Anda di halaman 1dari 6

TAREKAT

SAMMANIYAH
KELOMPOK 5 :
• A.NUR ALJAATSYIAH MA’RUF
• ANDI HADININGRAT
• JUMARDI
• JUNAEDI
• ADI INDRA NURADIN
ASAL USUL TAREKAT SAMMANIYAH
tarekat khalwatiah samman yang juga dekenal sebagai tarekat sammaniyah yang
dimana tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Abdul Karim al-Madani al-Syafi‟i
al-Samman, lahir di madinah dari keluarga Quraisy. Dikalangan muridnya ia lebih
dikenal dengan nama al-Sammany atau Muhammad Samman. Beliau banyak
menghabiskan hidupnya dan tinggal dirumah bersejarah milik abu bakar as-Siddiq.
Guru-guru beliau Muhammad Hayyat seorang Muhaddits di Haramain sebagai
penganut tarekat Naqsabandiyah, Muhammad bin Abdul Wahab seorang penentang
bid‟ah praktik-praktik syirik serta pendiri wahabiyah, Muhammad sulaiman al-Qurdi,
Abu Tahir al-Qur‟ani, Abdullah al-Basri, dan mustafa bin kamal al-Din al-Bakri,
Adalah guru bidang tasawuf dan tauhid dan merupakan syaikh tarekat Khalwatiyah
yang menetap di madinah.
Tarekat Khalwatiyah Samman ini juga berkembang di Nusantara. Menurut
keterangan dari Snouck haugronje selama tinggal di aceh ia menyaksikan tarekat ini
telah dipakai oleh masyarakat setempat. Selain itu tarekat ini juga berkembang di
daerah lain terutama di Sulawesi Selatan dan menurut keterangan Sri Muliyati, bahwa
dapat dipastikan di daerah Sulawesi Selatanlah tarekat ini banyak dan sangat
berkembang pesat hingga sekarang ini
Selain itu Tarekat Khalwatiyah Samman, mulai masuk di Indonesia abad ke-18
melalui tokohnya, Syekh Muhammad Abd. al-Karim al-Samman al-Madani (1132-
1189 H/1717-1775 M). Syekh al-Samman mendapat ijazah tarekat dari Syekh
Mushthafa bin Kamaluddin albakri al-Khalwatiy (1099-1163 H/1688-1749 M).5
Dengan demikian, antara Tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Samman bersumber dari
silsilah pasca Syekh Maulana Afandi Umar al-Khalwatiy. Dua murid Syekh Umar
alKhalwatiy, yakni Syekh al-Sirwani menurunkan Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf,
dan murid selainnya adalah Syekh Muhammad Amir Um al-Khalwatiy, menurunkan
Tarekat Khalwatiyah Samman, sehingga dapat dipahami bahwa kedua tarekat ini
masih tetap berkembang di Sulawesi Selatan.
Syekh Yusuf sendiri bernama lengkap Syekh aaji Yusuf Abu al-Mahāsin
Hadiyatullāh Tāj alKhalwatīy al-Makassarīy, lahir 3 Juli 1626 M/8 Syawal 1036 H,
wafat 23 Mei 1699 M/22 Dzulqaidah 1110 H dalam usia 73 tahun berdasarkan
perhitungan tahun Masehi.
AJARAN-AJARAN TAREKAT
SAMMANIYAH
1. Tawassul
Salah satu ajaran tarekat Sammaniyah adalah tawassul. Dalam munaqib Syekh al-Samman
susunan Muhammad Zaini bin Abd al-Ghani al-Banjari, pada bagian akhir dalam Kitab al-
Tawassulat al-Sammaniyah al-Musammat : Jaliah al-Kurab wa Munilah al-Arab. Munculnya
ajaran tawassul kepada Syekh al-Samman dilatar belakangi oleh keyakinan bahwa al-Samman
adalah seorang wali Allah. Murid-murid al-Samman dan banyak ulama disekitarnya
menganggapnya sebagai wali yang luar biasa karamatnya
2. Sholat dan Zikir
Dalam tarekat Sammaniyah zikir yang digunakan melalui urutan-urutan sebagai berikut :
dalam kitab alNafahat al-Ilahiyyah fi kayfiyat Thariqat alMuhammadiyah karya Syekh
Muhammad al-Samman alMadani disebutkan ada beberapa lafal zikir yang digunakan. Pertama,
zikir dengan kalimat thaiyyibah "La ilaha Illa Allah" . Kedua zikir dengan lafal yang datang dari
anugerah ilahi pada lidahnya, seperti Allah, Allah, Hu, Hu, La-la, dan ah-ah.
3. Berlemah lembut kepada fakir miskin,
4. Jangan mencintai dunia
5. Menukarkan akal basyariah dengan akal rabbaniah,
6. Tauhid kepada Allah dalam Zat, Sifat dan Afaal-Nya.
TAREKAT SAMMANIYAH DI SULAWESI
SELATAN
Tarekat Sammaniyah pertama kali diperkenalkan di Sulawesi selatan oleh syekh
Yusuf, salah seorang murid Syekh al-Samman. Akan tetapi tarekat yang ditanamkan syekh
Yusuf ini tidak dapat bertahan lama di daerah ini. kecuali pada keluarga Sultan Bone karena
raja-raja Bone sebagaimana raja-raja Buton, menghalangi masyarakat awam
mempelajarinya agar pengetahuan spirival tersebut menjadi hak istimewa raja. Tarekat
Sammaniyah yang berkembang hingga saat ini dibawa oleh Abd Allah atMunir yang
mempelajarinya di Sumbawa. Penyebaran tarekat ini 51dilanjutkan oleh puteranya
Muhammad Fudhail yang menetap di Baru Sulawesi Selatan. Pada awalnya tarekat
Sammaniyah dianut oleh kalangan petani dan pedagang kecil, kemudian menyebar sampai
ke daerah Sidenneng Rappang.
Mulianii-nad Fudhail memperoleh murid dari kalangan bangsawan. Berkat usaha
Muhammad Fudhail, tarekat Sammaniyah berkembang pesat di Sulawesi Selatan dan ini
menyebabkan dia dikenal sebagai "pendirinya" walaupun ayahnya yang pertama kali
membawanya ke daerah ini. Muhammad Fudhail menunjuk enam orang khalifah termasuk
anaknya sendiri yang bergelar Abd al-Ghani. Kebanyakan khalifahnya berasal dari kaum
bangsawan, yaitu Raja Bone ke-28 yang bergelar Sultan Ahmad Idris (1860-1871), Raja
Gowa ke 33 yang bergelar Sultan Idris, Peta Watang Lipue di Soppeng yang bergelar
Ambokna la Masalengke, Ishak Manggabarani Karaeng Mengeppe kemudian menjadi
Agung Matowawajo ke 46 (1900-1916) dan Haji Abd al-- Razzaq bin Abd A Allah Bugis
yang lebih dikenal dengan Haji Palopo.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai