) PADA
KERAMBA JARING APUNG (STUDI KASUS DI TELUK AMBON
KECAMATAN BAGUALA KOTA AMBON)”
Disusun oleh :
141811535037
diperkirakan sebesar 5,8 juta km2 dan panjang garis pantai 95.181 km, keadaan
besar di bidang perikanan, mulai dari prospek pasar baik dalam negeri maupun
internasional.
subsektor ini merupakan salah satu subsektor penerimaan devisa negara yang
yang sangat besar bagi pembangunan kelautan dan perikanan. Melihat potensi
sangat baik. Terutama bila dilihat dari data permintaan ekspor dari tahun ke tahun
semakin meningkat.
Komoditas ikan laut jenis kerapu merupakan komoditas andalan dan
permintaan dari pasar eksport (Singapura dan Hongkong) dari tahun ketahun terus
meningkat. Salah satu jenis ikan yang memiliki prospek cerah untuk
merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta
memilih peluang pasar dalam dan luar negeri yang sangat baik. Ikan kerapu ini
sudah menjadi menu istimewa di hotel dan restoran terkemuka, baik di Indonesia,
akan ikan kerapu yang cenderung terus meningkat, memberikan peluang besar
akibat penangkapan yang intensif dan kerusakan terumbu karang sebagai habitat
ikan kerapu.
perikanan laut Indonesia sebesar 6,4 juta ton pertahun. Termasuk di dalamnya
ikan demersal sebesar 1,36 juta ton dan ikan karang sebesar 145 ribu ton.
Penangkapan yang diperbolehkan adalah 80 persen dari potensi lestari atau sekitar
sangat potensial ditinjau dari besaran stok maupun peluang pemanfaatan dan
pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dan analisis terhadap
kelimpahan stok potensi lestari. Wilayah perairan laut Kota Ambon memiliki
salah satu komoditi perikanan tergolong potensial untuk dikembangkan yaitu
sangat diandalkan. Potensi berupa perikanan tangkap meliputi luas wilayah laut
147.480.6 Km2. Potensi sumber daya ikan yang dimiliki sebesar 484.532
ton/tahun. Potensi tersebut baru dimanfaatkan sebesar 41.307.1 ton/tahun.
kawasan terumbu karang dengan luas 1.667,4 Ha (baik 1.202 Ha dan rusak 469,8
Ha) merupakan daerah penangkapan ikan demersal dan ikan karang yang
tahun 2004 produksi ikan kerapu yang dicapai sebesar 352,56 ton dimana tingkat
terbuka.
selera konsumen dari ikan mati atau beku kepada ikan dalam keadaan hidup, telah
sebagai ikan hias maupun ukuran konsumsi terus meningkat. Kerapu tikus ukuran
konsumsi dengan berat 400 – 500 gram/ekor laku dijual di pasar lokal dengan
harga tahun 2000 sekita Rp 250.000 – Rp 300.000/Kg, bahkan untuk pasar ekspor
seperti Hongkong, Taiwan dan Cina harga kerapu ukuran konsumsi sekitar US$
55/Kg.
cukup lama, dengan mengandalkan pasokan dari hasil tangkapan. Hal ini telah
karang yang dapat mengancam kelestarian stok ikan di alam serta untuk menjaga
ikan kerapu yang meliputi perbenihan (hatchrey) di bak kontrol dan pembesaran
Ikan Kerapu (Epinephelus spp) Pada Keramba Jaring Apung (Studi Kasus di
atau pun dengan menggunakan keramba jaring apung (KJA). Budidaya ikan
dapat menekan input biaya produksi, mudah dipantau, unit usaha dapat diatur
(KJA) cukup cerah. Meskipun sistem budidaya ini masih relatif baru, namun
dalam keramba tidak mempunyai standar yang khusus, sehingga banyak sekali
Potensi perairan secara teknik yang layak untuk budidaya ikan dalam
identifikasi dan karakterisasi sebagai acuan dalam penentuan lokasi begitu besar
artinya dalam kegiatan ini, sehingga data potensi dapat diketahui secara rinci
kerapu oleh pemerintah khususnya untuk jenis macan, bebek dan lumpur serta
diperkuat oleh tinggi dan stabilnya harga jual kerapu hidup dan semakin
pembesaran.
- Pemilihan Benih
penyakit, gerakan berenang tenang serta tidak membuat gerakan yang tidak
beraturan atau gelisah tetapi akan bergerak aktif bila ditangkap, respon terhadap
pakan baik, warna sisik cerah, mata terang, sisik dan sirip lengkap serta tidak
cacat tubuh.
- Penebaran Benih
lingkungan budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam adaptasi ini,
adalah : (a) waktu penebaran (sebaikanya pagi atau sore hari, atau saat cuaca
teduh), (b) sifat kanibalisme yang cenderung meningkat pada kepadatan yang
- Pendederan
Benih ikan kerapu ukuran panjang 4 – 5 cm dari hasil tangkapan maupun
dari hasil pembenihan, didederkan terlebih dahulu dalam jaring nylon berukuran
kepadatannya 250 ekor per jaring sampai mencapai ukuran glondongan (20 – 25
cm atau 100 gram). Setelah itu dipindahkan ke jarring besar ukuran 3x3x3 m
kerapu dalam KJA. Oleh karena itu, pemilihan jenis pakan harus benar-benar tepat
pakan diusahakan untuk ditebar seluas mungkin, sehingga setiap ikan memperoleh
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakan. Pada tahap pendederan, pakan
adalah 8-10% dari total berat badan per hari. Pemberian pakan sebaiknya pada
pagi dan sore hari. Pakan alami dari ikan kerapu adalah ikan rucah (potongan
ikan) dari jenis ikan tanjan, tembang, dan lemuru. Benih kerapu yang baru
ditebardapat diberi pakan pelet komersial. Untuk jumlah 1000 ekor ikan dapat
diberikan 100 gram pelet per hari. Setelah ± 3-4 hari, pelet dapat dicampur dengan
ikan rucah.
