Anda di halaman 1dari 17

Makalah Pengembangan Bahan Ajar

PENGEMBANGAN MATERI LKS

(Disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang diampu oleh Pak
(Dr. Hartono D. Mamu, M. Pd)

Oleh :

Defriyanto Sadu

431418067

PENDIDIKAN BIOLOGI B

JURUSAN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat
bagi seluruh alam semesta. Saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang berjudul “ Pengembangan Materi
Lks . Disamping itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampuh yang
telah memberikan saya tugas yaitu pembuatan makalah ini. Karena dengan itulah sehingga
terciptanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Dan sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan sayapun mememohon kritik dan saran, yang membangun dari saudara
yang membaca makalah saya ini demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................6
2.1 Pengertian LKS......................................................................................6
2.2 Model LKS............................................................................................9
2.3 Manfaat LKS..........................................................................................13
2.4 Cara menyusun dan mengembangkan LKS...........................................14
2.5 Mengembangkan LKS...........................................................................14

BAB III PENUTUP.............................................................................................16


3.1 kesimpulan.............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

GURU merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan


utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.
Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Keberhasilan guru dalam
menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara
guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan
yang diberikan guru (Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002:1)

Didalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen meliputi: tujuan,


bahan pembelajaran, penilaian, metode dan alat. Keempat komponen tersebut menjadi
komponen utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Komponen
tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu
sama lain (interelasi) (Nana Sudjana,1991:30). Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi
empat yaitu : (1) Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maker. (2) Bahan ajar dengan
(audio) seperti kaset,radio, piringan hitam, dan compact disk audio. (3) Bahan ajar
pandang dengan(audio visual) seperti video compact disk, film. (4) Bahanajar
interaktif(interactive teaching material) seperti compact disk interaktif (Abdul Majid
2007:174).

Salah satu bahan ajar yang sudah dikenal dan banyak dipergunakan dalam kegiatan
belajar mengajar secara umum oleh lembaga sekolah adalah LembarKerja Siswa
(LKS).Bagi guru fungsi LKS adalah untuk menentukan siswa dapat belajar maju sesuai
dengan kecepatan masing-masing dan materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik cepat maupun yang lambat membaca
dan memahami (Azhar Arsyad, 2005:38). Dengan demikian, bahan ajar merupakan
komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan ajar merupakan inti
dalam proses belajar mengajar. Penggunaan bahan ajar akan sangat membantu
keefektifanproses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran. Bahan
ajarjuga dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman, penyajiandatayang
menarik dan terpercaya, bahkan diharapkan dapat meningkatkanefektivitas pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa pengertian LKS,?


2 Bagaimana model LKS,?
3 Apa manfaat LKS,?
4 Bagaimkana cara menyusun dan mengembangkan LKS,?
5 Bagaimana cara mengembangkan LKS,?

1.3 Tujuan

1 Untuk mengetahui pengertian LKS


2 Untuk mengetahui odel LKS
3 Untuk mengetahui manfaat LKS
4 Untuk mengetahui cara menyusun dan mengembangkan LKS
5 Untuk mengetahui cara mengembangkan LKS
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian LKS
Para ahli pendidikan telah mengemukakan pendapatnya tentang pengertian Lembar
Kerja Siswa (LKS) antara lain sebagai berikut: Belawati sebagaimana dikutip oleh Andi
Prastowo berpendapat bahwa LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri.11 Melalui penggunaan LKS ini peserta didik mendapatkan
materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran. Peserta didik juga
dapat mendapatkan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Ali Mudlofir bahwa LKS bukan merupakan
singkatan dari Lembar Kerja Siswa, melainkan Lembar Kegiatan Siswa (Student Work
Sheet), ia mengatakan bahwa, Lembar Kegiatan Siswa (Student Work Sheet) adalah
Lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, lembar
kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, tugas-tugas
yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teori dan atau praktik. Trianto
berpendapat bahwa LKS bukanlah singkatan dari Lembar Kerja Siswa melainkan Lembar
Kgiatan Siswa, yaitu “panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah”.
Menurut Abdul Majid, lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar
kegiatan biasanya berupa buku petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi
dasar yang akan dicapainya.
Selanjutnya, Andi Prastowo dalam bukunya yang berjudul Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif mengemukakan bahwa, Lembar Kerja Siswa (LKS)
merupakan bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,
dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas. Bentuk-bentuk LKS terdiri dari LKS eksperimen dan LKS non eksperimen.
LKS eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan. LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan
yang memuat teks yang menuntut siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi
pembelajaran. Lembar Kegiatan Siswa adalah paduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.
(Trianto,2009:222). Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas. Bentuk-bentuk LKS terdiri dari LKS eksperimen dan LKS non eksperimen.
LKS eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan. LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan
yang memuat teks yang menuntut siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi
pembelajaran.
Lembar Kegiatan Siswa adalah paduan siswa yang digunakan untuk melakukan
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. (Trianto,2009:222). Lembar kegiatan
siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi.
LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan
pembelajaran yang dirancang. Penggunaan media memberikan manfaat dalam proses
pembelajaran, hal ini dikemukakan oleh Arsyad (2011) antara lain yaitu : (1)Media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar
semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar. (2)Media pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi siswa, dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga
memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya.(3)Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.(4)Media
pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-
peristiwa di lingkungn mereka, serta memungkinkn terjadinya interaksi langsung dengan
guru, masyarakat, dan lingkungannya.
LKS sebagai sumber belajar dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran.
LKS termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan
berisi materi visual, seperti yang diungkapkan oleh Arsyad (2011). LKS merupakan jenis
hand out yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah. Menurut
Slameto (2003) pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal berupa
kemampuan awal siswa dan faktor eksternal berupa pendekatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media LKS.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa LKS merupakan
bahan ajar yang sifatnya membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang
semula materi pelajaran dijabarkan begitu luasnya (dalam buku teks) menjadi penjabaran
yang simpel dan ringkas yang disertai tugas-tugas untuk berlatih peserta didik. Hal ini
dapat dilihat dari unsur-unsur yang ada di dalam LKS tersebut, yakni berupa ringkasan
materi beserta tugas-tugas dengan maksud agar peserta didik menjadi aktif dan mandiri
dalam belajar.
Penggunaan LKS ini masih tetap mengacu pada buku teks atau referensi (sering
disebut buku paket) sebagai buku acuan. Hal ini sebagaimana disampaikan Andi
Prastowo bahwa “tugas-tugas dalam sebuah lembar kerja tidak akan dapat dikerjakan
oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku atau referensi lain
yang terkait dengan materi tugasnya”.16 Maka, penggunaan buku LKS dengan buku teks
atau referensi ini haruslah seimbang, sehingga apabila suatu ketika peserta didik
mengalami kesulitan mengerjakan tugas dalam LKS, peserta didik secara aktif dan
mandiri dapat mencari jawabannya dalam buku teks atau referensi.
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa LKS dapat diartikan sebagai bahan
ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, soal-soal, dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta
didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai, yang dalam
pengerjaannya mengacu pada buku teks atau referensi lain yang terkait dengan materi
tugasnya.
B. Model LKS (Eksperimen dan Non Eksperimen)
Menurut Sriyono (1992:87), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk
program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat
bantu untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga mampu membantu
mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. LKS yang
digunakan dapat berupa LKS eksperimen dan LKS noneksperimen.
1. LKS eksperimen
LKS eksperimen merupakan suatu media pembelajaran yang tersusun secara
kronologis yang berisi prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang berkaitan
dengan kegiatan praktikum yang dapat membantu siswa dalam menemukan konsep,
serta kesimpulan akhir dari praktikum yang dilakukan pada materi pokok yang
bersangkutan.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam proses pembelajaran, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode. Guru sebaiknya menggunakan pembelajaran yang
bervariasi agar jalannya proses pembelajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian anak didik. Dalam pembelajaran, guru yang hanya menggunakan satu
metode mengajar biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam
waktu yang relatif lama (Djamarah dan Zain, 2002:85).
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam pembelajaran dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
objek, keadaan atau proses tertentu sehingga dengan demikian siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran dan mencari kesimpulan atau proses yang
dialaminya.
Pendapat di atas menyatakan bahwa kegiatan eksperimen dalam pelajaran
Biologi, mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan proses belajar
siswa. Jadi, penggunaan metode eksperimen dalam pengajaran bukan sekedar untuk
mengecek atau mencocokkan kebenaran teori yang telah diajarkan di kelas tetapi
juga mengembangkan proses berfikir siswa. Dengan metode eksperimen siswa dapat
berlatih berfikir ilmiah, kreatif dan bertanggung jawab, serta secara praktis siswa
memperoleh pengalaman, keterampilan, dan ilmu pengetahuan yang
diperlukan.Menurut Djamarah dan Zain (2002:96), ada tujuh hal yang perlu
diperhatikan dalam eksperimen yaitu:
1. Pemberitahuan tentang resiko yang mungkin terjadi, sehingga perlu
pengamanan;
2. Materi percobaan, tujuan dan cara kerja harus jelas;
3. Lembar kerja percobaan harus siap;
4. Peralatan dan bahan kimia yang perlu disiapkan, cara pemakaian dan keamanan
harus jelas;
Pelaksanaan harus tetap dapat diawasi oleh guru;
5. Didkusi hasil pengamatan; dan
6. Menarik kesimpulan.
Kelebihan-kelebihan metode eksperimen menurut Roestiyah (2001 : 82) adalah:
1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu
yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pada kata orang lain
sebelum ia membuktikan kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berfikir dan berbuat,hal itu sangat dikehendaki` oleh kegiatan
belajar mengajar yang modern, siswa lebih aktif sendiri dengan bimbingan guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu
pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam
menggunakan alat-alat percobaan.
4. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.
Melihat kelebihan-kelebihan metode eksperimen, maka penerapan metode
eksperimen yang berhasil akan mendorong tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran IPA khususnya biologi, salah satunya adalah mampu menggunakan
metode ilmiah dan bersikap ilmiah dalam memecahkan permasalahan yang ada
dengan teori belajar khususnya biologi.
2. LKS noneksperimen
LKS non-eksperimen adalah LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami
konsep atau prinsip tanpa melakukan eksperimen dan hanya memuat keterampilan
proses tertentu. LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang
menuntun siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran. LKS
noneksperimen digunakan untuk membantu siswa mengkonstruksi konsep pada
submateri pokok yang tidak dilakukan dalam praktikum.
C. Manfaat LKS
Dalam penyusunan LKS mempunyai tujuan yaitu memberi
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa, mengecek tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, dan mengembangkan atau
menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.
Selain tujuan di atas, menurut Farid (dalam Suyitno, 1997: 40), penggunaan LKS dalam
proses pembelajaran juga bermanfaat antara lain :
1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar pembelajaran.
2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
3. Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses
pembelajaran
4. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
5. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan
belajar.
6. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis.
Tujuan LKS menurut Nur Azizi (2010), tujuan penggunaan LKS dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut ;
1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilam yang perlu dimiliki oleh siswa.
2. Mengecek tingkat kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan.
3. Mengembankan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara
lisan.

Mengajar dengan menggunakan LKS ternyata semakin populer terutama padamasa


dekade terakhir ini. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan LKS (Hendro
Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1992 : 40), antara lain :
1. Memudahkan guru dalam mengelola proses belajar, misalnya mengubah kondisi
belajar dari suasana “guru sentris” menjadi “siswa sentris”.
2. Membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep
melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja.
3. Dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan
sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
4. Memudahkan guru memantau keberhasilan siswa untuk mencapai sasaran belajar.

Penggunaan LKS diharapkan mampu mengubah kondisi pembelajaran dari yang


biasanya guru berperan menentukan “apa yang dipelajari” menjadi “bagaimana
menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”. Pengalaman belajar siswa
dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkunganmelalui
interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain.

D. Menyusun dan Mengembangkan LKS


Syarat LKS yang baik
Penggunaan LKS sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran, sehingga
seolah-olah penggunaan LKS dapat menggantikan kedudukan seorang guru. Hal ini dapat
dibenarkan, apabila LKS yang digunakan tersebut merupakan LKS yang berkualitas baik.
LKS dikatakan berkualitas baik bila memenuhi syarat (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.
Kaligis, 1992 : 41-46) sebagai berikut :
1. Syarat-syarat Didaktik
LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya PBM haruslah memenuhi
persyaratan didaktik, artinya LKS harus mengikuti asas-asas belajar-mengajar yang
efektif, yaitu :
 Memperhatikan adanya perbedaan individual.
 Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep.
 Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.
 Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa.
 Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa dan
bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2. Syarat-syarat Konstruksi
Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa,
susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikat-nya
haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pengguna yaitu siswa.
 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa.
 Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
 Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
 Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
 Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa.
 Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk
menuliskan jawaban atau menggambar pada LKS.
 Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
 Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
 Dapat digunakan untuk semua siswa, baik yang lamban maupun yang cepat.
 Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
 Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
3. Syarat-syarat Teknis
 Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin atau Romawi.
 Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah.
 Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
 Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.
 Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.
E. Mengembangkan LKS
Pengembangan LKS dapat dilakukan dengan dengan mengadaptasi langkah-
langkah pengembangan Modul / Paket Belajar (B. Suryobroto, 1986 : 155). Berdasa-kan
langkah-langkah pengembangan Modul dan Paket Belajar tersebut, maka LKS dapat
dikembangkan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan standar kompetensi, judul, dan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) yang
ingin dicapai. Tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) merupakan TPU pada Kurikulum
1994, sedangkan indikator merupakan TPK.
2. Menganalisis dan menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
 Merumuskan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
 Memilih dan menjabarkan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang
ingin dicapai.
 Membuat indikator pencapaian kompetensi dasar.
Kriteria indikator yang baik (Tim Peneliti Program Pascasarjana, 2001 : 2), adalah
 Memuat ciri-ciri tujuan yang hendak diukur.
 Memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur.
 Berkaitan erat dengan materi yang diajarkan.
 Dapat dibuat evaluasinya sebanyak 3-5 butir soal.
3. Menetapkanprosedur,jenis,danalatpenilaianberbasiskelassesuaidenganmisiKurikulum200
4yangberbasiskompetensi.
4. Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) yang dapat memberikan peluang
yang optimal kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan proses
sains di dalam dirinya.
5. Menetapkan dan mengembangkan bahan / media / sumber yang sesuai dengan
kemampuan dasar yang akan dicapai, karakteristik siswa, fasilitas (sarana dan prasarana),
dan karakteristik lingkungan siswa.
6. Menyusun LKS yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah dilakukan
menjadi sebuah LKS.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Bentuk-bentuk LKS terdiri dari LKS eksperimen dan
LKS non eksperimen. LKS eksperimen berupa lembar kerja yang memuat
petunjuk praktikum yang menggunakan alat-alat dan bahan-bahan. LKS non
eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang menuntut siswa
melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran.
Menurut Sriyono (1992:87), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu
bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan
berfungsi sebagai alat bantu untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan.
Sehingga mampu membantu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. LKS yang digunakan dapat berupa LKS
eksperimen dan LKS noneksperimen.
1. LKS eksperimen
LKS eksperimen merupakan suatu media pembelajaran yang tersusun
secara kronologis yang berisi prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang
berkaitan dengan kegiatan praktikum yang dapat membantu siswa dalam
menemukan konsep, serta kesimpulan akhir dari praktikum yang dilakukan
pada materi pokok yang bersangkutan.
2. LKS noneksperimen
LKS non-eksperimen adalah LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami
konsep atau prinsip tanpa melakukan eksperimen dan hanya memuat keterampilan
proses tertentu. LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks
yang menuntun siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran.
LKS noneksperimen digunakan untuk membantu siswa mengkonstruksi konsep
pada submateri pokok yang tidak dilakukan dalam praktikum.

Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan LKS (Hendro Darmodjo dan


Jenny R.E. Kaligis, 1992 : 40), antara lain :

1. Memudahkan guru dalam mengelola proses belajar, misalnya mengubah kondisi


belajar dari suasana “guru sentris” menjadi “siswa sentris”.
2. Membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep
melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja.
3. Dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan
sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
4. Memudahkan guru memantau keberhasilan siswa untuk mencapai sasaran
belajar.
Daftar Pustaka

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan Standar Kmpetensi Guru, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.176.

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, hlm. 204

Ajardalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 149.Ali
Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan

Millatun Nihayah, Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Strategi Think Talk Write
(TTW) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Pemahaman Konsep pada Materi Pokok
Segi Empat (Studi Tindakan pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Salafiyah
KaumanPekalongan Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, (Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010).

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan


Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:
Kencana, 2010), hlm. 222.

Anda mungkin juga menyukai