kompetensi. Ada baiknya jika pada kasus tersebut peserta didik diberi
kesempatan untuk menyelesaikannya (ada kegiatan untuk mencari solusi),
atau memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merenungkannya
dan akan ditindaklanjuti melalui kegiatan belajar inti (kegiatan belajar 1, 2,
3, dan seterusnya, dalam arti permasalahan yang diajukan memberikan
inspirasi untuk ditindaklanjuti pada kegiatan belajar 1, 2, 3, dan seterusnya.
Ada benang merah antara kasus yang disajikan dengan kompetensi
yang sudah dikuasai peserta didik, sehingga inilah momen AHA
faktornya dari UKBM. Peserta didik merasa puas dengan fenomena
atau misteri yang dirangsang di awal tersebut ternyata ada jawabannya.
Dan, itulah salah satu kehebatan dari UKBM yang akan Anda
kembangkan.
c. Kegiatan Inti, memperhatikan hal-hal berikut.
o Kegiatan pembelajarannya harus dirancang menarik, dinamis,
merangsang, menginspirasi, sekaligus meyakinkan peserta didik bahwa
kompetensi yang sedang dipelajari dapat dikuasai dengan mudah,
sederhana dan bermakna untuk kehidupannya.
o Kegiatan pembelajarannya mendidik dan dialogis serta memiliki
dampak pengiring berupa proses pembentukan karakter (holistic
character building) sebagai wujud keterpaduan semua KI dan KD,
Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (KeBiTT), tumbuhnya kecakapan hidup Abad 21
(berpikir kritis, bertindak kreatif, berkolaborasi, dan berkomunikasi),
dan literate terhadap kompetensi yang harus dikuasinya, sehingga jika
dilakukan berkali-kali dengan skenario yang berbeda (supaya tidak
bosan) akan melekat dan menjadi kebiasaan akhirnya budaya kebaikan
akan terbentuk dari proses belajar melalui UKBM.
o Kegiatan pembelajarannya dapat mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai
pembelajar cepat, normal, dan lambat.
o Diselingi dengan kegiatan belajar bersama (Peer Instruction), tutor
sebaya agar terbiasa berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik.
o Peserta didik dirangsang untuk membuat kasus-kasus yang HOTS
untuk saling dibahas antar peserta didik dalam satu kelas atau antar
peserta didik lain kelas, atau antar peserta didik lain sekolah sehingga
belajar menjadi lebih hidup dan bermakna (guru, peserta didik dan
komunitas SMA menerapkan kecakapan hidup Abad 21 bersama-
sama).
o Disajikan dalam bentuk Kegiatan Belajar 1, 2, 3 dan seterusnya yang
menggambarkan proses belajar bertahap dan berlanjut, termasuk
memberikan tes formatif pada setiap kegiatan belajar.
d. Penutup, memuat hal-hal berikut.
o Pertanyaan yang bertujuan untuk menanyakan kembali permasalahan
yang diangkat pada bagian pemandu awal guna memastikan bahwa
penguasaan konsep mulai dari pemandu awal hingga kegiatan belajar
1. 2 3 dan seterusnya telah menjadi bagian dari pola berpikir sistematis
peserta didik.
o Refleksi diri: mengajak peserta didik untuk merefleksi kebermaknaan
materi pembelajaran bagi diri sendiri, mengukur posisi diri sendiri
dalam menguasasi materi pembelajaran (pencapaian IPK), dan lain-
lain, mencantumkan kriteria untuk menilai hasil belajar yang akan
digunakan oleh peserta didik untuk memberikan penilaian terhadap
hasil belajarnya sendiri (self-evaluation) disertai rubrik singkat.
o Peserta didik membuat refleksi menggunakan cara dan bahasanya
sendiri sebagai bagian dari pengakuan terhadap apa yang sudah
dikuasainya. Cara tersebut sekaligus sebagai latihan peserta didik untuk
menuangkan ekspresinya dan kerunutan cara menulis dan berpikir
(guru sekaligus membimbing setiap tulisan peserta didik). Poin ini
sekaligus bagian dari literasi komunikasi, menulis, dan berpikir runut,
singkat dan jelas.
o Penghargaan: memberikan penghargaan kepada peserta didik sebagai
pembelajara mandiri
o Petunjuk tindak lanjut: memberikan informasi yang harus dilakukan
peserta didik setelah menguasai materi pembelajaran pada UKBM satu
menuju UKBM berikutnya.
Identitas
UKBM
KD dan IPK
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Identitas Proses
Media dan Sumber Belajar
Judul UKBM Peta Konsep
Langkah-langkah UKBM Belajar
Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Almujab, S. 2018 Penerapan Lesson Study Melalui Metode Project Based Learning
Untuk Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran:
Bandung
Lewis, C. (2002). Lesson Study: A handbook of teacher-led instructional change.
Philadelphia, PA: Research for Better Schools Inc.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1
ayat 20
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.