adalah ikan buntal, burung, dan penyu. Sedang, jenis penyakit infeksi yang sering
menyerang ikan kerapu adalah : (a) penyakit akibat serangan parasit, seperti :
kerapu, antara lain : penentuan waktu panen,peralatan panen, teknik panen, serta
permintaan pasar. Ukuran super biasanya berukuran 500 – 1000 gram dan
merupakan ukuran yang mempunyai nilai jual tinggi. Panen sebaiknya dilakukan
pada padi atau sore hari sehingga dapat mengurangi stress ikan pada saat panen.
Peralatan yang digunakan pada saat panen, berupa : scoop, kerancang, timbangan,
alat tulis, perahu, bak pengangkut dan peralatan aerasi. Teknik pemanenan yang
dilakukan pada usaha budidaya ikan kerapu dengan metoda panen selektif dan
panen total. Panen selektif adalah pemanenan terhadap ikan yang sudah mencapai
ukuran tertentu sesuai keinginan pasar terutama pada saat harga tinggi. Sedang
panen total adalah pemanenan secara keseluruhan yang biasanya dilakukan bila
permintaan pasar sangat besar atau ukuran ikan seluruhnya sudah memenuhi
kriteria jual.
Penanganan pasca panen yang utama adalah masalah pengangkutan
sampai di tempat tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar kesegaran ikan
tetap dalam kondisi baik. Ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengangkutan
angkut dekat atau dengan jalan darat yang waktu angkutnya maksimal hanya 7
jam. Wadah angkutnya berupa drum plastik atau fiberglass yang sudah diisi air
laut sebanyak ½ sampai 2/3 bagian wadah sesuai jumlah ikan. Suhu laut
2.2.1 Kekuatan
pengembangan produk oleh unit usaha di pasaran. Kekuatan yang dimiliki oleh
usaha budidaya ikan kerapu di Keramba Jaring Apung dapat diidentifikasi antara
lain:
Usaha budidaya ikan kerapu ini terletak di perairan teluk yang tenang,
dekat dengan jalan raya dan dekat dengan tempat berdomisili pembudidaya
mengatakan lokasi usaha sesuai bagi budidaya di KJA. Sehingga lokasi usaha
budidaya laut (BBL), kualitas air di perairan teluk ambon telah memenuhi
2) Dukungan PEMDA
jawaban respon bahwa mereka menerima bantuan berupa uang sejumlah Rp.
Benih di dapat dari balai budidaya laut (BBL) yang dijual murah kepada
benih harus dibeli di Bali dengan harga 15.000 per ekor. Sehingga harga benih
2.2.2 Kelemahan
Hal ini disebabkan karena lokasi penjualan benih hanya terdapat di balai
bahwa benih di BBL terbatas sehingga mereka membeli benih yang ditangkap
2.3.1 Peluang
dekat, dimasa mendatang yang akan memberikan keuntungan bagi kegiatan usaha.
Peluang-peluang yang dimiliki oleh usaha budidaya ikan kerapu pada keramba
Nilai jual ikan kerapu yang semakin tinggi baik ekspor maupun lokal.
Produk kerapu tidak sulit untuk dipasarkan karena merupakan produk yang
hasil panen yang terbatas. Hal ini membuktikan bahwa pangsa pasar
kerapu di KJA.
Peluang usaha besar dapat dilihat dari pangsa pasar hasil tambak dan
usaha budidaya sangat besar namun ketersediaan benih rendah. Oleh karena itu
4) Kebijakan pemerintah
2.3.2 Ancaman
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Adapun
ancaman yang dihadapi oleh usaha budidaya ikan kerapu pada KJA antara lain:
1) Faktor Iklim
usaha sangat didukung oleh iklim yang stabil. Demikian jawaban responden
bahwa jika musim penghujan maka akan terjadi kebanjiran yang dapat
membawa sampah dan dapat merusak jaring. Sampah yang dibawa banjir juga
keramba jaring apung. Sehingga faktor iklim merupakan salah satu faktor
2) Keamanan
3.1 Kesimpulan
Budidaya Ikan Kerapu (Epinephelus spp.) yang baik ialah dengan
memperhatikan aspek penting dalam budidaya. Rencana budidaya Ikan Kerapu
diawali dengan pemilihan lokasi dan kesesuaian lahan, kontruksi dan persiapan
keramba jaring apung, seleksi benih, penebaran benih, manajemen pemberian
pakan, manajemen kualitas air, manajemen kesehatan ikan, pemanenan dan
penanganan pasca panen serta aspek penting analisis SWOT.
DAFTAR PUSTAKA
Putriani, D., & Sutrisna, E. 2017. Analisis Swot sebagai Dasar Perumusan Strategi
Bersaing pada Produk Asuransi Jiwa Perorangan Ajb Bumiputera 1912
Kpr Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau University).
Soumena, I. D. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Kerapu
(Epinephelus spp) pada Keramba Jaring Apung (Studi Kasus di Teluk
Ambon Kota Ambon (Doctoral dissertation).
Talakua, B. A. 2013. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Usaha
Penangkapan Ikan Di Kota Ambon. Peluang, 7(2).
Yanggi, S. 2017. Pt. Kerapu Indonesia Budidaya Ikan Kerapu Tikus Dan Ikan
Kerapu Macan. Transaksi, 9(2), 12-21.