Anda di halaman 1dari 3

Budaya Beragama Madrasah Diniyah Miftahul Huda-Ngasem

Siska Mudmainnah (18150003)

Pendidika Bahasa Arab

siskamuthmainnah938@gmail.com

Madrasah Diniyah Miftahul Huda merupakan salah satu tempat di desa Jatirejo,
Nganjuk, Jawa Timur untuk memperoleh cahaya ilmu agama. Dari tempat inilah masyarakat
desa Jatirejo mendapatkan ilmu-ilmu agama ataupun akhlak yang baik. Dari anak-anak kecil,
remaja hingga dewasa dapat menimba ilmu agama di madrasah ini. Dan untuk bapak-bapak
dan ibu-ibu juga ada pengajian rutin setiap Rabu malam. Ilmu-ilmu yang diajarkan tentunya
berdasarkan ajaran Nabi Muhammad S.A.W. Salah satu keteladanan yang diberikan Rasulullah
Muhammad S.A.W. adalah memiliki akhlak yang santun dan juga mulia, karena tujuan
diutusnya Rasulullah Muhammad S.A.W tak lain dan tak bukan adalah untuk menyempurnakan
akhlak dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.

Salah satu visi Madrasah Diniyah Miftahul Huda yaitu tercapainya santri yang
berakhlakul karimah. Kita sebagai warga Indonesia, khususnya masyarakat Jawa dengan
segala budayanya dapat membuat peradaban lebih utama untuk menjadi mulia. Salah satu
ulama ahli hadits Abuya Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki Al Hasani dari Makkah sampai
menyampaikan maqalah sebagai berikut:

‫األد ِب َوالْ َك ِرِم‬


َ ‫َْأه ُل اجْلَ َاو ْاه َْأه ُل‬

Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang berakhlak baik dan pemurah. Sebagai orang Jawa
Indonesia yang beragama Islam tentunya beragama dengan meniru jejak langkah Nabi
Muhammad S.A.W. sahabat, tabi’in, dan ulama. Terlebih bangsa Indonesia memiliki peletak
dasar yang berbudaya sejak era walisongo, yang berhasil mengislamkan penduduk dan
masyarakat Nusantara dalam kurun waktu 50 tahun atau setengah abad.

Ajaran-ajaran yang disampaikan di Madrasah Diniyah Miftahul Huda tidak keluar dari
ajaran islam nusantara, yakni Islam Ahlussunah wal Jama’ah. Para santri diarahkan untuk
berdo’a, sholawatan, tahlilan, manaqiban, zikiran, dan diba’an. Yang mana sebenarnya ajaran-
ajaran tersebut merupakan ajaran para ulama’ yang meneruskan ajaran para walisongo.
Pembacaan yasin dan tahlil menjadi kegiatan wajib di Kamis malam dan pembacaan diba’ pada
Sabtu malam.

Selain itu, Madrasah Diniyah Miftahul Huda juga tetap menjaga moderasi dalam
beragama. Moderasi beragama adalah cara beragama dengan lebih mengedepankan moderat,
mengamalkan islam dengan cara yang santun, dengan cara yang ramah bukan marah-marah,
atau radikalisme dan ekstrimisme. Para asaatidz dan ustadzat yang mengajar di Madrasah
Diniyah Miftahul Huda sangat ramah ketika mengajar. Kitab-kitab yang diajarkan diantaranya
tentang fiqih, akidah, akhlak,sejarah, dan ilmu alat. Contohnya seperti mabadi fiqiyah, alala,
aqidatul awam, mathlab, tarikh nabi, jurumiyah, dll.

Metode yang dipakai di Madrasah ini yaitu ngaji bandongan dan sorogan yang
merupakan salah satu ciri daripada islam nusantara. Penyampaian maknani ala Jawa oleh para
asaatidz dan ustadzat yang khas menggunakan istilah utawi (mubtada) iku (khabar) secara
keilmuan sesuai dengan nahwu sharaf dan i’lal, sesuai gramatikal bahasa Arab namun tetap
berbudaya alias penyampainnya menggunakan logat jawa. Menjadi paham akan islam tidak
meninggalkan budaya serta tidak begitu condong ekstrim kanan maupun kiri. Sesuai dengan ciri
utama Ahlussunah wal Jama’ah, tawassuth (tidak condong kanan, maupun kiri), tawazun
(seimbang), dan I’tidal (tegak lurus).

Selain itu Madrasah Diniyah Miftahul Huda juga mengajarkan seni kepada santri-
santrinya yaitu seni hadrah ISHARI. Tujuannya untuk melestarikan kesenian hadrah ISHARI
yang berdiri sejak tahun 1959. Dan juga menghargai perjuangan para ulama dalam perlawanan
budaya terhadap paham komunisme. Seni hadrah ISHARI adalah kesenian islami kekayaan
Indonesia yang telah menjadi bagian sejarah masyarakat santri menghadapi penjajahan dan
juga komunisme.

Seperti yang telah kita ketahui, shalawat hadrah ISHARI memang tidak serancak
shalawat al-banjari atau semenarik tari Saman Aceh, yang juga sama-sama tarian yang diiringi
shalawat pujian pada nabi. Shalawat hadrah ISHARI lebih sakral, tidak dimodifikasi dengan
unsur entertainment. Pelafalan bacaan shalawatnya menggunakan cengkok suara yang
khusus, pukulan rebananya juga tidak bisa dimodifikasi agar lebih rancak dan meriah sehingga
bisa lebih enak didengar.

Kegiatan hadrah ISHARI di Madrasah Miftahul Huda menjadi kegiatan rutin setiap Sabtu
malam, terkadang juga diundang oleh warga sekitar dan juga pentas pada saat hari besar
Islam. Dalam ISHARI ini dibutuhkan konsentrasi, keberanian, dan kepercayaan diri yang kuat
untuk para santri Madrasah Diniyah Miftahul Huda. Selain itu, manfaat kegiatan hadrah ISHARI
yang dilakukan di Madrasah Diniyah Miftahul Huda ini dapat meningkatkan karakter religius
para santri dan disiplin santri. Dalam pelaksanaan kegiatan ISHARI secara rutin ini dapat
mengkondisikan santri dalam hal tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai