Anda di halaman 1dari 6

Asal Usul Nyi Roro Kidul

Pada Jaman dahulu, ada seorang Ratu sangat cantik bagaikan Bidadari dan kecantikannya tak
pernah pudar di sepanjang Zaman, dia adalah Nyi Roro Kidul.

Di sebelah selatan pulau Jawa, letaknya dasar Laut, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk
halus yang sangat besar dan Indah.

Sejarah adanya Nyi Roro Kidul.

Menurut cerita, ada seorang wanita sangat cantik, sampai orang-orang yang melihat begitu
terpana akan kecantikannya.

Karena kecantikannya, ia sering disebut Dewi Srengenge, yang artinya Matahari Jelita.

Kadita adalah putri Raja Munding Wangi, walaupun Kadita sangat elok akan wajahnya, tetapi
Raja tetap berduka karena tidak mempunyai anak seorang laki-laki yang nanti sebagai penerus
generasi sang Raja.

Setelah Raja menikah dengan Dewi Mutiara, lahirlah seorang laki-laki yang di idam-idamkan
oleh sang raja.

Akan tetapi, karena merasa Dewi Mutiara mendapat perhatian penuh, dia mulai mengajukan
tuntutannya, antara lain :

Pertama memastikan putranya menggantikan tahta

Kedua Dewi Kadita harus di usir dari Istana.


Permintaan pertama dikabulkan, tetapi permintaan kedua yaitu mengusir Dewi Kadita, sang Raja
Munding Wangi tidak bersedia.

"Ini keterlaluan," sabdanya. "Aku tidak akan mengabulkan permintaanmu yang keji itu,"
sambungnya.

Mendengar jawaban kasar dari sang Raja, Dewi Mutiara hanya tersenyum manis, sehingga
kemerahan Raja perlahan-lahan hilang.

Keesokan harinya, Dewi Mutiara pengutus inang memanggil seorang tukang sihir, namanya
Jahlil.

Si Jahlil diperintahkan, agar kepada Dewi Kadita dikirimkan guna-guna.

"Bikin tubuhnya berkudis dan berkurap," perintahnya. "Kalau berhasil melakukannya, ku beri
hadiah besar untuk mu!" sambungnya. Si Jahlil menerima perintah Dewi Kadita.

Malam harinya, saat Dewi Kadita tidur sangat lelap, masuklah angin semilir ke dalam kamarnya.

Angin itu berbau sangat busuk, seperti bau bangkai.. Saat Kadita terbangun, ia begitu kaget,
karena seluruh tubuh penuh dengan kudis, bernanah dan baunya sangat busuk.

Saat Raja Munding Wangi melihat kondisi putrinya, dia sangat sedih dalam hatinya.

Dia tahu bahwa yang diderita Kadita itu adalah guna-guna seseorang.

Sang Raja sangat yakin, bahwa Dewi Mutiara lah pelakunya, hanya saja, bagaimana
membuktikannya?

Atas desakan Patih, putri yang semula sangat cantik itu mesti dibuang jauh agar tidak menjadi
aib.

Maka berangkatlah Dewi kadita seorang diri, bagaikan pengemis yang di usir.

Namun dia tetap percaya, bahwa Sang Maha Pencipta akan membantu suatu saat nanti.

Siang & malam ia berjalan, Tujuh hari tujuh malam dia tempuh, hingga akhirnya dia tiba di Tepi
Laut Selatan.

Kemudian dia menatap laut itu, tiba-tiba dia mendengar ada suara yang memanggil agar ia
menceburkan diri ke laut.
Panggilan itu ia patuhi, dan langsung menceburkan diri ke dalam
Laut.

Saat dia memasuki laut, tiba-tiba tubuhnya langsung pulih kembali seperti semula.

Bukan hanya itu dia bisa menguasai seluruh lautan beserta isinya dan mendirikan kerajaan
mewah, kokoh, indah dan berwibawa.

saat itulah dia disebut sebagai Ratu Laut Selatan

Konon Nyi Roro Kidul itu tak lain adalah seorang Jin yang mempunyai kekuatan Dahsyat.
Hingga saat ini masih saja ada orang yang mencari kekayaan dengan jalan yang pintas yaitu
menyembah Nyi Roro Kidul.

Mereka yang menyembah akan mendapat kekayaan, tetapi harus mengorbankan seseorang &
bahkan keluarganya sendiri.

Pada tgl. 6 Februari 2008 lalu, Misteri mendapat undangan seorang rekan bernama Malau. Beliau mengajak
Misteri untuk mengikuti ritual di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Sebuah ritual untuk mengungkap asal usul Kanjeng
Ratu Kidul. Tentu saja tawaran itu Misteri sambut hangat. Terlebih ketika dia mengatakan bahwa Kanjeng Ratu
Kidul berasal dari Tanah Batak.

Sejauh ini terdapat berbagai pendapat seputar asal usul sosok Kanjeng Ratu Kidul. Ada yang mengatakan,
Kanjeng Ratu Kidul sesungguhnya adalah Ratu Bilqis, isteri Nabi Sulaiman Alaihissalam. Dikisahkan, setelah
wafatnya Nabi Sulaiman as., Ratu Bilqis mengasingkan dirinya ke suatu negeri. Di sana beliau bertapa hingga
moksa atau ngahyang.

Legenda lain seputar Kanjeng Ratu Kidul adalah Dewi Nawang Wulan, sosok bidadari yang pernah
diperisteri Jaka Tarub. Sedangkan kisah lain tidak secara spesifik menyebutkan asal Kanjeng Ratu Kidul, kecuali dia
puteri seorang raja di Tanah Jawa.

Sinyalemen Kanjeng Ratu Kidul berasal dari Tanah Batak bukannya tanpa alasan. Isu ini pertama kali
dibicarakan tahun 1985, ketika dalam suatu acara adat Batak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), beberapa orang
mengangkat masalah ini. Tetapi rupanya tidak terlalu mendapat respon yang hadir. Isu pun tenggelam dengan
sendirinya.

Ketika Misteri membuka internet, hanya terdapat satu situs yang menyinggung masalah ini. Itupun hanya
dalam beberapa baris kalimat saja. Demikian kutipannya:

Ini dia cerita tentang Ratu Laut Selatan yang dipercaya sebagian orang sebagai Biding Laut, saudara dari Saribu
Raja yang notabene adalah keturunan Raja Batak.tapi baca dulu kisahnya ya siapa tau Nyi Roro Kidul emang
keturunan Raja Batak. (23 desember 2004)

http://mappa.blogspot.com/2004/12/nyi-roro-kidul-dari-batak.html
Hanya sekilas saja kalimat yang menyinggung Kanjeng Ratu Kidul sebagai orang Batak.

Padahal, sebagaimana diungkapkan Silalahi, di daerah Samosir ada seorang wanita yang kerap kali
kemasukan roh Kanjeng Ratu Kidul. Wanita bernama Boru Tumorang ini sering mengaku sebagai Kanjeng Ratu
Kidul ketika sedang trance. Itulah sebabnya, Boru Tumorang sengaja didatangkan ke Jawa untuk mengikuti ritual
menguak asal usul Kanjeng Ratu Kidul.

LEGENDA BIDING LAUT

Sebelum melakukan perjalanan ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Misteri menyempatkan diri berbincang-
bincang dengan Silalahi (40 thn), spiritualis yang akan memimpin ritual tersebut.

Legenda asal usul Kanjeng Ratu Kidul berasal dari Tanah Batak ini tidak lepas dari kisah Raja-raja Batak,
demikian Silalahi memulai ceritanya.

Dikisahkan, perjalanan etnis Batak dimulai dari seorang raja yang mempunyai dua orang putra. Putra sulung
diberi nama Guru Tatea Bulan dan kedua diberi nama Raja Isumbaon.

Putra sulungnya, yakni Guru Tatea Bulan memiliki 11 anak (5 putera dan 6 puteri). Kelima putera bernama:
Raja Uti, Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Lau Raja. Sedangkan keenam puteri bernama: Biding
Laut, Siboru Pareme, Paronnas, Nan Tinjo, Bulan dan Si Bunga Pandan.

Putri tertua yakni Biding Laut memiliki kecantikan melebihi adik perempuan lainnya. Dia juga memiliki
watak yang ramah dan santun kepada orangtuanya. Karena itu, Biding Laut tergolong anak yang paling disayangi
kedua orangtuanya.

Namun, kedekatan orangtua terhadap Biding Laut ini menimbulkan kecemburuan saudara-saudaranya yang
lain. Mereka lalu bersepakat untuk menyingkirkan Biding Laut.

Suatu ketika, saudara-saudaranya menghadap ayahnya untuk mengajak Biding Laut jalan-jalan ke tepi pantai
Sibolga. Permintaan itu sebenarnya ditolak Guru Tatea Bulan, mengingat Biding Laut adalah puteri kesayangannya.
Tapi saudara-saudaranya itu mendesak terus keinginannya, sehingga sang ayah pun akhirnya tidak dapat
menolaknya.

Pada suatu hari, Biding Laut diajak saudara-saudaranya berjalan-jalan ke daerah Sibolga. Dari tepi pantai
Sibolga, mereka lalu menggunakan 2 buah perahu menuju ke sebuah pulau kecil bernama Pulau Marsala, dekat
Pulau Nias.

Tiba di Pulau Marsala, mereka berjalan-jalan sambil menikmati keindahan pulau yang tidak berpenghuni
tersebut. Sampai saat itu, Biding Laut tidak mengetahui niat tersembunyi saudara-saudaranya yang hendak
mencelakakannya. Biding Laut hanya mengikuti saja kemauan saudara-saudaranya berjalan semakin menjauh dari
pantai.
Menjelang tengah hari, Biding Laut merasa lelah hingga dia pun beristirahat dan tertidur. Dia sama sekali
tidak menduga ketika dirinya sedang lengah, kesempatan itu lalu dimanfaatkan saudara-saudaranya meninggalkan
Biding laut sendirian di pulau itu.

Di pantai, saudara-saudara Biding Laut sudah siap menggunakan 2 buah perahu untuk kembali ke Sibolga.
Tetapi salah seorang saudaranya mengusulkan agar sebuah perahu ditinggalkan saja. Dia khawatir kalau kedua
perahu itu tiba di Sibolga akan menimbulkan kecurigaan. Lebih baik satu saja yang dibawa, sehingga apabila ada
yang menanyakan dikatakan sebuah perahunya tenggelam dengan memakan korban Biding Laut.

Tapi apa yang direncanakan saudara-saudaranya itu bukanlah menjadi kenyataan, karena takdir menentukan
lain.

BIDING LAUT DI TANAH JAWA

Ketika terbangun dari tidurnya, Biding Laut terkejut mendapati dirinya sendirian di Pulau Marsala. Dia pun
berlari menuju pantai mencoba menemui saudara-saudaranya. Tetapi tidak ada yang dilihatnya, kecuali sebuah
perahu.

Biding laut tidak mengerti mengapa dirinya ditinggalkan seorang diri. Tetapi dia pun tidak berpikiran
saudara-saudaranya berusaha mencelakakannya. Tanpa pikir panjang, dia langsung menaiki perahu itu dan
mengayuhnya menuju pantai Sibolga.

Tetapi ombak besar tidak pernah membawa Biding Laut ke tanah kelahirannya. Selama beberapa hari
perahunya terombang-ombang di pantai barat Sumatera. Entah sudah berapa kali dia pingsan karena kelaparan dan
udara terik. Penderitaannya berakhir ketika perahunya terdampar di Tanah Jawa, sekitar daerah Banten.

Seorang nelayan yang kebetulan melihatnya kemudian menolong Biding Laut. Di rumah barunya itu, Biding
Laut mendapat perawatan yang baik. Biding Laut merasa bahagia berada bersama keluarga barunya itu. Dia
mendapat perlakuan yang sewajarnya. Dalam sekejap, keberadaannya di desa itu menjadi buah bibir masyarakat,
terutama karena pesona kecantikannya.

Dikisahkan, pada suatu ketika daerah itu kedatangan seorang raja dari wilayah Jawa Timur. Ketika sedang
beristirahat dalam perjalanannya, lewatlah seorang gadis cantik yang sangat jelita bak bidadari dari kayangan dan
menarik perhatian Sang Raja. Karena tertariknya, Sang Raja mencari tahu sosok jelita itu yang ternyata Biding Laut.
Terpesona kecantikan Biding Laut, sang raja pun meminangnya.

Biding Laut tidak menolak menolak pinangan itu, hingga keduanya pun menikah. Selanjutnya Biding Laut
dibawanya serta ke sebuah kerajaan di Jawa Timur.

TENGGELAM DI LAUT SELATAN

Biding Laut hidup berbahagia bersama suaminya yang menjadi raja. Tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung
lama. Terjadi intrik di dalam istana yang menuduh Biding Laut berselingkuh dengan pegawai kerajaan. Hukum
kerajaan pun ditetapkan, Biding Laut harus dihukum mati.

Keadaan ini menimbulkan kegalauan Sang Raja. Dia tidak ingin isteri yang sangat dicintainya itu di hukum
mati, sementara hukum harus ditegakkan. Dalam situasi ini, dia lalu mengatur siasat untuk mengirim kembali Biding
Laut ke Banten melalui lautan.

Menggunakan perahu, Biding Laut dan beberapa pengawal raja berangkat menuju Banten. Mereka menyusuri
Samudera Hindia atau yang dikenal dengan Laut Selatan.
Namun malang nasib mereka. Dalam perjalanan itu, perahu mereka tenggelam diterjang badai. Biding Laut
dan beberapa pengawalnya tenggelam di Laut Selatan.

Demikianlah sekelumit legenda Biding Laut yang dipercaya sebagai sosok asli Kanjeng Ratu Kidul.

Dalam legenda raja-raja Batak, sosok Biding Laut memang masih misterius keberadaannya, Sedangkan
anak-anak Guru Tatea Bulan yang lain tercantum dalam legenda, kata Silalahi dengan mimik serius.

Sementara itu, Boru Tumorang (45 thn) mengaku sudah lama dirinya sering kemasukan roh Kanjeng Ratu
Kidul. Terutama terjadi saat kedatangan tamu yang minta tolong dirinya untuk melakukan pengobatan. Tetapi Boru
Tumorang tidak mengerti mengapa raganya yang dipilih Kanjeng Ratu Kidul. Semuanya terjadi diluar keinginannya.

Anda mungkin juga menyukai