Anda di halaman 1dari 8

Proposal Penelitian

“Tingkah Laku Ikan Hias Dalam Akuarium di Halaman Rumah”

Disusun oleh

Moh. Ikram Mooduto


Feldy Yusuf
Novianti Dunggio
Sintia Nonowa

Program Studi Biologi


Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Gorontalo
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Hias adalah jenis ikan yang berhabitat di air tawar maupun di laut
yang di pelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah ruang
tamu atau halaman rumah. Ikan Hias merupakan ikan yang tenang dan cintai
damai. Ikan ini suka berkelompok dan cukup aktif. Ikan hias terus-menerus
berenang bergerak secara konstan di akuarium. Tingkah laku ikan diartikan
sebagai perubahan-perubahan ikan dalam kedudukan, tempat, arah, maupun
sifat lahiriah suatu makhluk hidup. Makhluk hidup ini yang mengakibatkan
suatu perubahan dalam hubungan antara makhluk tersebut dan lingkungannya
yang pada gilirannya juga berpengaruh kembali pada makhluk itu sendiri.
Prinsip tingkah laku ikan harus didukung oleh pemahaman terhadap indera
utama dari ikan (organ fisiologi) khususnya indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, peraba, dan linea literalis atau gurat sisi. Umpan merupakan salah
satu alat bantu yang berpengaruh pada daya tarik dua rangsangan ikan.
Transportasi ikan hidup pada dasarnya adalah memaksa menempatkan ikan
dalam suatu lingkungan baru yang berlainan dengan lingkungan asalnya dan
disertai dengan perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak.
Perubahan-perubahan tingkah laku tersebut disebabkan adanya perubahan
suhu. Apabila laju konsumsi oksigen bawah air menurun maka, suhu media
akan menurun pula. Keadaan ini akan mengakibatkan suplai oksigen ke
jaringan syaraf akan berkurang sehingga dapat menyebabkan berkurangnya
aktifitas fisiologis ikan.
Menurut Dwinna (2013), Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang
sangat penting di dalam air karena bersama-sama dengan zat/unsur yang
terkandung didalamnya akan menentukan massa jenis air, densitas air,
kejenuhan air, mempercepat reaksi kimia air, dan memengaruhi jumlah
oksigen terlarut di dalam air. Suhu tinggi yang masih dapat ditoleransi oleh
ikan tidak selalu berakibat mematikan pada ikan tetapi dapat menyebabkan
gangguan status kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres yang
menyebabkan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. perubahan suhu
sebesar 5° C di atas normal dapat menyebabkan stres pada ikan bahkan
kerusakan jaringan dan kematian.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai Tingkah Laku Ikan
Hias Dalam Akuarium di Halaman Rumah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana respon tingkah laku ikan hias dalam akuarium?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui respon tingkah laku ikan hias dalam akuarium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian tentang Ikan Hias
Usaha budidaya ikan hias mampu memberikan keuntungan yang lebih
bagi pembudidaya yang membudidayakannya. Pemasaran ikan hias semakin
meningkat, karena banyak yang mulai mengemari usaha memelihara ikan
hias di akuarium untuk menghiasi ruangan maupun pada kolam – kolam kecil
ditaman atau halaman rumah. Budidaya ikan hias air tawar ternyata mampu
memberikan pendapatan bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang
suka akan keindahan ikan hias, banyak pula orang yang menggantungkan
hidupnya dari membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya
bermacam–macam. Tidak jarang beberapa pembudidaya yang semula
menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, gurami dan
lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan
karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih
menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Melihat prospeknya
tersebut, maka pemeliharaan ikan hias yang semula hanya ditekuni para
penghobi, kini juga sudah merupakan mata pencaharian banyak pembudidaya
ikan. Ini disebabkan membudidayakan ikan hias dapat memberikan nilai
ekonomis walaupun hanya dilakukan dilahan sempit dengan jumlah air
terbatas (Lesmana dan Damawan, 2001). Keberadaan ikan hias sendiri saat
ini tidak lagi sebagai hiburan atau hobi semata tetapi telah berkembang
menjadi objek yang dimanfaatkan bagi kepentingan dunia pendidikan,
penelitian, medis maupun keperluan konservasi alam. Sampai saat ini ikan
hias air tawar merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang
perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar.
Dengan kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia sebagai
pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar. Sehingga budidaya ikan hias
layak digencarkan di masyarakat.
2.2. Kajian tentang Tingkah Laku
Studi terkait tingkah laku ikan umumnya digunakan sebagai informasi
dasar untuk berbagai macam penelitian di bidang perikanan (Fitri 2012).
Selain itu, informasi tentang tingkah laku ikan dapat dimanfaatkan untuk
menentukan jenis alat tangkap yang sesuai untuk dioperasikan atau
mengetahui respon ketertarikan ikan terhadap suatu objek agar lebih mudah
dalam mengumpulkan ikan. Sulaiman et al. (2015), menjelaskan bahwa
terdapat perbedaan respon ikan terhadap cahaya yang mengakibatkan pola
pergerakan ikan mendekati cahaya juga berbeda. Perkembangan teknologi
dalam bidang perikanan telah menghasilkan beberapa alat bantu penangkapan
yang dibuat berdasarkan tingkah laku ikan, salah satunya adalah penggunaan
rumpon, atraktor cahaya dan atraktor suara.
AUTO-LION (Automatic Lighting Rumpon) merupakan inovasi
rumpon dengan atraktor cahaya yang dapat menyala secara otomatis saat
malam hari sehingga dapat membantu nelayan untuk meningkatkan
efektivitas dalam sektor penangkapan. Lampu yang hidup secara otomatis ini
diharapkan dapat menghemat biaya operasi penangkapan terutama pada
malam hari. AUTO-LION pada dasarnya dirancang untuk membantu sistem
penangkapan yang aman bagi sumberdaya.
Menurut Haruna (2010), penggunaan cahaya dimaksudkan untuk
menarik dan mengkonsentrasikan kawanan ikan pada area pencahayaan dan
catchable area. Jayanto et al. (2014), mengatakan bahwa alat bantu lampu
umumnya digunakan saat operasi penangkapan pada bagan, dengan tujuan
ikan yang menjadi target penangkapan memiliki sifat tertarik terhadap cahaya
(fototaksis positif). Menurut Urbasa et al. (2015), ketertarikan ikan dengan
cahaya lampu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain warna lampu,
intensitas cahaya, lama penyinaran, kondisi perairan dan kondisi ikan.
Rumpon atau Fish Agregating Device telah menjadi salah satu alternatif alat
bantu bagi nelayan dalam mengumpulkan ikan. Pemasangan rumpon
dimaksudkan untuk memikat gerombolan ikan agar berkumpul di sekitar
rumpon sehingga memudahkan nelayan dalam proses penangkapan. Sebelum
adanya rumpon, nelayan menangkap ikan dengan cara mengejar sekumpulan
ikan yang berenang. Hal itu tentunya kurang efisien karena ketidakpastian
keberadaan ikan. Seiring dengan berkembangnya rumpon, maka pada saat
musim penangkapan tiba, daerah penangkapan menjadi lebih pasti sehingga
nelayan dapat menghemat biaya operasional. Menurut Simbolon et al. (2013),
perkembangan teknologi pemasangan rumpon sebagai alat pengumpul ikan
memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada produktivitas perikanan
pelagis. Menurut Nurani et al. (2014), rumpon berfungsi sebagai tempat
berkumpulnya ikan, sehingga kegiatan operasi penangkapan ikan dapat
dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Ikan-ikan yang menjadi target
penangkapan rumpon adalah ikan-ikan yang memiliki ketertarikan terhadap
atraktan cahaya yakni ikan yang fototaksis positif. Maka dari itu, diperlukan
tambahan atraktor cahaya untuk membantu nelayan dalam meningkatkan
efektivitas penangkapan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pengamatan ini dilakukan dihalaman rumah untuk mengetahui perilaku
ikan di akuarium. Dengan menggunakan metode observasi langsung.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Mei 2021. Lokasi penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan perilaku adalah aquarium
dan camera Hp. Objek dalam pengamatan ini adalah untuk melihat perilaku
hewan ikan hias dalam akuarium di halaman rumah.
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengematan ini adalah Aquadest, Pelet
Makanan Ikan, Ikan Hias
3.4 Prosedur Penelitian
Ikan yang berada di dalam akuarium diberikan makanan (makanan
khusus ikan hias) kemudian di amati pergerakkan ikan saat mengambil
makanan yang terapung di air dalam akuarium. Pengamatan tingkah laku ini
hanya di amati selama 1 jam saja.
3.5 Parameter yang diamati
1. Persaingan Makanan atau Perebutan Makanan
2. Tingkah laku kejar-kejaran ikan di dalam akuarium

DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, M. S., Am, A. T., Sudirman. 2011. Tingkah Laku Ikan Hubungan
Dengan Ilmu Dan Teknologi Perikanan Tangkap.
Dwinna, dkk. 2013. Efek Peningkatan Suhu Air Terhadap Perubahan Perilaku,
Patologi Anatomi, Dan Histopatologi Insang Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus). Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 7 No. 2, ISSN : 0853-1943
Deniro, dkk. 2017. Pengaruh Kenaikan Suhu Air Laut Terhadap Tingkah Laku
Ikan Karang (Amblyglyphidodon Curacao) Pada Wadah Terkontrol. Jurnal
Sapa Laut. Vol. 2.
Dyara, dkk. 2019. Uji Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas
Mantap (Cyprinus Carpio) Pada Rentang Suhu Yang Berbeda. Jurnal
Perikanan dan kelautan. Vol. 10. No. 1
Fitri, A. D .P. 2010. Tingkah Laku Makan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
Fuscoguttatus) Terhadap Perbedaan Umpan (Skala Laboratorium). Jurusan
Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Undip: Semarang.
Lisa, dkk. 2017. Respon Ikan Plectroglyphidodon Lacrymatus Terhadapkenaikan
Suhu. Jurnal Sapa Laut. Vol. 2 No.2. E- ISSN 2503-0396

Anda mungkin juga menyukai