PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ajaran-ajaran tasawuf di Indonesia tidak lepas dari jasa para sufi
yang telah menyebarkannya. Berbagai tantangan yang mereka hadapi, mulai dari
tantangan sosial yang tak jarang dikucilkan dari masyarakat, tantangan ekonomi, hingga
tantangan keselamatan diri. Tak jarang kita dapati informasi sejarah para sufi yang
dibunuh karena perbedaan pandangan dan kepentingan kekuasaan. Namun, itu semua
tidak menghalangi mereka untuk terus menebarkan ajaran-ajaran yang pada umumnya
bertujuan membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di antara para sufi
tersebut adalah Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Abdul Somad al-Falimbani,
Abdul Rauf as-Sinkili, Abdul Muhyi Pamijahan, Syaikh Yusuf al-Makasari, Syaikh
Muhammad Nafis al-Banjari,
Perjalanan kehidupan dan ilmu para sufi perlu dipelajari sebagai referensi dan
hikmah teladan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan yang seimbang antara
kehidupan dunia dan akhirat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sosok dan keteladanan Abdul Muhyi Pamijahan, Syaikh Yusuf al-
Makasari dan Syaikh Muhammad Nafis al-Banjari ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui sosok dan keteladanan Abdul Muhyi Pamijahan, Syaikh Yusuf al-
Makasari dan Syaikh Muhammad Nafis al-Banjari
2. Untuk Memenuhi Tugas Akhlak Tasawuf
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Syaikh Abdul Muhyi atau disebut juga Syaikh Muhyi Pamijahan adalah tokoh
penting yang menyebarkan secara luas Tarekat Syattariyah di Indonesia terutama di
wilayah Priangan Timur seperti Garut, Tasikmalaya hingga ke Ciamis dan Kuningan.
Syaikh Yusuf memiliki pengetahuan yang tinggi, luas dan mendalam. Hal ini
terbukti dari kegigihannya menuntut ilmu dari berbagai ajaran tasawuf. Syaikh Yusuf
meninggalkan negerinya, Gowa menuju pusat Islam di Mekah pada tahu 1644 H di usia
18 tahun.
Syaikh Muhammad Nafis belajar ilmu agama dari para ulama di daerah Banjar
sebelum berangkat ke Mekah untuk memperdalam ilmu agama. Untuk ilmu tasawuf,
beliau belajar kepada beberapa ulama di daratan Arabiyah, diantaranya: Syaikh Abdullah
bi Hijaz al-Syarqawi al-Misry, seorang Syaikh al-Azhar Kairo ditahun 1794 M.
B. Saran
Dengan adanya makalh ini penyusun berharap kita bisa meniru keteladanan yang
baik dari pada ahli tasawuf. Sehingga bisa membawa kita jalan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
https://wislah.com/abdul-muhyi-pamijahan-sosok-dan-keteladanan/
https://wislah.com/syaikh-muhammad-nafis-al-banjari/
https://wislah.com/syaikh-muhammad-nafis-al-banjari/
SOAL – SOAL
1. Di bawah ini adalah pandangan syekh Yusuf Al makassari tentang hidup, kecuali …
a. Hidup harus seimbang antara duniawi dan ukhrowi
b. Hidup berjalan seperti apa adanya
c. Hidup harus memiliki cita-cita dan tujuan hidup
d. Dalam hidup harus menemukan kebebasan dan menempatkan Allah subhanahu wa
ta'ala sebagai pusat orientasi hidup
e. Menggapai cita-cita karena Allah SWT
Kunci:B
2. Di bawah ini yang termasuk penyebaran dan perkembangan Islam sangat pesat di wilayah
Priangan….
a. Dakwah melalui kekerabatan dan pernikahan
b. Menjalin komunikasi politik dengan masyarakat
c. Tidak memiliki jaringan yang luas
d. Mendukung perdukunan melalui pertarungan spiritual
e. Beliau tidak pernah melakukan dakwah praktis
Kunci :A