Anda di halaman 1dari 3

Kisah Cinta Sunan kalijaga dan Nyai Roro Kidul 24 Agustus 2011 pukul 14:40 Di era 1400M, ditengah

berkecamuknya dua aliran berbeda pandangan, antara, Islam dan ajaran Hindustani, kala itu Galuh Pajajaran, yang di kepalai oleh raja Sakt i Mandraguna, Prabu Siliwangi, tidak mau di islamkan oleh Kanjeng Syeikh Syarif Hidayatulloh (kakek dan cucu) sehingga menimbulkan perang saudara diantara kedua belah pihak. Dalam hal ini Pangeran Arya Kemuning, Dewi Nyimas Gandasari dan Nyimas Roro Kenc ono Wungu, ditugaskan untuk mengalahkan kesaktian Prabu Siliwangi, namun sang Pr abu, bukan hanya sakti, beliau juga seorang linuwih dalam hal strategi perang, s ehingga kala itu pasukan Cirebon, dengan mudahnya di kalahkan. Dengan kalahnya pasukan Cirebon, Kanjeng Sunan KaliJaga, akhirnya di utus untuk menghadapi kesaktian yang dimiliki oleh Prabu Siliwangi, namun lagi-lagi utusan Cirebon, tidak bisa mengalahkannya. Dengan memohon petunjuk kepada Allah SWT, Kanjeng Sunan Gunung Jati, mengutus ke mbali Rayi KaliJaga, untuk meminjam satu pusaka pilih tanding kepada Ratu Kidul Dewi Nawang Wulan, berupa Tombak Karera Reksa. Berangkatlah Sang KaliJaga dan se sampainnnya di dasar laut pantai Selatan, beliau di tolak mentah-mentah oleh Ibu Ratu Kidul, dengan alasan tidak membawa bukti atau surat utusan dari Kanjeng Sunan Gunung Jati. . Disinilah kejelian Ratu Kidul, padahal beliau sudah sejak lama menaruh hati kepa da Kanjeng Sunan KaliJaga: Wahai kisanak ..pulanglah kecuali kau mempertemukan aku dengan raja Panatagama an buat raja Cirebon. Karena merasa tidak mendapatkan hasil, maka Kanjeng Sunan KaliJaga, terpaksa mem bawa Kanjeng Ratu Kidul, untuk menghadap kanjeng Sunan Gunung Jati, sesampainya tiba di kota Cirebon, Kanjeng Sunan Gunung Jati, menyambutnya dengan tersenyum s impul. Melihat kanjeng Sunan Gunung Jati, tersenyum ..Ibu Ratu Kidul, langsung wajahnya me merah, beliau sangat malu dan takut karena Sang Sunan bisa membaca pikirannya. Sesampainya di dalam Kaputren, Sunan Gunung Jati, langsung memanggil Kanjeng Rat u Kidul atau Dewi Nawang Wulan, putri Prabu Siliwangi, dari istri ke dua, Ratu Palaga Inggris. Wahai putri Prabu Siliwangi, hanya dikau yang mampu mengalahkan kesaktian ayahand amu, pinjamkanlah KaliJaga, pusakamu yang bernama, Tombak Karera Reksa terang Kan jeng Sunan Gunung Jati. Ampun Gusti Susuhunan Panatagama, saya hanya memberikan pusaka itu kepada suamiku kelak kata Ibu ratu Kidul. Dengan tertawa kecil, Sunan Gunung Jati, langsung berujar kepada Kanjeng Sunan K aliJga: Wahai Rayi KaliJaga, sesungguhnya tiada yang lebih mulia kecuali berpegang pada k eagungan Syiar Islam, nikahlah dengannya (Ratu Kidul) atas nama Islam dan bukan karena nafsu Dengan ketulusan hati kanjeng Sunan KaliJaga, beliau menerima dengan kepatuhan s eorang murid atas perintah gurunya. Namun,,,,,,,bagi Ibu Ratu Kidul, yang suka m sebut

empermainkan idamannya, beliau tidak langsung menerima kesetian Kanjeng Sunan Ka liJaga, walau dalam hatinya saat itu penuh dengan bunga cinta, beliau mencoba k ekasihnya terlebih dahulu. Ampun Gusti Panatagama, bagi para penghuni dasar laut Selatan, sangat pantang men erima seorang suami tanpa adanya suatu ikatan bathin, saya hanya ingin calon sua miku memberikan satu kenangan di hari pernikahannya nanti, berupa tasbih Kecubun g/wulung, yang berasal dari laut Merah ..

Setelah keinginan Ratu Kidul, terucap, yang ditujukkan buat Kanjeng Sunan KaliJa ga, Sunan Gunung Jati, langsung mengutus Kanjeng Sunan KaliJaga, untuk mencari apa yang menjadi keinginan dari Kanjeng Ratu Kidul. Lalu sang Sunan, minta undur diri untuk melaksanakan tugasnya, beliau langsung p ergi ke gunung Ciremai, menjalankan tafakkur dan minta perlindungan kepada Alla h SWT. Di malam ke 4, Kanjeng Sunan, kedapatan isyaroh, yang mengatakan akan datang ses eorang yang membimbing untuk menemukan dimana Tasbih Wulung/kecubung berada . Atas ijin Allah, siang harinya tiga sosok manusia yang berasal dari bangsa lelem but bernama, Sanghiyanng Sontong, Sang Ratu Sanggah Wisesa dan Sih Walikat, data ng menghampirinya. Ketiganya langsung mengutarakan niat baik mereka untuk membantu sang Sunan, dala m pencarian tasbih wulung/kecubung. Maka diajaknya sang Sunan dengan ilmu aji Sa kta Gelap Gulita (ilmu menghilang bangsa lelembut) Sesampainya di pinggir laut Merah, ke empat oranng yang barusan datang tadi lang sung disambut oleh Pangeran Sulaiman Gaib (pendamping Ratu Bilqis, dari bangsa S ulaiman) Dengan kemurahan hati sang Pangeran, semua diajaknya masuk ke dalam kerathon Ba gaskara (bawah laut bagian utara Iraq) dan atas ijin sang Ratu Agung Bilqis, dib erikanlah Kanjeng Sunan kaliJaga, satu buah Nur Sulaiman AS, berwujud peti ukir, dari alam Azrak yang di dalamnya terdapat Tasbih Wulung/ kecubung, berbahan bat u kecubung giok. Manfaatnya sebagai sarana pembuka aura paling cepat, ketenangan, kharisma, wibaw a, penakluk dan mahabbah paling topcer yang banyak disukai kalayak umum maupun p ribadi. Dengan keberhasilan ini akhirnya Kanjeng Sunan KaliJaga, pamit pulang dan langs ung menemui gurunya Kanjeng Syarif Hidayatulloh atau Sunan Gunung Jati. Dengan rasa suka cita Kanjeng Sunan Gunung Jati, langsung memerintahkan Rayi Kal iJaga, untuk secepatnya menemui Ratu Kidul Nawang Wulan, sehingga dengan pertali an mereka berdua akan lebih mudah untuk menaklukkan raja Munding Wangi, bergelar Prabu Siliwangi Galuh. Dengan di iringi 40 orang dari Kaputren PakungWati, rombongan Kanjeng Sunan Kali Jaga, mulai berangkat menuju laut Selatan, ternyata perjalanan mereka sudah leb ih dulu diketahui oleh Kanjeng Ibu Ratu Kidul, yang dengan riangnya mempersiapka n segala hiasan dan pernak pernik untuk menyambut kedatangan kekasihnya. Setelah kedua kekasih resmi menjadi sepasang suami istri, maka diserahkannya pus

aka penakuk Karera Reksa, yang selama ini menjadi bagian dari pusaka wahid kerat hon bangsa dasar laut. Dan setelah semuanya usai, sang Sunan, langsung ijin pami t untuk menunaikan tugas mulia, mengalahkan Prabu Siliwangi. Pusaka karera Reksa, langsung diserahkan kepada gurunya Kanjeng Sunan Gunung Jat i, lalu pusaka itu oleh sang guru ditambahi satu tombak diatasnya (ditancapkan s atu tombak) sehingga pusaka Karera Reksa yang tadinya mempunyai 7 cabang dan sat u Jalu runcing disamping, menjadi 9 cabang dan oleh Kanjeng Sunan Gunung Jati, t ombak Karera Reksa, diberi nama baru dengan sebutan Pusaka Agung Buana Tombak Ni rwana Cakra Langit. Dengan pusaka Cakra Langit, akhirnya Prabu Siliwangi, bisa dikalahkannya melalui perang tanding selama 7 malam berturut-turut dan tombak Cakra Langit, sendiri a khirnya dimusiumkan kembali di kerathon dasar laut Pantai Selatan. Kisah tasbih Kecubung Wulung, sampai sekarang masih menjadi cerita rakyat yang b anyak diminati oleh seluruh kalangan lapisan atas maupun bawah, namun sayang, ba han kecubung Wulung hanya ada di daerah Flores, Nusa Tengara Barat. Dan seiring anak Jam-ij, menemukan bahannya, fainsya Allah, dikemudian hari tasbih ini akan munncul sebagai suatu wasilah paling digemari oleh seluruh muda mudi dann orang tua. Wabilllahi Taufik Walhidayah Wassalamu alaikum Wr. Wb. PENULIS : IDRIS NAWAWI .Tja

Anda mungkin juga menyukai