Anda di halaman 1dari 37

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah


di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."

1. Nabi Adam Alahi salaam (Sanghyang


Janmawalijaya/Sanghyang Adhama) Usia 960 Tahun.

a. pertama kali sareat shalat subuh 2 rakaat diturunkan


kepada Nabi Adam Alahi Salaam

b. Beristeri Dengan Siti Hawa (Dewi Janmawanujawa/Sang


Dewi Kawahnya)

Dimanakah Nabi Adam Diturunkan?

Hadits-hadits yang menguatkan teori Nabi Adam AS,


diturunkan di Al Hind.

1. Dari Qatadah RA, beliau berkata bahwa: “Allah SWT


meletakkan Baitullah (di bumi) bersama Nabi Adam AS.
Allah SWT telah menurunkan Nabi Adam AS di bumi dan
tempat diturunkannya adalah di tanah AL HIND. Dan dalam
keadaan kepalanya di langit dan kedua kakinya di bumi,
lalu para malaikat sangat memuliakan Nabi Adam as,

1
kemudian Nabi Adam AS pelan-pelan berkuranglah tinggi
beliau.” (H.R Musonif Abdur Razaq)

2. Dari Ibnu Abbas RA, telah berkata: “Sesungguhnya


tempat pertama dimana Allah SWT turunkan Nabi Adam
AS di bumi adalah di AL HIND”. (H.R Hakim)

3. Dari Ali RA, telah berkata: “Bumi yang paling wangi


adalah tanah AL-HIND, disanalah Nabi Adam AS
diturunkan dan pohonnya tercipta dari wangi surga.”
(Kanzul Ummal).

4. Dari Ibnu Abbas RA, telah meriwayatkan Ali Bin Abi


Thalib RA telah berkata : “Di bumi tanah yang paling wangi
adalah tanah AL HIND (karena) Nabi Adam AS telah
diturunkan di AL HIND, maka pohon-pohon dari AL HIND
telah melekat wangi-wangian dari surga.” (HR. Hakim)

5. Dari Ibnu Abbas RA telah berkata bahwa jarak antara


Nabi Nuh AS dengan hancurnya kaumnya adalah 300
tahun. Dari tungku api (tannur) di AL HIND telah keluar air
dan kapalnya Nabi Nuh AS berminggu-minggu mengelilingi
Ka’bah. (H.R.Hakim). Riwayat ini penting karena kita telah
tahu bahwa Nabi Nuh kemungkinan besar berasal dari
Sundaland.

6. Dari Abu Sa’id Al Khudri RA mengatakan bahwa


seorang Raja dari AL HIND telah mengirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebuah Tembikar yang berisi Halia.
Lalu Nabi SAW memberi makan kepada sahabat–
sahabatnya sepotong demi sepotong dan Nabi SAW pun

2
memberikan saya sepotong makanan dari dalam tembikar
itu. (HR. Hakim)

7. Dari Ali RA berkata bahwa dua lembah yang paling baik


di kalangan manusia adalah lembah yang ada di MAKKAH
dan lembah yang ada di AL HIND, dimana Nabi Adam AS
diturunkan. Di dalam lembah itu ada satu bau yang wangi,
yang darinya bisa membuat kamu jadi wangi.

8. Dari Ibnu Abbas RA meriyawatkan dari Nabi Muhammad


SAW telah bersabda bahwa Sesungguhnya Nabi Adam AS
telah pergi haji dari AL HIND ke Baitullah sebanyak seribu
kali dengan berjalan kaki tanpa pernah naik kendaraan
walau sekalipun. (HR. Thabrani). Mengapa? Karena dulu
tanah AL HIND dan ARAB adalah satu daratan.

9. Dari Ubay bin Ka’ab RA mengatakan: “Saya


berkeinginan untuk keluar di jalan Allah ke AL HIND”. Ubay
bin Ka’ab RA bertanya kepada Hasan RA: “Berilah saya
nasihat!”. Hasan RA berkata: “Muliakanlah perintah Allah
dimanapun kamu berada maka Allah akan memuliakan
kamu.” (H.R. Baihaqi fii Syu’bul iman)

10. Dari Sauban RA dari Rasulullah SAW beliau bersabda:


“Dua golongan dari ummatku yang diselamatkan Allah dari
Neraka yaitu golongan yang berperang di AL HIND dan
golongan yang berkumpul bersama Isa Alahis Salaam”
(Riwayat Nasai dan Ahmad)

3
Jadi AL HIND disini adalah Nusantara dan bukanlah India
yang seringkali banyak ditafsirkan orang. Bahkan justru
India pada masa dahulu adalah bagian kecil dari wilayah
AL HIND atau sekarang Indonesia.

Namun ini hanya teori yang masih banyak harus ditahkik.


Akan tetapi FAKTANYA adalah, di dunia ini, dimanakah
yang paling banyak penghasil kayu wangi? Gaharu,
Kemenyan, Cendana, kayu manis dan kayu-kayu wangi
lainnya? Dan negara manakah penghasil gaharu di dunia?

Wartawan atau budayawan atau pengembara yang ingin


melakukan perjalanan untuk tujuan menulis reportase yang
menarik, sebaiknya berkaca kepada Empu Prapanca dan
Bujangga Manik. Mereka adalah “wartawan purba” yang
mengajari prinsip-prinsip jurnalisme yang hebat, yang
mencatat secara teliti hampir semua aspek yang ditemui
dalam perjalanannya, sehingga ratusan tahun kemudian—
di zaman kini—kita dapat dengan jelas merasakan dan
memahami apa yang terjadi di zaman dulu, zaman yang
dikisahkan oleh dua “jurnalis pioner” itu.

Kalau Prapanca mencatat kondisi Jawa (plus Nusantara)


pada abad 13 dan 14 M, maka Bujangga Manik mencatat
kondisi Jawa dan Bali pada abad 15 dan 16 M menjelang
menyebarnya agama Islam oleh jasa para Wali. Sejarah
Jawa sudah sangat lama, namun jangan khawatir,
pencatatan sejarah Jawa paling lengkap justru bukan
dilakukan oleh bangsa asing seperti yang anda-anda duga
dan yakini selama ini.

4
Pencatatan paling lengkap justru oleh pujangga kuno asli
Nusantara dalam KITAB BABAD TANAH JAWI. Dan jika
selama ini, kitab tersebut kita tertawakan dan kita hina,
justru para sarjana barat, terutama sarjana mutakhir,
seperti D R.Arysio Santos dan DR. Stephen Oppenheimer
justru mengakui keabsahan KITAB-KITAB KUNO JAWA.

