Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN AIR

PENGINDRAAN

NAMA : FARAH NILAMSARI KADIR


NIM : L021171313
KELOMPOK : IV (EMPAT)
HARI/ TGL PRAKTIKUM : KAMIS/ 28 FEBRUARI 2019
ASISTEN : SRI WINDA AMALIA
MUHAMMAD GAZALI
MAULIANA H.A
FIDIAH LARASATY ASRI

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR


PROGRAM STUDI MANAJAMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisiologi didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara
kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi biasanya dikelompokkan
menjadi bagian-bagian yang lebih khusus diantaranya fisiologi virus, fisiologi bakteri,
fisiologi tumbuhan dan fisiologi ikan. Fisiologi pada ikan merupakan ilmu yang
mempelajari fungsi organ yang ada pada tubuh ikan maupun organisme lainnya, serta
mekanisme kerja organ tersebut jika diberi perlakuan. Salah satu cabang ilmu yang
dipelajari dalam fisiologi adalah penginderaan pada ikan (Fujaya dan Agung, 2015).
Pengindraan merupakan sistem yang berfungsi memperoleh informasi dari
lingkungan dan mengirimkannya ke otak untuk diproses. Masing-masing organ
penginderaan bertugas memperoleh informasi yang berbeda-beda dari lingkungan.
Selanjutnya organisme melakukan penyesuaian, perubahan lingkungan yang direkam
oleh alat indra diteruskan oleh otak. Salah satu pengindraan yaitu mata yang bertugas
merekam perubahan cahaya, telinga digunakan untuk mendengar suara dari sekitar
dan organ sensor akan meneruskannya ke otak ikan (Tarsidi dan Ahmad, 2014).
Organ sensor adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari
lingkungan maupun dari dalam badan organisme itu sendiri untuk diteruskan sebagai
implus saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Ikan memilki tiga jenis
organ sensor yaitu fhotoreseptor yaitu organ yang terdiri atas organ perekam
perubahan cahaya lingkungan, chemoreseptor meliputi organ pembau dan pengecap
yang berfungsi untuk merekam perubahan kimiawi pada lingkungannya serta
mecanoreseptor yakni organ perekam perubahan secara mekanik yang terdiri atas
organ pendengaran dan gurat sisi pada ikan. Perubahan tingkah laku pada ikan akibat
perubahan lingkungan yang direkam alat indra tersebut akan dilaporkan ke otak untuk
selanjutnya dilakukan penyesuaian (Burhanuddin, 2010)
Berdasarkan penjelasan diatas maka diperlukannya mengamati alat indra pada
ikan mas koki (Carassius auratus) dengan menguji pengindraannya dengan uji
penglihatan uji pendengaran, uji penciuman, dan uji tingkah laku. Dilaksanakan untuk
mengetahui pada pengindraan ketika diberi perlakukan.

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui alat-alat indra dan organ
organ sensorik yang terdapat pada ikan.
Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui tingkah laku ikan pada
saat diberikan perlakuan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Mas Koki (Carassius auratus)

Gambar 1. Ikan Mas Koki (Carassius


auratus) (Kadir,2019)

1. Klasifikasi

Adapun klasifikasi Ikan mas koki (Carassius auratus), menurut Bachtiar (2005)
dalam Marbun (2014) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus

2. Morfologi

Menurut Marbun (2014), ikan mas koki memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pendek dan
bulat, mata lebar dan besar, bersirip, di sisi tubuhnya terdapat gurat sisi dan
mempunyai lembaran insang. Insang ini berfungsi untuk pernafasan, lewat insang ikan
mas koki memperoleh oksigen dengan cara menghisap melalui mulutnya kemudian
menyaringnya dengan lembaran insang. Oksigen yang masuk ke dalam tubuh
bersama air akan dibawa oleh aliran darah. Karena itu, jika airnya tercemar maka
kandungan karbondioksida dan kotoran lainnya akan dibebaskan oleh bagian belakang
lembaran insang tersebut. Ikan mas koki memiliki sisik yang berderet rapi, mengkilap
dan menutupi tubuh.
Adapun ciri-ciri induk jantan ikan mas koki ialah pada sirip dada terdapat bintik
bundar menonjol dan jika diraba terasa kasar. Sedangkan pada induk betina, sirip
dada terdapat bintik dan terasa halus jika diraba. Warna badan agak pucat tidak
secerah induk jantan, dan gerakannya relatif lebih lambat (Lamarunga, 2018).
3. Habitat

Ikan mas koki mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ikan mas koki
cocok hidup di perairan tropis dengan kisaran suhu 20-25°C dengan pH dan
kesadahan normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi faktor penting dalam
memaksimalkan pertumbuhan ikan mas koki. Mempertahankan suhu untuk terus
berada dalam kisaran suhu optimal perlu dilakukan, karena pemeliharaan diluar suhu
optimal dapat mempengaruhi sistem kekebalan pada tubuh ikan dan akan
menyebabkan penurunan nafsu makan serta gangguan pada pertumbuhan ikan. Ikan
mas koki dapat hidup dalam air yang memiliki kandungan oksigen minimal 5 mg/L, pH
7-7,8, tingkat amonia terlarut maksimal 0,05 mg/L dan tingkat nitrit terlarut pada
perairan maksimal 0,05 mg/L (Marbun, 2014).

4. Kebiasaan Makan

Ikan mas koki adalah ikan pemakan segala atau omnivora. Pakan ikan mas koki
yang biasa diberikan untuk pembesaran ikan mas koki yaitu pakan pellet. Kualitas
pakan dapat mempengaruhi dalam menentukan keindahan warna ikan mas koki
sebagai daya tarik, sehingga dengan berbagai cara yang dilakukan pembudidaya
untuk dapat mempertahankan kualitas warna ikan mas koki dengan cara
menambahkan zat pigmen yang mengandung karoten dalam pakan pellet maupun
buatan. Pemberian pakan harus berdasarkan jumlah ikan atau biasa disebut dengan
bobot biomassa ikan dengan kisaran 3-5% per hari, dan frekuensi pemberiannya 2-3
kali per hari disesuaikan dengan kondisi ikan dan media pemeliharannya (Aceh, 2018).

5. Siklus Hidup

Siklus hidup ikan mas koki dimulai di dalam gonad, yakni ovarium pada ikan betina
dan testis pada ikan jantan menghasilkan spermatozoa. Ikan mas koki memijah
sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh musim. Pemijahan terjadi pada tengah
malam sampai akhir fajar. Organ yang aktif bertugas dalam proses memijah ikan
adalah system saraf pusat dan kelenjar pituitary. Dimana kedua organ itu berkinerja
untuk menstimulasi aliran hormon tersebut, terjadilah proses ovulasi telur atau
pembuahan. Fertilisasi (pembuahan sel telur oleh sperma) terjadi apabila sel-sel telur
segera terbuahi oleh sperma. Di dalam air sel sperma bergerak aktif dan masuk
membuahi sel telur melalui lubang kecil pada kantung umum embrio. Telur yang telah
dibuahi oleh spermatozoa (fertile) akan menghasilkan embrio yang tumbuh di
dalamnya. Larva kemudian akan berubah menjadi benih yang membutuhkan makanan
dari luar untuk kehidupannya. Benih tumbuh terus dan akhirnya menjadi indukan.
Setelah 6 bulan kemudian ikan jantan mas koki dapat mencapai bobot kurang lebih 0,5
kg. Seekor ikan mas koki betina yang telah mencapai umur 15 bulan dapat memiliki
bobot 1,5 kg. Ikan mas koki (Carassius auratus) dewasa dikenal sebagai hewan air
pemakan segalanya atau omnivora (Tim Lentera, 2015).

B. Organ Sensorik

1. Organ Penglihatan

Menurut Aslan (2011), sistem penglihatan merupakan penghubung dengan


lingkunganya, dimana dapat mengenali cahaya, warna dan bentuk semua benda,
penglihatan dapat dikatakan sebagai sistem sensorik yang paling penting, sebab
sebagian informasi yang diterima melalui indera penglihatan. Mata sebagai organ
yang menyusun sistem penglihatan mempunyai dua fungsi yang berbeda namun saling
berhubungan erat. Pertama mata merupakan suatu alat optic yang menerima
gelombang cahaya dan merubahnya dalam bentuk bayangan. Kedua, mata
merupakan reseptor sensoris yang memberikan respon terhadap bayangan yang
terbentuk pada retina kemudian mengirimnya ke otak.

2. Organ Penciuman

Pada organ penciuman ikan bahwa sinyal kimiawi yang datang akan diterima oleh
organ khusus cuping hidung luar pada ikan, selanjutnya informasi dari lingkungan
tersebut masuk ke dalam sistem syaraf pusat, dan mengalami proses transduksi,
amplifikasi, dan modulasi. Berdasarkan sinyal tersebut, syaraf pusat akan
memerintahkan kepada organ untuk melakukan suatu aksi atau merespons secara
positif atau negatif. Tingkah laku makan pada ikan menunjukkan bahwa olfactori
(indera penciuman) dan gustatori (indera perasa) sensitif terhadap bahan makanan
yang mirip dengan makanan ikan tersebut. Olfactori merupakan indera jarak jauh,
sedangkan gustatori merupakan indera jarak dekat. Olfactori berperan dalam
pemberian isyarat untuk mendekati makanan, sedangkan gustatori memegang
peranan penting dalam keputusan menerima atau menolak makanan (Khasani, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai pengindraan dilaksanakan pada hari


Kamis tanggal 28 Februari 2019 Pukul 9.30-12.00 WITA bertempat di Laboratorium
Fisiologi Hewan Air, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengindraan dapat dilihat
pada tabel 1 dan tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 1. Alat yang digunakan beserta fungsinya :


No Alat Jumlah Fungsi
1 Aquarium 1 buah Sebagai wadah mengamati ikan
2 Termometer 1 buah Mengukur suhu
Mengukur aquarium untuk mengetahui
3 Penggaris 1 buah
volume air yang digunakan
4 Stopwatch 3 buah Mengukur waktu
5 Senter 1 buah Menguji indra penglihatan ikan

Tabel 2. Bahan yang digunakan beserta fungsinya


No Bahan Jumlah Fungsi
Ikan Mas Koki
1 3 ekor Sebagai sampel
(Carassius auratus)
2 Pakan 100 g Sebagai bahan menguji penciuman
3 Air tawar 30 liter Sebagai habitat
4 Es batu 12 buah Sebagai bahan menguji gurat sisi

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum pengindraan adalah sebagai berikut :


1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini.
2. Menggantung thermometer pada bagian atas aquarium untuk mengetahui suhu
awal.
3. Mengukur panjang, tinggi, dan lebar aquarium untuk mengetahui volume air yang
ada di dalam aquarium. Kemudian, mengisi air dengan air tawar sesuai dengan
volume air yang sudah didapatkan.
4. Setelah itu, memasukkan ikan kedalam aquarium dan setiap orang memilih satu
ikan untuk diamati tingkah lakunya.
5. Setelah itu melakukan 4 pengujian antara lain :
a. Uji Pendengaran

Uji Pendengaran dilakukan dengan mengetuk salah satu sisi dari aquarium dengan
menjalankan stopwatch kemudian mengamati masing-masing ikan tersebut (Apa
reaksi yang diberikan ikan saat mendengar suara ketukan dari slah satu sisi quarium).

b. Uji Penglihatan

Uji Penglihatan dilakukan dengan mematikan lampu yang ada di dalam ruangan
kemudian menyalakan senter yang diperkecil penyebaran cahayanya dengan cara
menutupi bagian sisi samping senter tersebut kemudian menjalankan stopwatch dan
mengamati beberapa lama waktu yang dibutuhkan ikan untuk mendapatkan sumber
cahaya tersebut.

c. Uji penciuman

Uji penciuman dilakukan dengan memberikan sedikit pakan pada permukaan


perairan kemudian menyalakan stopwatch dan menunggu beberapa menit respon dari
ikan tersebut.

d. Uji gurat sisi

Uji gurat sisi dilakukan dengan menambahkan sedikit es batu pada aquarium,
menunggu es batu tersebut sampai meleleh kemudian mengukur suhu akhir dengan
menggunakan stopwatch sambil mengamati tingkah laku dari ikan tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Adapun hasil pengamatan dari praktikum pengindraan dibawah ini:

