Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKHIR DINAMIKA POPULASI

Judul : “Kajian Dinamika Stok   Ikan Mata Besar (Priacanthus Tayenus


Richardson, 1846) di Perairan Utara Jawa Timur Yang  Didaratkan   Di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Kabupaten Lamongan,
Provinsi Jawa Timur” oleh Octavianies Sukamto (2010).

Berdasarkan pada jurnal pendugaan potensi/stok yang telah saudara pilih/baca


tersebut, maka :
1) Jelaskan kondisi stok saat ini terhadap tekanan eksploitasi dan bagaimana
mengelola stok tersebut agar dapat memberikan hasil maksimum dengan
tetap menjaga kelestariannya
2) Jika stok tersebut direncanakan akan di budidaya pada suatu media yang
hampir sama dengan kondisi di alam/laut, bagaimana pendapat saudara
tentang kemungkinan keberhasilannya ditinjau dari aspek biologi dan
ekonomi

Jawab:

1. Kondisi stok ikan:


Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan hasil tangkapan ikan Mata
Besar di PPN Brondong tahun 2004 hingga 2009 relatif meningkat setiap
tahun. Hal ini juga menunjukkan naiknya tekanan ekploitasi ikan Mata Besar.
Diketahu pada tahun 2004 hasil tangkapan sebanyak 7387 ton dengan
effort atau upaya tangkap 453 unit, pada tahun 2005 sebanyak 5870 ton
dengan effort 830 unit, tahun 2006 tidak jauh beda dari tahun 2005 yaitu
sebanyak 5914 ton dengan effort 961 unit, pada tahun 2007 yaitu sebanyak
7867 ton dengan upaya tangkapan 969 unit, tahun 2008 sebanyak 7378 ton
dengan upaya tangkapan 1393 unit dan pada tahun 2009 sebanyak 9014 ton
dan upaya tangkapan mencapai 1386 unit. Berdasarkan analisis yang
dilakukan diketahui Model stok ikan Mata Besar mengikuti model Fox
dengan jumlah maksimum tangkapan lestari sebesar 7638 ton per tahun.
Sedangkan pada tahun 2007 hingga tahun 2009 hasil tangkapan telah
melebihi potensi lestarinya.
Pengelolaan Stok:

Laju eksploitasi ikan mata besar sebesar 68% dan sebagian besar
didominasi oleh mortalitas akibat penangkapan sebesar 0.25 per tahun. Laju
eksploitasi relatif besar dan dilihat dari hubungan antara hasil tangkapan dan
upaya tangkapan diketahui bahwa hasil tangkapan ikan mata besar pada
tahun 2004, 2007, 2008, dan 2009 telah melebihi nilai potensi lestari. Dari
hal tersebut upaya pengelolaan ikan mata besar yang disarankan adalah
mengontrol upaya penangkapan dan memanfaatkan wilayah fishing ground
yang lain. Memaksimumkan yield per recruit dapat merupakan tujuan umum
sebagian besar pengelolaan perikanan, secara teoritis mudah dikerjakan
melalui control upaya penangkapan (E) dan ukuran pertama kali ikan
tertangkap (Lc). Pengontrolan upaya tangkap pada perikanan ikan mata
besar di PPN Brondong dapat dilakukan dengan pembatasan jumlah armada
yang menangkap ikan mata besar, dan pembatasan jumlah alat tangkap.
Pembatasan jumlah armada dan jumlah tangkapan mengacu pada analisis
hasil tangkapan dengan pendekatan Fox yaitu upaya penangkapan optimum
(fMSY) tidak boleh melebihi 1 055 unit per tahun dengan jumlah tangkapan
tidak lebih dari 7 638.47 ton per tahun. Selain itu, hasil tangkapan yang
melebihi nilai potensi lestarinya dipengaruhi oleh kenaikan jumlah effort yang
digunakan pada tahun sebelumnya. Pembatasan upaya tangkapan pada
penerapannya dilapangan relatif sulit karena itu, selain pambatasan upaya
tangkapan diberikan alternatif lain yaitu pemanfaatan daerah penangkapan
lainnya. Berdasarkan informasi nelayan ikan mata besar sebagian besar
menagkap ikan mata besar di perairan Pulau Bawean dan sebagian kecil di
perairan pulau Masalemboo, perairan Pulau Matasiri dan perairan Pulau
Kramean yang juga merupakan daerah fishing ground ikan mata besar
belum mampu dijangkau. Menurut informasi dari nelayan ikan mata besar
wilayah tersebut tidak mampu dijangkau karena sebagian besar kekuatan
kapalnya berkisar 10‐20 GT sehingga untuk memanfaatkan daerah
penangkapan lainnya diperlukan bantuan untuk menambah kekuatan kapal
nelayan ikan mata besar.
2. Kemungkinan keberhasilan dari Budidaya:
Menurut saya jika stok ikan mata besar/ikan swanggi ini direncanakan akan
di budidaya pada suatu media yang hampir sama dengan kondisi di
alam/laut sangat bisa menguntungkan bagi ekonomi dan biologi. Karena
diketahui bahwa Ikan swanggi (Priacanthus tayenus) memiliki potensi besar
pada ekonimi diaman dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pangan.
Ikan swanggi pada awalnya bukan merupakan ikan hasil tangkapan utama,
namun belakangan banyak didaratkan di pelabuhan perikanan sebagai salah
satu hasil tangkapan yang bersifat komersial dan menjadikan ikan ini sebagai
ikan komoditas ekspor. Sehingga dibutuhkan stok populasi untuk memenuhi
kebutuhan ekspor maupun kebutuhan pangan masyarakat. Disamping itu
tentu saja dengan dilakukannya pembudidayaan ikan swanggi ini dapat
menguntungkan dari segi biologi juga, karena salah satu dari tujuan
budidaya untuk melakukan penambahan sto dari suatu spesies. Namun
disamping itu keberhasilan dari budidaya ikan swanggi mungkin tergolong
rendah karena diketahui bahwa Ikan swanggi umumnya hidup di perairan
pantai di antara bebatuan karang dan terkadang di area yang lebih terbuka
pada kedalaman 20-200 m atau lebih dalam. Hal menandakan bahwa untuk
budidaya mungkin agak sulit untuk menyamakan habitat asli dari ikan
swanggi ini.

Anda mungkin juga menyukai