SEJARAH JAWA VERSI BABAD TANAH JAWI

Kitab “Babad Tanah Jawi” banyak dikutip oleh Kitab-kitab


turunannya, misalnya : “Kitab Pustaka Raja Purwa”,“Serat
Paramayoga”, “Serat Kandha”, “Serat Jitapsara” dan
sebagainya.

Kitab-kitab tersebut menyebutkan bahwa Nabi Adam


memiliki anak 40 pasang kembar dampit ditambah 2 yang
tidak lahir secara kembar. Yang laki-laki Sayidina Sis,
sedang yang perempuan Siti Hanun. Diceritakan bahwa
nabi Adam berkehendak menjodohkan anak-anak kembar
dampitnya dengan cara silang. Namun Siti Hawa, isterinya,
menentang dan ingin menjodohkan anak kembar
dampitnya dengan pasangan masing-masing.

Alasannya sudah merupakan ketentuan takdir dijodohkan


sejak dalam kandungan. Dari silang sengketa antara Adam

5
dan Hawa tersebut kemudian sama-sama marah dan
sama-sama mengeluarkan rahsa yang diterjemahkan
sebagai darah. Penulis (Ki Sondong Mandali) sendiri
menterjemahkan sebagai “dayaning urip” (daya hidup).

Rahsa tersebut kemudian ditempatkan dalam cupumanik


(cupu = wadah, manik = inti) dan sama-sama dipanjatkan
doa. Rahsa dalam cupumanik Nabi Adam berubah menjadi
orok bayi namun hanya ragangan, atau tubuh yang belum
bernyawa. Atas kemurahan kodrat dan iradat Allah, bayi
yang ada pada cupumanik milik Nabi Adam menjadi
lengkap perwujudannya sebagai manusia yang sempurna,
kemudian cahaya nurbuwah (kenabian) yang ada di badan
Nabi Adam berpindah ke dalam tubuh bayi hingga dapat
hidup sempurna.

Adam mendapatkan bisikan dari Allah agar bayi tersebut


dinamakan Sayidina Sis (Nabi Sis) alias Seth atau Set-
yang dalam Jitapsara (Kitab susunan Begawan Palasara,
Jawa) disebut Sang Hyang Sita. Nabi Adam memanjatkan
syukur kepada Allah dan menjalankan bisikan gaib tersebut
dan bayi digendongnya. Tiba-tiba datang badai (angin
ribut) yang ikut menerbangkan cupu tempat bayi hingga
jatuh di tengah Samudera Hijau dan diterima malaikat
Ngazazil. Malaikat Ngazazil atau Ajajil ini nantinya akan
berubah menjadi Iblis.

Cerita tersebut diatas secara samar-samar telah


menjelaskan bagaimana Adam (dalam pengertian “ilahi”
sebagai Hyang Adhama, Atman, Dzat Sejatining Urip)

6
beremanasi atau bertajalli menjadi Sang Hyang Sita (Nabi
Sis). Jelasnya, kelahiran Sang Hyang Sita (Nabi Sis) bukan
melalui proses biologis antara Adam dan Hawa. Namun
oleh sebab keluarnya rahsa atau “dayaning urip” dan atas
kemurahan kodrat dan iradat Allah.

Namun diambil logikanya saja, saya Viddy Ad Daery


menyimpulkan, Nabi Sis adalah keturunan Nabi Adam hasil
pernikahan dengan Siti Hawa dalam wujud istimewa,
disebut-sebut Nabi Sis itu mempunyai sifat dan fisik mirip
Nabi Adam, dan bahkan segalanya mirip Nabi Adam,
terutama dari segi kecerdasan dan kebijaksanaannya.

Nabi Sis mendapatkan jodoh dari Allah berupa bidadari


bernama Dewi Mulat. Malaikat Ngazazil mengetahui dan
mendengar bahwa kelak di kemudian hari keturunan Adam
akan sangat dikasihi Allah.

Maka Ngazazil selalu berdoa kepada Allah dan selalu


berupaya agar keturunan Adam dan keturunannya bisa
menyatu. Maksudnya, agar dirinya dapat menurunkan raja-
raja bagi manusia. Doa Ngazazil dikabulkan, kemudian
anaknya, Dlajah atau Dajjal, dibuat mirip dengan Dewi
Mulat untuk menggantikan isteri Nabi Sis tersebut. Sedang
Dewi Mulat disembunyikan. Setelah Ngazazil mengetahui
nutfah Nabi Sis (Sang Hyang Sita) jatuh di telanakan
(rahim) Dlajah, maka cepat-cepat Dlajah dibawa pulang ke
kahyangannya dan Dewi Mulat dimunculkan kembali.

7
Dewi Mulat melahirkan anak kembar pada waktu
julungwangi atau saat matahari terbit. Yang satu berwujud
bayi laki-laki dan yang satunya berwujud Cahya (Nur).

Pada waktu yang sama Dlajah juga melahirkan, tepat saat


julungpujut atau saat matahari tenggelam. Yang dilahirkan
Dlajah berwujud Asrar (rahsa) yang berkilauan
memancarkan cahaya laksana embun pagi di daun talas.
Selanjutnya Asrar tersebut dibawa Ngazazil ke
Kusniyamalebari dan dipersatukan dengan anak Nabi Sis
dengan Dewi Mulat yang berwujud Cahya (Nur).

Kemudian berubah menjadi laksana bayi laki-laki yang


masih diliputi cahaya dan tidak dapat dipegang. Kakek
bayi-bayi tersebut, Nabi Adam (Hyang Adhama), memberi
nama Anwas (Nasa, dalam Jitapsara) kepada cucunya
yang berwujud bayi laki-laki (dari Dewi Mulat) dan Anwar
(Nara, dalam Jitapsara) kepada cucunya yang berwujud
cahya (persatuan antara anak Dewi Mulat dan anak
Dlajah).

Sayid Anwas tekun beribadah kepada Allah SWT., sedang


Sayid Anwar gemar bertapa dan berkelana hingga bertemu
dengan Malaikat Ngazazil , kakeknya, dan berguru
kepadanya. Sayid Anwar mendapatkan berbagai ilmu
kesaktian. Bisa berubah sebagai laki-laki atau perempuan,
bisa menghilang dan kasat mata (tidak bisa diindera). Juga
bisa terbang ke angkasa dan masuk ke perut bumi.
Logikanya, saya Viddy Ad Dery menyimpulkan, bahwa

8
Sayid Anwar adalah seorang liberalis atau menghalalkan
segala cara.

Ketika Sayid Anwar pulang dan bertemu Nabi Adam, maka


kakeknya melihat berubahnya perilaku cucunya itu. Nabi
Adam paham bahwa perubahan itu dikarenakan ulah
Ngazazil dan berkata kepada Nabi Sis, bahwa kelak Sayid
Anwar akan murtad dari ajaran agama yang dipeluk kakek
dan ayahnya.

Paramayoga tidak secara jelas menguraikan tentang


malaikat Ngazazil dan bagaimana ceritanya bisa punya
“anak” bernama Dlajah. Disinilah “kehalusan” pujangga
Jawa dalam menukil ajaran Islam tentang Allah Swt. dan
Malaikat.

Para pujangga Jawa menghormati ketauhidan Islam


dengan menempatkan Allah Swt. pada wilayah “tan kena
kinayangapa”. Serta tetap membuat misteri tentang posisi
Malaikat. Secara samar-samar memposisikan kesetaraan
Malaikat dengan Hyang Adhama, sehingga disebutkan
bahwa Malaikat Ngazazil berkehendak ikut menurunkan
raja-raja penguasa manusia. Secara tersirat menyatakan
bahwa Malaikat (sebagai Kuasa Allah) ikut mengatur
“uriping manungsa”. Maksudnya, ikut terlibat dalam proses
beremanasinya Dzat Sejating Urip selanjutnya.

Namun saya Viddy Ad Daery lebih suka melogik-kan kisah


ini, karena toh bisa dilogik-kan, kalau kita mempretheli
“kisah-kisah mistis”nya.

9
Kisah Nabi Adam dan Sis

Di dalam Taman Surga lahir seorang manusia yang diberi


nama Adam. Ketika Tuhan memilihnya sebagai khalifah,
para malaikat yang dipimpin Ajajil mengajukan keberatan
karena umat manusia mereka anggap hanya bisa berbuat
kerusakan saja. Maka, Tuhan pun mengajari Adam
berbagai macam ilmu pengetahuan yang membuatnya
mampu mengalahkan kepandaian para malaikat.

Di hadapan para malaikat, Tuhan menguji kepandaian


Adam. Para malaikat akhirnya mengakui keunggulan
Adam. Tuhan kemudian memerintahkan semua malaikat
untuk bersujud menghormat kepadanya. Para malaikat
serentak bersujud melaksanakan perintah Tuhan, kecuali
makhluk bernama Ajajil. Dialah yang nantinya dikutuk
menjadi “Iblis”.

Ajajil menolak bersujud kepada Adam karena baginya


hanya Tuhan semata yang pantas disembah. Meskipun
mengajukan berbagai alasan, tetap saja Ajajil dianggap
sebagai pembangkang. Ajajil kemudian dikeluarkan dari
Taman Surga dan dijuluki sebagai Sang Iblis.

Nabi Adam kemudian menikah dengan wanita pilihan


Tuhan yang bernama Hawa. Keduanya diizinkan
menikmati segala macam isi Taman Surga kecuali buah
dari sebuah pohon larangan.

10
Sementara itu Ajajil Sang Iblis datang menyusup ke dalam
Taman Surga dengan menyamar sebagai seekor ular.
Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa Adam tidak
sempurna dan bisa dikalahkan. Melalui kepandaiannya
berbicara, ular samaran Ajajil berhasil menghasut Adam
dan Hawa sehingga keduanya memakan buah pohon
larangan tersebut. Mengetahui hal itu, Tuhan pun
menghukum pasangan tersebut keluar dari Taman Surga.

Adam kemudian membangun tempat tinggal baru di daerah


Asia Barat Daya bernama Kerajaan Kusniyamalebari.
Setelah memimpin selama 129 tahun, barulah Adam dan
Hawa memiliki keturunan. Setiap kali melahirkan mereka
mendapatkan putra dan putri sekaligus. Putra yang tampan
lahir bersama putri yang cantik, sedangkan putra yang
jelek lahir bersama putri yang jelek pula.

Setelah lahir lima pasangan, Adam dan Hawa berniat


menikahkan putra dan putri mereka itu. Adam memutuskan
untuk menikahkan putra yang tampan dengan putri yang
jelek, serta sebaliknya. Sementara itu, Hawa mengusulkan
agar putra yang tampan dinikahkan dengan putri yang
cantik, serta putra yang jelek dengan putri yang jelek,
sesuai pasangan kelahiran masing-masing.

Adam dan Hawa sama-sama saling mempertahankan


pendapat. Keduanya sepakat mengeluarkan rahsa untuk
mendapatkan petunjuk dari Tuhan. Atas kehendak Tuhan,
rahsa milik Adam tercipta menjadi bayi namun hanya

11
berwujud ragangan, sementara rahsa milik Hawa tetap
berwujud darah. Menyaksikan hal itu Hawa pasrah
terhadap keputusan Adam.

Beberapa waktu kemudian, cahaya nubuwah Adam keluar


dari dahinya dan berpindah pada tubuh ragangan bayi
tersebut. Akibatnya, ragangan bayi itu hidup menjadi bayi
normal. Tuhan memberi petunjuk supaya bayi tersebut
diberi nama Syits, di mana kelak ia akan menurunkan para
pemimpin dunia. Adam sangat bersyukur dan membawa
bayi Syits pulang.

Setelah Adam pergi, cupu yang tadinya digunakan sebagai


wadah rahsa terhempas oleh angin kencang sehingga
jatuh di dekat Samudera Hijau. Cupu tersebut ditemukan
oleh Malaikat Ajajil dan disimpannya sebagai pusaka, dan
diberi nama Cupumanik Astagina.

Beberapa tahun kemudian Syits tumbuh menjadi manusia


istimewa yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan
saudara-saudaranya yang lain. Selain memiliki lima pasang
kakak, Syits juga memiliki 35 pasang adik dan seorang
adik perempuan yang lahir tanpa pasangan bernama, Siti
Hunun.

Pada suatu hari Nabi Adam mengutus Nabi Syits untuk


mengambil buah di Taman Surga. Nabi Syits berhasil
memasuki tempat tersebut dan mendapatkan buah yang
diinginkan ayahnya. Selain itu, Syits juga mendapatkan
anugerah dari Tuhan berupa seorang bidadari bernama
Dewi Mulat.

12
Syits kemudian menikah dengan Mulat. Keduanya hidup
berumah tangga di negeri Kusniyamalebari.

Keturunan Nabi Syis (Sanghyang Esis)

Kisah Lain dalam Naskah Medang Kamulyan (Jagat Raya)


yang di Darmaraja Sumedang Sebagai Berikut :

"KARAJAN MEDANG LARANGAN ANU


NGAGEULARKEUN MANUSA LINUHUNG TURUNAN
TAPEL ADAM BABU HAWA JENENG RATU DI
KARAJAAN MEDANG LARANGAN NGALAKONAN
DARMA PANCEN GAWENA TI ALLAH TAALA JADI RATU
TI ALAM MEDANG KAMULYAN...HIRUPNA RUNDAYAN
TI SAIDINA ANWAR NGABOGAAN TURUNAN RATU DI
KARAJAAN MEDANG LARANGAN....BAGENDA SYAH
JENENG RATU DI KARAJAAN MEDANG LARANGAN,
ANU KARATON NA DI CIPTA KU SAYIDINA SIS AS DI
CAI PAKU SATUTASNA SURUTNA CAI SAGARA
NGEUEUM ALAM MEDANG KAMULYAN...ARI DI SEBUT
CAI PAKU IEU MANGRUPA PANGELING ELING IEU
TEMPAT ANU GEUS OROT TINA CAI SAGARA LOBA
TANGKAL PAKU KU AYANA PRAHARA ALAM MEDANG
KAMULYAN KA KEUEUM KU CAI SAGARA...."

13
Artinya : Kerajaan Medang larangan yang mengeluarkan
Manusia Luhur keturunan Nabi Adam dan Hawa jadi
pengisi alam dunia melakukan darma dari Allah jadi
Ratu/Raja di Alam Dunia...Hidupnya merupakan silsilah
dari Saidina Anwar mempunyai keturunan Ratu (pemimpin)
di kerajaan Medang Larangan...Raja Syah bersama ratu di
Kerajaan Medang Larangan yang keratonnya diciptakan
oleh Nabi Sis alahis salaam di CIPAKU sesudah surutnya
air laut menenggelamkan alam Dunia, yang disebut
CIPAKU ini merupakan tempat peringatan yang sudah
surut dari air lautan banyak pohon Paku.

Di Tanah Sunda Pakuan Berdasarkan Naskah Sewaka


Darma Kabuyutan Ciburuy yang dibuat pada tahun 1405
Saka (1484 Masehi) dan mengacu kepada konsep Papat
Kalima Pancer maka di Tatar Sunda ada Lima Daerah
Cipaku yang terdiri dari Satu Cipaku sebagai pusatnya/
Pancer dan Empat Cipaku lainnya tersebar sesuai arah
penjuru mata angin yaitu Cipaku Timur, Cipaku Barat,
Cipaku Utara, dan Cipaku Selatan.

Dari naskah-naskah Sansekerta kuno Vastu Sastra, yang


berpedoman pada keempat arah mata angin dan ditata
menurut dua poros besar yang saling berpotongan di
tengah-tengah sesuai dengan pola mancapat (kiblat papat
lima pancer).

14
Silsilah Para Nabi :

sebagai catatan Nabi Adam menurut riwayat memiliki putra


dan putri yang dilahirkan secara berpasang-pasangan,
setiap pasangan memiliki fisik yang mencolok, ada yang
terlahir dengan jasmani yang biasa biasa saja,adapula
yang fisiknya elok elok, bunda siti Hawa menginginkan
perjodohan diantara yang elok dengan yang elok
sedangkan yang biasa saja fisiknya dinikahkan dengan
pasangan yang biasa pula, namun nabi Adam as
menginginkan adanya silang perkawinan supaya adil, yang
bagus rupa dengan yang biasa saja kemungkinan agar
terjadi keseimbangan...diantara anak-anak Nabi Adam
yang terlahir senantiasa berpasang pasangan ( putra dan
putri ) ada anak nabi yang yang terlahir sendiri , konon dia
memiliki wajah dan fisik mirip Nabi Adam as, baik
kecerdasan maupun sikapnya sangat mirip
Bapaknya....Namanya Nabi Seith/nabi sis/sanghyang
esis...dari keturunan nabi sis as, terjadilah 2 golongan
besar yang membedakan diantara keduanya, satu sisi
keturunan nabi sis menurunkan para Nabi Allah, satu sisi
menurunkan para sanghyang ...

Putra nabi sis as, kanjeng Anwas menurunkan para nabi


seperti Nabi Idris as, Nabi Nuh as, Nabi Soleh as, Nabi
Ibrahim sebagai Bapaknya Para Nabi, kemudian dari Nabi
Ibrahim terlahirlah Nabi Ismail dan Ishaq...Dari nabi ishaq
terlahirlah Nabi Israel/Nabi Ya'qub.... Nabi Ya'qub / Israel

15
melahirkan bangsa yang paling cerdas sedunia yang
disebut Bani Israel.

Kisah Sayid Anwar (Sang Hyang Nurcahya) tersebut juga


dengan samar-samar mengisahkan proses beremanasinya
Sang Hyang Sita (Nabi Sis) menjadi Sang Hyang
Nuircahya (Sayid Anwar). Meskipun kelahirannya melalui
ibu : Dewi Mulat dan Dlajah, namun jelas sekali bahwa
Dewi Mulat bidadari pemberian Allah, sedang Dlajah “anak”
malaikat Ngazazil. Paramayoga tidak secara jelas
menguraikan tentang malaikat Ngazazil dan bagaimana
ceritanya bisa punya “anak” bernama Dlajah. Disinilah
“kehalusan” pujangga Jawa dalam menukil ajaran Islam
tentang Allah SWT dan Malaikat. Para pujangga Jawa
menghormati ketauhidan Islam dengan menempatkan
Allah Swt. Pada wilayah “tan kena kinayangapa”. Serta
tetap membuat misteri tentang posisi Malaikat. Secara
samar-samar memposisikan kesetaraan Malaikat dengan
Hyang Adhama, sehingga disebutkan bahwa Malaikat
Ngazazil berkehendak ikut menurunkan raja-raja penguasa
manusia. Secara tersirat menyatakan bahwa Malaikat
(sebagai Kuasa Allah) ikut mengatur “uriping manungsa”.
Maksudnya, ikut terlibat dalam proses beremanasinya Dzat
Sejating Urip selanjutnya.

16
Asal-usul

Serat Paramayoga merupakan karya sastra berbahasa


Jawa yang isinya merupakan perpaduan unsur Islam,
Hindu, dan Jawa asli. Tokoh Sanghyang Wenang
misalnya, disebut sebagai leluhur dewa-dewa Mahabharata
sekaligus keturunan dari Nabi Adam.

Sanghyang Wenang merupakan putra Sanghyang Nurrasa,


putra Sanghyang Nurcahya, putra Nabi Sis, putra Nabi
Adam. Ia memiliki seorang kakak bernama Sanghyang
Darmajaka dan seorang adik bernama Sanghyang
Pramanawisesa.

Setelah dewasa, Sanghyang Wenang mewarisi takhta


Kahyangan Pulau Dewa dari ayahnya. Kahyangan ini
konon sekarang terletak di negaraMaladewa, di sebelah
barat India.

Set menurut kepercayaan Islam Set (Syits) (sekitar 3630-


2718 SM), hidup selama kurang lebih 912 tahun,
meninggal pada usia 1042 tahun. Menikah dengan Azura
(Hazurah), kemudian mengandung seorang anak yang
bernama Enos pada usia 105 tahun. Ia salah seorang anak
Adam, yang dianggap sebagai salah satu dari nabi-nabi
dalam Islam. Ia juga termasuk guru Nabi Idris yang
pertama kali mengajarkan baca-tulis, ilmu falak,
Menjinakkan kuda dan lain-lain.

17
Dalam kisah lain di riwayatkan :

Nabi Adam berketurunan Nabi Sis, Nabi Sis mempunyai 2


anak

Yang pertama Sayid Anwar, beliau menurunkan para dewa


yg menurunkan keluarga Barata, dimana ada Pandawa,
salah satunya Arjuna yg mempunyai cucu bernama
Parikesit, dari Parikesit ini menurunkan Angling Darma, Sri
Aji Joyoboyo (Kediri), lalu keturunan-keturunan mereka di
Majapahit, Demak, Mataram, sampai sekarang menyebar
dimana-mana di Nusantara . Tidak sedikit raja-raja
keturunan Sayid Anwar yang menguasai bangsa-bangsa
lain di permukaan bumi.

Yang ke 2 adalah Sayid Anwas, yang besar dalam asuhan


Nabi Adam. Keturunannya, Nabi Idris, Ibrahim, Musa, Isa
sampai Muhammad saw. Keturunan Sayid Anwas juga
menumbuhkan suku-suku bangsa superior seperti bangsa
Israil, bangsa Arab, bangsa Arya dan bangsa-bangsa
besar lainnya.

Nabi adam punya anak nabi sis, nabi sis kawin sama Dewi
mulat (bidadari dari langit) punya anak 2 sayid Anwas
(menurunkan nabi-nabi) dan sayid Anwar (menurunkan
dewa-dewa). sayid anwar alias Nurcahya kawin sama anak
raja jin punya anak Nurrasa. Nurrasa kawin sama anak raja
jin punya anak sanghyang Wenang. sanghyang wenang
kawin sama anak raja jin punya anak Sanghyang Tunggal.
sanghyang tunggal punya anak dari istri pertama namanya
18
Rancasan, dari istri kedua punya anak Antaga, Ismaya dan
Manikmaya

Putra Nabi SYS : Sayyid Anwar, Meminum Maul Hayat

Dalam riwayat yang lain dikisahkan bahwa Sayid Anwar


sempat diasuh oleh Nabi Adam, Sayid Anwar melanggar
pantangan dengan meminum air kehidupan yang membuat
hidupnya abadi. Mengetahui itu, Nabi Adam marah lalu
mengusir Sayid Anwar.

Sayid Anwar sangat kecewa dengan sang kakek lalu pergi


berkelana. Di tengah perjalanan dia bertemu Malaikat
Harut dan Marut yang menyesatkannya menuju ke arah
Sungai Nil dan bertemu dengan beberapa anak Adam
lainnya. Dengan sang paman, Sayid Anwar belajar ilmu
melihat masa depan (semacam ilmu laduni) dan berbagai
ilmu hebat lain. Usainya, Sayid Anwar melanjutkan
perjalanan ke arah timur menuju pulau kecil di antara Pulau
Maldewa dan Laksdewa, yang bernama Lemah Dewani.

Di situlah Sayid Anwar melakukan tapa brata dengan cara


melihat matahari mulai terbit sampai tenggelam. Setelah
tujuh tahun bertapa, daya linuwih pada Sayid Anwar
terolah hebat sehingga bisa menghilang (kasat mata).
Dalam pengembaraannya di Lemah Dewani, Sayid Anwar
banyak bertarung dengan para jin dan membuat mereka
tunduk di bawah kekuasaannya. Mendengar kehebatan
Sayid Anwar, lama-lama banyak kaum jin yang memilih
mengabdi padanya.
19
Kejadian tersebut sangat mengganggu Prabu Nuradi, raja
para jin yang menguasai Lemah Dewani. Prabu Nuradi
melabrak Sayid Anwar dan mengajaknya bertarung. Dalam
pertarungan itu Orabu Nuradi kalah dan tunduk pada
kekuasaan Sayid Anwar. Prabu Nurani memilih turun tahta
lalu mengangkat Sayid Anwar menjadi raja para jin dan
menyerahkan putrinya menjadi isteri. Ketika menjadi raja
jin, Sayid Anwar mendapatkan gelar Prabu Nurasa.

Prabu Nurasa yang telah memiliki kehidupan abadi,


kemudian tinggal di tempat tinggi dan meminta izin pada
Yang Mahaesa untuk mengangkat diri sebagai Tuhan
Semesta Alam. Yang Maha esa mengabulkan dan
membiarkan Prabu Nurasa murtad dari ajaran keturunan
Nabi Adam. Ketika menjadi raja, Lemah Dewani diubah
nama menjadi Tanah Jawi (Tanah Jawa).

Dari Prabu Nurasa lahirkan keturunan-keturunannya yang


kemudian menjadi para dewa mulai dari Batara Guru
sampai raja-raja di Tanah Jawi.

20
Tambahan Menurut Versi Islam

Kisah Nabi Syits A.S (Putra Nabi Adam A.S)

Menurut kisah Islam, setelah kematian Habil, Adam


sangatlah marah kepada Qabil. Kemudian Adam memiliki
anak kembar kembali bernama Syits dan 'Azura. Syits
memiliki arti "hadiah", karena Allah telah memberikan
hadiah kepada Adam berupa seorang anak soleh, setelah
kematian anaknya yang bernama Habil. Syits selain
sebagai anak yang berbakti, ia diyakini sebagai seorang
nabi dan rasulallah. Sebagai seorang nabi, Syits menerima
perintah-perintah dari Allah yang ditulis dalam 50
suhuf/sahifah.

Menurut keterangan Ibnu Abbas, ketika Syits dilahirkan,


Adam sudah berusia 930 tahun. Adam sengaja memilih
Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari
segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan
dibandingkan dengan semua anaknya yang lain. Adam
mengajarkan semua pengetahuan yang ia miliki kepada
Syits. Ia mengajarkan bagaimana menyembah Allah dan
beribadah yang lainnya. Setelah kematian Adam, Syits
memimpin anak cucu Adam. Ia memimpin dengan
peraturan dan hukum Allah, ia membawa persatuan di
antara orang-orang disekitarnya.

21
Wahab bin Munabbih mengatakan, ketika Adam
meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Syits telah
diwasiati oleh Adam untuk memerangi saudaranya, Qabil.
Dia pergi memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun
berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara
anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu,
Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil.
Syits kemudian memimpin anak cucu Adam dan ia
memimpin dengan peraturan dan hukum Allah, ia
membawa persatuan di antara orang-orang disekitarnya.

Setelah terbunuhnya Habil oleh saudaranya, Qabil,


kemudian Siti Hawa melahirkan anak kembar lagi. Yang
laki-laki diberi nama Syits (dalam bahasa Arab dan ‘Ibrani)
atau Syats (dalam bahasa Suryani). Sedangkan yang
perempuan diberi nama ‘Azura.

Pengarang kitab Qasas al-Anbiya (hal. 59) menyebutkan


bahwa setelah menderita sakit selama 11 hari, Nabi Adam
wafat. Ketika masih sakit, Nabi Adam berwasiat kepada
Syits untuk menggantikan posisi kepemimpinannya. Nabi
Adam juga mengingatkan Syits untuk menjaga kerahasiaan
pelimpahan mandat ini agar jangan sampai diketahui oleh
Qabil, si pendengki.

Menurut keterangan Ibnu ‘Abbas, ketika Syits dilahirkan,


Nabi Adam sudah berusia 930 tahun. Nabi Adam sengaja
memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki
kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan

22
kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang
lain.

Sebagai Nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah


yang tertulis dalam 50 sahifah. Demikian keterangan dari
Hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-
Ghifari sebagaimana dikutip dalam Tarikh Thabari (Jil. I,
hal. 152).

Patut kita perhatikan bahwa dalam memilih pemimpin, Nabi


Adam menjadikan ketakwaan, kecerdasan dan ketaatan
sebagai kriteria utama. Nabi Adam mengebawahkan faktor
usia, postur tubuh, kekuatan fisik dan aspek-aspek lainnya.

Nasehat Nabi Adam A.S kepada Syits A.S

~ Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di


dunia. Karena aku merasa tenang hidup di surga yang
bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah
daripadanya.

~ Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istri-


sitri kamu. Karena aku bertindak menurut kesenangan
hawa istriku, sehingga aku memakan pohon terlarang, lalu
aku menjadi menyesal.

~ Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih


dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya aku

23
merenungkan akibat suatu perkara, tentu aku tidak
tertimpa musibah seperti ini.

~ Ketika hati kamu merasakan kegamangan akan sesuatu,


maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku hendak makan
syajarah, hatiku) merasa gamang, tetapi aku tidak
menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui
penyesalan.

~ Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena


seandainya aku bermusyawarah dengan para malaikat,
tentu aku tidak akan tertimpa musibah.

Semua yang terurai di atas adalah cara dan sarana.


Pembaca, bisa mencari cara dan sarana di tempat yang
lebih baik. Namun menjaga hati, wajib bagi kita. Karena,
hatilah yang akan mewarnai seluruh anggota badan
lainnya, berikut output yang dihasilkannya.

Dalam Kisah Lain di ceritakan

Wahab bin Munabbih mengatakan, ketika Adam


meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Dia telah diberi
tabut, tali, pedang, dan kudanya yang bernama Maimun
yang telah diturunkan kepadanya dari surga. Apabila kuda
itu meringkik, semua binatang yang melata di bumi
menyambutnya dengan tasbih. Syits telah diwasiati untuk
memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi untuk memerangi
Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk. Itulah
perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di

24
muka bumi. Dalam peperangan itu, Syits memperoleh
kemenangan dan dia menawan Qabil.

Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syits, jagalah


persaudaraan di antara kita.” Syits berkata, “Mengapa
engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah
membunuh saudaramu, Habil.” Kemudian Qabil ditawan
oleh Syits; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya,
dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal.
Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba
Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis
berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”

Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi


tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan
Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu,
memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya
dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan
mengering. Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di
sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari
emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang
masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak
tiga kali. Iblis memerintahkan kepada mereka untuk
merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul
di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini
kepada setan. Setan itulah yang kemudian berkomunikasi
dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud
kepada Qabil.

25
Sementara Syits, setelah dia menunaikan tugasnya
memerangi Qabil, pulang ke negeri Hindi (India) dan
menetap di sana sebagai juru pemutus yang adil di antara
manusia.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Hawa, istri


Adam, meninggal di zaman anaknya, Syits. Setelah
meninggalnya Adam, Hawa tidak hidup lama, hanya
setahun, dan meninggal di hari Jumat dalam waktu yang
sama ketika dia diciptakan. Diriwayatkan bahwa Hawa
dikuburkan berdekatan dengan Adam. Setelah kepergian
mereka, Allah menurunkan 50 sahifah kepada Syits. Dialah
orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah.
Dialah yang pertama kali melakukan transaksi dengan
emas dan perak dan orang pertama yang memperkanalkan
jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Dan dialah
orang pertama yang menggali barang tambang dari dalam
bumi.

Selanjutnya, Syits mempunyai seorang anak laki-laki yang


diberi nama Anusy. Di kening Syits terdapat cahaya
Muhammad saw yang berpindah kepadanya dari Adam.
Setelah Anusy lahir, cahaya tersebut berpindah ke
keningnya. Oleh karena itu, Syits tahu bahwa ajalnya
sudah dekat. Dia melihat rambut-rambut yang diberikan
oleh Adam dan ternyata dia melihat rambut-rambut
tersebut telah memutih. Maka, pada tahun itu Syits
meninggal dunia dalam umur 900 tahun.

26
Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Syits
meninggal, dia digantikan oleh anaknya, Anusy. Sebelum
meninggal, Syits menyerahkan tabut, tali, suhuf, dan cincin
kepada Anusy. Anusy berperilaku dengan baik dan
memutuskan dengan benar. Kemudian dia menikah
dengan seorang wanita yang kemudian mengandung
seorang anak. Setelah anak itu lahir, cahaya Muhammad
saw yang ada pada Anusy pindah ke wajahnya. Anak
tersebut diberi nama Qainan. Anusy terus melakukan
kebiasaannya sampai dia menemui ajalnya. Sebelum
meninggal, dia serahkan tabut dan shuhuf kepada
anaknya, Qainan. Dia memberi wasiat dan mengangkatnya
sebagai pengganti setelahnya.

Wahab bin Munabbih mengatakan, setelah Qainan


diangkat menjadi pemimpin setelah bapaknya, dia muncul
di antara manusia dengan adil. Menjalankan perilaku yang
baik, kemudian menikah dengan seorang wanita yang
bernama Uthnuk. Dari pernikahan tersebut, Uthnuk
mengandung seorang anak laki-laki. Setelah lahir, anak
tersebut diberi nama Mahlaila dan cahaya Muhammad saw
pindah ke keningnya. Selanjutnya, Qainan sakit, yang
membawanya kepada kematian. Maka, dia serahkan tabut
dan suhuf kepada anaknya dan mengangkatnya sebagai
penggantinya. Berikutnya Mahlaila meninggal dan cahaya
beralih ke anaknya yang bernama Yarid. Yarid pun
meninggal dan cahaya itu berpindah ke anaknya yang
bernama Ukhnukh, yang kemudian dikenal dengan Idris.

27
SILSILAH PARA NABI

Nb : Sheth = Nabi SIS

28
ORANG JAWA KETURUNAN DEWA / NABI?

Orang JAWA keturunan Dewa atau Nabi ? Setiap kaum


mempunyai Nabinya sendiri - sendiri dan Tuhan tidak
selalu menurunkan utusan- Nya hanya dibumi ARAB saja.
Tuhan pasti juga menurunkan di tempat - tempat lain yang
kaumnya telah tersesat, tak terkecuali di bumi Nusantara
kita ini.

Dalam cerita kuno dikatakan bahwa orang Jawa itu anak


keturunan atau berasal dari DEWA. Dalam bahasa Jawa
orang Jawa disebut Wong Jawa, dalam bahasa ngoko-
sehari-hari, artinya : wong itu dari kata wahong Jawa,
artinya orang Jawa itu adalah anak keturunannya dewa.
Begitu pula Tiyang Jawa itu dari kata Ti Hyang Jawa
artinya juga sama, yaitu anak keturunan dewa, dalam
bahasa krama inggil—halus. Benarkah ORANG JAWA
KETURUNAN DEWA ?

Berikut adalah silsilah mulai dari Nabi Adam hingga Raja –


raja di tanah JAWA:

1. Nabi Adam.

2. Nabi Sist (Sang Hyang Syta )

3. Sayid Anwar (Sang Hyang Nur Cahya)

4. Sang Hyang Nurasa

5. Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Wisesa)


29
6. Sang Hyang Manik Maya (Betara Guru)

7. Betara Brahma / Sri Maha Punggung / Dewa Brahma

Dari generasi ke-7 Nabi Adam ( BETARA BRAHMA )


kemudian menurunkan pemimpin – pemimpin besar / Raja
– raja di tanah JAWA. Dimana dalam kebudayaan Jawa,
konsep Raja adalah penyangga dan penghubung
mikrokosmos dan marokosmos, kehidupan manusia dan
alam semesta. Kemampuan Raja dalam mengemban
fungsi tersebut karena ia memiliki kekuatan magis dari dua
daya yang dimilikinya. Pertama, ia mendapat wahyu.
Kedua, ia memiliki kesaktian. Wahyu menjadi Raja
diperolehnya sebagai berkah dari Hyang Maha Kuasa.
Silsilah Betara Brahma – pemimpin – pemmpin Raja – raja
tanah Jawa , adalah sbb:

1.Betara Sadana (Brahmanisita).

2. Betara Satapa (Tritusta).

3. Bambang parikanan.

4. Resi Manumayasa.

5. Resi Sekutrem.

6. Begawan Sakri.

7. Begawan Palasara.

8. Begawan Abiyasa (Maharaja Sanjaya).

9. Pandu Dewanata.

30
10. Dananjaya (R.Arjuna).

11. R. Abimanyu.

12. Prabu Parikesit.

13. Prabu Yudayana.

14. Prabu Yudayaka (Jaya Darma).

15. Prabu Gendrayana.

16. Prabu Jayabaya.

17. Prabu Jaya Amijaya.

18. Prabu Jaya Amisena.

19. Raden Kusumawicitra.

20. Raden Citrasuma.

21. Raden Pancadriya.

22. Raden Anglingdriya.

23. Prabu Suwelacala.

24. Prabu Sri Maha Punggung.

25. Prabu Kandihawan (Jayalengkara).

26. Resi Gatayu.

27. Resi Lembu Amiluhur.

28. Raden Panji Asmara Bangun (Inu Kertapati).

29. Raden Kudalaweyan (Mahesa Tandreman).

31
30. Raden Banjaran Sari.

31. Raden Munding Sari.

32. Raden Munding Wangi.

33. Prabu Pamekas.

34. Raden Jaka Sesuruh (R. Wijaya / raja Majapahit).

35. Prabu Taruma (Bhre Kumara).

36. Prabu Hardaningkung (Brawijaya I).

37. Prabu Hayam Wuruk.

38. Raden Putra.

39. Prabu Partawijaya.

40. Raden Angkawijaya (Damarwulan).

41. Bethoro Kathong.

Nabi Adam, beristeri Siti Hawa, antara lain berputra Nabi


Sist. Nabi Sist beristeri Dewi Mulat, antara lain berputra
Sayid Anwar. Sayid Anwar tidak mengakui agama Nabi
Adam dan Nabi Sis, sehingga disuruh pergi. Sayid Anwar
ingin menciptakan sariat sendiri. Sayid Anwar pergi ke
Timur, akhirnya tiba di tanah Dewani lalu bertemu dengan
raja Jin bernama Prabu Nurradi. Sayid Anwar diambil
menantu oleh Prabu Nurradi, kemudian diangkat menjadi
raja memimpin para jin bergelar Prabu Nurcahya. Setelah

32
Prabu Nurcahya menjadi raja, wilayahnya lalu disebut
tanah Jawa.

Sayid Anwar menurunkan para Nabi selanjutnya dan Sayid


Anwar mempunyai putra ghaib bernama Sang Hyang
Wenang. Sang Hyang Wenang berputra Sang hyang
Tunggal. Sang Hyang Tunggal mempunyai keturunan
dalam bentuk telur. Kulit telurnya berubah menjadi Bathara
Antaga (Togog), putih telurnya menjadi Bathara Ismaya (Ki
Lurah Semar Bodronoyo) dan kuning telurnya menjadi
Bathara Manikmaya (Bathara Guru). Dan Bathara Ismaya-
lah yang menurunkan para Pandawa dan seterusnya.

Setelah menjadi raja diantara bangsa jin di pulau


Malwadewa, Sayid Anwar menggelarkan dirinya sebagai
Sang Hyang Nurcahya (perpaduan cahaya). Selanjutnya
Putri Prabu Nurhadi (Nurradi) yang bernama Dewi Nurrini
(Dewi Mahamuni) diserahkan dan dijadikan permaisuri
Sang Hyang Nurcahya. Sang Hyang Nurcahya
mendapatkan keturunan dari Dewi Nurrini (Dewi
Mahamuni) berwujud Asrar (rahsa daya hidup, plasma, tan
wujud) yang bercahaya sangat terang benderang
menyilaukan dan menerangi kegelapan. Asrar (tan wujud)
itu kemudian disiram dengan air kehidupan menjadi wujud.
Oleh Sang Hyang Nurcahya diberi nama Sang Hyang
Nurrasa. Kemudian Sang Hyang Nurrasa berputra, salah
satunya adalah Sang Hyang Wenang.

33
Dalam Serat Paramayoga yang merupakan karya sastra
berbahasa Jawa karya pujangga Ranggawarsita, isinya
merupakan perpaduan unsur Islam, Hindu, dan Jawa asli.
Tokoh Sang Hyang Wenang misalnya, disebut sebagai
leluhur dewa-dewa Mahabharata sekaligus keturunan dari
Nabi Adam. Ia memiliki seorang kakak bernama Sang
Hyang Darmajaka dan seorang adik bernama Sanghyang
Pramanawisesa. Setelah dewasa, Sang Hyang Wenang
mewarisi takhta Kahyangan Pulau Dewa dari ayahnya.
Kahyangan ini konon sekarang terletak di negara
Maladewa, di sebelah barat India. Sang Hyang Wenang
dipuja bagaikan Tuhan oleh para penduduk Pulau Dewa
yang saat itu kebanyakan dari bangsa jin. Sang Hyang
Wenang beristeri ( 1 ) Dewi Saoti berputra Sang Hyang
Tunggal, beristeri ( 2 ) Dewi Rekothowati berputra Bathara
Manik (Sang Hyang Guru) dan Bathara Maya (Semar).
Bathara Manik berputra sembilan, antara lain Bathara
Brahma.

Brahma adalah asal muasal orang Jawa. Padahal Brahma


adalah cicit dari Syang Hyang Wenang yang merupakan
jalur dari Sayid Anwar, putra Nabi Sis. Brahma diduga
adalah nama plesetan dari Nabi Ibrahim sehingga
sebagian penduduk Jawa merupakan keturunan dari Nabi
Ibrahim dan Siti Sarah. Pasalnya, dalam mitologi Jawa istri
dari Brahma adalah Saraswati. Bathara Brahma berputra
Bremani kemudian Manumayasa kemudian berputra
Satrukem kemudian Bathara Brahma kemudian berputra
Sakri kemudian berputra Palasara kemudian berputra

34
Abyasa. Abyasa beristeri Ambalika antara lain berputra
Pandu.

Menurut Mahabharata, Wicitrawirya bukanlah ayah biologis


Pandu. Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan.
Ambalika, janda Wicitrawirya diserahkan kepada Bagawan
Byasa (Abyasa) agar diupacarai sehingga memperoleh
anak. Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi
Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia
akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka
matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta
(Dretarastra) seperti yang telah dilakukan Ambalika. Maka
dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia
menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan (Byasa)
yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu (putranya), ayah para
Pandawa, terlahir pucat. Pandu, beristeri Kunti antara lain
berputra Harjuna. Harjuna atau Arjuna adalah nama
seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata.
Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan
parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu
Pandudewanata (Pandu), raja di Hastinapura dengan Dewi
Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja
Wangsa Yadawa di Mandura.

Harjuna memiliki sepuluh nama: Arjuna, Phālguna, Jishnu,


Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha,
Sawyashachi (juga disamakan dengan Sabyasachi), dan
Dhananjaya. Arjuna, beristeri Dewi Subadra berputra
Abimanyu. Abimanyu menikah dengan Uttara, putri Raja
Wirata dan memiliki seorang putera bernama Parikesit,

35
yang lahir setelah ia gugur. Abimanyu, berputra Parikesit,
antara lain berputra Prabu Jabaya, menjadi raja
Mamenang (Kadiri).Parikesit beristeri Dewi Satapi alias
Dewi Tapen berputra Yudayana dan Dewi Pramasti.
Yudayana, antara lain berputra Gendrayana.

Dikisahkan Jayabaya adalah titisan Wisnu. Negaranya


bernama Widarba yang beribu kota di Mamenang.
Ayahnya bernama Gendrayana, putra Yudayana, putra
Parikesit, putra Abimanyu, putra Arjuna (Harjuna) dari
keluarga Pandawa. Jayabaya, beristeri Dewi Sara antara
lain berputra / putri Jayaamijaya, Dewi Pramesti, Dewi
Pramuni, dan Dewi Sasanti. Jayaamijaya menurunkan raja-
raja tanah Jawa, bahkan sampai Majapahit dan Mataram
Islam. Sedangkan Pramesti menikah dengan Astradarma
raja Yawastina, melahirkan Anglingdarma raja Malawapati.

36
37

Anda mungkin juga menyukai