Tabel 3. Hasil pengamayan Ikan Mas Koki (Carassius auratus)

Uji pengindraan Respon dari ikan


Uji Pendengaran Pada ikan 1 merespon dengan waktu 2 menit 5
detik dengan mendekati arah getaran, ikan 2
merespon dengan waktu 2 menit 25 detik dengan
mendekati arah getaran, dan ikan 3 merespon
dengan waktu 5 menit.
Uji Penglihatan Ikan merespon dengan baik dengan mendekati
sumber cahaya. Pada ikan 1 merespon dengan
waktu 3 menit 42 detik, ikan 2 merespon dengan
waktu 1 menit 52 detik, dan ikan 3 merespon
dengan waktu 1 menit 45 detik.
Uji Penciuman Pada ikan 1 tidak merespon pada pakan yang
diberikan. Ikan 2 merespon dengan waktu 3 menit
36 detik, dan ikan 3 merespon dengan waktu 1
menit 1 detik.
Uji Tingkah Laku Ikan dapat merespon perubahan suhu air pada
aquarium yaitu suhu awal 30oC sampai suhu akhir
16oC dengan memberikan respon yaitu pada suhu
30oC ikan berenang secara normal, pada suhu
18oC pergerakan ikan lebih melambat, dan
mencari makan serta mendekati permukaan, pada
suhu 17oC ikan mulai melambat, dan pada suhu
akhir yaitu 16oC pergerakan ikan sangat
melambat, memuntahkan makanan dan sesekali
kepermukaan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan dalam melakukan uji pendengaran, uji penglihatan,


uji penciuman, dan uji tingkah laku yang perlu diperhatikan yakni: mengukur panjang,
lebar, dan tinggi akuarium untuk mengetahui volumenya. Adapun panjang akuarium 57
cm lebar akuarium 27,5 dan tinggi akuarium 16 cm. Setelah itu, memasukkan hasil
pengukuran ke dalam rumus volume sehingga mendapatkan hasil volume air sebanyak
25,08 liter. Setelah itu dilanjutkan dengan mengukur suhu awal menggunakan
thermometer dan diperoleh hasil suhu awal 30oC dan suhu akhir 16oC. Dari hasil
pengujian organ pengindraan pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus) pada praktikum
ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Pendengaran

Uji pendengaran dilakukan dengan mengetuk salah satu sisi akuarium untuk
mengamati respon ikan terhadap perlakuan yang diberikan. Ikan pertama mampu
merespon dalam waktu 2 menit 5 detik, ikan kedua mampu merespon dalam waktu 2
menit 25 detik, dan ikan ketiga merespon terhadap perlakuan yang diberikan dalam
waktu 5 menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa organ pendengaran pada ketiga Ikan
Mas Koki (Carassius auratus) tersebut masih normal, karena memiliki organ
pendengaran yaitu gurat sisi yang masih merespon suara dengan baik.
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Hamid (2017), salah satu organ
pendengaran ikan yaitu gurat sisi yang dapat merespon secara sensitif suara-suara
yang bersifat infrasonic, sonic, maupun ultrasonic. Ketika perlakuan diberikan respon
ikan yang terlihat ialah kecerendungan ikan yang merasa bingung dengan bunyi suara
tersebut, ikan akan berenang kesana kemari untuk memastikan bunyi itu berasal dari
mana. Ikan dapat mengeluarkan beragam amplitude suara untuk melakukan
komunikasi dalam pertukaran informasi. Informasi yang dibawa dari sinyal-sinyal suara
menjelaskan mengenai keadaan bahaya yang mengancam, keadaan agresif untuk
menakuti musuh.

2. Uji Penglihatan

Uji penglihatan dilakukan dengan cara mematikan lampu yang ada pada sekitar
ruangan kemudian menyalakan senter yang diperkecil perbesarannya. Ikan pertama
merespon dalam waktu 3 menit 42 detik, ikan kedua merespon dalam waktu 1 menit 52
detik, dan ikan ketiga juga mampu merespon dalam waktu 1 menit 45 detik. Respon
dari ikan berdasarkan uji penglihatan tersebut yaitu ikan bergerak mencari sumber
cahaya dalam praktikum ini digunakan lampu senter yang dinyalakan dengan
penyebaran cahaya yang telah diperkecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa organ
penglihatan pada ikan 1, 2 dan 3 masih berfungsi dengan baik. Karena sistem optikal
yang dimiliki oleh ikan mampu merespon adanya cahaya di sekitarnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fujaya dan Agung
(2015), yaitu mata ikan adalah reseptor penglihatan yang sangat sempurna. Mata
memiliki sistem optikal yang mampu melakukan pengumpulan cahaya dan membentuk
suatu focus bayangan untuk dianalisis oleh retina. Lensa mata ikan mengikuti aturan
dasar fisik pembengkokan cahaya sampai benda yang diketahuinya memberi strategi
untuk selanjutnya dianalisis. Karena itu, sensitivitas dan ketajaman mata tergantung
pada terangnya bayangan yang dapat mencapai retina.

3. Uji Penciuman

Uji penciuman dilakukan dengan memberikan pakan pada akuarium untuk


mengetahui respon dan tingkah laku ikan saat diberikan pakan. Ikan pertama tidak
merespon pemberian pakan, sedangkan ikan kedua merespon dengan waktu 3 menit
36 detik dan ikan ketiga merespon pakan yang diberikan dalam waktu 1 menit 1 detik.
Pada ikan pertama yang tidak memberi respon pada pemberian pakan, hal tesebut
dikarenakan indra penciuman khususnya indra gustatori menolak untuk mendekati
makanan tesebut, dan pada ikan kedua dan ketiga indra gustatori menerima untuk
memakan pakan yang diberikan.
Pada ikan pertama tidak memberikan respon terhadap pakan yang diberikan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Khasani (2013) yang mengatakan bahwa tingkah laku
makan pada ikan menujukkan bahwa indra penciuman (olfactori) dan indra perasa
(gustatori) sensitif terhadap pakan yang diberikan pada ikan. Olfactori berperan dalam
pemberian syarat untuk mendekati makanan sedangkan gustarori memegang peranan
penting dalam keputusan menerima atau menolak makanan tersebut. Jadi ikan
pertama ini tidak memberikan respon terhadap pakan yang diberikan karena gustatori
atau indra perasa ikan pertama ini memberikan keputusan untuk menolak pakan yang
telah diberikan.
Pada ikan kedua dan ketiga menunjukkan bahwa organ penciuman pada Ikan Mas
Koki (Carassius auratus) berfungsi dengan baik. Hal ini diperkuat oleh Khasani (2013)
yang mengatakan bahwa olfaktori (organ indera penciuaman) berperan dalam
pemberian isyarat untuk mendekati makanan. Jadi organ olfaktori pada ikan kedua dan
ketiga berfungsi dengan baik.

4. Uji Tingkah Laku

Uji tingkah laku dilakukan dengan memberikan es batu kedalam akuarium untuk
mengetahui kemampuan ikan untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya
dengan menggunakan gurat sisi. Pada ikan pertama, ikan kedua, dan ikan ketiga
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan cara cenderung berenang didasar
akuarium dan sesekali kepermukaan, tetapi dengan memberikan perlakuan ini
pergerakan ikan melambat. Hal ini menunjukkan bahwa linea lateralis pada ikan
berfungsi dengan baik dalam menjaga keseimbangan tubuh ikan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hamid (2017), organ yang linea lateralis (gurat
sisi) dan struktur labirin di gunakan ikan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Organ
ini mampu memberi respon suara dari luar melalui gerakan relatif fluida di sekitar tubuh
ikan gurat sisi peka terhadap gerakan air yang lemah. Gurat sisi tersebut tidak hanya
dapat mengindera gerakan halus arus yang di pantulkan oleh penghalang tak terlihat
seperti bebatuan yang ada di perairan, tetapi juga dapat menemukan gangguan yang
ditimbulkan oleh musuh yang akan menyerang. Gurat sisi juga membantu sekelompok
ikan supaya tetap berada dalam formasi lingkungannya.
V. PENUTUP

A. Simpulan

Adapun alat indra yang terdapat pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus)
diantaranya yaitu indra pendengaran yang berfungsi untuk mengetahui sumber getaran
dan bunyi yang ada disekitarnya, indra penglihatan yang berfungsi untuk melihat
kepekaan terhadap cahaya, indra penciuman yang berfungsi untuk mendeteksi
makanan, dan gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan pada air.
Berdasarkan hasil praktikum pengindraan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Uji pendengaran pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus) memberikan respon pada
pemberian perlakuan dengan bergerak mendekati sumber suara ketukan. Ikan pertama
mampu merespon dalam waktu 2 menit 5 detik, ikan kedua mampu merespon dalam
waktu 2menit 25 detik, dan ikan ketiga merespon terhadap perlakuan yang diberikan
dalam waktu 5 menit. Pada uji penglihatan Ikan Mas Koki (Carassius auratus)
merespon perlakuan terhadap cahaya tersebut dengan mendekati sumber cahaya
yang diberikan. Ikan pertama merespon dalam waktu 3 menit 42 detik, ikan kedua
merespon dalam waktu 1 menit 52 detik, dan ikan ketiga juga mampu merespon
dalam waktu 1 menit 45 detik. Pada uji penciuman ikan diberikan perlakuan dengan
memberikan pakan kedalam akuarium. Ikan 1 tidak memberikan respon terhadap
pakan yang diperikan, hal ini memungkinkan ikan 1 dalam keadaan kenyang.
Sedangkan ikan 2 dan ikan 3 merespon pakan yang diberikan. Ikan pertama tidak
merespon pemberian pakan, sedangkan ikan kedua merespon dengan waktu 3 menit
36 detik dan ikan ketiga merespon pakan yang diberikan dalam waktu 1 menit 1 detik.
Pada uji tingkah laku ikan diberikan perlakuan dengan menurunkan suhu air dengan
menggunakan es batu dalam akuarium dari suhu 30oC hingga 16oC yang membuat
Ikan Mas Koki cenderung berada didasar perairan dan sesekali ke permukaan.

B. Saran

1. Laboratorium

Saran untuk laboratorium sebaiknya bahan dan peralatan yang akan digunakan
pada praktikum di laboratorium disediakan, dan sebaiknya tidak terlalu banyak
praktikum dengan waktu yang bersamaan untuk mempelancar percobaan yang akan
dilakukan

2. Asisten

Saran untuk asisten agar tetap ramah pada praktikan agar praktikan tidak
canggung pada saat asistensi dan komunikasi bisa terjalin dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Aceh, S.A. 2018. Pengaruh Pemberian Nilai Konsentrasi (Sprirulina platensis) yang
Berbeda pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Mas Koki
(Carassius auratus). [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang

Aslan, B. K. 2011. Kemapuan Penglihatan Mata Ikan Layur (Trichiurus savala) dalam
Aplikasinya pada Alat Set Net. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Burhanuddin, A.I. 2010. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya. Yayasan Citra
Emulsi. Makassar
Fujaya, Y. dan A. Sudaryono. 2015. Fisiologi Ikan dan Aplikasinya pada Perikanan.
Pustaka Al-Zikra. Makasar dan Yogyakarta

Hamid, M. 2017. Pengaruh Pemberian Gelombang Bunyi Terhadap Laju


Perkembangan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn.). [Skripsi]. UIN
Alauddin. Makassar.

Khasani, I. 2013. Atraktan pada Pakan Ikan: Jenis, Fungsi, dan Respon Ikan. Jurnal
Media Akuakultur. 8(2): 128 – 129

Lamarunga, Y. 2018. Pengaruh Pemberian Konsentrasi Tepung Spirulina platensis


yang berbeda pada pakan terhadap pertumbuhan ikan mas koki
(Carassius auratus). [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang.

Marbun, T. P. 2014. Pemijahan Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) dengan


Menggunakan Berbagai Substrat. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.

Tarsidi, D dan A. Nawawi. 2010. Analisis Fungsi Organ-Organ Penginderaan dan


Pengembangannya Bagi Individu Tunanetra. [Skripsi]. FIB UPI
Bandung. Bandung.

Tim Lentera. 2015. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Agromedia Pustaka.
Jakarta. 5-8.

Anda mungkin juga menyukai