Anda di halaman 1dari 8

Archive

Forum Diskusi

Member

Acara

Merchandise

Disclaimer

20 November 2010

Cari

Kajian Rahasia Hari bag.2

Tulisan Terbaru

KAJIAN RAHASIA HARI

DAYA ENERGI KEBAIKAN


Rasa Sejati

(Bagian 2)

Kajian Ilmu dan Hidayah


Pengertian IJAZAH
Kajian Ritual Pantang Nasi
Kajian ASMA SIRR 2
DAYA Puasa & Melek
Kajian Konsekuensi Ghaib
Kajian BAB NIAT
Kajian Rahasia Hari bag.2

Aktifitas Forum
Re: Absen
oleh: Chaerul
13/03/2015 05:54

Re: Mencari Hakikat Diri


Sebenar Diri
oleh: Chaerul
13/03/2015 05:46

Re: doa pembuka hijab


oleh: ihwansejati
14/02/2015 16:17

Re: Asma Sirr


oleh: Adiwangsa Sudarga
10/02/2015 07:24

kok sepi ya
oleh: candra kusumawan
07/01/2015 12:20

Re: Absen
oleh: khaeruddin heru
02/01/2015 22:18

PASARAN
Pasaran berasal dari kata dasar pasar, mendapat akhiran an.
Pasaran adalah sirklus mingguan yang
berjumlah 5 hari. Yaitu Legi, Paing, Pon, Wage dan Kliwon. Disebut pasaran karena sistem ini lazim dipakai
untuk membagi hari buka pasar (tempat jual beli) yang berada di 5
titik tempat.
Pada jaman
dahulu salah satu sistem pemerataan perekonomian rakyat diatur dengan pembagian tempat jual
beli (pasar). Yang berjumlah 5 titik tempat mengikuti arah mata angin (Timur, Selatan, Barat, Utara dan
Tengah). Pasar Legi berada di Timur, Pasar Pahing berada di Selatan, Pasar Pon di
Barat, Pasar Wage di
Utara dan Pasar Kliwon berada di pusat / tengah kota. Pasar ini buka secara bergantian, mengikuti sirklus
pasaran (pancawara) tersebut.
Sedangkan dalam masyarakat Melayu Islam, tempat jual beli (pasar) disebut pekan. Dan hari pasar memakai
sirklus mingguan yang berjumlah 7 hari (Senin, Selasa dst). Misalnya ada Pasar Minggu, Pasar Senen dan
seterusnya. Oleh
sebab itu seminggu (7 hari) dalam bahasa Melayu disebut juga sepekan (pekan=pasar).
Dengan demikian tidaklah aneh bila penamaan hari dan pasaran seperti Senin Kliwon, Selasa Legi dan
seterusnya itu hanya dikenal di Jawa saja.
Menurut kepercayaan Jawa, hitungan Pasaran yang berjumlah lima itu sejalan dengan ajaran Sedulur papat,
kalima pancer. Empat saudara,
kelimanya pusat. Ajaran ini mengandung pengertian bahwa setiap diri

manusia mempunyai empat saudara. Disebut saudara sebab keberadaannya ada


sejak manusia masih dalam
kandungan ibu. Pancer adalah diri kita (ke-aku-an atau Ego). Juga berkaitan dengan 4 unsur anasir
pembentuk raga atau jasad yaitu tanah, air, api dan udara.

salam kenal
oleh: candra kusumawan

Hubungan pasaran, empat unsur dan Sedulur 4 itu adalah sebagai berikut :

02/01/2015 15:19

Pasaran Legi bertempat di Timur, Anasir (elemen) Udara, memancarkan sinar (aura) putih.
Pasaran Paing bertempat di Selatan, anasir Api, memancarkan sinar merah.
Pasaran Pon bertempat di Barat, anasir Air, memancarkan sinar kuning.
Pasaran Wage bertempat di Utara, anasir Tanah, memancarkan sinar hitam.
Pasaran Kliwon tempatnya di pusat atau di tengah, anasir Eter, memancarkan sinar manca warna.

Berlangganan
Masukkan alamat email anda untuk
berlangganan tulisan terbaru blog
ini.

Alamat Surat Elektronik

HUB PASARAN, MATA ANGIN, ELEMEN,


WARNA

Berlangganan

WAGE

Kalender+

UTARA

TANAH

HITAM

HARI
INI:
M : 17 Maret 2015
H

: 26 Jumada Al-Ula 1436 J


: 26 Jumadil Awal 1948

D : Selasa(3) Kliwon(8)

N : 11

tgl-bln-thn

PON

BARAT

AIR

KUNING

KLIWON

PANCER

ETER

MANCA WARNA
PAHING

SELATAN

API

MERAH

16-03-2015
Lahir setelah jam 18:00
Hitung

Meta
Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.org

LEGI

TIMUR

UDARA

PUTIH

NEPTU
Neptu adalah nilai angka yang disematkan pada tiap-tiap hari dan pasaran. Neptu singkatan (jarwo dhosok)
dari geneping wetu (penggenap keluarnya sebuah uraian), karena neptu memang digunakan untuk
mewakili suatu hal dalam sebuah perhitungan (petungan).
Neptu Hari
Minggu neptu 5
Senin neptu 4
Selasa neptu 3
Rabu neptu 7
Kamis neptu 8
Jumat neptu 6
Sabtu neptu 9
Jumlah NEPTU HARI = 42
Bila diperhatikan dari urutan angka Neptu maka akan didapat bahwa hari JUMAT berada pada posisi tengah
(PANCER). Sedangkan dalam sirklus Pasaran, KLIWON adalah PANCER.
Neptu Pasaran
Kliwon neptu 8
Legi neptu 5
Pahing neptu 9
Pon neptu 7
Wage neptu 4
Jumlah NEPTU PASARAN = 33
Jika neptu hari dan pasaran dijumlahkan : 42 +33 = 75.
Angka 75 ini bila dipecah :
7 = merupakan jumlah hari yang ada (7 hari)
5 = jadi jumlah pasaran 5.
Sedangkan bila kedua angka tersebut dijumlahkan maka akan ketemu jumlah bulan. 7 + 5 = 12 menjadi
jumlah bulan dalam 1 tahun.
Penggabungan
sirklus Hari dan Pasaran ini akan membentuk sirklus hari yang totalnya jumlahnya 35 hari.
Para sesepuh Jawa banyak menggunakan neptu ini untuk berbagai macam perhitungan (petungan) nasib dan
karakter.

Karakteristik HARI dan PASARAN


Menurut para sesepuh dan pinisepuh Jawa, setiap Hari dan Pasaran memiliki karakteristik tersendiri yang
dipercayai berpengaruh kepada baik dan buruknya segala hal yang akan dikerjakan saat hari dan pasaran
itu.

Karakteristik Hari, Pasaran dan Neptu

Arti Watak Hari dan Pasaran :


Lakune geni gedhe : watak baik, menggambarkan sumber kekuatan
Sri Kombang : watak baik, menggambarkan kemasyuran
Sri Agung : watak baik, menggambarkan kemuliaan
Gigis Wunu : watak kurang baik, menggambarkan kerugian
Pathol : watak buruk, menggambarkan penyakit
Peso : watak buruk, menggambarkan bahaya
Para sesepuh dan pinisepuh Jawa juga memakai karakteristik Hari dan Pasaran ini guna menentukan hari
untuk menurunkan ilmu spiritual kepada muridnya. Biasanya dicari hari yang berkarakter baik atau memakai
dasar hitungan neptu berjumlah 40. Jika dilihat dari tabel diatas, JUMAT LEGI adalah saat yang terbaik,
karena menggambarkan sumber kekuatan (lakune geni gedhe).
Itulah sebabnya masyarakat Jawa Timur,
lebih memuliakan Jumat LEGI untuk keperluan mencari ilmu spritual. Sedangkan orang Jawa tengah dan

Yogyakarta lebih memilih hari Jumat Kliwon. Selain memiliki karakteristik baik yang menggambarkan
Kemasyuran (Sri Kombang).
Hari Jumat sesuai angka neptu berada di Tengah (pancer). Sedangkan Pasaran
letak Kliwon juga berada di tengah (pancer). Maka Jumat Kliwon adalah lambang dari diri pribadi sebagai
Pancer. Sesungguhnya daya linuwih sejati memang bias dari pengenalan diri pribadi. Ingsun Sejati, Sedulur
Sejati, Guru Sejati dan Sukma Sejati semuanya ada dalam diri manusia. Begitu pula dengan hari Selasa
Kliwon atau hari Anggara Kasih (Jawa Kuno) memiliki karakteristik yang baik, Sri Rahayu, melambangkan

kemuliaan. Namun biasanya ritual pada hari-hari tersebut tidak dijalani dalam sehari saja, tetapi selama
beberapa hari. Dengan memakai hitungan Neptu yang memiliki makna keutamaan (daya lebih).

Hari 3 NEPTU 40
Sebagaimana
telah diuraiakan di atas, bahwa Hari dan Pasaran memiliki nilai angka yang disebut Neptu.
Dalam khasanah ilmu spiritual Jawa banyak amalan ritual ilmu yang mempergunakan puasa selama 40 hari.
Dan bila ritual ini
dirasa berat atau bersifat mendesak, misalnya keburu untuk segera digunakan. Maka para
sesepuh memakai hitungan NEPTU hari dan Pasaran yang bila dijumlahkan hasilnya 40. Maka didapatlah 3
hari berturut-turut
yang nilainya setara dengan 40 hari. Yaitu :
Selasa Kliwon + Rabu Legi + Kamis Pahing.
Rabu Pon + Kamis Wage + Jumat Kliwon.
Kamis Wage + Jumat Kliwon + Sabtu Legi.
Jumat Pahing + Sabtu Pon + Minggu Wage.
Sabtu Kliwon + Minggu Legi + Senin Pahing.
Untuk lebih jelasnya perhatikan keterangan sebagai berikut :
Jumlah Neptu Selasa (3) + Kliwon (8) = 11
Jumlah Neptu Rabu (7) + Legi (5) = 12
Jumlah Neptu Kamis (8) + Pahing (9) = 17
Jika NEPTU 3 hari berturut-turut tersebut dijumlahkan: 11 + 12 + 17 = 40
Jadi menurut para pinisepuh apabila ada amalan ilmu spiritual yang memakai puasa 40 hari, dapat diringkas
dengan cukup dijalankan 3 hari berturut-turut saja. Dengan syarat 3 hari tersebut memiliki jumlah Neptu
40.
***
Ki UmarJogja
www.rasasejati.org

Berbagi

Berbagi

Menyukai ini:

Terkait

Kajian Rahasia Hari bag.1


17 Oktober 2010
dalam "Kajian Keilmuan"

Kajian Ritual Weton


8 November 2010
dalam "Kajian Keilmuan"

Kajian BAB NIAT


6 Desember 2010
dalam "Kajian Keilmuan"

Oleh Ki Umar Jogja di Kajian Keilmuan .::.


Baca Komentar (21)

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. Both comments and pings are currently closed.

21 komentar di Kajian Rahasia Hari bag.2


Jefri Tri S. mengatakan:

20 November 2010 pukul 19:42


Wah, bnyak ilmu yg saya dapat. Pertanyaan2 yg slama ini brnaung dikepala
saya akhirnya trjawab sudah Ayah saya sring dminta cri hari2 bk. Saya
nggak ngrti apa2 tp akhirnya tau jg dri sni Nuwun, salam sejahtera

Kompiang mengatakan:

5 April 2011 pukul 11:56


Terimakasih atas artikel yang mencerahkan ini. Saya tertarik untuk
memahami
filosofi dibalik penempatan angka neptu tertentu untuk pasaran
tertentu. Maksud
saya, apa asal mula atau filosofi kenapa kliwon dapat angka neptu 8 dst?
Terimakasih sebelumnya.

wulan mengatakan:

15 Juni 2011 pukul 10:39


ass.wr.wb

saya ditakdirkan lahir hari jumat paing,apakah berarti watak,rejeki,dan

kehidupan saya buruk dan selalu dalam bahaya?Adakah cara untuk

perbaikannya apabila saya dalam kondisi seperti itu? Nuwun.wassalam

Ki UmarJogja mengatakan:

15 Juni 2011 pukul 12:25

Wa alaikum salam wrwb


Tidak demikian cara memahami kajian diatas.
Saya berkeyaninan selalu ada solusi dari setiap permasalahan hidup
manusia.
Nuwun,

Moch.Endriyansyah mengatakan:

16 Juni 2011 pukul 00:29


Ass.Wr.Wb.. Slm tadzim utk ki umar,smoga sehat slu. Ki sy mau tanya
bagaimana cara mengetahui hitungan larangan bulan. Mohon pnjelasannya.
Dgn mengucapkan bismillahirrohmaanirrohiim sy mohon ijin kpd ki umar utk
mngamalkan hitungan Hari. Hatur Nuhun.. Wslm..

Ki UmarJogja mengatakan:

18 Juni 2011 pukul 09:47


Wa alaikum salam wrwb
Saya lebih menyakini adanya larangan dalam tanggal dan bulan
adalah oleh sebab karena sejarah kejadian naas seorang tokoh atau
kaum. Maka para leluhur memberi rambu-rambu pada tanggal atau
bulan tersebut agar kita (sebagai anak cucu) lebih berhati-hati.
Misalnya tanggal 5 Jumadilawal, menurut leluhur & kitab primbon

merupakan hari buruk / hari larangan untuk menggelar hajat


pernikahan. Pada umumnya orang mengangapnya tahayul. Padahal
sebenarnya itu ada latarbelakangnya, yaitu tanggal tersebut adalah
hari Bencana besar, hari
dimana runtuhnya kaum Nabi Nuh as,
diazab Tuhan, ditenggelamkan dengan banjir besar. Oleh sebab itu
tentu tidak cocok bila dipilih untuk menggelar acara hajat
pernikahan, lebih tepat dipilih sebagai hari untuk
bermuhasabah
kepada Tuhan. Dalam petuah leluhur ini kita dapati ada sebuah
kearifan.
Untuk menentukan hari / tanggal / bulan / tahun yang baik untuk
suatu
keperluan (SAAT BAIK) memang ada rumus matematikanya
(menurut leluhur Jawa). Dikenal dengan istilah Ilmu Petungan. Hal
ini banyak diulas di kitab-kitab Primbon. Atau didunia barat dikenal
ilmu Horoscop. Tetapi saya pribadi memiliki cara tersendiri, bukan
dengan hitungan rumus matematika (jumlah-kurang-bagi) tetapi dari
pendekatan Metafisika.
Yaitu melalui deteksi diri pribadi. Untuk mempelajarinya harus

menyadari dulu tentang Misteri Jagad Besar & Jagad Kecil

(Manunggaling Bawana Ageng lan Bawana Alit). Ulasan singkat


tentang ini bisa disimak di halaman Manusia & Alam Semesta. Dari
pemahaman itu kemudian kita akan benar-benar menyadari bahwa
manusia adalah bagian dari alam. Bila sudah mencapai tingkat ini
maka akan terbuka pintu dimensi pemahaman baru, muncul 5

cahaya dengan warna yang berbeda. Setiap cahaya merupakan


pancaran inti kehidupan alam semesta termasuk manusia. Sebab
memang manusia bagian dari alam. Apa yang ada di alam semesta
ada dalam diri manusia, begitu pula sebaliknya. Disini terjadi
hubungan timbal balik. Ketika hubungan timbal balik ini selaras maka
efek yang ditimbulkan adalah terjadi kenyamanan, kemakmuran,
kejayaan atau keberuntungan. Saat itulah disebut
sebagai SAAT
BAIK (bisa berupa jam, hari, tanggal, bulan atau tahun). Itulah
metode yang sampai saat ini saya gunakan.

Ulasan artikel Kajian Hari diatas sampai tahap ini (Kajian Hari 2)

masih dalam tahap sebagai wawasan saja. Agar kita mengerti


rahasia dibalik petuah para Guru & leluhur. Langkah selanjutnya
Kajian Hari 3
adalah mulai mengenal Rahasia Alam itu sendiri. Untuk
pengenalan rahasia Diri Pribadi sudah dibangun dari lelaku amalanamalan ilmu yang meliputi wirid doa-mantra, puasa terutama
Meditasi. Tapi tampaknya para sedulur disini masih sibuk mencari
khasiat ya?? Hehehe
Nuwun

anti mengatakan:

9 September 2011 pukul 00:25


assalamualaikum wr wb

KI umar saya mau tanya jika kita tonton acara tv dan juga kata orang2 yang
mengatakan bahwa malam jumat kliwon itu menyeramkan.terlebih dengan
acara2 di tv tiap malam jumat tentang uji nyali/keberanian .dan kebetulan
malam ini malam jumat kliwon apakah benar begitu KI ? Mohon
penjelasannya

terima kasih

Ki UmarJogja mengatakan:

16 September 2011 pukul 20:10


Wa alaikum salam wrwb
Hehehe.. tentu saja tidak demikian. Adanya ghaib bukan untuk

menakut-nakuti, seperti yang banyak disiarkan di TV (saya rasa itu

contoh yang kurang mendidik). Jadi jangan mudah percaya dengan


acara TV semacam itu.
Jumat Kliwon justru dianggap malam yang cukup baik dalam
pandangan filosofi Jawa, sebagaimana pembahasan dalam artikel
Kajian hari ini. Karakter hari Jumat Kliwon melambangkan
kemasyuran.
Mungkin karena Jumat Kliwon adalah bagian dari rangkaian 3 hari
neptu
40, maka banyak digunakan oleh para pencari kesaktian untuk
melakukan ritual-ritual ilmu ghaib, maka seolah-olah malam Jumat
Kliwon terasa jadi sangat kental aura mistisnya.
Nuwun,

Riyadi mengatakan:

21 September 2011 pukul 23:31


Assalkm,ki saya mau tanya,dikajian ki umar byk sekali keilmuan yang di
ijazahkan dengan memakai puasa naptu 40,ada sebagian orang memulai
puasa maghrib ke maghrib lagi,dan ada yang memulainya pukul 24.00
mlm,kira-kira dimana ki unar yang paling baik untuk puasa naptu 40,terima
ksh

Ki UmarJogja mengatakan:

1 Oktober 2011 pukul 23:11


Yang sesuai dengan kadar kemampuan anda, lalu berniatlah untuk
segera melakoni / menjalankannya.

pp mengatakan:


13 Oktober 2011 pukul 03:14
assallamu allaikum wr.wb.

Ki sya mau tnyaa,ada 2 prtanyaan,

1.weton minggu pahing itu cocoknya krja apa?dan rejeki gmna?

2.weton jumat kliwon itu cocoknya krj apa?dan rejeki nya gmna?

Mhon ki umar brkenan mnjawab.

nuwun.

Ki UmarJogja mengatakan:

5 November 2011 pukul 11:27


Mohon maaf, saya tidak memakai weton untuk hal semacam itu.

khulalul mengatakan:

22 Oktober 2011 pukul 14:29


trimaksih banyak atas kawruhnya..
yang masih mengganjal dan jadi pertanyaan adalah darimanakah angka2
neptu hari dan angka2 neptu pasaran itu didapat?

misalkan kliwon=8, jumat=6. angka 8 dan angka 6 itu dulunya didapat dari
mana?

Ki UmarJogja mengatakan:

5 November 2011 pukul 11:30


Salam
Angka neptu hanya diambil angka besar, sedangkan 1,2,3 dan
penjumlahannya (6) tidak dipakai.
Nuwun

opan mengatakan:

6 November 2011 pukul 22:19


assalamualaikum..

maaf sekedar berkomentar sedikit, kenapa Ki Guru Umar tidak tampil saja di
tayangan televisi2 gtu yah, padahal dari segi pemberian

penjelasan,penghayatan2 nya dsb banyak yang membuat saya juga


insyaAllah
yang lainnya merasa tergugah,terhanyut, merasa lebih tenang di
hati, dsb gtu

lain dengan para ustad2 atau dai2 yg suka ada televisi seperti biasanya

Ki UmarJogja mengatakan:

2 Maret 2012 pukul 15:09


Kamis Kliwon

suwungku mengatakan:

13 Mei 2012 pukul 11:19


Assalammualikum Ki Umar,saya mau bertanya apakah kalau kita menjalankan
puasa mutih di hari 3 Neptu 40 ini , itu juga sama artinya dgn menjalankan
puasa mutih 40 hari ?

Ki UmarJogja mengatakan:

14 Mei 2012 pukul 13:05


Salam
Secara hitungan nominal sama. Namun secara efek ruhani akan
memberi hasil yang berbeda. Ajaran 3 hari neptu 40 ini dimaksudkan
untuk mensikapi kondisi & situasi yang sulit untuk dilakukan bila
menuruti
pakem ilmu. Contohnya bagi kaum hawa yang setiap
bulannya ada sirklus haid maka tidak mungkin bisa menjalankan
puasa 40 hari. Atau ilmu keburu
akan digunakan, misalnya dalam
kondisi perang. Atau memang karena kemampuan badan yang tidak
kuat untuk menjalankan puasa selama 40 hari. Oleh para sesepuh &
pinisepuh Jawa lalu diberi solusi dengan memakai
ajaran puasa 3 hari
neptu 40.
Semoga dapat dimengerti

yulis mengatakan:

1 Juni 2012 pukul 21:54


inilah yang saya tunggu tunggu,ulasan putera jawa yang dikemas dalam
bahasa sekarang.teriring doa semoga ki umar mendapat pahala yang
berlipat dari Alloh SWtamin

Ety Juminatu mengatakan:

13 Agustus 2012 pukul 15:43


Saya belakangan ini trtarik menelaah sifat n watak teman2 d ktr, dan setelah
baca weton mrk n d hubung2kan dg tulisan tsb d atas kok ya bnyk
cocoknya Trm ksh atas tambahan ilmu krn skrg
sy jd maklum dg ayah sy
alm yg lebih kejawen dan sng memuja Semar. Utk diketahui sy lahir 5 maret
1964 dan melihat tlsn d atas sy trmsk sri agung. Mdh2n hal tsb dpt sy ambil
hikmahnya, dan dpt menyesuaikannya, bukan hanya sekedar ramalan sj dan
mjdkn sikap n watak sy sprt tsb d atas. Sekali lg trima ksh.

Ki UmarJogja mengatakan:

14 Agustus 2012 pukul 06:33


Salam
Baik atau buruknya sebuah petuah dari leluhur kita terhadap hari &
tanggal itu menjadi bahan renungan. Semua ada hikmahnya.
Kebenaran
& kecocokan sebuah petuah itu tergantung dari
pandangan pribadi masing-masing. Ada yang dapat melihat dan ada
yang tidak dapat melihatnya. Bagi yang dapat menyadarinya ini
dapat dimanfaatkan menjadi sugesti yang positif bagi perkembangan
dirinya. Kita bersyukur tumbuh dimasyarakat yang memiliki budaya
adiluhung.
Nuwun

Copyright RasaSejati. All Rights Reserved.

Powered by WordPress. Hosted in Power 4GH.

Anda mungkin juga menyukai